Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas rahmat serta

hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah”. Makalah ini berisikan tentang

pengertian, fungsi, serta komponen-komponen gardan. Makalah ini diharapkan menambah

pengetahuan tentang perbaikan dan perawatan differential. Dikesempatan ini saya

mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu bembuatan

makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat kurang sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan. Laporan ini

mudah mudahan dapat berguna bagi para pembaca, dan memperluas wawasan tentang

perawatan dan perbaikan differential/gardan.

Sigli , 25 Januari 2019


Penyusun,

.....................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) mempunyai aplikasi luas di dalam
dunia industri. Untuk aplikasi chasis dan suspensi kendaraan, pengelasan SMAW
memberikan efisiensi kekuatan sambungan yang tinggi. Salah satu jenis pengelasan yang
banyak dipakai untuk mengelas baja karbon adalah SMAW. Kelebihan pengelasan dengan
SMAW, antara lain dapat diandalkan untuk mengelas berbagai tipe sambungan, posisi, serta
lokasi yang sulit dikerjakan, biaya pengoperasian yang relatif rendah dan dapat dipakai untuk
mengelas didalam maupun diluar ruangan.
Tidak diperlukannya hose untuk gas pelindung ataupun air pendingin, serta dapat
dioperasikan pada tempat yang jauh dari sumber tenaga, dan kualitas sambungan dapat
dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan berbagai jenis elektroda. Kegagalan pada
logam hasil pengelasan bisa disebabkan banyak faktor antara lain karena adanya tegangan
sisa yang terjadi pada benda uji sebelum diaplikasikan. Tegangan ini dapat disebabkan karena
selama proses pengelasan, panas yang diterima logam tidak merata. Untuk itu diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai tegangan sisa akibat dari pengelasan.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentag teknik
pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) dan untuk memahami cara penggunaan
pengelasan dengan teknik itu.

2
BAB II
ISI

A. Pengertian SMAW (Shielded Metal Arc Welding)


Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc
Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber
panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las
elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam
induk/benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan
ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Busur listrik yang ada
dibangkitkan oleh mesin las.Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh
pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh
logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu
membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag)

Gambar pengerjaan SMAW.

Keuntungan:
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.
2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke
copper alloy dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
4. Pengelasan dengan segala posisi.

3
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.
Kerugian:
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan
penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non - ferrous.
4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.

4
B. Proses SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Proses SMAW yang umumnya disebut Las Listrik adalah proses pengelasan yang
menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan elektroda. Panas tersebut
ditimbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda
dan permukaan plat yang akan dilas ). Panas yang timbul dari lompatan ion listrik ini
besarnya dapat mencapai 4000o sampai 4500o Celcius. Sumber tegangan yang digunakan ada
dua macam yaitu listrik AC ( Arus bolak balik ) dan listrik DC ( Arus searah ). Proses
terjadinya pengelasan karena adanya kontak antara ujung elektroda dan material dasar
sehingga terjadi hubungan pendek dan saat terjadi hubungan pendek tersebut tukang las
(welder) harus menarik elektrode sehingga terbentuk busur listrik yaitu lompatan ion yang
menimbulkan panas. Panas akan mencairkan elektrode dan material dasar sehingga cairan
elektrode dan cairan material dasar akan menyatu membentuk logam lasan (weld metal).
Untuk menghasilkan busur yang baik dan konstan tukang las harus menjaga jarak ujung
elektroda dan permukaan material dasar tetap sama. Adapun jarak yang paling baik adalah
sama dengan diameter elektroda yang dipakai.
Pada proses las elektroda terbungkus,busur api listrik yang terjadi antara ujung elektro
dan logam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung
elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Dengan adanya pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk,
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag).

C. Jenis Mesin Untuk SMAW (Shielded Metal Arc Welding)


Mesin listrik diklasifikasikan mesin las AC dan mesin las DC, mesin las AC biasanya
berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo yang dilengkapi dengan rectifier atau
diode ( Perubah arus bolak balik menjadi arus searah ) biasanya menggunakan motor
penggerak baik mesin disel atau motor bensin dan motor listrik. Mesin las AC yang
menggunakan transformator atau trafo las.

5
Saat ini banyak digunakan mesin las DC karena DC mempunyai beberapa kelebihan
dari pada mesin las AC, seperti misalnya busur stabil, polaritas dapat diatur.

