Anda di halaman 1dari 10

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PENGARUH DEBIT UDARA DAN WAKTU AERASI TEHADAP


EFISIENSI PENURUNAN BESI DAN MANGAN MENGGUNAKAN
DIFFUSER AERATOR PADA AIR TANAH
Kapri Batara*), Badrus Zaman**), Wiharyanto Oktiawan**)
Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
email: batara.kapri@gmail.com

Abstrak
Sumber air tanah dalam penelitian ini diambil dari Reservoir RT 02/ RW 01 Kelurahan
Tembalang Kecamatan Tembalang yang memiliki kandungan besi terlarut dan mangan
terlarut yang tinggi sebesar 3,57 mg/L dan 0,79 mg/L. Parameter besi terlarut dan mangan
terlarut tersebut masih belum memenuhi baku mutu untuk air minum berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomer 82 Tahun 2001. Upaya dalam meningkatkan penyisihan besi terlarut dan
mangan terlarut pada air tanah menggunakan diffuser aerator dengan memperbesar debit
udara dan menambah lamanya waktu aerasi agar memenuhi baku mutu. Penelitian ini
menggunakan 3 reaktor dengan masing-masing variabel bebas berupa debit udara sebesar 2
liter/menit, 4 liter/menit, 6 liter/menit dan waktu pengolahan secara aerasi selama 15 menit,
30 menit, 45 menit, 60 menit. Variabel terikat ialah konsentrasi besi terlarut dan mangan
terlarut. Sedangkan untuk variabel kontrol adalah kedalaman diffuser, volume air 1800 ml
dan debit aliran 60 ml/menit. Pemberian perlakuan debit udara dan waktu aerasi
menyebabkan peningkatan penyisihan konsentrasi besi terlarut dan mangan terlarut secara
signifikan. Debit udara dalam menurunkan besi terlarut tertinggi terdapat pada reaktor
ketiga dengan debit udara 6 liter/menit dengan penurunan konsentrasi sebesar 1,43 mg/L
atau peningkatan efisiensi penyisihan 61,9%. Sedangkan, untuk mangan terlarut pada reaktor
ketiga dengan debit udara 6 liter/menit, penurunan konsentrasi tertinggi sebesar 0,322 mg/L
atau peningkatan efisiensi penyisihan 24,1%. Sementara itu, debit udara optimum dalam
menyisihkan besi terlarut dan mangan terlarut terdapat pada reaktor kedua dengan debit
udara 4 liter/menit, waktu aerasi optimum untuk menyisihkan besi sebesar 15 menit dan
mangan sebesar 15 menit.

Kata kunci : besi dan mangan terlarut, aerasi, air tanah, diffuser aerator

Abstract
[The Effect of Air Flow and Aeration Time for Removal Dissolved Iron and Manganese
Efficiency with Diffuser Aerator in Ground Water]. The source of ground water in this
research was located in Reservoir RT 02/ RW 01 Kelurahan Tembalang Kecamatan
Tembalang, which contain high dissolved iron and manganese namely 3,57 mg/L and 0,79
mg/L. Dissolved iron and manganese parameter don’t fullfil the standart quality for drinked
water, Goverment Regulation Number 82 on 2001. Effort for increasing dissolved iron and
manganese removal in ground water using diffuser aerator by enlarging air flow and adding
duration of aeration time in order to reach the standart quality. This research using 3
reactors with each independent variables contain the airflow equal to 2 liter/minute, 4
liter/minute, 6 liter/minute and treatment time with aeration process for 15 minutes, 30
minutes, 45 minutes, 60 minutes. The dependent variables are concentration of dissolved iron
and manganese. The control variables are depth of diffuser, water volume, flow 60 ml/minute.
Treatment for air flow and aeration time cause increasing removal of dissolved iron and
manganese concentration significantly. Air flow for descreasing dissolved iron and

1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

manganese is located in the third reactor with its air flow 6 liter/minute with concentration
reduction equal to 1,43 mg/L or grow of efficiency removal total of 61,9%. Meanwhile, for the
dissolved manganese in the third reactor with air flow 6 liter/minute, reduction of
concentration equal to 0,322 mg/L or enhancement efficiency removal total of 24,1%.
Optimum air flow for removal dissolved iron and manganese in the second reactor with its
air flow 4 liter/minute, optimum aeration time in order to descrease dissolved iron and
manganese which happened until 15 minutes and 15 minutes.

