Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PRAKTIKUM KHUSUS

OPERASI TEKNIK KIMIA


PENGHILANGAN OKSIGEN TERLARUT
DALAM AIR DENGAN PEMANASAN

Disusun Oleh:

Mohammad Abdur Rohman 09/281522/TK/35040


Bernardinus Andrie Luiren 11/313083/TK/37785
Fildzah Hanifati 11/313562/TK/37953
Aksioma Dewayani 11/319135/TK/38266
Affifah Ambar Rafsanjani 11/319173/TK/38303
Evan Caesario Tedjososrokuntjoro 11/319177/TK/38307

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

LEMBAR PENGESAHAN

PENGHILANGAN OKSIGEN TERLARUT


DALAM AIR DENGAN PEMANASAN

Disusun oleh:
Nama NIM Tanda Tangan
Mohammad Abdur Rohman 09/281522/TK/35040
Bernardinus Andrie Luiren 11/313083/TK/37785
Fildzah Hanifati 11/313562/TK/37953
Aksioma Dewayani 11/319135/TK/38266
Affifah Ambar Rafsanjani 11/319173/TK/38303
Evan Caesario Tedjososrokuntjoro 11/319177/TK/38307

Yogyakarta, 25 November 2013


Asisten I Asisten II

Irsyadia Nindya Wardana Danu Purwanugraha

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikum Koordinator Praktikum OTK

Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc. Prof. Ir. Wahyudi Budi Sediawan, SU., Ph. D.
NIP. NIP. 19530917 198003 1 001

2
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak, selain sebagai air baku
pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit listrik, juga sebagai alat
bantu utama dalam kerja pada proses-proses industri.
Air mengandung gas terlarut seperti oksigen, dimana air umumnya
mengandung 4-8 ppm oksigen. Oksigen dapat larut dalam air karena molekul-molekul
oksigen menempati ruang diantara molekul air. Kelarutan okigen dalam air
bergantung pada suhu. Oksigen terlarut dalam air sangat menentukan baku mutu air
sebagai air baku di industri, sebagai contoh pada air umpan boiler.
Dalam penyediaan umpan boiler dibutuhkan air dengan kandungan gas-gas
terlarut didalamnya kecil, seperti gas oksigen, dan karbon dioksida. Pengaruh adanya
gas karbon dioksida dalam air dapat meyebabkan air bersifat asam. Bila gas ini
terkandung dalam air, maka air menjadi korosif terhadap pipa yang akan membentuk
besi karbonat yang larut. Di dalam air yang terkandung 2-50 ppm CO 2, air bersifat
korosif. Korosi juga dapat terjadi akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya
logam dengan oksigen yang terkandung di dalam air.
Korosi merupakan suatu proses oksidasi pada logam. Besi yang mengalami
korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3. X H2O. Pada proses pengaratan, besi
(Fe) bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat sebagai
berikut :
Anode : Fe (s)  Fe2+ (aq) + 2e- (1)
Katode : O2(g) +4H+ +4e- 2 H2O (l) (2)
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan
berikutnya. Oleh karena itu, karat disebut juga autokatalis.
Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur
dengan logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu berbahaya dan merugikan. Jika
berkarat, besi yang digunakan sebagai pondasi atau penyangga jembatan menjadi
rapuh sehingga mudah ambruk. Pada alat-alat produksi dalam industri makanan dan
farmasi tidak boleh menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan
karat yang terbentuk mudah larut dalam makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia
yang diproduksi. Oleh karena itu, untuk kepentingan industri biasanya digunakan
peralatan stainlessteel yang anti karat.

3
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Di Industri untuk menghilangkan oksigen terlarut dalam air dapat


menggunakan prinsip deaerasi. Metode deaerasi ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
metode deaerasi dengan sistem pemanasan dan metode deaerasi dengan sistem
penambahan zat kimia (perlakuan kimia). Metode deaerasi dengan system pemanasan
memiliki prinsip dasar bahwa dengan system pemanasan, apabila suhu dinaikkan pada
air maka kelarutan dari gas-gas akan berkurang. Jadi syarat-syarat terjadinya deaerasi
secara maksimal itu sangat tergantung pada suhu. Jika suhu tidak sesuai dengan yang
seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak berjalan baik.
Sedangkan cara penentuan oksien terlarut yang dipilih adalah dengan metode
elektrokimia menggunakan alat DO meter. DO meter dipilih karena prinsip kerjanya
yang sederhana dan kadar DO dapat langsung terbaca, sehingga pengukuran lebih
efisien.

B. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui hubungan antara suhu dengan kadar oksigen terlarut dalam air
dengan menggunakan alat DO meter.
2. Mengetahui hubungan antara suhu (T) dengan konstanta Henry (H).
3. Menentukan nilai Kc koefisien perpindahan massa total oksigen dari larutan ke
udara.

C. Tinjauan Pustaka
a. Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved oxygen adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen
masuk ke dalam air melalui difusi langsung pada interface gas-cair, dengan proses
aerasi air maupun dari fotosintesis tumbuhan air (Renn, 1968). Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut dalam air meliputi suhu, kedalaman,
musim, polusi, dan limbah organik (Murphy, 2007).
Sumber oksigen terlarut dalam air:
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses metabolisme pada tanaman yang menggunakan
energi sinar matahari dan klorofil untuk mengubah karbon dioksida menjadi
oksigen. Proses ini hanya berlangsung pada siang hari, sementara itu proses

4
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

respirasi dan dekomposisi, yang memerlukan oksigen, berlangsung teus-menerus.


Oleh karena itu, kandungan oksigen terlarut dalam air bekurang pada malam hari.
2. Difusi
Oksigen dalam air juga berasal dari atmosfer. Di udara, konsentrasi oksigen
sekitar 21%, sedangkan di air, konsentrasi oksigen hanya sekitar 1%. Ketika udara
dan air bertemu, akan ada perbedaan konsentrasi oksigen yang signifikan, yang
menyebabkan molekul oksigen di udara mendifusi ke air. Proses difusi akan
semakin meluas dengan adanya udara yang bergerak. Difusi adalah pergerakan zat
dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Kelarutan oksigen
dalam cairan pada peristiwa difusi kecil sehingga tahanan perpindahan massa pada
fase gas dapat diabaikan. Hal ini menyebabkan tahanan yang mengontrol proses
adalah tahanan di fase cair.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dissolved Oxygen


Menurut Fujaya (2000), tingkat kelarutan oksigen dalam perairan kadarnya
bertolak belakang dengan beberapa parameter kualitas air lainnya. Kadar oksigen
akan meningkat pada suhu yang rendah dan akan berkurang seiring dengan
naiknya suhu. Selain itu, kelarutan oksigen juga akan menurun bila terjadi
kenaikan alkalinitas, dan pH.
Menurut Achmad (2004), pengaruh suhu sangat penting dalam kasus oksigen.
Kelarutan oksigen dalam air pada berbagai suhu berpengaruh terhadap kelarutan
gas-gas dalam air. Dengan kenaikan suhu air, terjadi penurunan kelarutan oksigen
(O2) yang diikuti dengan naiknya kecepatan pernapasan organisme perairan,
sehingga sering menyebabkan adanya suatu keadaan naiknya kebutuhan oksigen
diikuti oleh turunnya kelarutan gas tersebut dalam air.
Kadar oksigen (O2) dalam perairan tawar akan bertambah dengan semakin
rendahnya suhu dan berkurangnya kadar alkalinitas. Pada lapisan permukaan,
kadar oksigen akan lebih tinggi karena adanya proses difusi antara air dengan
udara bebas. Dengan bertambahnya kedalaman akan mengakibatkan terjadinya
penurunan kadar oksigen terlarut dalam perairan (Salmin, 2000).

5
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

c. Metode Penghilangan Dissolved Oxygen dalam air


1. Dengan pemanasan
Suhu adalah faktor yang dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut (O 2) di
dalam air. Ikatan yang terdapat pada gas-gas terlarut di dalam air sangat labil
dan mudah terlepas ke udara. Suhu yang semakin tinggi dapat mengurangi
kadar oksigen terlarut di dalam air karena semakin tinggi suhu volume air
semakin berkurang, sehingga gas -gas yang berada di dalam air, termasuk gas
oksigen terlarut (O2) menjadi terlepas dari permukaan air (www.ehow.com).

