Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Las
Las atau welding merupakan salah satu cara penyambungan logam, dengan istilah
daerah lasan atau weld dimaksud daerah penyambungan logam yangh dihasilkan
pengelasan tersebut.
Pengelasan yaitu mencairkan sebagian logam induk dengan logam pengisi atau
logam tambahan (jika diperlukan tambahan logam pengisi) untuk menghasilkan
sambungan yang kontiniu. Pengelasan merupkan salah satu bagian yang tak terpisahkan
dari proses manufaktur. Proses manufaktur yang kita kenal antara lain proses pengecoran
(metal casting), pembentukan (metal forming), permesinan (machining), dan metalurgy
serbuk (powder metallurgy). Proses pengelasan yang pada prinsip nya adalah
menyambungkan dua atau lebih komponen. Lebih tepat di tujukan untuk merakit
(assembly) beberapa komponen menjadi suatu bentuk mesin. Komponen yang dirakit
bisa saja dari produk hasil pengecoran, pembentukan atau permesinan, baik dari logam
yang sama maupun berbeda.
Cara penyambungan lain yang telah dikenal lama selain pengelasan adalah
penyambungan dengan cara brazingdan soldering. Perbedaannya dengan [engelasan
adalah pada brazing dan soldering tidak sampai mencairkan logam induk. Sedangkan
perbedaan antara brazing dan soldering terletak pda titik cair logam pengisinya. Titik cair
logam pengisi proses brazing berkisar 4500C – 9000C. Sedangkan uintuk soldering, titik
cair logam pengisinya kurang dari 4500C. Disini dapat kita lihat bahwa proses proses
pengelasan dapat dibagi tiga bagian utama, yaitu pengelasan mencair (fusion weding),
pengelasan tidak mencair (solid state welding)dan soldering/brazing. Dengan demikian
dalam pelaksanaan pengelasan diperlukan alat untuk mencairkan logam yang akan
disambungkan. Perlatan pencair dan atau pemanas logam dapat didasarkan pada
penggunaan energi gas atau energi mekanik.

Mia Audina Syahfitri Page 1


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
BAB II
LAS LISTRIK

A. Pengertian Las Listrik.


Pengelasasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom
tersebut membentuk suatu ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlubebas dari
gas yang terserap atau osidasi.

B. Fasilitas / Kelengkapan Las Listrik.


Fasilitas / kelengkapan dari Las listrik antara lain terdiri darui empat bagian
besar, yaitu pesawat las, alat – alat bantulas, elektroda dan alat – alat keselamatan kerja.

1. Mesin las
Sumber tenaga Las dapat diperoleh dari motor bensin atau diesel dan gardu
induk. Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel melalui beberapa
transformator. Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya
- 110 volt
- 220 volt
- 380 volt

a. Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC)

Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala
PLN atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau motor bensin.Kapasitas
trafo biasanya 200 sampai 500 ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar
dari pesawat trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang
mengeluarkan pesawat las trafo ini.

Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

 Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:


- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada
rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah

Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan
memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.

Mia Audina Syahfitri Page 2


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
besar ampere yang dihasilkan dapat dilihat pada skala ampere.

b. Mesin Las Arus Searah (DC)


Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier, pembangkit listrik
motor disel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan
oleh motor listrik digerakkan oleh motor listrik (motor generator).

Pemasangan kabel sekunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP
atau DCRP.
 Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)

Mia Audina Syahfitri Page 3


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
 Pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda
dan dua pertiga memanaskan benda kerja.
Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.
 Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik
(D.C.R.P)

catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
 Pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan
elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima
panas yang lebih banyak dari benda kerja
 kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan
 Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil

Mia Audina Syahfitri Page 4


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut

- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP


- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

2. Elektroda
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi
selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput.
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi,
semprot atau celup
.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350
sampai 450 mm.

a. Jenis – jenis Selaput Fluksi Elektroda

Bahan untuk selaput fluksi elektroda tergantung pada kegunaanya, yaitu antara
lain selulosa, kalium karbonat, tintanikum dioksida, kaolin, kalium oksida
mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silicon, besi mangan dan sebagainya, dengan
persentase yang berbeda-beda untuk tiap jenis elektroda.

b. Tebal selaput

Tergantung dari jenisnya, tebal selaput elektroda antara 10% sampai 50% dari
diameter elektroda.

Mia Audina Syahfitri Page 5


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
Pada waktu pengelasan selaput elektroda ini nakan ikut mencair dan menghasilkan
gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja
terhadap udara luar.

Udara luar yang mengandunng O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik
dari logam las. Cairan selaput yang disebut terak akan tereapung dadn membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.

Memilih Besar Arus Listrik

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam-
macam elektroda las.

Tabel Besar arus dalam ampere dan diameter (mm)

Keterangan :

a. E menyatakan elektroda
b. Dua angka setelah E (misalnya 60 atau 70) menyatakan kekuatan tarik defosit
las dalam ribuan dengan 1b/inchi²
c. Angka ketiga setelah E menyatakan posisi pengelasan, yaitu :
– Angka (1) untuk pengelasan segala posisi,
– Angka (2) untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan.
d. Angka ke empat setelah E menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai untuk pengelasan.

3. Alat – Alat Bantu Las.


a. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
 Kabel elektroda, adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda.
 Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.

Mia Audina Syahfitri Page 6


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
 Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan suber tenaga atau
jaringan listrrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya tedapat pada
pesawat las AC atau AC – DC.

b. Pemegang elektroda.
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus
oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian
pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan
dari bahan fiber atau kayu.

c. Palu las.
Digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.Berhati-hatilah
membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke
mata atau ke bagian badan lainnya.

d. Klem Massa.
Adalahsuatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya
klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti
Tembagaagar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi
dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik .
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem
massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat,
minyak.

e. Tang (penjepit).

Digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih


panas.

e. Sikat kawat, Dipergunakan untuk :

 membersihkan benda kerja yang akan dilas


 membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.

Mia Audina Syahfitri Page 7


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
C. Posisi pengelasan

Yang dimaksud dengan posisi atau sikap pengelasan yaiu pengaturan posisi atau
letak gerakan elektroda las. Posisi pengelasan yang diambil oleh operator las
biasanya tergantung dari letak kampuh-kampuh atau celah-celah benda kerja yang
akan di las. Posisi-posisi pengelasan pad alas listrik, yaitu posisi pengelasan dibawah
tangan, posisi pengelasan mendatar (horizontal), posisi pengelasan tegak (vertical
dan posisi pengelasan di atas kepala.

1) Posisi pengelasan di bawah tangan

Posisi pengelasan yang paling mudah untuk las listrik yaitu pengelasan dengan
posisi dibawah tangan. Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar.
Sudut pengelasan yang dibentuk sekitar 85˚. Yang perlu diperhatikan yaitu posisi
kemiringan elektroda pada bendakerja. Posisi pengelasan ini sering dilakukan pada
pengelasan umum, misalnya penyambungan komponen-komponen.

2) Posisi pengelasan mendatar (horizontal)

Mengelas dengan posisi mendatar merupakan pengelasan yang arahnya


mengikuti arah garis mendatar/horizontal. Pada posisi pengelasan ini kemiringan dan
arah arah ayunan elektroda harus diperhatikan. Sudut pengelasan yang dibentuk
sekitar 70˚-80˚. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak dari arah gerak elektroda
las. Pengelasan posisi mendatar sering digunakan untuk pengelasan benda-benda
yang berdiri tegak.

3) Posisi pengelasan tegak

Mengelas dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti


arah garis vertical. Posisi benda keja biasanya berdiri tegak dengan gerak elektroda
las yaitu naik ke atas. Sudut pengelasan yang dibentuk sekitar 85˚. Pengelasan posisi
ini sering digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak.

Mia Audina Syahfitri Page 8


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
4) Posisi pengelasan diatas kepala

Benda kerja terletak di atas kepala operator las. Posisi pengelasan ini lebih
sulit dibandingkan dengan posisi yang lain karena posisi benda kerja diatas kepala.
Sudut yang dibentuk sekitar 80˚. Posisi pengelasan ini dilakukan untuk pengelasan
pada permukaan datar atau permukaan yang agak miring tetapi posisinya berada
diatas kepala, yaitu letak elektroda berada dibawah benda kerja.

D. Kesalahan Pengelasan

Dengan teknik keterampilan yang cukup, mungkin jarang sekali ditemukan


kesalahan atau kegagalan pada pengelasan. Kegagalan atau kesalahan pda pengelasan
dapat ditunjukkan oleh beberapa hal misalnya lancer tidaknya proses dan bentuk hasil
pengelasan. Untuk lebih jelasnya beberapa kesalahan yan sering terjadi pada
pengelasan dapat di uraikan sebagai berikut :

1) Elektroda sulit dinyalakan

 Ujung elektroda terbungkus


 Tang massa belum kontak baik dengan benda
 Benda kerja kotor
 Arus terlalu tinggi

2) Penembusan busur nyala tidak baik

 Busur nyala terlalu panjang


 Jenis dan diameter elektroda yang digunakan salah
 Kecepatan gerak elektroda terlalu cepat
 Arus listrik terlalu rendah

3) Timbul percikan disekitar rigi-rigi

 Kerusakan pada elektroda


 Busur nyala menyembur dan terlalu tinggi
 Besar arus listrik berlebihan

4) Hasil las-lasan ada keretakan

 Arus listrik yang digunakan terlalu rendah


 Penyebaran panas yang tidak merata
 Pendinginan yang terlalu cepat

5) Hasil las-lasan keropos

 Kecepatan pengelasan yang tidak stabil

Mia Audina Syahfitri Page 9


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
 Terdapat kotoran pada benda kerja
 Waktu pengisianpada pengelasan kurang

6) Terjadi pengerutan

 Pemanasan yang terlalu tinggi dan tidak merata


 Penempatan bagian-bagian yang disambung tidak baik

7) Peleburan elektroda kurang

 Kecepatan pengelasan terlalu besar


 Panjang nyala busur tidak tepat
 Persiapan yang tidak baik, misalnya permukaan benda kerja yang kotor

E. Tabel Latihan Keterampilan Las Listrik


No Nama Job Jenis Bahan Ukuran Bahan Jumlah
1 Latihan Dasar Plat Strip 6 x 50 x 150 1 potong
mm
2 Latihan Dasar Jalur Las Plat Strip 6 x 50 x 150 1 potong
mm
3 Las Lurus Jalur Dua Plat Strip 6 x 50 x 150 1 potong
mm
4 Las Sambungan T Plat Strip 6 x 50 x 150 2 potong
mm
5 Las Kampuh Besi Beton ∅ 14 x 150 mm 2 potong

F. Keselamatan Kerja Las Listrik.


Prinsip kerja las busur Listrik yaitu mengalirkan arus listrik dengan tegangan
tertentu melewati suatuu tahanan, sehingga menimbulkan panas yang sangat tinggi
yang mampu mencairkan logam. Loncatan bunga api yang terjadi pada nyala busur
listrik karena adanya potensial tegangan atau beda tegangan antara ujungelektroda dan
benda kerja. Tegangan yang digunakan sangat menentukan terjadinya loncatan bunga
api listrik. Hal yang perlu diperhatikan bahwa tegangan yang tinggi akan
membahayakan operator las, karena tuuh manusi hanya mampu menderit tegangan
listrik sekitar 42 volt.
Tegangan yang keluar dari transformator pada mesin las besarnya anta 55 – 85
volt. Besarnya tegangan ini cukup membahayakan bagi operatornya, karena kejutan
akibat tegangan yang diderita apabila terjadi kontak langsung dengan tubuh operator.
Untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan akibat tegangan listrik maka alat
keselamatan kerja las listrik berfungsi melindungi dan mencegah tubuh operator las
dari bahaya kecelakaan tersebut. Adapun alat- alat keselamtan kerja yang digunakan
adalah :

Mia Audina Syahfitri Page 10


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
1. Helm Las
Helm las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultraviolet dan
sinar infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las tidak boleh dilihat secara
langsung dengan mata telanjang sampai jarak minimum 16 meter. Selain itu, bentuk
helm las yang menutup muka berguna melindungi kulit muka dari percikan api gas
selama proses pengelasan.
Alat keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca yang terdiri dari satu kaca las
khusus yang diapit oleh dua kaca bening. Lapisan kaca luar dan dalam berfungsi
melapisi kaca las khusus agar tidak mudah rusak atau rusak atau pecah.
Kaca las memiliki penomoran yang dibedakan menurut besar arus listrik yang
diatur pada mesin las. Penggolongannya adalah sebagai berikut.
Kaca las nomor 6 untuk las titk (tack weld)
Kaca las nomor 6 dan 7 untuk pengelasan menggunakan arus sebesar 30 A.
Kaca las nomor 8 untuk pengelasan menggunakan arus sebesaar 75 A.
Kaca las nomor 10 untuk pengelasan dengan arus sebesar 75 A sampai 200 A
Kaca las nomor 12 untuk pengelasan dari 200 A sampai 400 A.
Kaca las nomor 14 untuk pengelasan menggunakan arus diatas 400 A.
2. Pakaian kerja (Apron)
Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat
dari bahan yang tidak mudah terbakar seperti kulit atau dari asbes. Apron terdiri apron
lengan dan apron dada.
3. Sarung tangan ( Welding Gloves)
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehuingga tidak menghalangi
pergerakan jari – jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan
lainnya.sepasang sarung tangan tidak terkena percikan bunga api atau benda panas
yang dilas.
4. Sepatu Las.
Karakteristik sepatu las sangat berbeda denga sepatu biasa pada umumnya.
Sepatu las harus dapat dibuat dari bahan kulit dimana bagian ujunhgnya terdapay
pelat besi pelindung. Hal ini sangat berguna untuk melindungi kaki dari benda –
benda keras dan tajam yang jatuh mengenai kaki. Selain itu, alas sepatu terbuat dari
karet yang tidaklicin sehingga pemakainnya tidak mudah terpeleset saat mengangkat
benda – benda berat.
5. Kamar Las.
Kamar las memiliki meaj las untuk meletakkan benda kerja dan tabir – tabir
untuk menghalangi sinar las keluar secara berlebihan. Pengelasan yang dilakukan
diluar kamar las biasanya, menimbulkan gangguan terhadap orang yang ada disekitar
operator las akibat sinar las.
6. Masker Las.
Maker las berguna menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbulkan oleh
mencairnya selaput (fluks) elektroda.

Mia Audina Syahfitri Page 11


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
7. Kaca Mata Pelindung.
Kaca mata pelindung berbeda dibanding kaca yang terdapat pada helm las. Kaca
mata las tememiliki satu lapisan kaca bening yang berfungsi melindungi mata dari
percikan sewaktu permukaanlas dibersihkan.
Alat keselamatan kerja las litrik hanyalah salah satu bagian dari sistem kemanan
dan keselamtan kerja. Pemahaman terhadap resiko pekerjaan las listrik dan kesadaran
dalam mematuhi produser kerjanya akan sangat membantu kelancaran dan
keberhasilan pekerjaan. Bagaimanapun juga keselamatan lebih penting dari pekerjaan
itu sendiri dan kesehatan sangat berharga bagi kehidupan.

Mia Audina Syahfitri Page 12


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
BAB III
LAS ASITELIN

A. Oxy aceteline welding (OCW)

Pengelasan dengan oksi asitelin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung atau mencair oleh nyala gas
asitelin melalui pembakaran C2H2dengan gas O2 dengan atau tidak dengan logam pengisi.
Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang
dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas
bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.

Dari table dapat dilihat :

Gas-gas lain yang juga berperan adalah gas propane (LPG), methane dan hydrogen.
Karena temperature nyala api yang dihasilkan lebih rendah dari gas asitilen maka ketiga jenis
gas ini jarang dipakai sebagai gas pencampur.

Prinsip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas
asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul
nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan
memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan
maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya
terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.

Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur
dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang
mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang
digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-
asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.

Mia Audina Syahfitri Page 13


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
Gambar : Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen

Kandungan oksigen dalam tabung oksigen sebesar 99,5 % . Tabung gas


oksigen yang sering dipakai dibengkel umum memiliki kapasitas 244 SCF (standard cubic
feet) dan tekanan sebesar 26 psi.Asetelin boleh digunakan diatas tekanan 15 psi dan dapat
disimpan dengan kapasitas 275 SCF dengan tekanan 250 psi.Campuran gas asetelin dan
oksigen menghasilkan panas api 4300 - 45000F.

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100
kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi
berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu
menahantekanan sampai 1,7 MPa.
Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen
komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari
nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa.Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air.Gelembung-gelembung gas naik dan
endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2

kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat
dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,
berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan
tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Mia Audina Syahfitri Page 14


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi
antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih
dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari
generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air
atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen
dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung
asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan
gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.

Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh
lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen
haruslah selalu tegak lurus).

B. Fasilita/kelengkapan pada Las Asetelin

1. Tabung gas oksigen.

Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi
bertekanan.Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-
tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium.Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam
mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan
dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.
Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau
gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Table berikut ini
menunjukan kode warna tabung gas untuk berbagai jenis warna.

Mia Audina Syahfitri Page 15


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
2. Tabung gas asetilen, berisi gas asetilen yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam proses
pembakaran.
3. Regulator.
Regulator ataulebihtepat dikatakan katup penutup tekanan,dipasang pada katub
tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekanan hingga mencapai
tekanan kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya kerja
selama proses pengelasanatau tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap
oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian – bagian seperti saluran masuk, katup
pengaturan kerja, katup pengaman , alat pengukur tekanan tabung, alat pengukur tekanan
kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
4. Selang penyalu/selang gas.
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas.
Untuk memenuhi persyaratan keamanan, sedang harus mampu menahan tekan kerja dan
tidak mudah bocor. Selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk
memudahkan bagaiana membedakan selang oksigen dan selang asetelin maka cukup
memperhatikan kode warna pada selang.
5. Torch (pembakar).
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur
didalamnya dan akhirnya pada ujung nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan tersebut,
torch memiliki dua fungsi yaitu sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetelin sekaligus
pembentuk nyala api diujung nosel.

Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :

1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.


Dibedakan atas :
– Injector torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas
oksigen.
– Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk
sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam
tekanan yang sama.

2. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :


– Toch normal
– Torch ringan/kecil

3. Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :


– Torch nyala api tunggal
– Torch nyala api jamak

4. Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :


– Torch untuk gas asetilen
– Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.

Mia Audina Syahfitri Page 16


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
5. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
– Torch manual
– Torch otomatik/semi otomatik

6. Katup tabung.
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini
ditempatkan tepat dibagian ats dari tabung. Pada tabung oksigen, katup biasanya dibuat dari
material kuningan, sedangkan untuk tabung gas asetelin, katup ini terbuat dari material baja.

C. Bentuk – bentuk Nyala pada Las Asetelin


1. Nyala Asetelin

Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen. Nyala
apimenampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.

2. Nyala Karburasi
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya
bisa mencapai 3500 derajat Celcius.Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam
pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi
sebagai berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2.

3. Nyala Oksidasi

Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.Setelah dicapai


nyalaapi netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api
oksigenlebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.

4. Nyala Netral

Mia Audina Syahfitri Page 17


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan
perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada
gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen
yang diambil dari udara. Melakukan penyetelan dengsn mengatur katup oksigen pada obor
las.

5. Nyala terpisah terpisah karena tekanan berebihan


Nyala yang terpisah pada ujung bor karena kelebihan gas oksigen yang terlalu besar.
Perlu melakukan penyesuaian untuk mengembalikan nyala tersebut menjadi nyala netral atau
nyala oksidisi atau nyala karburasi.

D. Langkah pemasangan perangkat kerja las aseteline


1. Pasang regulator oksigen ke tabung baja oksigen
2. Pasang regulator asertelin ke tabung baja asetelin
3. Hubungkan selang kas dengan regulator dan obor las (blander)
4. Atur tekanan dalam regukator masing – masing sesuairekomendasi pabrik
5. Buka katup acitelin dan nyalakan dengan penyala gesek
6. Buka katup oksigen pelan – pelan dengan penyala gesek.
7. Buka katup oksigen pelan – pelan dengan mengatur bentuk nyala sesuai keperluan.

E. Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :


1. Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.
2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang
tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-
bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.
4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat
ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

F. Tabel Latihan Keterampilan Las Karbid

No Nama Job Jenis Bahan Ukuran Jumlah


1 Las dasar jalur Plat strip tipis 1 x 45 x 95 1 potong
dua mm
2 Las Plat strip tipis 1 x 45 x 95 2 potong
Sambungan mm
Berimpit

Mia Audina Syahfitri Page 18


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
3 Las Plat strip 2 x 67 x 140 1 potong
Sambungan mm
Pipa (Rumah Pipa besi ∅ 53 x 49 mm 1 potong
Lilin/Asbak Pipa besi kecil ∅ 25 x 30 mm 1 potong
Rokok)

G. Keselamatan Kerja Pada Las Asetelin.


Pengelasan merupakn pekerjaan yang menggunakan energi atau panas yang sangat
tinggi. Pennggnaan panas yang sangat tinggi ini akan memungkinkan timbulnya bahaya –
bahaya yang tidak dikehendaki. Untuk menghindari hal tersebut maka harus diketahui sumber
energi yang digunakan, bagaimana karakteristiknya, dan bagaimana pnggunaannya.
Las oksi-asetelin merupakan pengelasan yang bermanfaat energi atau panas dari
pembakaran gas asetelin (reaksi antara gas O2 dan gas C2H2). Gas asetelin merupaka salah
satu jenis gas yang sangat mudah terbakar dibawah pengaruh suhu dan tekanan. Gas asetelin
disimpan dalam suatu tabung yang mampu menahan tekanan kerja. Bahay – bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh gas asetelin antara lain sebagai berikut.
1. Polemerisasi.
Peristiwa ini akan menyebabkan suhu gas meningkat jauh lebih tinggi dalam waktu
yang sangat singkat. Polemerisasi akan terjadi pada waktu suhu 300oC, jika berada pada
tekanan 1 atm. Oleh sebab itu, gas asetelin tidak boleh disimpan atau digunakan pada suhu
diatas 3000C.
2. Disosiasi.
Yaitu adanya panas yang ditimbulkan oleh proses pembentukan zat – zat. Disosiasi
terjadi pada suhu 6000C, jikja berada pada tekanan 1 atm atau 5300C jika tekanan 3 atm.
Jika terjadi disosiasi maka tekanan gas akan meningkat dan hal ini sangat membahayakan
karena bisa menimbulkan ledakan.

Kebocoran gas asetelin akan sangat membahakan karena hal ini dapat mengakibatkan
awal terjadinya kebakaran atau ledakan. Kebocoran gas biasanya terjadi pada bagian
penutup, bagian hubungan antara tabung dan penutup tabung, dan bagian – bagian
sambungan – smbungan tabung, karena tabung dirancang untuk bekerja pada tekana kerja
yang tinggi sehingga konstruksinya kokoh. Untuk menghindari terjadinya kebocoran –
kebocoran sebaiknya :

1. Katup – katup penutup supaya diputar/ditutup serapat – rapatnya. Agar penutupan


katup dilakukan dengan baik dapat dilakukan dengan alat bantu misalnya sarung tangan
atau lap yang basah.
2. Klem atau penjepit selang gas diusahakan dapat menjepit dengan baik tanpa terjadi
kebocoran.
3. Pastikan selang – selang gas tidak bocor. Kebocoran selang gas dapat diperiksa dengan
memasukkan selang selang kedalam air. Jika terjaddi kebocoran maka akan ada
gelembung gas yang muncul.

Mia Audina Syahfitri Page 19


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
Panas yang berlebihan pada tebung asetelin sangat membahayakan karena kalau
dibiarkan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Jika terjadi pemanasan pada tabung
asetlin maka sebaiknya :
1. Tabung dipindahkan ketempat yang aman, lapang, terbuka dan letakkanpada posisi
berdiri atau vertikal.
2. Dilakukan pendinginan tabung dengan cara menyiram air dingin, dan jika tidak ada
peburunan suhu rendam dalam air dingin pada posisi vertikal selama 24 jam.

Untuk menghindari bahaya kebakaran maka dalam bengkel las harus mempunyai
tabung pemadam kebakaran, yang diletak pada posisi yang mudah dan seepat dijangkau
bila sewaktu – waktu akan digunakan. Selain tabung pemadam kebakaran yang harus
tersedia dalam bengkel las yaitu adalah sumber air. Air dapat digunakan untu membantu
proses pengelasan misalnya untuk proses pendinginan juga dapat digunakan utuk
membantu pengamanan m,isalnya untuk pendinginan tabung asetelin jika terjadi
pemanasan pada tabung asetelin.
Alat – alat keselamtan kerja pada bengkel las asetelin yang digunakan sama dengan
alat – alat keselamatan kerja pada las listrik yaitu :
1. Topeng Las/Helm Las
Untuk melindungi mata, kepala/rambut dari percikan pada saat melakukan
pemotongan dengan oksi-asetelin atau api las benda – benda las lainny. Juga untuk
melindungi muka operator las terhadap percikan hasil pemotongan, dan ledakan
percampuran gas yang tidak sempurna.
2. Pakaian kerja (Apron)
Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat
dari bahan yang tidak mudah terbakar seperti kulit atau dari asbes. Apron terdiri apron
lengan dan apron dada.
3. Sarung tangan ( Welding Gloves)
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehuingga tidak menghalangi
pergerakan jari – jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan
lainnya.sepasang sarung tangan tidak terkena percikan bunga api atau benda panas
yang dilas.

4. Sepatu Las.
Karakteristik sepatu las sangat berbeda denga sepatu biasa pada umumnya.
Sepatu las harus dapat dibuat dari bahan kulit dimana bagian ujunhgnya terdapay
pelat besi pelindung. Hal ini sangat berguna untuk melindungi kaki dari benda –
benda keras dan tajam yang jatuh mengenai kaki. Selain itu, alas sepatu terbuat dari
karet yang tidaklicin sehingga pemakainnya tidak mudah terpeleset saat mengangkat
benda – benda berat.
5. Kamar Las.
Kamar las memiliki meaj las untuk meletakkan benda kerja dan tabir – tabir
untuk menghalangi sinar las keluar secara berlebihan. Pengelasan yang dilakukan
diluar kamar las biasanya, menimbulkan gangguan terhadap orang yang ada disekitar
operator las akibat sinar las.

Mia Audina Syahfitri Page 20


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
6. Masker Las.
Maker las berguna menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbulkan
oleh mencairnya selaput (fluks) elektroda.
7. Kaca Mata Pelindung.
Kaca mata pelindung berbeda dibanding kaca yang terdapat pada helm las.
Kaca mata las tememiliki satu lapisan kaca bening yang berfungsi melindungi
mata dari percikan sewaktu permukaanlas dibersihkan.

Mia Audina Syahfitri Page 21


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis membaca dari semua referensi yang didapatkan dari penyusunan
makalah ini maka penulis dapatmenyimpulkan bahwa :
 Pada akhirnya penulis menngetahui pengertian las listrik, alat – alat yang
digunakanpada proses las listrik, posisi pengelasan las listrik serta keselamatan
kerja yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik.
 Penulis pada akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang
digunakan pada praktikmlas gas, jenis – jenis nyala api, serta posisi pengelasan
pada proses las gas.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut :
 Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai
referensi agar makalah yang dibuat agar lebih baik.
 Pelajarilah makalah yang telah dibuat agar dapat menambah wawasan lagi.

Mia Audina Syahfitri Page 22


TUGAS TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR PUSTAKA

www.labteknologimekanik.com

http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html

Cary Howard B,”Modern Welding Technology” Prentice Hall, EnglewoodCliffs, New Jersey
Q7632, USA, 1994

http://laslistrik.blogspot.com/2008/06/html

http://materialkuliah.blogspot.com/2009/06/.html
http://arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html

Mia Audina Syahfitri Page 23


TUGAS TEKNIK PENGELASAN

Anda mungkin juga menyukai