Keywords : dissolved iron and manganese, aeration, ground water, diffuser aerator

PENDAHULUAN yang sesuai yaitu metode oksidasi dengan


Air tanah mengalami kontak cara aerasi.
dengan berbagai macam material yang Metode aerasi sering digunakan
terdapat didalam bumi sehingga pada untuk pengolahan air minum dengan
umumnya air tanah mengandung kation memasukan oksigen kedalam air sehingga
dan anion terlarut dan beberapa senyawa besi (Fe) dan mangan (Mn) berekasi
anorganik. Ion-ion yang sering ditemui dengan oksigen yang semula dalam bentuk
pada air tanah adalah besi (Fe) dan Fe2+ dan Mn2+ terlarut menjadi Fe3+ dan
mangan (Mn) (Sari, 2010). Unsur besi dan Mn3+ yang akan mengendap untuk
mangan adalah mineral yang umum kemudian dipisahkan dari air tanah
ditemukan di tanah dalam bentuk oksida (Taufan, 2011). Efektifitas proses aerasi
yaitu ferri oksida dan mangan oksida. sebagai salah satu cara untuk mengurangi
Apabila unsur tersebut didalam air, maka atau menghilangkan bahan-bahan
akan berikatan dengan bikarbonat terlarut pencemar dalam air sampai batas yang
(ferro bikarbonat dan mangan bikarbonat), dipersyaratkan ditentukan oleh persebaran
ferro terlarut atau mangan sulfat (Asmadi udara dalam kolam aerasi (Wijayanti,
et. al, 2011). 2008). Metode ini menekankan pada
Penelitan awal menunjukan bahwa transfer oksigen ke dalam air untuk
karakteristik air tanah terutama pada meningkatkan kadar oksigen terlarut,
parameter besi terlarut dan mangan terlarut menyisihkan kandungan besi dan mangan,
tergolong tinggi. Hal ini dapat dibuktikan hidrogen sulfida, senyawa organik serta
dengan pengujian air tanah pada titik karbondioksida yang ada didalam air
pengamatan di Reservoir RT 02/ RW 01 (Qasim, et al., 2000). Ada beberapa jenis
Kelurahan Tembalang, Kecamatan aerasi yang sering digunakan yakni gravity
Tembalang, Kota Semarang yang aerator, spray aerator, diffusser aerator,
dimanfaatkan warga sekitar untuk dan mechanical aerator (Benefiled, et al.,
keperluan sehari-hari dengan konsentrasi 1982). Pada aerator jenis diffuser dapat
besi terlarut terukur sebesar 3,57 mg/L dan melakukan transfer oksigen dari udara
mangan terlarut sebesar 0,79 mg/L. Jika bertekanan yang diinjeksikan dalam air.
sumber air yang digunakan untuk Injeksi udara berlangsung dalam bak besar
penyediaan air bersih mengandung melalui diffuser berpori berbentuk plat
konsentrasi besi (Fe) lebih besar 1 mg/L atau tabung. Udara yang keluar dari
atau kandungan mangan (Mn) melebihi 0,5 diffuser biasanya berbentuk gelembung
mg/L berdasarkan Peraturan Menteri udara yang akan menyebabkan
Kesehatan No. 416 Tahun 1990 tentang peningkatan turbulensi air. Pemilihan tipe
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas diffuser aerator didasarkan pada
Air maka perlu pemilihan cara pengolahan mudahnya perawatan, efisiensi transfer