2. Dengan Penambahan Zat Kimia


Zat kimia yang biasanya digunakan untuk menurunkan konsentrasi
oksigen di dalam air adalah hidrazin. Hidrazin mempunyai formulasi N 2H4.
Hidrazin akan bereaksi dengan oksigen membentuk air dan gas nitrogen,
sehingga kandungan oksigen terlarut dalam air berkurang. Reaksi hidrazin
dengan oksigen adalah sebagai berikut :
N2H4 + O2→ N2 +2H2O (3)

d. Metode Pengukuran Dissolved Oxygen dalam Air


Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk mengetahui konsentrasi O2
terlarut dalam air, yaitu :
1. Metode Winkler
Metode ini dikembangkan oleh Winkler pada tahun 1988 selama menempuh
gelar Ph.D. Metode Winkler ini menggunakan titrasi iodometri untuk menentukan
jumlah DO dalam sampel air. Larutan divalent manganese dan asam kuat
ditambahkan ke sampel sebagai reagen. DO yang ada dalam sampel akan
mengoksidasi senyawa divalent manganese. Kemudian iodine yang ada di dalam
asam dititrasi dengan natrium thiosulfate dan pati sebagai indikator
(www.cnr.uidaho.edu).
Sampel di dalam botol yang berisi air ditambahkan reagen tertentu sehingga
terbentuk senyawa asam dan dititrasi dengan senyawa netral menyebabkan
terjadinya perubahan warna. Titik perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
Setelah itu dilakukan perhitungan, sehingga dapat diketahui konsentrasi oksigen
terlarut dalam sampel.

6
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Reaksi yang terjadi:


Saat di dalam sampel ditambahkan reagen:
2 Mn2+(OH)2 + O2 → 2 Mn+4O(OH)2 (4)
2 Mn+4O(OH)2 + 4H2SO4 → 2Mn+4(SO4)2 + 6H2O (5)
2Mn+4(SO4)2 + 4KI → 2Mn+2SO4 + 2K2SO4 + 2I2 (6)
Saat titrasi:
4Na2S2O3 + 2I2 → 2NaS4O6 + 4NaI (7)

Secara stoikiometris, maka 4 mol natrium thiosulfate dititrasi untuk setiap mol
oksigen (O2). Sehingga 1 ml 0,025 M natrium thiosulfate adalah ekuivalen dengan
0,025 meq oksigen. Nilai ini biasanya dikalikan 8 mg/meq untuk mendapatkan 1
mg O2 (www.cnr.uidaho.edu).

2. Metode Elektrokimia dengan DO meter


Metode ini merupakan metode yang paling banyak dan biasa digunakan
karena cara kerja alatnya yang cukup sederhana. Ada dua tipe DO probe/DO
meter yang tersedia, yaitu laboratorium probe dan field probe. Cara kerja kedua
alat tersebut sama hanya tempat pengunaannya yang berbeda. Dua elektroda probe
yang sensitif terhadap oksigen dibenamkan ke dalam larutan elektrolit (air yang
mengandung oksigen terlarut) sehingga terjadi arus listrik. Elektroda tersebut
dilapisi dengan semi-permeable membrane yang menerima molekul DO. Ketika
molekul oksigen melalui membran maka arus listrik terjadi. Perubahan ini
menyebabkan pergerakan jarum pada DO meter. Semakin banyak DO yang ada di
sampel, maka semakin banyak arus listrik yang terjadi sehingga semakin besar
pula angka yang terbaca pada DO meter. DO meter ini didesain sedemikian rupa
sehingga langsung dapat membaca jumlah DO dalam air. DO meter dapat
digunakan untuk mengukur O2 dengan kisaran nilai 0-50 ppm dan ketelitiannya
0,1 ppm (www.dep.state.pa.us).

