Disusun Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Nama NIM Tanda Tangan
Mohammad Abdur Rohman 09/281522/TK/35040
Bernardinus Andrie Luiren 11/313083/TK/37785
Fildzah Hanifati 11/313562/TK/37953
Aksioma Dewayani 11/319135/TK/38266
Affifah Ambar Rafsanjani 11/319173/TK/38303
Evan Caesario Tedjososrokuntjoro 11/319177/TK/38307
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikum Koordinator Praktikum OTK
Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc. Prof. Ir. Wahyudi Budi Sediawan, SU., Ph. D.
NIP. NIP. 19530917 198003 1 001
2
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak, selain sebagai air baku
pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit listrik, juga sebagai alat
bantu utama dalam kerja pada proses-proses industri.
Air mengandung gas terlarut seperti oksigen, dimana air umumnya
mengandung 4-8 ppm oksigen. Oksigen dapat larut dalam air karena molekul-molekul
oksigen menempati ruang diantara molekul air. Kelarutan okigen dalam air
bergantung pada suhu. Oksigen terlarut dalam air sangat menentukan baku mutu air
sebagai air baku di industri, sebagai contoh pada air umpan boiler.
Dalam penyediaan umpan boiler dibutuhkan air dengan kandungan gas-gas
terlarut didalamnya kecil, seperti gas oksigen, dan karbon dioksida. Pengaruh adanya
gas karbon dioksida dalam air dapat meyebabkan air bersifat asam. Bila gas ini
terkandung dalam air, maka air menjadi korosif terhadap pipa yang akan membentuk
besi karbonat yang larut. Di dalam air yang terkandung 2-50 ppm CO 2, air bersifat
korosif. Korosi juga dapat terjadi akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya
logam dengan oksigen yang terkandung di dalam air.
Korosi merupakan suatu proses oksidasi pada logam. Besi yang mengalami
korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3. X H2O. Pada proses pengaratan, besi
(Fe) bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat sebagai
berikut :
Anode : Fe (s) Fe2+ (aq) + 2e- (1)
Katode : O2(g) +4H+ +4e- 2 H2O (l) (2)
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan
berikutnya. Oleh karena itu, karat disebut juga autokatalis.
Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur
dengan logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu berbahaya dan merugikan. Jika
berkarat, besi yang digunakan sebagai pondasi atau penyangga jembatan menjadi
rapuh sehingga mudah ambruk. Pada alat-alat produksi dalam industri makanan dan
farmasi tidak boleh menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan
karat yang terbentuk mudah larut dalam makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia
yang diproduksi. Oleh karena itu, untuk kepentingan industri biasanya digunakan
peralatan stainlessteel yang anti karat.
3
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
B. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui hubungan antara suhu dengan kadar oksigen terlarut dalam air
dengan menggunakan alat DO meter.
2. Mengetahui hubungan antara suhu (T) dengan konstanta Henry (H).
3. Menentukan nilai Kc koefisien perpindahan massa total oksigen dari larutan ke
udara.
C. Tinjauan Pustaka
a. Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved oxygen adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen
masuk ke dalam air melalui difusi langsung pada interface gas-cair, dengan proses
aerasi air maupun dari fotosintesis tumbuhan air (Renn, 1968). Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut dalam air meliputi suhu, kedalaman,
musim, polusi, dan limbah organik (Murphy, 2007).
Sumber oksigen terlarut dalam air:
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses metabolisme pada tanaman yang menggunakan
energi sinar matahari dan klorofil untuk mengubah karbon dioksida menjadi
oksigen. Proses ini hanya berlangsung pada siang hari, sementara itu proses
4
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
5
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
6
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
Secara stoikiometris, maka 4 mol natrium thiosulfate dititrasi untuk setiap mol
oksigen (O2). Sehingga 1 ml 0,025 M natrium thiosulfate adalah ekuivalen dengan
0,025 meq oksigen. Nilai ini biasanya dikalikan 8 mg/meq untuk mendapatkan 1
mg O2 (www.cnr.uidaho.edu).
7
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
8
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
D. DASAR TEORI
1. Hubungan Koefisien Transfer Massa (Kca), Waktu (t), dan Konsentrasi Oksigen
Terlarut (CA)
Pada gambar 1 merupakan two film theory untuk oksigen terlarut dalam air
dengan konstanta Henry yang besar atau (H >>) yang menyebabkan oksigen susah
larut dalam air.
Pada film cairan memiliki fluks molar :
N A =k C ( C AL−C Ai )
NA
=( C AL−C Ai ) (9)
kC
Sedangkan fasa gas memiliki fluks molar :
N A =k G ( P Ai −P AG )
N A P Ai P AG
= − (10)
H kG H H
Persamaan (9) dan (10) dijumlah didapat :
N A NA P Ai P AG
+ =C AL −C Ai + − (11)
k C H kG H H
¿ P AG
dimana C A =
H
(12)
N A NA P AG
+ =C AL − (13)
k C H kG H
9
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
N A NA ¿
+ =C AL −C A (14)
k C H kG
NA
( k1 + H1k )=C
C G
−C A
AL
¿
(15)
1 1 1
Dengan + = (16)
kC H kG K c
Maka, persamaan ( 7 ) menjadi :
1 ¿
NA =C AL −C A (17)
Kc
¿
N A =K c (C ¿ ¿ AL−C A )¿ (18)
Dengan :
N A : fluks molar oksigen di cairan (mg oksigen/ dm2.s)
kC : koefisien transfer massa oksigen di fase cairan (dm/s)
C AL : konsentrasi oksigen di fasa cairan (mg/L)
C Ai : konsentrasi oksigen di fasa interface (mg/L)
kG : koefisien transfer massa di fase gas (mg oksigen/dm2.s)
P Ai : tekanan parsial oksigen di fasa interface (atm)
P AG : tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H : konstanta Henry
¿
C A : konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
K c : koefisien transfer massa total oksigen (dm/s)
Neraca massa oksigen di larutan dalam labu leher tiga (unsteady state):
10
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
d CA
−¿ K c a(C ¿ ¿ A−C A ¿ )V =V ¿ (20)
dt
dCA
−¿ K c a(C ¿ ¿ A−C A ¿ )= ¿ (21)
dt
t=t C A =C A
1
− ∫ K C adt= ∫ ¿ ¿ (22)
t =0 C A =C A0 (C ¿ ¿ A−C A )d C A
( )
¿
C A −C A
−K C a t=ln ¿ (23)
C A 0 −C A
( )
¿
−1 C A −C A
K C a= ln ¿ (24)
t C A 0−C A
¿ P AG
Dimana, C A = (25)
H
Dengan ,
K c a : koefisien transfer massa total oksigen (s-1)
C A : konsentrasi oksigen di fasa cairan tiap saat (mg/L)
¿
C A : konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
V : volum cairan (dm3)
t : waktu pemanasan (s)
P AG : tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H : konstanta Henry ( atm L/mg )
11
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
( S L −S G ) dT =−V G . dP (30)
RT −∆ H
Dengan, V G = dan ( S L−S G ¿= maka persamaan 30 menjadi :
P T
−∆ H −RT
dT = dP (31)
T P
sat
T =T P= PA
∆H R
∫ 2
dT = ∫ dP (32)
T =¿ T P= P P Ao
sat
−∆ H ∆ H PA
+ =R ln (33)
T ¿ P Ao
sat
P A −∆ H 1 1
ln = ( − ) (34)
P Ao R T ¿
Untuk kesetimbangan uap-cair dalam larutan dan gas ideal :
v l
f A=f A
sat
P . y A . ∅ A =P A . x A . γ A
Untuk larutan dan gas ideal, ∅ A =1dan γ A =1, maka :
sat
P . y A .=P A . x A
sat
P A =P A . x A
Sedangkan hukum Henry
P A =H . x A
Sehingga , Psat
A dapat didekati dengan besaran Henry
H −∆ H 1 1
ln = ( − ) (35)
H0 R T ¿
H
H0
=exp (
−∆ H 1 1
R
− )
T ¿ ( ) (36)
H=H 0 exp (
−∆ H 1 1
R
− )
T ¿ ( ) (37)
12
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
∆H ∆H
ln H =ln H 0 + − (38)
RTo RT
Persamaan di atas dapat diubah menjadi :
1
ln ( H ) =α −β ( ) (41)
T
Dengan,
(
α = ln ( H 0 ) +
∆H
RT0 ) (42)
∆H
β= (43)
R
Keterangan :
∆G = beda free gibbs energy, Joule
∆H = beda enthalpy, Joule
SL = entropi cairan, Joule/K
SG = entropi gas, Joule/K
VG = volume gas, m3
VL = volume cairan, m3
R = konstanta gas ideal
T = suhu, K
T0 = suhu referensi, K
H = konstanta Henry
H0 = konstanta Henry referensi
sat
PA = tekanan uap murni pada T=T
P Ao = tekanan uap murni pada T= T0
c. Hubungan Konsentrasi Oksigen Terlarut (CA) dan Waktu (t) pada Keadaan Non-
Isotermal
Dari neraca massa di dapat persamaan :
¿ dCA
−K c a(C ¿ ¿ A−C A )= ¿ (21)
dt
Dengan,
¿ P AG
CA = (25)
H
(1
H=exp α + β ( )
T ) (44)
13
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
T = T0+ vt (45)
Sehingga,
dCA P AG
=−K c a (C¿¿ A− )¿ (46)
dt H
dCA P AG
=−K c a (C ¿ A− )¿
dt ¿
( 1
exp α + β ( )
T ) (47)
dCA
=−K c a ¿ ¿ (48)
dt
dCA P AG
=−K c a . C A + K C a
( )
dt β (49)
exp α +
T 0 + vt
Penyelesaian selanjutnya dapat diselesaikan secara analitis dengan
menggunakan penyelesaian persamaan differensial linier orde 1 (Bernoulli) dan
trapezoidal atau secara numeris dengan menggunakan pemrogramaan computer
(Runge Kutta orde 4).
Kca. P AG
C A =∫
Kca .t Kca .t
e e dt +C
(
exp α +
β
T 0 +vt ) (52)
β
C A =∫ Kca. P AG exp(Kca . t−α −
Kca .t
e ) dt +C (53)
T 0 + vt
β
∫ Kca . P AG exp( Kca. t−α − T )dt
0 + vt C (54)
C A= Kca. t
+ Kca. t
e e
Dengan,
K c a : koefisien transfer massa total oksigen (s-1)
CA : konsentrasi oksigen di fasa cairan tiap saat (mg/L)
14
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
¿
CA : konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
t : waktu pemanasan (s)
P AG : tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H : konstanta Henry ( atm L/mg )
v : kecepatan kenaikan temperature (℃ /menit ¿
T0 : suhu awal (℃ ¿
( ∆2t , C + ∆2t × k )
k 2=f t n + an 1 (56)
k =f ( t + , C + × k )
∆t ∆t
3 n an 2 (57)
2 2
k 4=f ( t n+ ∆ t , C a + ∆ t × k 2 )
n
(58)
t n+1=t n +∆ t (59)
∆t
Can+1 =Can+ × ( k 1 +2 k 2 +2 k 3 +k 4 ) (60)
6
15
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
2.5
1.5
CA 1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
t
2.5
1.5
CA
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
t
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat
16
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
2. Na2S2O3 yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
C. Rangkaian Alat
17
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
Keterangan:
1.Labu leher tiga 500 mL
2.Waterbath
3.Motor listrik
4.Pengaduk merkuri
5.Pendingin bola
6.Statif dan klem
7.Kompresor
8.Termometer alkohol
9.Pengambil sampel
10.Penyumbat
11. Steker
12.DO meter
13.Tabung Reaksi
14.Probe DO meter
Aliran air pendingin
Gambar 4. Rangkaian Alat Percobaan
D. Cara Kerja
1. Kalibrasi DO meter
Natrium thiosulfate sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Angka pada DO meter diubah menjadi 0 sebagai kadar DO dalam larutan
Na2S2O3 yang merupakan larutan blangko.
2. Pernyiapan Sampel
Sebanyak 1000 ml aquadest diambil dan dimasukkan ke dalam gelas ukur
berukuran 1000 ml. Aquadest tersebut didinginkam dengan diremdam dalam
baskom berisi air dan se batu samapi suhunya 10 oC. Kemudian aquadest
dijenuhkan dengan udara dari kompresor, dengan cara memasukkan ujung selang
yang sudah dilengkapi dengan pemecah gelembung ke dalam aquadest.
Penggelembugan ini dilakukan selama 15 menit. Setelah 15 menit, ukur kadar
DO dalam aquadest menggunakan DO meter dan dicatat hasilnya.
3. Pengukuran Laju Transfer Massa dan Kelarutan Oksigen dalam air
18
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
Alat percobaan dirangkai sesuai gambar. Suhu dan kadar DO larutan sampel
(aquadest yang telah jenuh dengan udara) diukur menggunakan termometer dan
DO meter yang telah dikalibrasi. Kemudian, hasilnya di catat.
Larutan sampel sebanyak 500 ml dimasukkan ke dalam labu leher tiga.
Pengaduk merkuri diatur pada 200 rpm. Larutan sampel di panaskan di dalam
waterbath sampai suhunya konstan 40oC. Ukur kadar DO pada saat larutan
mencapai suhu 40oC pertama kali menggunakan DO meter dan setiap setelah
melakukan pengukuran probe DO meter di celupkan ke dalam larutan blangko
untuk di kalibrasi kembali. Setiap selang waktu 30 detik di ukur pula kadarnya
hingga didapatkan 3 data kostan. Lakukan langkah tersebut untuk suhu 50 oC, 60
o
C, 70 oC, dan 80 oC dengan mengganti larutan sampel.
E. Analisis Data
1. Menentukan Hubungan H dengan T
Hubungan H dengan T dapat dicari dengan turunan persamaan:
β
ln H =α + (41)
T
Persamaan tersebut dapat dilinearkan menjadi
y= A +Bx (61)
Diselesaikan dengan regresi linier:
n ∑ x ∑ y−∑ xy
B= (62)
n¿¿¿
A=
∑ y−A ∑ x (63)
n
dengan,
T = suhu larutan, K
y = ln H
x =1/T
H = konstanta henry hasil percobaan, atm L/mg
19
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
¿ P AG
CA = (25)
H
dengan, KCa = koefisien transfer massa, s-1
t = waktu tertentu, s
CA = konsentrasi O2 dalam cairan setiap saat, mg/L
CA0 = konsentrasi O2 dalam cairan pada saat to, mg/L
¿
CA = konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam
kesetimbangan dengan tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg
oksigen/L)
H = konstanta henry hasil percobaan, atm L/mg
PAG = tekanan parsial oksigen di udara, 0,21 atm
dCA
diselesaikan dengan trapezoidal untuk tiap waktu
C A ¿−C A
Data percobaan dibuat dalam daftar di bawah ini:
dCA
X (t) Y( )
C A ¿−C A
∑ K ca (65)
1
K C a=
n
dengan,
KCa = koefisien transfer massa, s-1
n = jumlah data
20
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
β
∫ Kca . P AG exp( Kca. t−α − T )dt C (54)
C A= Kca .t
+ Kca .t
e e
dengan,
K c a = koefisien transfer massa total oksigen (s-1)
CA = konsentrasi oksigen di fasa cairan tiap saat (mg/L)
¿
CA = konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
t = waktu pemanasan (s)
P AG = tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H = konstanta Henry ( atm L/mg )
T = suhu (oC)
Kesalahan Relatif =
|
C A persamaan−C A percobaan
C A persamaan |
x 100 %
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004,“Kimia Lingkungan”, Universitas Negeri, Jakarta.
Fujaya, Y., 2000, “Fisiologi Ikan Dasar. Pengembangan Teknik Perikanan”, Rineka
Cipta, Jakarta.
21
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
22
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KHUSUS OPERASI TEKNIK KIMIA
PENGHILANGAN OKSIGEN TERLARUT DALAM AIR DENGAN PEMANASAN
Praktikan :
1. Mohammad Abdur Rohman 09/281522/TK/35040
2. Bernardinus Andrie Luiren 11/313083/TK/37785
3. Fildzah Hanifati 11/313562/TK/37953
4. Aksioma Dewayani 11/319135/TK/38266
5. Affifah Ambar Rafsanjani 11/319173/TK/38303
6. Evan Caesario Tedjososrokuntjoro 11/319177/TK/38307
Hari / Tanggal :
Asisten : Irsyadia Nindya Wardana, Danu Purwanugraha
Data Percobaan :
o
Suhu percobaan : C
Tekanan : atm
1. Kalibrasi DO meter
Berat Na2S2O3 : gram
Volume aquadest : mL
23
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan
7
8
9
10
11
12
13
14
15
24