2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

oksigen tinggi dan ekonomis (Haryanto, et bebas dalam penelitian ini antara lain debit
al., 2005). udara sebesar 2 L/menit, 4 L/menit, 6
Dalam penelitian Al-Ahmady L/menit dan waktu aerasi selama 15 menit,
(2006) menyatakan bahwa kedalaman air 30 menit, 45 menit, 60 menit. Variabel
dan luas area permukaan pada diffuser terikat yakni konsentrasi besi terlarut dan
berpengaruh signifikan. Nilai kapasitas mangan terlarut. Sementara itu, variabel
transfer oksigen dan efisiensi berada dalam kontrol dengan memperhatikan kedalaman
rentan 18-170 grO2/m3.jam dan 2-17 diffuser pada bagian dasar reaktor, volume
grO2/m3 udara. Peningkatan koefisien air uji sebanyak 1800 ml, dan debit aliran
transfer gas untuk fine bubble enam kali air sebanyak 60 ml/menit
lebih besar dari coarse bubble yang Berikut ini rangkaian sistem
didukung peningkatan kedalaman dan laju reaktor aerasi pada penelitian ini:
aliran udara dan menurun apabila
peningkatan volume air (Schierholz, et al.,
2006). Menurut penelitian yang dilakukan
Abuzar et. al (2012) nilai koefisen transfer
gas (Kla) sebesar 0,045/menit
menyebabkan kenaikan konsentrasi
oksigen yang semula sebesar 5,97 mg/L
menjadi 6,34 mg/L. Selain itu, upaya
mengetahui efisiensi penyisihan kadar besi
(Fe) menggunakan diffuser aerator dengan
td 18 menit sebesar 2,6 %. Hal ini sejalan
dengan bertambahnya ketinggian air akan
meningkatkan waktu kontak antara air dan
gelembung (Lutfihani, 2015). Gambar 1. Rangkaian Rancangan
Penelitian-penelitian mengenai Reaktor
proses aerasi dalam menyisihkan Keterangan :
konsentrasi besi terlarut dan mangan 1. Bak penampung kedua 25 liter
terlarut pada air tanah sudah banyak 2. Penyangga
dilakukan. Akan tetapi, penelitian yang 3. Reaktor aerasi
berhubungan dengan jenis diffuser aerator 4. Stop kontak
untuk menyisihkan konsentrasi besi 5. Katup pipa inlet/outlet
terlarut dan mangan terlarut pada air tanah 6. Bak penampung pertama 25 liter
masih belum diteliti secara lebih 7. Pompa submersible
mendalam. Oleh karena itu, perlu adanya Data hasil pengujian dan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perhitungan dianalisis secara kuantitatif
dan menganalisis seberapa besar pengaruh dengan bantuan software Microsoft Excel
variasi debit udara dan waktu aerasi untuk mengetahui pengaruh variasi debit
optimum terhadap efisiensi penurunan udara dan waktu aerasi terhadap efisiensi
konsentrasi besi terlarut dan mangan penurunan konsentrasi besi terlarut dan
terlarut menggunakan diffuser aerator mangan terlarut. Dalam hal ini, disajikan
untuk pengolahan air tanah. menggunakan metode deskriptif dalam
bentuk tabel, grafik, dan narasi. Untuk
METODOLOGI PENELITIAN menguji hipotesa yang diajukan, maka
Jenis penelitian ini bersifat dilakukan metode One Way Annova
eksperimental laboratoris. Penelitian ini menggunakan software Minitab.
dilakukan dalam skala laboratorium
menggunakan reaktor kontinyu. Variabel