7
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

3. Kelebihan dan Kekurangan Analisis dengan Metode Winkler dan DO meter


Metode Winkler DO meter
+ Lebih sederhana dan cepat
+ Lebih akurat dan teliti
mengukurnya
-Penentuan titik akhir titrasi sulit
+ Dapat mengukur beberapa sampel
dilakukan
-Pada saat titrasi iodometri dapat terjadi -Perlu dilakukan kalibrasi terlebih
kesalahan karena penguapan I2 dahulu sebelum digunakan

e. Transfer Massa Dissolved Oxygen dalam Air


Transfer massa merupakan gerakan molekul-molekul dari elemen fluida yang
disebabkan adanya suatu gaya pendorong, misalnya difusi molekuler, difusi
olakan dan transfer massa konveksi. Transfer massa jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan transfer panas atau transfer momentum, karena transfer
massa terjadi di dalam suatu campuran, sehingga pengaruh satu komponen
terhadap komponen lainnya sangat besar, dan media transfernya juga turut
bergerak (Treyball, 1982).
Perpindahan massa baik secara molekuler maupun secara konveksi sangat
tergantung dari gradien konsentrasi. Ketika kesetimbangan tercapai, maka
kecepatan perpindahan massa netto=0, perpindahan massa antar fasa pun
memerlukan gaya pendorong yang berupa beda fugasitas, karena deviasi terhadap
keadaan setimbang merupakan driving force untuk terjadinya transfer massa maka
perlu didefinisikan kesetimbingan antar fasa. Kesetimbangan di interface:
PAi = H CAi (8)
Jika sudah dicapai keadaan ini maka kesetimbangan dinamis dapat tercapai.
Suatu sistem yang terdapat lebih dari satu fasa, misal untuk antar fasa cair-gas
atau cair-cair yang immiscible dapat dijelaskan dengan two film theory atau two
resistances (Treyball, 1982).

8
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

D. DASAR TEORI
1. Hubungan Koefisien Transfer Massa (Kca), Waktu (t), dan Konsentrasi Oksigen
Terlarut (CA)

Gambar 1. Teori Dua Film untuk Oksigen Terlarut dalam Air

Pada gambar 1 merupakan two film theory untuk oksigen terlarut dalam air
dengan konstanta Henry yang besar atau (H >>) yang menyebabkan oksigen susah
larut dalam air.
Pada film cairan memiliki fluks molar :
N A =k C ( C AL−C Ai )
NA
=( C AL−C Ai ) (9)
kC
Sedangkan fasa gas memiliki fluks molar :
N A =k G ( P Ai −P AG )
N A P Ai P AG
= − (10)
H kG H H
Persamaan (9) dan (10) dijumlah didapat :
N A NA P Ai P AG
+ =C AL −C Ai + − (11)
k C H kG H H
¿ P AG
dimana C A =
H
(12)
N A NA P AG
+ =C AL − (13)
k C H kG H

9
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

N A NA ¿
+ =C AL −C A (14)
k C H kG

NA
( k1 + H1k )=C
C G
−C A
AL
¿
(15)

1 1 1
Dengan + = (16)
kC H kG K c
Maka, persamaan ( 7 ) menjadi :
1 ¿
NA =C AL −C A (17)
Kc
¿
N A =K c (C ¿ ¿ AL−C A )¿ (18)
Dengan :
N A : fluks molar oksigen di cairan (mg oksigen/ dm2.s)
kC : koefisien transfer massa oksigen di fase cairan (dm/s)
C AL : konsentrasi oksigen di fasa cairan (mg/L)
C Ai : konsentrasi oksigen di fasa interface (mg/L)
kG : koefisien transfer massa di fase gas (mg oksigen/dm2.s)
P Ai : tekanan parsial oksigen di fasa interface (atm)
P AG : tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H : konstanta Henry
¿
C A : konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
K c : koefisien transfer massa total oksigen (dm/s)

Oksigen termasuk suatu zat yang susah larut dalam air


1 1 1 1 1
= + dengan H >> maka
K c k C H kG K c kC
Hal tersebut menyimpulkan bahwa tahanan pada fasa cairan yang mengontrol
transfer massa yang terjadi.
Oksigen yang mengalami transfer massa di dalam air yang dipanaskan pada
suhu-suhu tertentu dapat dicari nilai Kc yaitu koefisien transfer massa total
oksigen, dimana:

Neraca massa oksigen di larutan dalam labu leher tiga (unsteady state):

10
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Massa O2 masuk – massa O2 keluar = massa O2 akumulasi


¿ d
0−¿ K c a(C ¿ ¿ A−C A )V =
dt
(V . C A ) ¿ (19)

d CA
−¿ K c a(C ¿ ¿ A−C A ¿ )V =V ¿ (20)
dt
dCA
−¿ K c a(C ¿ ¿ A−C A ¿ )= ¿ (21)
dt
t=t C A =C A
1
− ∫ K C adt= ∫ ¿ ¿ (22)
t =0 C A =C A0 (C ¿ ¿ A−C A )d C A

( )
¿
C A −C A
−K C a t=ln ¿ (23)
C A 0 −C A

( )
¿
−1 C A −C A
K C a= ln ¿ (24)
t C A 0−C A

¿ P AG
Dimana, C A = (25)
H
Dengan ,
K c a : koefisien transfer massa total oksigen (s-1)
C A : konsentrasi oksigen di fasa cairan tiap saat (mg/L)
¿
C A : konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
V : volum cairan (dm3)
t : waktu pemanasan (s)
P AG : tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H : konstanta Henry ( atm L/mg )

b. Hubungan Konstanta Henry (H) dan Suhu (T)


A F
T+dT, P+dP T+dT, P+dP
B E
T, P+dP T, P+dP
C D
liq T, P vap

11
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

∆ g AF =∆ g AB+ ∆ gBC + ∆ g CD + ∆ g DE + ∆ g EF (26)


=0 =0
0=∆ g AB + ∆ g BC +∆ g DE +∆ g EF (27)
0=S L .dT −V L . dP+V G . dP−S G . dT (28)
Karena, V L ≪ V G maka V L 0
0=( S L−S G ) dT +V G .dP (29)

( S L −S G ) dT =−V G . dP (30)
RT −∆ H
Dengan, V G = dan ( S L−S G ¿= maka persamaan 30 menjadi :
P T
−∆ H −RT
dT = dP (31)
T P
sat
T =T P= PA
∆H R
∫ 2
dT = ∫ dP (32)
T =¿ T P= P P Ao

sat
−∆ H ∆ H PA
+ =R ln (33)
T ¿ P Ao
sat
P A −∆ H 1 1
ln = ( − ) (34)
P Ao R T ¿
Untuk kesetimbangan uap-cair dalam larutan dan gas ideal :
v l
f A=f A
sat
P . y A . ∅ A =P A . x A . γ A
Untuk larutan dan gas ideal, ∅ A =1dan γ A =1, maka :
sat
P . y A .=P A . x A
sat
P A =P A . x A
Sedangkan hukum Henry
P A =H . x A
Sehingga , Psat
A dapat didekati dengan besaran Henry

H −∆ H 1 1
ln = ( − ) (35)
H0 R T ¿
H
H0
=exp ⁡(
−∆ H 1 1
R
− )
T ¿ ( ) (36)

H=H 0 exp ⁡(
−∆ H 1 1
R
− )
T ¿ ( ) (37)

12
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

∆H ∆H
ln H =ln H 0 + − (38)
RTo RT
Persamaan di atas dapat diubah menjadi :
1
ln ( H ) =α −β ( ) (41)
T
Dengan,

(
α = ln ( H 0 ) +
∆H
RT0 ) (42)

∆H
β= (43)
R
Keterangan :
∆G = beda free gibbs energy, Joule
∆H = beda enthalpy, Joule
SL = entropi cairan, Joule/K
SG = entropi gas, Joule/K
VG = volume gas, m3
VL = volume cairan, m3
R = konstanta gas ideal
T = suhu, K
T0 = suhu referensi, K
H = konstanta Henry
H0 = konstanta Henry referensi
sat
PA = tekanan uap murni pada T=T
P Ao = tekanan uap murni pada T= T0

c. Hubungan Konsentrasi Oksigen Terlarut (CA) dan Waktu (t) pada Keadaan Non-
Isotermal
Dari neraca massa di dapat persamaan :
¿ dCA
−K c a(C ¿ ¿ A−C A )= ¿ (21)
dt
Dengan,
¿ P AG
CA = (25)
H

(1
H=exp α + β ( )
T ) (44)

13
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

T = T0+ vt (45)
Sehingga,
dCA P AG
=−K c a (C¿¿ A− )¿ (46)
dt H
dCA P AG
=−K c a (C ¿ A− )¿
dt ¿
( 1
exp α + β ( )
T ) (47)

dCA
=−K c a ¿ ¿ (48)
dt
dCA P AG
=−K c a . C A + K C a
( )
dt β (49)
exp α +
T 0 + vt
Penyelesaian selanjutnya dapat diselesaikan secara analitis dengan
menggunakan penyelesaian persamaan differensial linier orde 1 (Bernoulli) dan
trapezoidal atau secara numeris dengan menggunakan pemrogramaan computer
(Runge Kutta orde 4).

i) Penyelesaian dengan cara analitis


dCA Kca. P AG
+ K c a .C A =
( )
dt β (50)
exp α +
T 0 + vt

∫ Kca. dt Kca . P AG ∫ Kca. dt


e C A =∫ e dt+C
(
exp α +
β
T 0 + vt ) (51)

Kca. P AG
C A =∫
Kca .t Kca .t
e e dt +C
(
exp α +
β
T 0 +vt ) (52)

β
C A =∫ Kca. P AG exp(Kca . t−α −
Kca .t
e ) dt +C (53)
T 0 + vt
β
∫ Kca . P AG exp( Kca. t−α − T )dt
0 + vt C (54)
C A= Kca. t
+ Kca. t
e e
Dengan,
K c a : koefisien transfer massa total oksigen (s-1)
CA : konsentrasi oksigen di fasa cairan tiap saat (mg/L)

14
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

¿
CA : konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
t : waktu pemanasan (s)
P AG : tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H : konstanta Henry ( atm L/mg )
v : kecepatan kenaikan temperature (℃ /menit ¿
T0 : suhu awal (℃ ¿

ii) Penyelesaian dengan cara numeris


Penyelesaian dengan cara numeris menggunakan metode Runge-Kutta Order
4 sebagai berikut :
dCA
=−K c a ¿ ¿ (49)
dt
k 1=f ( t n ,C a )
n
(55)

( ∆2t , C + ∆2t × k )
k 2=f t n + an 1 (56)

k =f ( t + , C + × k )
∆t ∆t
3 n an 2 (57)
2 2

k 4=f ( t n+ ∆ t , C a + ∆ t × k 2 )
n
(58)

t n+1=t n +∆ t (59)

∆t
Can+1 =Can+ × ( k 1 +2 k 2 +2 k 3 +k 4 ) (60)
6

iii) Perbandingan hasil penyelesaian dengan analitis dan numeris

15
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

2.5

1.5

CA 1

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
t

Gambar 2. Grafik yang Diperoleh dengan Penyelesaian Menggunakan


Metode Analitis

2.5

1.5
CA

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
t

Gambar 3. Grafik yang Diperoleh dengan Penyelesaian Menggunakan


Metode Numeris

Dari kedua grafik di atas dapat disimpulkan bahwa, penyelesaian


dengan analitis dan numeris menunjukkan hasil yang sama.

PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat

16
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :


1. Labu leher tiga 500 ml 1 buah
2. Gelas ukur 1000 ml 1 buah
3. Pendingin balik 1 set
4. Termometer alkohol 1 buah
5. Gelas beker 1000 ml 1 buah
6. Water bath 1 set
7. Corong gelas 1 buah
8. Pipet ukur 10 ml 1 buah
9. Bola penghisap 1 buah
10. Gelas arloji 1 buah
11. Pengaduk kaca 1 buah
12. DO meter 1 set
13. Statif 1 set
14. Klem 2 buah
15. Tabung Reaksi 3 buah
16. Kompresor 1 set
17. Tabung oksigen 3 buah
18. Pengaduk merkuri 1 set
19. Selang pengambil sampel 1 set

B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
2. Na2S2O3 yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

C. Rangkaian Alat

17
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Keterangan:
1.Labu leher tiga 500 mL
2.Waterbath
3.Motor listrik
4.Pengaduk merkuri
5.Pendingin bola
6.Statif dan klem
7.Kompresor
8.Termometer alkohol
9.Pengambil sampel
10.Penyumbat
11. Steker
12.DO meter
13.Tabung Reaksi
14.Probe DO meter
Aliran air pendingin
Gambar 4. Rangkaian Alat Percobaan

D. Cara Kerja
1. Kalibrasi DO meter
Natrium thiosulfate sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Angka pada DO meter diubah menjadi 0 sebagai kadar DO dalam larutan
Na2S2O3 yang merupakan larutan blangko.

2. Pernyiapan Sampel
Sebanyak 1000 ml aquadest diambil dan dimasukkan ke dalam gelas ukur
berukuran 1000 ml. Aquadest tersebut didinginkam dengan diremdam dalam
baskom berisi air dan se batu samapi suhunya 10 oC. Kemudian aquadest
dijenuhkan dengan udara dari kompresor, dengan cara memasukkan ujung selang
yang sudah dilengkapi dengan pemecah gelembung ke dalam aquadest.
Penggelembugan ini dilakukan selama 15 menit. Setelah 15 menit, ukur kadar
DO dalam aquadest menggunakan DO meter dan dicatat hasilnya.
3. Pengukuran Laju Transfer Massa dan Kelarutan Oksigen dalam air

18
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Alat percobaan dirangkai sesuai gambar. Suhu dan kadar DO larutan sampel
(aquadest yang telah jenuh dengan udara) diukur menggunakan termometer dan
DO meter yang telah dikalibrasi. Kemudian, hasilnya di catat.
Larutan sampel sebanyak 500 ml dimasukkan ke dalam labu leher tiga.
Pengaduk merkuri diatur pada 200 rpm. Larutan sampel di panaskan di dalam
waterbath sampai suhunya konstan 40oC. Ukur kadar DO pada saat larutan
mencapai suhu 40oC pertama kali menggunakan DO meter dan setiap setelah
melakukan pengukuran probe DO meter di celupkan ke dalam larutan blangko
untuk di kalibrasi kembali. Setiap selang waktu 30 detik di ukur pula kadarnya
hingga didapatkan 3 data kostan. Lakukan langkah tersebut untuk suhu 50 oC, 60
o
C, 70 oC, dan 80 oC dengan mengganti larutan sampel.

E. Analisis Data
1. Menentukan Hubungan H dengan T
Hubungan H dengan T dapat dicari dengan turunan persamaan:
β
ln H =α + (41)
T
Persamaan tersebut dapat dilinearkan menjadi
y= A +Bx (61)
Diselesaikan dengan regresi linier:
n ∑ x ∑ y−∑ xy
B= (62)
n¿¿¿

A=
∑ y−A ∑ x (63)
n
dengan,
T = suhu larutan, K
y = ln H
x =1/T
H = konstanta henry hasil percobaan, atm L/mg

2. Menentukan Koefisien Transfer Massa (Kca) Non-Isothermal


Nilai Kca dapat dihitung dengan persamaan
dCA
K c a dt= (64)
C A ¿−C A

19
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

¿ P AG
CA = (25)
H
dengan, KCa = koefisien transfer massa, s-1
t = waktu tertentu, s
CA = konsentrasi O2 dalam cairan setiap saat, mg/L
CA0 = konsentrasi O2 dalam cairan pada saat to, mg/L
¿
CA = konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam
kesetimbangan dengan tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg
oksigen/L)
H = konstanta henry hasil percobaan, atm L/mg
PAG = tekanan parsial oksigen di udara, 0,21 atm
dCA
diselesaikan dengan trapezoidal untuk tiap waktu
C A ¿−C A
Data percobaan dibuat dalam daftar di bawah ini:
dCA
X (t) Y( )
C A ¿−C A

Selanjutnya x dan y diplotkan dalam grafik kemudian diliniearisasikan pada Microsoft


Excel, diperoleh slope= KCa

3. Menghitung nilai Kca rata – rata


n

∑ K ca (65)
1
K C a=
n
dengan,
KCa = koefisien transfer massa, s-1
n = jumlah data

4. Menghitung Konsentrasi Oksigen tiap waktu


Konsentrasi oksigen tiap waktu dihitung dengan persamaan

20
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

β
∫ Kca . P AG exp( Kca. t−α − T )dt C (54)
C A= Kca .t
+ Kca .t
e e

dengan,
K c a = koefisien transfer massa total oksigen (s-1)
CA = konsentrasi oksigen di fasa cairan tiap saat (mg/L)
¿
CA = konsentrasi oksigen di fasa cair yang ada dalam kesetimbangan dengan
tekanan parsial oksigen di fasa gas (mg oksigen/L)
t = waktu pemanasan (s)
P AG = tekanan parsial oksigen di fasa gas (atm)
H = konstanta Henry ( atm L/mg )
T = suhu (oC)

5. Menghitung Kesalahan Relatif Konsentrasi Oksigen tiap waktu

Kesalahan Relatif =
|
C A persamaan−C A percobaan
C A persamaan |
x 100 %

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004,“Kimia Lingkungan”, Universitas Negeri, Jakarta.
Fujaya, Y., 2000, “Fisiologi Ikan Dasar. Pengembangan Teknik Perikanan”, Rineka
Cipta, Jakarta.

21
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

Murphy, Sheila., "BASIN: General Information on Dissolved Oxygen", Boulder


Community Network - Serving Boulder County since 1994, Web, 20
November 2013.
Renn, and Charles,E.,1968,“Investigating Water Problem : A Water Analysis
Manual”, LaMotte,Co., Chestertown.
Salmin, 2000,“Kadar Oksigen Terlarut diPerairan Sungai Dadap”, Goba, Muara
Susanto, 1991, “Membuat Kolam Ikan. Penebar Swadaya”, Jakarta.
Treyball, R.E.,1982, “Mass Transfer Operation”, 3 ed, 14-78, Mc Graw Hill
Kogakusha, Ltd., Tokyo.
“http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/
1875/0216-3128-2006-2-096.pdf.”
“http://www.cnr.uidaho.edu/fish503al/002%20Oxygen/FISH%20503%20Winkler
%20titration%20lab%20day%20I.pdf.”
“http://www.dep.state.pa.us/dep/deputate/waterops/redesign/NPDES%20Lab/Chapter
%204.doc”
“http://www.ehow.com/info_8015474_conditions-reduce-dissolved-oxygen-
water.html#ixzz2lG38dWGs”

22
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KHUSUS OPERASI TEKNIK KIMIA
PENGHILANGAN OKSIGEN TERLARUT DALAM AIR DENGAN PEMANASAN

Praktikan :
1. Mohammad Abdur Rohman 09/281522/TK/35040
2. Bernardinus Andrie Luiren 11/313083/TK/37785
3. Fildzah Hanifati 11/313562/TK/37953
4. Aksioma Dewayani 11/319135/TK/38266
5. Affifah Ambar Rafsanjani 11/319173/TK/38303
6. Evan Caesario Tedjososrokuntjoro 11/319177/TK/38307

Hari / Tanggal :
Asisten : Irsyadia Nindya Wardana, Danu Purwanugraha

Data Percobaan :
o
Suhu percobaan : C
Tekanan : atm
1. Kalibrasi DO meter
Berat Na2S2O3 : gram
Volume aquadest : mL

2. Konsentrasi oksigen dalam aquadest pada berbagai suhu


CO2 sebelum dipanaskan :

CO2 pada suhu, ppm


No Detik ke-
40oC 50 oC 60 oC 70 oC 80 oC
1
2
3
4
5
6

23
Penghilangan Oksigen Terlarut dalam Air dengan Pemanasan

7
8
9
10
11
12
13
14
15

Yogyakarta, ______________________ 2013


Asisten, Praktikan,
1.
2.
3.
4.
5.
6.

24

Anda mungkin juga menyukai