Anda di halaman 1dari 8

NAMA : REZKI MEILANI

NIM : 221430011

MATERI : PENGELASAN SMAW

PENGELASAN SMAW
1. PENGERTIAN

Pengertian SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur logam terlindung
adalah suatu proses pengelasan busur listrik dimana energi panas untuk pengelasan
dibangkitkan oleh busur listrik yang terbentuk antara elektroda logam yang terbungkus benda
kerja. Logam pengisi yang ada di dalam elektroda dibungkus oleh slag akan menjadi
pelingdung logam lasan saat proses pengelasan berlangsung. Las SMAW biasa disebut juga
dengan istilah pengelasan berlangsung. Las SMAW biasa disebut juga istilah las MMA
(Manual Metal Arc) atau stick welding. Diagram proses pengelasan SMAW dapat dilihat
pada ilustrasi berikut.

2. Skema proses pengelasan SMAW


Kata shielded metal arc welding (SMAW) merujuk pada proses penyambung dua
buah logam atau penambah logam pada permukaan logam yang ada. Masing-masing kata
dalam SMAW memiliki makna, shielded maksudnya kemampuan untuk menghilangkan
udara di sekitar lasan agar terhindar dari efek-efek yang menurunkan kualitas lasan. Kata
shielded ditunjukan pada inti elektroda yang terbungkus dengan flux. Kata metal maksudnya
adalah inti dari elektroda berupa logam atau batang konduktor yang kemudian mencair dan
mengisi kolam las, arc atau busur mengacu pelepasan plasma yang merubah energi listrik
menjadi panas. Sedangkan kata welding menunjukkan enyambungan logam dilakukan secara
fusi.
Aksi perlindungan pada pengelasan SMAW dan klasifikasi bagian/lapisan pengelasan
SMAW diilustrasikan pada gambar dibawah. Ada dua mekanisme yang bekerja untuk
mencegah efek merugikan pada kolam las yang disebabkan oleh gas yang terkandung di
udara. Oleh pembakaran dan dekompososo penutu elektroda. Kedua adalah aksi selimut pada
logam lasan dengan fluks atau terak, yang mencegah difusi konsituen udara ke dalam logam
udara.
3. PRINSIP OPERASI LAS SMAW
Proses SMAW menggunakan rangkaian listrik untuk menghasilkan busur pengelasan
dengan cara merubah daya listrik menjadi energi panas. Panas yang diakibatkan oleh busur
sangat kuat dan sangat terkonsentrasi sehingga segera melelehkan sebagian benda kerja dan
ujung elektroda. Juru las menjaga Panjang busur dengan cara mengatur jarak atau gap antara
elektroda dan kolam lasan pada benda kerja secara konsisten. Ketika busur dihilangkan,
cairan menyatu dan membeku menjadi padatan terbentuk logam yang kontinyu.

Sumber daya terhubung dalam satu rangkaian secara seri dengan elektroda dan benda
kerja. Sumber daya tersebut memiliki  dua output terminal yang berbeda, salah satu terminal
dihubungkan dengan benda kerja, dan terminal yang lain terhubung dengan elektroda.
Sepanjang elektroda SMAW dijauhkan dari benda kerja, maka rangkain masih terbuka (open
circuit) dan terdapat beda tegangan antara penyangga elektroda dan benda kerja.
Saat orang bersiap dan mulai mendekatkan atau menyentuhkan ujung elektroda ke
permukaan beda kerja, maka busur listrik akan terbentuk. Kontak sesaat yang terjadi antara
ujung elektroda dan permukaan benda kerja menyediakan jalan bagi arus untuk mengalir.
Sesaat kemudian, sepanjang juru las menjaga jarak ujung elektroda dengan benda kerja
kurang lebih selebar diameter elektroda, maka beda tegangan (voltage drop) akan
menginduksi aliran arus melului celah sempit udara dan menghasilkan busur.

Arus dalam busur dibawa oleh plasma, yang merupakan keadaan terionisasi dari
sebuah gas. Dalam terminologi kelistrikan, arus mengalir keluar dari terminal positif busur
(anoda) menuju terminal negatif (katoda), sedangkan elektron mengalir ke arah yang
berlawanan. Jika rangkaian mesin las diset ke arus searah elektroda positif (DCEP), maka
katoda berada pada benda kerja dan anoda berada pada ujung elektroda SMAW. Jumlah
energi yang diubah menjadi panas oleh busur adalah fungsi dari kemudahan gas terionisasi
dan jumlah arus yang ditransmisikan. Distribusi suhu merupakan fungsi dari panas yang
dihasilkan, panas yang hilang, dan dimensi busur. Panas yang intens dari busur langsung
melelehkan kabel inti (elektroda) yang berdekatan dengannya dan membakar penutup
konsentris (flux). Beberapa bahan penutup menguap dan membusuk, menghasilkan gas dalam
jumlah besar.

Beberapa bahan mungkin bertahan dan mulai membentuk kerucut pelindung ke dalam
kawat inti; bahan lain meleleh dan bergabung dengan kawat inti dalam bentuk tetesan yang
didorong melintasi busur. Bersamaan dengan itu, kumpulan logam cair mulai terbentuk di
permukaan benda kerja di dekat busur. Kondisi quasi-steady segera terbentuk, di mana kolam
las yang berbeda menjadi terlihat dan juru las siap untuk memanipulasi / menggerakkan
elektroda. Pada saat inilah – pada awal pembuatan pengelasan – porositas rentan terjadi
karena pelindung belum sepenuhnya berkembang dan udara di lokasi pengelasan belum
sepenuhnya dikeluarkan.

4. Elektroda SMAW

Semua elektroda SMAW memiliki penutup dengan komposisi yang memfasilitasi


proses pengelasan dan menambahkan elemen paduan untuk memberikan sifat yang berguna
pada pengelasan. Tanpa penutup, busur akan sangat sulit dipertahankan, deposit las akan
rapuh dengan oksigen dan nitrogen terlarut, manik las akan tumpul dan berbentuk tidak
teratur, dan benda kerja akan mengalami cacat berupa undercut.

Elektroda terbungkus menyediakan logam filler dan pelindung untuk proses


pengelasan SMAW. Elektroda tertutup memiliki komposisi kawat inti yang berbeda dan
berbagai jenis penutup fluks. Inti elektroda berfungsi sebagai logam pengisi dan penutup
elektroda memiliki beberapa fungsi sebagai berikut, bergantung pada jenis elektroda:

1. Selimut terak di atas kolam cairan logam dan las yang kemudian memadat.
2. Gas pelindung untuk mencegah kontaminasi atmosfer dari aliran busur dan
logam las.
3. Elemen pengion untuk operasi busur yang lebih lancar.
4. Deoxidizers dan scavenger untuk menyempurnakan struktur butiran logam las.
5. Elemen paduan seperti nikel dan kromium untuk baja tahan karat.
6. Logam seperti bubuk besi untuk laju deposisi yang lebih tinggi
5. Jenis Mesin Las SMAW
 Mesin LAS AC.

Mesin las AC adalah jenis mesin las listrik yang menggunakan transformator (trafo)
sebagai sumber nyala pada busur listriknya. Trafo akan berfungsi mengubah tegangan arus
listrik (yang biasanya masuk lebih tinggi dari kebutuhan) menjadi tegangan yang sesuai.

Untuk memaksimalkan kinerjanya, biasanya jenis trafo las ini menggunakan daya yang cukup
besar. Hal ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan daya listrik yang digunakan untuk
mencairkan logam dan elektroda di dalam proses pengelasan.

 DC.

Pada mesin las listrik tipe DC ini arus yang digunakan adalah arus searah. Arus ini
dihasilkan dari dinamo motor listrik searah. Dinamo ini dapat digerakkan oleh motor listrik,
motor diesel, motor bensin atau motor tenaga lainnya. Mesin ini memerlukan suatu alat yang
dapat merubah arus menjadi arus searah untuk menggerakkan motornya. Arus bolak-balik ini
dirubah menjadi arus searah dengan adanya rectifier (dioda).

 AC/DC.

Mesin las arus ganda AC-DC ini dapat digunakan pengelasan dengan arus searah dan
pengelasan arus bolak-balik. Mesin las ini memiliki trafo satu fasa dan sebuah alat perata
didalam satu unit mesin. Arus AC diambil dari lilitan sekunder pada trafo sedangkan arus DC
diambil dari unit perata arus (recctifier). Untuk mengatur arus yang digunakan baik AC
maupun DC, dapat diatur dengan jalan memutar alat pengatur dari mesin las ganda tersebut.

Semua jenis mesin las tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan masing masing,
jika Anda memerlukan dua jenis mesin las Anda dapat membeli jenis AC/DC.

Keuntungan Mesin Las AC dibandingkan dengan DC adalah mesin las AC tidak berpengaruh
terhadap output arus yang keluar pada elektroda meskipun panjang kabel las yang digunakan
sangat panjang. Jika las DC semakin panjang kabelnya maka output ampernya semakin
berkurang, untuk mengukurnya Anda dapat menggunakan tang ampere. Ukur pada kabel
dekat dengan mesin las dan kabel pada holder elektroda.

Keuntungan Mesin Las DC dibanding Las AC adalah proses awal penyalaan lebih mudah,
kemudian mesin las DC lebih bagus hasilnya jika digunakan untuk penetrasi atau pembuatan
akar las.

6. Polaritas Las SMAW


 DCEF (Direct Current Electroda Positif)

Polaritas DCEP Adalah pengelasan SMAW kutub positif dihubungkan dengan kabel yang
disambungkan pada holder atau kabel elektroda. Sedangkan kutub negatif dihubungkan
dengan benda kerja, Polaritas ini juga disebut dengan DCRP (Direct Current Reverse
Polarity).

 DCEN (Direct Current Electroda Negatif)

Polaritas DCEN adalah pengelasan SMAW kutub negatif dihubungkan dengan kabel
elektroda, sedangakan kutub positif dihubungkan dengan benda kerja, Polaritas ini juga
disebut dengan DCSP (Direct Current Straight Polarity).

 AC

Untuk hasil pengelasan yang menggunakan polaritas AC ini penetrasinya sedang, artinya
tidak sedalam DCEN dan tidak sedangkal DCEP.

7. Peralatan Las SMAW

 Mesin Las.
 Kabel Massa.
 Kabel Elektroda.
 Holder Elektroda.
 Penjepit kabel massa.
 Kawat Las.
 Peralatan Pendukung:
– Helm Las.
– Palu Chipping.
– Sarung Tangan.
– Appron.
– Sepatu Safety.
– Masker.

8. Parameter Las SMAW:

Dalam mengelas SMAW Anda harus memperhatikan beberapa parameter las agar hasil
maksimal, berikut ini parameternya :

 Arus Pengelasan.
Ampere las sangat berpengaruh terhadap hasil las, mulai dari penetrasi, lebar las dan
tebal dari hasil pengelasan. Jika arus terlalu kecil maka penetrasi dangkal, namun jika
terlalu besar maka material dapat jebol dan juga dapat menyebabkan daerah HAZ
menjadi lebih besar. Lihat juga cara mengatur ampere mesin las.
 Voltase Pengelasan.
Parameter ini hampir sama pengaruhnya dengan arus las, yaitu berpengaruh terhadap
lebar lasan dan kecepatan mencairnya elektroda.
 Kecepatan Pengelasan.
Travel Speed atau Kecepatan las yang benar diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan syarat keberterimaan. Jika terlalu cepat maka hasil pengelasan
cenderung lebih kecil, sedangkan jika terlalu lambat maka akan terlalu tebal.
 Polaritas.
Untuk SMAW, polaritas DCEN hasil penetrasinya lebih dangkal dibandingkan
dengan DCEP. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pengelasan GTAW.

9. Keuntungan Las SMAW


 Las SMAW dapat digunakan untuk mengelas semua posisi.
 Dapat digunakan untuk mengelas semua jenis material ferrous.
 Harga mesin lebih murah dibandingkan mesin GMAW atau SAW.
 Peralatan mudah dibawah kemana saja dan cukup ringkas.
 Dapat digunakan untuk mengelas dengan ketebalan material yang kita inginkan.

10.Kekurangan Mesin Las SMAW:

 Sering melakukan pemasangan Elektroda saat mengelas, karena panjang kawat las
terbatas.
 Harus melakukan pembersihan slag atau kerak las setelah proses pengelasan.
 Hanya dapat digunakan mengelas jenis material Ferrous.
 Pada jenis elektroda tertentu harus dioven sebelum melakukan pengelasan.

Anda mungkin juga menyukai