3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Air Tanah
Hasil uji karakteristik air tanah
dapat diketahui bahwa kadar besi terlarut
dan mangan terlarut pada uji karakteristik
melampaui baku mutu yang ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 416
Tahun 1990. Hasil pengujian parameter
besi terlarut dalam air terukur sebesar 3,57
mg/L dan mangan terlarut sebesar 0,79
mg/L. Sementara itu, parameter derajat
keasaman (pH) dan oksigen terlarut (DO) Gambar 2. Grafik Rerata Besi Terlarut
sudah memenuhi baku mutu. Air tanah Hasil pengujian yang mengacu
yang digunakan sebagai sumber air dari pada gambar 2 dapat diketahui bahwa
Reservoir RT 02/ RW 01 Kelurahan adanya penurunan konsentrasi besi terlarut
Tembalang memiliki kedalaman mencapai yang terjadi pada semua reaktor dengan
90 meter. berbagai debit udara. Penyisihan
Tabel 1 Karakteristik Air Tanah konsentrasi besi terlarut tertinggi terdapat
Baku pada reaktor tiga dengan debit udara 6
No Parameter Satuan Nilai
Mutu liter/menit. Penurunan ini terjadi karena
1. Besi mg/L 3,57 1 adanya perlakuan dengan memperbesar
2. Mangan mg/L 0,79 0,5 debit udara yang dimasukan kedalam air.
3. Suhu o
C 28,8 - Pengaruh tersebut menandakan semakin
4. pH 7,66 6-9 tinggi debit udara (liter/menit) yang
5. DO mg/L 6,69 6 diinjeksikan kedalam air, maka penyisihan
Sumber air yang berasal dari air konsentrasi besi terlarut pada air tanah
tanah memilki kandungan besi dan semakin tinggi. Menurut Schierholz et. al,
mangan yang tinggi. Logam besi (2006) semakin tinggi debit udara dan
bervalensi dua (Fe2+) sebagai ion ferro kedalaman air maka semakin tinggi kontak
yang dapat larut merupakan jenis besi yang udara dengan air. Dengan demikian, proses
lebih umum ditemukan didalam air tanah oksidasi dengan oksigen dapat
dibandingkan besi bervalensi tiga (Fe 3+). menurunkan kadar besi dalam air
Air tanah tidak berhubungan dengan (Lutfihani, 2015). Hasil analisis secara
oksigen dari atmosfir sehingga statistik menunjukan bahwa adanya variasi
menghasilkan reduksi besi (II). debit udara dapat meningkatkan penurunan
konsentrasi besi terlarut dalam air. Data
Penyisihan Besi Terlarut analisis statistik menghasilkan nilai P
Hasil analisis konsentrasi besi sebesar 0,000 atau P<0,05. Dengan
terlarut pada masing-masing variasi debit demikian, debit udara berpengaruh secara
udara dan waktu aerasi dapat dilihat signifikan dalam menyisihkan konsentrasi
sebagai berikut: besi terlarut dalam proses aerasi dengan
nilai R2 sebesar 99,21%.

4 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Penurunan konsentrasi mangan terlarut


yang terjadi pada semua reaktor dengan
penyisihan konsentrasi mangan terlarut
tertinggi terdapat pada reaktor tiga dengan
debit udara 6 liter/menit. Penurunan ini
terjadi karena adanya perlakuan dengan
memperbesar debit udara yang dimasukan
kedalam air. Menurut Schierholz et. al
(2006) menyatakan bahwa semakin tinggi
Gambar 3. Grafik Efisiensi Penyisihan debit udara dan kedalaman air maka
Besi Terlarut semakin tinggi kontak udara dengan air.
Berdasarkan hasil analisis secara statistik
Berdasarkan tabel 3 diatas, secara menunjukan bahwa adanya variasi debit
keseluruhan untuk semua reaktor pada udara dapat meningkatkan penurunan
berbagai debit udara dan waktu aerasi konsentrasi mangan terlarut dalam air.
menunjukan nilai yang fluktuatif namun Data analisis statistik menghasilkan nilai P
sebagian besar menunjukan nilai efisiensi sebesar 0,001 atau P<0,05. Dengan
penyisihan yang semakin tinggi. Hal ini demikian, debit udara berpengaruh secara
didasarkan pada semakin lama durasi signifikan terhadap penuruanan
waktu aerasi akan menimbulkan waktu konsentrasi mangan terlarut dalam proses
kontak antara oksigen dan air didalam aerasi pada air tanah dengan nilai R2
reaktor yang semakin besar pula. Reaksi sebesar 77,50%.
kontak gelembung udara dengan air ini
dinamakan proses oksidasi besi terlarut.
Dari semua variasi debit udara, reaktor
ketiga pada debit udara 6 liter/menit
dengan waktu pengolahan selama 60 menit
merupakan efisiensi penyisihan paling
tinggi sebesar 61,9%. Analisis secara
statistik menunjukan bahwa lama waktu
aerasi dapat meningkatkan penurunan
konsentrasi besi terlarut dalam air. Data
analisis statistik menghasilkan nilai P
sebesar 0,000 atau P<0,05. Dengan Gambar 4. Grafik Rerata Penyisihan
demikian, lama waktu aerasi berpengaruh ManganTerlarut
secara signifikan terhadap penurunan
konsentrasi besi terlarut dalam proses
aerasi pada air tanah dengan nilai R2
sebesar 99.49%.

Penyisihan Mangan Terlarut


Hasil analisis konsentrasi besi
terlarut pada masing-masing variasi debit
udara dan waktu aerasi dapat dilhat pada
gambar 4. Hal tersebut diketahui bahwa
konsentrasi mangan terlarut pada menit ke-
0 yang terukur sebesar 0,424 mg/L. Nilai
tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan Gambar 5. Grafik Efisiensi Penyisihan
dengan konsentrasi pada menit berikutnya. Mangan Terlarut

5 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Hasil pengujian derajat keasaman (ph)


Berdasarkan tabel 5 diatas, secara berdasarkan variasi debit udara dan waktu
keseluruhan untuk semua reaktor pada aerasi sebagai berikut :
berbagai debit udara dan waktu aerasi
menunjukan nilai efisiensi penyisihan
yang fluktuatif namun sebagian besar
menunjukan nilai efisiensi penyisihan
yang semakin tinggi. Hal ini didasarkan
pada semakin lama durasi waktu aerasi
akan menimbulkan waktu kontak antara
oksigen dan air didalam reaktor yang
semakin besar pula. Reaksi kontak
gelembung udara dengan air ini dinamakan
proses oksidasi besi terlarut. Dari semua
variasi debit udara, reaktor ketiga pada Gambar 6. Grafik Rerata Derajat pH
debit udara 6 liter/menit dengan waktu
pengolahan selama 60 menit merupakan Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat
efisiensi penyisihan paling tinggi sebesar bahwa nilai pH pada saat awal tanpa
24,1%. Apabila ditinjau dari efisiensi diberikan perlakuan sebesar 7,73. Nilai
penyisihan mangan terlarut tersebut masih tersebut masih tergolong dalam rentang pH
tergolong rendah. Hal ini disebabkan normal apabila dibandingkan dengan nilai
karena mangan sulit larut dalam air dan pH yang lain yang cenderung bersifat basa.
proses reaksi yang terjadi dalam Semua reaktor aerasi mengalami
menyisihkan kandungan mangan juga peningkatan nilai pH. Menurut Asfiana
membutuhkan waktu yang lama. Mangan (2015) bahwa semakin tinggi pH air maka
didalam senyawa MnCO3 mempunyai kecepatan reaksi oksidasi pada proses
valensi dua, akan tetapi zat tersebut relatif aerasi semakin cepat. Pada pH rendah,
sulit larut didalam air dan oksidasi mangan kecepatan reaksi oksidasi besi dengan
sangat lambat (satu jam) (Asmadi et. al, oksigen (udara) relatif lambat, sehingga
2011).Berdasarkan hasil analisis secara pada prakteknya untuk mempercepat
statistik menunjukan bahwa lama waktu reaksi dilakukan dengan cara menaikan pH
aerasi dapat meningkatkan penurunan air yang akan diolah (Said, 2005). Menurut
konsentrasi mangan terlarut dalam air. Asfiana (2015) menyatakan bahwa
Data analisis statistik menghasilkan nilai P peningkatan pH juga dikarenakan kadar
sebesar 0,001 atau P<0,05. Dengan CO2 yang dihilangkan selama proses
demikian, lama waktu aerasi berpengaruh berlangsung. Logam-logam yang
secara signifikan terhadap penurunan terkandung dalam air jika pH makin asam,
konsentrasi mangan terlarut pada air tanah maka kelarutannya makin besar.
dengan nilai R2 sebesar 81,15%. Sebaliknya, jika pH makin basa maka
kelarutannya makin kecil ditandai dengan
pH, Suhu, DO Proses Aerasi adanya endapan. Oksidasi besi akan
Penyisihan konsentrasi besi terlarut berjalan dengan baik pada pH 7,5-8 dan
dan mangan terlarut dalam proses tidak efektif oksidasi mangan pada pH
perpindahan oksigen kedalam air tanah dibawah 9,5 (Asmadi et. al, 2011)
Reservoir Kelurahan Tembalang selain
dipengaruhi oleh debit udara dan lama b. Suhu
waktu aerasi juga disebabkan oleh Hasil uji suhu dapat dilihat bahwa
beberapa faktor antara lain: suhu pada saat awal tanpa diberikan
a. Derajat Keasaman (pH) perlakuan sebesar 27,8 oC. Nilai tersebut

6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

lebih rendah apabila dibandingkan dengan (Lutfihani, 2015). Oksigen terlarut menjadi
nilai suhu yang lain pada masing-masing lebih besar dikarenakan waktu kontak air
reaktor. Peningkatan suhu terjadi pada dengan udara besar sehingga menghasilkan
semua reaktor. Hal ini disebabkan karena DO yang semakin tinggi pula (Prastowo,
suhu yang semakin meningkat seiring 2011). Berikut ini grafik rerata oksigen
dengan berlangsungnya proses aerasi. terlarut yang terdapat pada gambar 8.
Peningkatan suhu ini terjadi karena kadar
oksigen yang masuk semakin tinggi
(Asfiana, 2015). Kenaikan suhu semakin
meningkat seiring dengan kenaikan kadar
oksigen, karena suhu dalam air
dipengaruhi oleh tingkat difusi, tegangan
permukaan dan kekentalan air.
Kemampuan difusi oksigen akan
meningkat dengan kenaikan suhu pula.
Sedangkan, tegangan permukaan dan
kekentalan menurun seiring dengan
kenaikan suhu (Masduqi, 2002). Berikut Gambar 8. Grafik Rerata Oksigen
ini hasil pengujian suhu terhadap masing- Terlarut
masing variasi debit udara dan waktu
aerasi pada gambar 7. Analisis Biaya
Biaya listrik untuk operasional satu
unit aerator dan satu unit pompa yang
berlangsung selama 60 menit
menghabiskan biaya sebesar Rp 18,75.
Sedangkan untuk biaya komponen dalam
menunjang operasional dan pemeliharaan
reaktor aerasi berupa aerator, pompa,
diffuser dan selang sebesar Rp 84.500
sehingga perhitungan biaya total yang
dibutuhkan dalam pengolahan air tanah
menggunakan diffuser aerator secara
Gambar 7. Grafik Rerata Suhu aerasi sebesar Rp 84.518,75. Apabila
dilihat dari perhitungan biaya diatas, maka
c. Oksigen Terlarut (DO) dapat menjadi landasan untuk menentukan
Konsentrasi DO pada saat awal debit udara dan waktu aerasi yang
tanpa diberikan perlakuan sebesar 6,41 optimum dalam menurunkan konsentrasi
mg/L. Nilai tersebut lebih rendah apabila besi terlarut dan mangan terlarut pada air
dibandingkan dengan konsentrasi DO yang tanah.
lain pada masing-masing reaktor. Penentuan debit udara dan waktu
Konsentrasi DO cenderung mengalami aerasi yang optimum dalam menyisihkan
kenaikan pada semua reaktor. Peningkatan konsentrasi besi terlarut dan mangan
konsentrasi DO dapat terjadi karena terlarut didasarkan pada tiga aspek yaitu
adanya perlakuan dengan memperbesar nilai efisiensi tertinggi dari setiap reaktor,
debit udara dan memperpanjang durasi biaya operasional dan pemeliharaan, teknis
aerasi. Peningkatan nilai oksigen terlarut operasional. Hal tersebut kemudian
(DO) selama proses aerasi berlangsung dilakukan perbandingan dengan
menandakan terjadi proses transfer gas memperhatikan ketiga aspek diatas untuk
secara difusi antara udara dan air semua reaktor aerasi sehingga debit udara

