PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Pengelasan
Tujuan umum praktik pengelasan listrik adalah:
Mahasiswa memiliki keterampilan dalam mengelas
Mahasiswa mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan langkah kerja
Mahasiswa mampu menggunakan alat dan perlengkapan pengelasan dengan baik
Mahasiswa mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Jika ditinjau dari arus yang keluar, mesin las dapat digolongkan menjadi:
a. Mesin Las Arus Bolak-balik (AC)
Mesin las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala PLN
atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau motor bensin. Kapasitas trafo
biasanya 200 sampai 500 ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang keluar dari
3
mesin trafo ini antara 36 sampai 70 volt dan ini bervariasi menurut pabrik yang
mengeluarkan mesin las trafo ini.
b. Mesin Las Arus Searah (DC)
Mesin ini dapat berupa mesin transformator rectifier, pembangkit listrik motor
disel atau motor bensin, maupun mesin pembangkit listrik yang digerakkan oleh
motor listrik (motor generator)
c. Mesin Las AC-DC
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin las arus bolak-balik an mesin las
arus searah. Dengan mesin ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya
karena arus yang kelular dapat searah maupun bolak-balik (AC-DC)
B. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet
isolasi. Yang disebut kabel las ada 3 macam, yaitu:
a. Kabel elektroda, yaitu kabel yang menghubungkan mesin las dengan elektroda.
b. Kabel massa, yaitu kabel yang menghubungkan mesin las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan mesin las dengan sumber tenaga
atau jaringan listrik.
4
C. Pemegang Elektroda
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini terdiri
dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat (biasanya
dari embonit)
D. Palu Las
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak las pada jalur las
dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata
terang pada waktu pembersihan kerak, sebab dapat memercikkan pada mata.
5
E. Sikat Kawat
F. Klem Massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan
yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem massa dilengkapi degan pegas yang
kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih
dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
6
G. Penjepit
Ini digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas
sehabis pengelasan.
H. Elektroda
Elektroda yang digunakan pada alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput
maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput. Pada elektroda ini
pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang 350
sampai 450 mm.
7
2.3 Pembagian Las Listrik
Las listrik dapat digolongkan menjadi:
A. Las Listrik dengan Elektroda Logam
Las listrik dengan elektroda logam, misalnya:
a. Las Listrik Submerged
Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam
timbunan fuksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar
(udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya.
Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik mempunyai 2
jenis yaitu:
Las listrik DC (menggunakan arus searah sebagai sumber listrik)
Las listrik AC (menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai sumber listrik)
8
Aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi
otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual
sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan las dilaksanakan
secara otomatis.
C. Elektroda Baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit
las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian
elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang
dengan elektroda baja dapat dipakai mesin las AC atau DC kutub terbalik.
D. Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi pengelasan. Las
yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada
mesin las DC kutub terbalik.
E. Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las
dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi
selaput yang menghasilkan busur stabi
9
F. Elektroda untuk Aluminium
Aluminium dapat di las listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel
keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43
untuk las busur listrik adalah dengan mesin las.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang
tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu
cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan
kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan
menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi
las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak
stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda
sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu
dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak
akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
5. Saat penyambungan dua buah benda diusahakan pada bagian sambungan tidak ada rongga,
maka hasil lasan akan rapih dan kuat.
6. Pengelasan sudut dalam dan sudut luar harus memperhatikan lelehan elektroda agar
memperoleh sambungan yang baik dan rapih.
3.2 Saran
Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat
praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat.
Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang sabar, ulet,
terampil dan mau bekerja keras.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://fahum.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/PEDOMAN-PENULISAN
SKRIPSI-SI.pdf (Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
Oka. 2013. Keselamatan kerja. http://lookallup.blogspot.com/2011/11/alat-keselamatan
kerjalaslistrik.html (Diunduh pada senin,15 Desember 2014)
12