1. Mesin las busur


manual/pesawat
las/tranformator las
Mesin las busur
manual secara garis besar
dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu mesin las busur
bolak-balik (alternating
current atau AC welding
machine) dan mesin las
arus searah (direct current
atau DC welding machine).
Mesin las AC sebenarnya adalah transformator penurun tegangan. Transformator / trafo
mesin las adalah alat yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las yakni dari 110
volt, 220 volt atau 380 volt menjadi berkisar antara 45 – 80 volt dengan arus (ampere) yang
tinggi.
Mesin las DC memperoleh sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang kemudian
dirubah menjadi arus searah atau dari generator arus searah yang digerakkan oleh motor
bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau bengkel-bengkel
kecil yang tidak memiliki jaringan listrik. Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan
dengan cara memutar tuas. Menarik atau menekan, tergantung dari konstruksinya, sehingga
kedudukan inti medan magnit bergeser naik turun pada transformator. Pada mesin las arus
bolak balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan
panas yang terjadi pada busur nyala. Pertukaran ini berpengaruh pada distribusi panas yang
terjadi pada benda kerja dan elektroda, penetrasi yang terjadi pada pengelasan, jenis polaritas
yang terjadi dan penggunaan jenis elektroda untuk tujuan-tujuan tertentu.

Peralatan :
 Mesin las (Welding Machine)
 Elektroda (Electrode)
 Alat bantu dan keselamatan

6
Beberapa contoh mesin las (power Source) antara lain adalah :
a. Transformator
b. Rectifier
c. Inverter
d. Generator
a. Transformator
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dan sebaliknya memberi arus bolak-
balik dengan voltase (tegangan) yang lebih rendah pada proses pengelasan. Berdasarkan
system pengaturan arus yang digunakan, mesin las busur listrik AC dapat dibagi dalam empat
jenis yaitu: jenis inti bergerak, Jenis kumparan bergerak, jenis reaktor jenuh dan jenis saklar.

b. Mesin Las Rectifier


Mesin ini merubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik
searah (DC) keluar. Bekerjanya tenang dan biasanya mempunyai tombol pengontrol tunggal
untuk menyetel arus listrik keluar. Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala
busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin las yang berupa dinamo
motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel,
atau alat penggerak lainnya yang memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah
arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi
arus searah (DC). Mesin las rectifier arus searah ini mempunyai beberapa keuntungan, antara
lain:
a. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil dan tenang;
b. Setiap jenis elektroda dapat digunakan untuk pengelasan pada mesin DC;
c. Tingkat kebisingannya lebih rendah;
d. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau harus searah.

c. Inverter
Pada tipe ini sumber power menggunakan inverter. Power berasal dari sumber utama
yang diubah menjadi DC tegangan tinggi, AC fekwensi tinggi antara 5 sampai 30 KHz.
Keluaran dari rangkaian dikontrol menurut prosedur pengelasan yang diperlukan. Frekwensi
tinggi diubah menjadi tegangan pada saat pengelasan. Keuntungan dari inverter adalah
menggunakan transformer kecil, semakin kecill transformer semakin meningkat
frekwensinya. Dapat dikontrol dari jarak jauh dan ada yang menggunakan display.
d. Generator

7
Terdiri dari generator arus listrik bolak balik dan searah yang dijalankan dengan
sebuah mesin (bensin atau diesel). Karena sumber energinya bahan bakar maka dalam
pemakaiannya mesin ini banyak digunakan dilapangan (jauh dari sumber listrik) dan
mengeluarkan asap. Kokoh, busur yang dihasilkan stabil, suaranya berisik, berat, mahal,
design dan perawatannya rumit.
Keuntungan Mesin AC-DC
Mesin Las AC Mesin Las DC
1. Perlengkapan dan perawatan lebih 1. Busur nyala listrik yang dihasilkan
murah stabil
2. Kabel massa dan kabel elektroda dapat 2. Dapat menggunakan semua jenis
ditukar,tetapi tidak mempengaruhi hasil elektroda
las.
3. Busur nyala kecil sehingga mengurangi 3. Dapat digunakan untuk pengelasan
timbulnya keropos pada rigi-rigi las. pelat tipis.

Tipe pengkutupan mesin SMAW


1. Arus listrik bolak-balik (AC)
Karena adanya penggantian arah aliran arus listrik tersebut, maka panas yang
dihasilkan dibagi merata antara elektroda las (50%) dan bahan Induk (50%).
2. Arus listrik searah (DC)
Arah aliran listrik selalu tetap yaitu dari kutub negatif, sehingga elektron akan
bergerak dari kutub positif ke negatif. Karena adanya bagian panas yang dihasilkan berbeda
pada benda kerja maupun elektroda maka pengkutuban arus listrik searah ini dibagi dua.

Bagian Elektroda
Elektroda yang terbungkus merupakan sumber logam las yang terdiri dari:
a. Sumbu elektroda merupakan logam pengisi yang meleleh di dalam lengkung listrik
bersama-sama dengan bahan induk dan kemudian membeku membentuk kampuh las.
b. Pembungkus elektroda (fluks) mengurai didalam lengkung listrik dan menghasilkan perisai
gas CO2 dan juga suatu lapisan padat, yang kedua-duanya melindungi kampuh las yang
sedang terbentuk terhadap pengaruh yang merusak dari udara sekelilingnya.
Selain berfungsi melindungi kampuh las, fluks juga berfungsi:
 Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, sewaktu proses
pengelasan berlangsung;

8
 Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan,
hal ini bertujuan agar hasil lasan yang terjadi tidak getas dan rapuh;
 Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara
 menambahkan zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput;
 Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api
sehinggga mudah dikontrol;
 Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair;
 Memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.
Jenis Elektroda:
Elektroda untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam (dipengaruhi oleh jenis fluks-nya,
antara lain:
 Type Cellulose
 Type Rutile
 Type Acid
 Type Basic
Perbedaan dari ke-empat jenis elektroda diatas adalah pada lelehan elektroda selama proses
pengelasan berlangsung, seperti gambar dibawah ini:

Pemilihan jenis elektroda akan mempengaruhi kualitas dan hasil lasan, untuk itu, selain
pemilihan jenis fluks, pemilihan elektroda harus disesuaikan dengan material yang akan dilas.

9
D. Teknik Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Menjadikan elektroda dan bahan las mencair, diperlukan suatu proses penyalaan awal.
Bagi yang sudah terbiasa mengelas dengan menggunakan las SMAW, menyalakan awal
bukanlah suatu hal yang sulit. Tetapi bagi pemula, menyalakan awal merupakan suatu hal
yang sulit.
Proses penyalaan awal busur listrik ada 2 (dua), yaitu dengan cara menggoreskan atau
menyentuhkan ujung elektroda pada benda kerja. Dari hasil sentuhan/goresan tersebut, maka
pada lingkaran arus terjadi hubungan pendek dan tempat sentuhannya terpanasi. Sebelum
elektroda melekat pada benda kerja, maka elektroda harus secepatnya ditarik ke atas sampai
terjadi adanya busur listrik.

Gambar 1. Cara penyalaan awal busur listrik

Seringkali penyalaan awal menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi tukang las.
Selain merupakan hal yang sulit, juga seringkali hasil las-lasan tidak seperti yang diinginkan.
Ada yang terlalu cembung, dan ada pula yang keropos. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi
hasil las-lasan secara keseluruhan.
Agar hal-hal tersebut di atas tidak terjadi, ada baiknya bagi tukang las untuk mengikuti atau
menjalankan tips-tips penyalaan awal di bawah ini.
1. Memanaskan elektroda di dalam oven.
Elektroda yang lembab dapat direkondisi dan dikeringkan kembali untuk mengurangi
kelembaban yang berlebihan. Tetapi bagaimanapun juga semua jenis elektroda memerlukan
sedikit kelembaban, dan bila terlalu kering juga dapat merusak elektroda tersebut serta
berdampak pada performasinya.

10
a) Elektroda Rutile.
Bila elektroda rutile ini menjadi lembab, maka keringkan kembali pada temperatur
170oC selama 30 menit.
b) Elektroda Cellulosa.
Elektroda cellulosa ini perlu sedikit lebih tinggi prosentase kelembabannya.
c) Elektroda Low Hydrogen.
Apabila elektroda low hydrogen ini lembab, maka elektroda ini harus dikeringkan
kembali pada temperatur antara 250oC sampai dengan 350oC selama 2 (dua) jam.
d) Elektroda bersalut serbuk besi (Iron Powder).
Elektroda ini bila mengalami kelembaban, maka harus dikeringkan kembali pada
temperatur 250oC selama 2 (dua) jam.

Gambar Oven Elektroda

2. Memilih jenis arus las yang dipakai menyesuaikan dengan jenis elektroda yang
dipergunakan.
Jenis arus las yang dipakai adalah arus AC, DC+, atau DC-. Bila arus las yang
dipergunakan sesuai dengan ukuran dan jenis dari elektrodanya, maka akan dapat
menghasilkan lasan yang baik dan ideal. Bila arus lasnya tidak sesuai, maka akan
menyebabkan hasil lasan menjadi tidak memuaskan atau dapat dikatakan performasi dari
elektroda menjadi jelek.

11
Gambar Jenis arus pada mesin las

3. Meninggikan jarak elektroda terhadap benda kerja sesaat setelah terjadinya busur
listrik.
Setelah elektroda disentuhkan atau digoreskan ke benda kerja dan ditarik ke atas,
maka akan terjadi yang namanya busur listrik. Supaya busur listrik tersebut menghasilkan
rigi-rigi yang baik, maka jarak antara elektroda dan benda kerja adalah sebesar diameter
elektroda. Tetapi khusus untuk penyalaan awal, supaya hasil las-lasan tidak terlalu cembung
dan atau keropos, maka jarak elektroda terhadap benda kerja harus diusahakan
melebihi dari ukuran sebesar diameter elektroda. Hal ini terjadi hingga lebar dan tinggi rigi-
rigi las serasi. Setelah rigi-rigi las serasi, kemudian sambil berjalan, jarak elektroda terhadap
benda kerja diturunkan kembali sebesar diameter elektroda.

Gambar jarak elektroda terhadap benda

Dengan ketiga tips di atas, diharapkan penyalaan awal bukan lagi menjadi hal yang
tidak menyenangkan bagi tukang las dan mampu membuat hasil las-lasan yang baik. Jika
memang sudah dilakukan ketiga tips di atas dan hasilnya masih belum memuaskan, maka
harus dicoba lagi berulang-ulang (terutama tips yang nomor 3). Karena pada dasarnya,

12
pengelasan hanyalah melatih feeling. Jikafeelingnya sudah ketemu, hasil las-lasan juga akan
baik. Oleh karena itu, berlatihlah sesering mungkin agar feelingnya terasah.

E. Perawatan Mesin Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)


Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan perawatan mesin las :

 Putuskan hubungan arus listrik (power source) yang menuju ke mesin las.
 Buka baut cover mesin dengan menggunakan kunci pas
 Bersihkan bagian dalam mesin dan kipas dari debu dengan cara di semprot
angin
 Bersihkan area PCB mesin dengan cara di semprot dengan angin atau juga
dapat menggunakan kuas ukuran 1/4 inch
 Kencangkan baut kabel masa atau ground kabel dengan menggunakan kunci
ring 13 – 17
 Setelah selesai tutup kembali mesin las dengan cover mesin
 Hidupkan (on) breaker pada panel listrik

Sesudah melakukan perawatan sederhana di atas mesin siap digunakan kembali, sampai
periode perawatan berikutnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelasan adalah ikatan pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Berdasarkan cara kerjanya klasifikasi
pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan
pematrian. Dan teknik pengelasan SMAW merupakan suatu teknik pengelasan dengan
menggunakan arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari
pengelasan dengan busur arus listrik adalah sub merged arc welding SAW, gas metal arc
welding GMAW-MIG, gas tungsten arc welding G dan plasma arc. Di dalam pengelasan
SMAW ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput itu mencair, sehingga dalam
proses ini tidak diperlukan tekanan/pressure gas inert untuk mengusir oksigen atau udara
yang dapat menyebabkan korosi atau gelembung-gelembung di dalam hasil las-lasan. Proses
pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara elektroda dan bahan las
membentuk panas sehingga dapat mencapai 3000 oC, sehingga membuat elektroda dan bahan
yang akan dilas mencair.

B. Saran
Maaf apabila materi di makalah ini tidak tersusun rapi karena kami masih harus
banyak belajar untuk membuat makalah dengan baik dan benar. Semoga semua materi ini
berguna bagi anda yang membaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://navale-engineering.blogspot.com/2013/02/las-smaw.html
http://tiraweld.blogspot.com/2013/02/proses-las-smaw-shield-metal-arc-welding.html
http://bookmarkstoolbarmostvisited.blogspot.com/2012/09/pengelasan-smaw.html

15

Anda mungkin juga menyukai