7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

optimum terdapat pada reaktor kedua Suboptimal (2014). Politeknik Negeri


dengan debit udara sebesar 4 liter/menit Sriwijaya. Palembang.
dalam menyisihkan besi terlarut dan Al-Ahmady, K. K. 2006. Analysis of
mangan terlarut. Sementara itu, waktu Oxygen Transfer Performance on Sub-
aerasi yang optimum dalam menurunkan surface Aeration System. International
konsentrasi besi terlarut berlangsung Journal of Environmental Research
selama 15 menit dan mangan terlarut and Public Health (2006). MDPI.
selama 15 menit. http://www.ijerph.org
Asfiana, A. 2015. Penurunan Kadar
KESIMPULAN Kontaminan Mangan (Mn) dalam Air
Berdasarkan uraian hasil dan secara Bubble Aerator. Jurnal Teknik
pembahasan di atas, maka dapat Sipil (2015). Universitas Hasanuddin.
disimpulkan sebagai berikut : Makassar. http://
a. Pemberian perlakuan dengan variasi repository.unhas.ac.id
debit udara dan waktu aerasi dapat Asmadi; Khayan; Heru, S.K. 2011.
menurunkan konsentrasi besi terlarut Teknologi Pengolahan Air Minum.
dan mangan terlarut dengan efisiensi Gosyen Publishing.Yogyakarta
tertinggi penyisihan besi terlarut Azkiyah, I.N.F. Penurunan Kadar 2014.
sebesar 61,9% dan mangan terlarut Besi dan Mangan pada Air Sumur
sebesar 24,1% dengan debit udara 6 Gali dengan menggunakan Metode
liter/menit pada menit ke-60. Debit Aerasi dan Filtrasi di Sukodono
udara dan waktu aerasi berpengaruh Sidorajo. Jurnal Teknik Waktu 12
secara signifikan dalam menurunkan (2014). Universitas PGRI Adi Buana
konsentrasi besi terlarut dan mangan Surabaya.
terlarut pada air tanah menggunakan http://digilib.unipasby.ac.id
diffuser aerator sehingga Fe2+ dan Benefield. L. D. 1983. Process Chemistry
Mn2+ terlarut akan berubah menjadi for Water and Waste Water
Fe3+ dan Mn4+ yang tak larut dalam Treatment. Prentice Hall Inc. New
air. York. USA
b. Pada debit udara 4 liter/menit dan Droste, R.L. 1997. Theory and Practice of
waktu aerasi selama 15 menit Water and Wastewater Treatment.
merupakan variasi yang optimum John Wiley and Sons, Inc. USA
dalam menurunkan konsentrasi besi Eckenfelder, W. W. 2000. Principles of
terlarut dan mangan terlarut pada air Water Quality Management. Krieger
tanah menggunakan diffuser aerator. Publishing Company. Florida
Fetter, C.W. 1999. Contaminant
DAFTAR PUSTAKA Hydrogeology. Second Edition.
Abuzar, S.S.; Yogi, D.P.; Reza, E.E. 2012. Prentice Hall Inc. New Jersey
Koefisien Transfer Gas (kla) pada Haryanto, E.; Irene, A.A.S.; Retno, S.
Proses Aerasi menggunakan Tray 2005. Pengaruh Bentuk Diffuser
Aerator Bertingkat 5. Jurnal Teknik terhadap Transfer Oksigen. Jurnal
Lingkungan 9 (2) (2012). Universitas Rekayasa Perencanaan 2 (1) (2005).
Andalas. Lampung. STTL. Yogyakarta.
http://www.lingkungan.ft.unand.ac.id http://uty.ac.id/tag/jurnal
Aimin, J.M. 2014. Penurunan Kadar Besi Hidayanti, N. 2015. Pengolahan logam Fe
dan Mangan Terlarut dalam Air dan Mn dalam Air dengan Metode
Payau melalui Proses Oksidasi Ozonisasi (O3) dan Adsorpsi (Studi
menggunakan Kalium Permanganat. Kasus: Danau Bekas Tambang di
Prosiding Seminar Nasional Lahan Kepulauan Bangka Belitung). Jurnal

8 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Teknik Lingkungan 5 (1) (2015). (2011) ITS. Surabaya.


Universitas Diponegoro. Semarang. http://digilib.its.ac.id
http://ejournal- Purba, M.F.D. 2013. Penurunan
s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Kandungan Zat Besi dalam air sumur
Kristianingrum, S. 2006. Metode Alternatif gali dengan metode aerasi. Jurnal
untuk Mengurangi Pencemaran VISIKES 12 (1) (2013) Universitas
Logam Berat dalam Lingkungan. Dian Nuswantoro. Semarang.
Prosiding Seminar Nasional Kimia http://publikasi.dinus.ac.id
(2006). FMIPA UNY. Yogyakarta Qasim, R.S; Edward M.M.; Guang Z.
Lutfihani, A. dan Alfan P. 2015. Analisis 2000. Waterwork Engineering
Penurunan Kadar Besi (Fe) dengan Planning Design and Operation.
menggunakan Tray Aerator dan Prentice Hall. USA
Diffuser Aerator. Jurnal Teknik 4 (1) Raharjo, P. N. 2007. Aplikasi Teknologi
(2015) . ITS. Surabaya. Pengadaan Air Bersih di Empat Desa
http://ejurnal.its.ac.id Tertinggal di Bengkulu Selatan. JAI 3
Masduqi, A dan Slamet, A. 2002. Satuan (1) (2005). BPPT. Jakarta
Operasi- DUE like Project. ITS. Rompas, R.M. 1998. Kimia Lingkungan.
Surabaya. Bandung. Torsito
Metcalf dan Eddy. 1991. Waste Said, N.I. 2005. Metode Penghilang Zat
Engineering Treatment and Reuse. Besi dan Mangan didalam Penyediaan
McGraw-Hill Book Company. New Air Minum Domestik. JAI 1 (3)
York. USA (2005). BPPT. Jakarta.
Nicola, F. 2015. Hubungan antara http://www.kelair.bppt.go.id
Konduktivitas , TDS, TSS dengan Sari, W.K. 2010. Studi Penurunan Besi
Kadar Fe2+ dan Fe total pada Sumur (Fe) dan Mangan dengan
Gali. Jurnal Kimia (2015). Universitas menggunakan Cascade Aerator dan
Jember. Jember. Rapid Sand Filter pada Air Sumur
http://repository.unej.ac.id Gali. Jurnal Teknik Lingkungan
Pamudji, R.A.; Rochmadi; Budi, K. 2010. (2010). ITS. Surabaya.
Pengaruh Kecepatan Superfisial dan http://digilib.its.ac.id
Hold Up Gelembung Udara Pada Schierholz, E.L; John S.G.; Steven C.W.;
Kolom Aerator Vertikal terhadap Heather E.H. 2006. Gas Transfer from
Koefisien Transfer Oksigen. Jurnal Diffusers. Water Research 40 (2006).
Teknik Sipil 10 (1) (2010). Elsevier.
Universitas Gadja Mada. Yogyakarta. http:www.elsevier.com/locate/watres
https://publikasiilmiah.ums.ac.id SNI 06-6989.11-2004 tentang Cara Uji
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Derajat Keasaman dengan Alat pH
Nomer 82 Tahun 2001 tentang Meter
Pengelolaan Kualitas Air dan SNI 06-6989.14-2004 tentang Cara Uji
Pengendalian Pencemaran Air Oksigen Terlarut (DO)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik SNI 06-6989.23-2005 tentang Cara Uji
Indonesia Nomer 416 Tahun 1990 Suhu dengan Termometer
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan SNI 06-6989.49-2005 tentang Cara Uji
Kualitas Air Besi dengan AAS dalam air
Prastowo, M.G. 2011. Studi Variasi SNI 6989.5-2009 tentang Cara Uji
Gravity Aerator untuk Meningkatkan Mangan dengan AAS dalam air
Kandugan Oksigen Terlarut pada Air SNI 8989.58:2008 tentang Metode
Boezem Kalidami Surabaya. Jurnal Pengambilan Contoh Air Tanah

9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Taufan, A. 2011. Model Alat Pengolahan


Fe dan Mn menggunakan Sistem
Venturi Aerator dengan Variabel
Kecepatan Aliran dan Jumlah Pipa
Venturi. Jurnal Teknik Lingkungan
(2011). ITS. Surabaya.
http://digilib.its.ac.id
Widayat, W dan Nusa I.S. 2001.
Pengolahan Air Gambut secara
Kontinyu. Jurnal Teknologi
Lingkungan 2 (3) (2001). BPPT.
Jakarta http://www.kelair.bppt.go.id
Wijayanti, Y. 2008. Pengaruh Debit
terhadap Dinamika Gelembung Udara
dalam Kolom Aerator. Jurnal Teknik
Sipil 8 (2) (2008) Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal

10 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai