Anda di halaman 1dari 14

A.

Alat-alat Pengukur Sudut

A.Alat pengukur sudut khusus

Alat-alat pengukur sudut khusus yaitu alat-alat pengukur sudut yg mempunyai sudut
tertentu yg sifatnya tetap atau kaku,alat pengukur sudut ini antara lain:

 Siku {pengukur sudut 90}


 pengukur sudut 60
 pengukur sudut 45
 pengukur sudut mata bor
 siku T

B.Alat pengukur yg dapat di stel

Alat-alat pengukur sudut yg dapat di stel terdiri atas:

 Protractor
 Bevel protractor

1. PROTRACTOR : merupkan busur derajat dilengkapi dengan mistar yg dapat di


stel,digunakan untuk membuatgaris gambar atau membuat sudut pd benda
kerja dengan rentang 0-180 derjat
2. BEVEL PROTRACTOR : bevel protractor berfungsi untuk memeriksa sudut dari
hasil pekerjaan permesinan,membuat garis-garis gambar pd benda kerja yg
akan dibentuk dengan sudut-sudut tertentu,atau dapat juga digunakan untuk
memeriksa kerataan dari dua permukaan yg mempunyai sudut tertentu

Bagian-bagiam bevel protractor terdiri atas:

 busur derajat
 rangka
 mistar
 baut penyetel
 blok ukur

A.Busur derajat

Busur derajat satu lingkaran penuh dipasang pd rangka.Pada busur derajat


terdapat garis-garis skala ukur sudut dalam suatu derajat mulai dari 0-180 derjat

B.Rangka

Rangka terbuat dari baja tuang pd rangka ini terdapat busur derajat,mistar
baja,dan blok dengan posisi yg dapat diatur sesuai dengan posisi sudut yg diinginkan

C.Mistar

Mistar dipasang pada rangka dengan posisi dapat diatur, baik posisi sudutnya
maupun jarak atau panjang terhadap benda ukur atau balok ukurnya.Yaitu dengan
menyetel baut penyetel.

D.Baut penyetel

1
Baut penyetel digunakan untuk menyetel posisi sudut busur derajat terhadap
mistar atau mengatur panjang mistar terhadap beda ukurnya

E.Blok ukur

Rangka atau rumah dengan blok ukur dengan bagian bawwah berbentuk permukaan
rata sebagai blok untuk meletakkan bevel protractor pd permukaan benda yg akan
diukur

B. Jenis - Jenis Alat Ukur

Alat ukur merupakan salah atu alat bantu untuk mengukur suatu benda atau produk untuk
mengetahui karakteristik dari suatu benda tersebut misalkan dimensional suatu benda tersebut,
kerataan dari suatu benda tersebut, ketegaklurusan dari suatu benda tersebut, kelurusan dari benda
tersebut dan yang lainnya. Dalam jenisnya, terdapat beberapa jenis alat ukur yang terdapat di dunia
industri dan dibagi menjadi beberapa sub ukuran yaitu sebagai berikut :

A. ALAT UKUR LINIER LANGSUNG (DIRECT LINEAR MEASURING


INSTRUMENT)
Alat ukur linier langsung ialah alat ukur yang hasilnya dapat dilihat dan dibaca langsung
pada bagian penunjuk (skala) alat ukur tersebut. Alat ukur linier langsung dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu :
a. Mistar Ukur
b. Mistar Ingsut
c. Mikrometer

2
C. MISTAR UKUR
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling dikenal, biasanya berupa pelat baja atau
kuningan di mana pada kedua tepi salah satu permukaannya diberi skala (metrik dan inchi)
dengan panjang ukurannya bervariasi dari 100 s.d. 300 mm dengan kecermatan ukuran yaitu
pembagian skala dalam 0.5 atau 1.0 mm.

 Cara Pengukuran


Cara pengukuran dengan mistar ini ialah dengan cara menempelkan mistar pada objek ukur
sampai tepi mistar berimpit dengan tepi benda yang diukur sehingga secara tidak langsung
panjang objek yang diukur tersebut dapat langsung dibaca dengan memakai ujung objek ukur
sebagai indeks pembacaan skala.

D. MISTAR INGSUT (CALIPER)


Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana mempunyai skala linier
pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur (disebut rahang
ukur tetap) dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang
ukur(disebut rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada batang ukur.
 Cara Pengukuran.
Cara kerjanya ialah benda ukur ditahan padasalah satu sisi permukaannya oleh rahang ukur tetap,
kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya, pada
saat benda ukur dijepit maka orang yang melakuka pengukuran dapat membaca posisi garis
indeks pada skala ukur.
Hal – hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut ialah sebagai berikut :
a) Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan bik tanpa
bergoyang,
b) Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara mengatupkan
rahang,
c) Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung rahang ukur
(harus agak kedalam), supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda ukur cukup
panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri yang akan meniadakan kesalahan kosinus,
d) Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang ukur ataupun
lidah ukur kedalaman sehingga mengurangi ketelitian,
e) Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setlah mistar ingsut diangkat dari objek ukur
dengan hati – hati.

3
 Jenis – Jenis
o Mistar Ingsut Nonius (Vernier Caliper)
Kegunaan :
Digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dimensi dalam (gambar 01) dan juga dapat
digunakan untuk mengukur kedalaman celah (gambar 02).
Kecermataan :
Kecermataan mistar ingsut ini ialah 0.10 mm, 0.05 mm atau 0.02 mm.
o Mistar Ingsut Jam (Dial Caliper)
Kegunaan :
kegunaannya hampir sama dengan mistar ingsut nonius akan tetapi skala nonius diganti dengan
memakai jam ukur dalam menginterpolasikan posisi garis indeks relatif terhadap skala pada
batang ukur.
Kecermataan :
Kecermataan mistar ingsut ini sama dengan mistar ingsut nonius yaitu 0.10 mm, 0.05 mm atau
0.02 mm.

Tabel 01 :
Kecermatan Mistar Ingsut Jam Diwakili Oleh Kecermatan Skala Jam Dan Kaitannya
Dengan Kecermatan Skala Batang Ukur
Kecermatan Kesetaraan Satu Putaran (100 Periode Penulisan Kecermatan
Bagian Skala Jam) Dengan Angka Pada Skala Skala
Jarak Tranlasi Jam Batang
Ukur
0.10 mm 10 mm 10 bagian 10 mm
0.05 mm 5 mm 20 bagian 1 mm
0.02 mm 2 mm (5 bagian dalam 1 mm
satuan 0.1 mm)

Mistar Ingsut Ketinggian (Height Gauge)


Kegunaan :
Digunakan sebagai pengukur ketinggian, mistar ini juga sering disebut mistar ingsut
ketinggian atau kaliber tinggi.

4
E. MIKROMETER (MICROMETER)
 Penjelasan
Merupakan alat ukur linier yang mempunyai kecermataan yang lebh tinggi dari pada mistar
ingsut, mempunyai kecermatan sebesar 0.01 mm (meskipun namanya “mikrometer”). Jenis
khusus memang ada yang dibuat dengan kecermataan 0.005 mm, 0.002 mm, 0.001 mm dab
bahkan sampai dengan 0.0005 mm.
 Pemakaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian mikrometer ialah sebagai berikut :
 Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi bersih.
 Beda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
 Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi.
 Kalibrasi
Untuk melakukan kalibrasi mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :
 Gerakan silinder putar/poros ukur. harus berputar dengan baik, rasakan tidak terjadi
goyangan karena keausan ulir utama.
 Kedudukan nol apabila. Apabila mulut ukur dirapatkan garis referensi/indeks harus
menunjuk nol.
 Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi gelincir (ratchet) dan pengunci poros
ukur.
 Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor). Karena keausan, muka ukur dapat
menjadi tidak rata dan tidak sejajar sehinggia memungkinkan kesalahan ukur.
 Kebenaran penunjukan harga pengukuran. Sehingga harga yang ditunjukan oleh mikrometer
harus sesuai dengan ukuran standar yang benar 9 harga nominal dengan toleransi yang
diterapkan sesuai dengan standar)
 Mikrometer luar (outside micrometer)
Kegunaan :
Untuk mengukur dimensi luar yang lebih besar dari 25 mm (kapasitar mikrometer biasa ialah 25
mm)
 Mikrometer indikator (indicating micrometer)
Penjelasan :
Merupakan penggabungan antara mikrometer dengan jam ukur. Sebagian rangka mikrometer
dipakai sebagai tempat mekanisme penggerak jarum jam ukur, dalam hal ini landasan tetap
mikrometer dapat bergerak dan berfungsi pula sebagai sensor jam ukur.
Kegunaan :
Selain berfungsi sebagai mikrometer luar, jenis mikrometer ini berfungsi sevagai kaliber saat
dipakai sebagai mikrometer luar, pembacaan ukurab pada skala mikrometer dilakukan setelah

5
jarum pada indikator menunjukan angka nol. Dengan demikian, meskipun mikrometer ini tidak
dilengkapi dengan gigi gelincir, tekanan pengukuran dapat dijaga secukupnya dan selalu tetap.
 Mikrometer batas (limit micrometer)
Kegunaan :
Digunakan sebagai kaliber batas bagi benda ukur dengan suatu ukuran dasar dan daerah toleransi
yang tertentu. Slain itu mikrometer ini brfungsi sebagai kaliber rahang.
B. Alat ukur Liniear tak langsung

Alat ukur standar :


F.BLOK UKUR
Penjelasan :
Dikenal dengan berbagai nama yaitu gauge block, End Block, slip gauge, Jo Gauge atau
johannsen gauge adalah merupakan jenis alat ukur standar. Mempunyai dua permukaan (disebut
dengan muka ukur) yang sangat halus, rata, sejajar dan kedua muka ukur ini dibuat dengan jarak
nominal tertentu.
Blok ukur ini biasanya dibuat dari baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida karbon yang
telah mengalami proses perlakuan panas (heat transfer) sehingga akan menghasilkan sifat–sifat
penting yang harus dipunyai oleh suatu alat ukur standar yaitu :
 Tahan aus, karena kekerasannya tinggi (65 RC)
 Tahan korosi, serupa dengan stailess steel
 Koefisien muai yang sama dengan baja komponen mesin (12 x 10-6 0C-1), jenis yang dibuat
dari karbida memang lebih keras dari pada baja, sementara itu umumnya komponen mesin
terbuat dari baja.
 Kestabilan dimensi yang baik.
Blok ukur ini tersedia dalam suau set yang terdiri atas bermacam – macam ukuran nominal.
Jumlah blok ukur dalam satu set dapt bermacam – macam dan menurut ukuran standar metrik
jumlah tersebut adalah : 20 , 33 , 50 , 87 , 105 atau 112

Tabel 02 Set blok ukur 112 buah dengan tebal dasar 1 mm


Selang jarak antara Kebaikan Jumlah blok
1.001 – 1.009 0.001 9
1.010 – 1.490 0.010 49
0.50 – 24.50 0.50 49
25 – 100 25 4
1.0005 - -

6
Tabel 03 set blok ukur 112 buah dengan tebal dasar 2 mm
Selang jarak antara Kebaikan Jumlah blok
2.001 - 2.009 0.001 9
2.010 - 2.490 0.010 49
0.50 - 24.50 0.50 49
25 - 100 25 4
2.0005 - 1

Pemeliharaan dan pemakaian blok ukur :


Pemeliharaan :
 Blok ukur harus disimpan dalam kotak khusus yang mempunyai tempat bagi masing –
masing ukuran blok.
 Blok ukur hanya digunakan dalam ruangan dalam ruangan yang bersih.
 Ambil beberapa blok ukur dengan ukuran yang dikehendaki, letakan di atas lap yang bersih
lalu tutup kembali korak penyimpanannya.
 Bersihkan vaselin yang menutupinya dengan bensin pembersih dan keringkam dengan lap
lembut yang bersih (kain katun, kertas tissue atau kulit lembut) letakan blok ukur yang telah
bersih di atas alas yang bersih dengan mukua ukr terletak di samping.
 Cara menyatukan blok ukur adalah dengan meletakan salah satu blok ukur menyilang (900)
terhadap blok ukur yang lain dan kemudian dengan penekanan yang cukup, salah satu diputar
sehingga mereka sejajar.
 Blok ukur yang tipis jangan disatukan dengan blok ukur tipis lain, sebab secara tak sengaja
mereka dapat terdeformasi secara permanen (melengkung)
 Susun balok ukur secara berurutan sehingga dicapai ukuran yang dikehendaki
 Dengan ukuran yang relatif kecil, bila blok ukur dipegang terlalu lama akan mempunyai
temperatur yang lebih tinggi dari pada temperatur benda ukur dan alat – alat ukur yang lain.
 Sewaktu pengukuran atau kalibrasi dilakukan, muka ukur kedua ujung susunan balok ukur
harus dijaga dengan hati – hati.
 Setel;ah digunakan pisahkan susunan tersebut dengan cara menggeserkan satu satu persatu,
jangan dipisahkan secara kasar dengan gerakan mematahkan
 Blok ukur harus disimpan kembali untuk itu bersihkan blok ukur dari sidik jari, dari jari yang
tidak sengaja menyentuh muka ukur, dengan lap yang bersih, bila ada kotoran yang melekat
bersihkan dengan bensin pembersih

7
G.ALAI UKUR SUDUT

Definisi :
Merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu sudut. Sudut dapat diartikan
sebagai harga besar kecilnya pembukaan antara dua garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik.
Jenis – jenis :
Berikut ini merupakan jenis – jenis alat ukur sudut :
Alat ukur sudut langsung :
 Busur baja
Penjelasan :
Merupakan alat ukur sudut langsung dengan kecermataansampai satu derajat. Digunakan untuk
menukur sudut atau memberikan acuan untuk membuat garis gores dengan kecermatan sampai
satu derajat.
Karakteristik :
Alat ini berupa suatu tembereng setengah lingkaran terbuat dari pelat baja dengan pembagian
skala dalam satuan derajat pada tepi lingkaran. Satu pelat baja berengselkan pada titik pusat
lingkaran dapat berputar sehingga bagian yang runcing berfungsi sebagai garis indeks untuk
pembacaan skala yang merupakan harga sudut antara dasar tembereng dengan salah satu sisi
pelat yang panjang. Jika sudut antara dasar tembereng benda ukur terlalu kecil, sudut terpancung,
ataupun karena dasar dari tembereng tidak cukup lebar, maka diperlukan bantuan suatu penyiku.
 Busur bilah
Penjelasan :
Busur bilah ini digunakan untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan
kecermatan lebih kecil dari pada satu derajat, dapat digunakan busur bilah
Komponen :
Bagian – bagian utama pada busur bilah adalah sebagai beriukut :
 Badan atau piringan dasar
Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan bawah piringan dasar ini
rata, sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi
permukaan atas terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 – 900 –
00 – 900 (skala kiri dan kanan),
 Pelat dasar
Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar sekitar 90 x 15 x 7 mm. Sisi
kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan toleransi kerataan 0.01 mm untuk sepanjang sisi
kerja.
 Bilah utama
Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan indeks. Panjang, lebar dan
tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut

8
masing – masing sebesar 450 dan 600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar
0.02 sampai 0.03 mm untuk seluruh panjangnya

Pemakaian :
Berikut ini merupakan hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian busur bilah :
 Permukaan benda ukur dan permukaan kerja busur bilah harus bersih.
 Bidang busur bilah harus berimpit atau sejajar dengan bidang sudut yang diukur (bidang
normal)
 Sisi kerja pelat dasar dan salah satu sisi bilah utama harus betul – betul berimpit dengan
permukaan benda ukur, tidak boleh terjadi celah.
 Profil proyektor
H.KEGUNAAN
Digunakan untuk mengukur sudut antara dua permukaan objek ukur melalui bayangan yang
terbentuk melalui kaca buram pada proyektor profil. Setelah bayangan difokuskan (diperjelas
garis tepinya) dengan cara mengatur letak benda ukur di depan lensa kondensator projektor
profil, sudut kedua tepi bayangan yang akan ditentukan dapat diukur dengan memilih satu dari
dua cara berikut :
 Dengan memakai garis silang dan garis piringan
Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan salah satu tepi bayangan, dengan
cara menggerakan meja (pada mana benda ukur diletakan) ke kiri atau ke kanan dan atau ke atas
atau ke samping dan memutar piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berimpit pada
tepi bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius.
Kemudian, proses diulang sampai garis bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan yang lain.
Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut yang dicari adalah merupakan
selisih dari pembacaan pertama dan yang kedua. Cara ini sering dilakukan karena mudah
dilakukannya.
 Dengan memakai pola atau gambar beberapa harga
Suatu pola transparan berupa kumpulanbeberapa sudut dengan harga tertentu dapat dipasang
pada kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi bayang) dapat ditentukan dengan
membandingkan dengan gambar sudut tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok. Cara
ini sering digunakan untuk memeriksa toleransi sudut.




9
 Clinometri
I.PENJELASAN:
Merupakan alat ukur kemiringan bidang dengan menggunakan prinsip gabungan antara pendatar
(spirit level), dan skala sudut busur bilah.
Cara pemakaian :
Clinometer diletakan diatas permukaan benda ukur, skala piringan diputar sampai posisi tabung
dengan gelembung kurang lebih datar. Kemudian pemutaran ini dilakukan dengan cermat sampai
gelembung berada ditengah di antara dua skala utam. Selanjutnya harga sudut dapat dibaca pada
skala sudut sampai kecermataan menit atau sekon bergantung pada konstruksi clinometer yang
digunakan (pembacaan langsung melalui garis indeks atau pemilah sistem optik).
Alat ukur sudut tak langsung :
 blok sudut
penjelasan :
merupakan alat untuk mengukur sudut dengan prinsip pengukuran yang sama dengan blok ukur.
Harga beberapa sudut dalam satu set sebagaimana yang diusulkan oleh Tomlinson ialah :
Satuan derajat : 10, 30, 90, 270, dan 410 = 5 blok
Satuan menit : 1’, 3’, 9’, dan 27’ = 4 buah
Satuan detik : 3”, 6”, 18”, 30” (0.05”, 0.1”, 0.3”, dan 0.5”) = 4 buah
Jumlah = 13 blok

 pelingkup sudut
penjelasan :
alat ukur ini digunakan apabila sudut benda ukur terlalu sulit posisinya untuk diukur secara
langsung dengan membandingkannya dengan blok sudut, maka dapat dipakai alat ukur bantu ini.
 alat ukur sinus
penjelasan :
suatu sudut dapat diketahui besarnya apabila diketahui harga sinusnya, sebagaimana rumus sinus
dalam “ilmu ukur sudut” yaitu :

Jadi masalah pengukuran sudut diubah mejadi masalah pengukuran linear. Yaitu mengukur
tinggi h dan hipotenusa (sisi terpanjang) l. Pengukuran dilaksanakan dengan meletakan benda
ukur pada meja rata, dan sudut dilaksanakan dengan meletakan benda ukur pada meja rata, dan
sudut antara salah satu permukaannya dengan permukaan referensinya.
Beberapa cara pengukuran sudut yang cermat dengan menggunakan alat ukur yang disebut
dengan :

10
 Batang sinus
Penjelasan :
Merupakan alat yang mana berupa batang baja dengan dua buah rol yang diletakan pada kedua
ujungnya pada sisi bawah.
Cara pemakaian :
Batang sinus diletakan pada meja rata. Kemudian benda ukur diletakan di permukaan atas
menempel pada sisi penahan. Ujung betang sinus pada sisi yang tidak berpenahan diangkat dan
suatu susunan blok ukur dengan tinggi yang tertentu diletakan di bawah silinder batang sinus
sedemikian rupa sehingga permukaan yang lain dari benda ukur menjadi sejajar dengan
permukaan meja rata (permukaan referensi). Kesejajaran tersebut diperiksa dengan memakai jam
ukur atau pupitas.
 Meja sinus
Penjelasan :
Merupakan pengembangan prinsip batang sinus. Salah satu rolnya berfungsi sebagai engsel
antara pelat atas dengan pelat dasar. Alat ini sering digunakan sebagai alat bantu (attachment)
mesin perkakas, terutama dari jenis mesin gerinda rata.
 Senter sinus
Pejelasan :
Alat ini serupa dengan meja sinus, dengan dua senter yang dapat diatur letaknya pada pelat atas.
Cara pemakaian :
Pemakaian alat ini hampir sama dengan meja sinus, dan sudut yang diukur adalh setenga konis.
 Meja sinus gabungan
Penjelasan :
Merupakan alat yang mana penggabungan dari dua meja sinus yang mana pelat atas dari meja
sinus bawah merupakan pelat dasar dari meja sinus atas dengan kedua sumbu engsel
berpotongan tegak lurus.
Kegunaan :
Alat ini selain berfungsi sebagai mengukur kemiringan bidan, meja sinus gabungan terutama
dipakai untuk mengatur kedudukan benda kerja pada mesin perkakas. Dengan cara ini suatu
permukaan yang miring dapat dihasilkan, karena arah gerakan perkakas potong relatif terhadap
dasar benda kerja telah ditetapkan sudutnya.
 Busur sinus
Penjelasan :
Merupakan alat kombinasi antara busur bilah dengan batang sinus. Pemakaiannya seperti bilah
yaitu melingkupi permukaan benda ukur dengan bilah dan badan atau rahang aturnya. Setelah
dipastikan bahwa permukaan yang saling berimpit tidak terjadi celah, kedudukan bilah dikunci
dan harga sudutnya ditentukan dengan memakai rumus sinus.

11
J.Gambar untuk alat ukur sudut

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai