Anda di halaman 1dari 27

Lab.

Teknologi Mekanik Welding


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan

yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber

daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam

setiap kehidupan. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari

pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peran utama dalam

rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan

suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Pada era industrialisasi dewasa

ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan

batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.

Luasnya penggunaan teknologi ini karena bangunan dan mesin yang

dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam

proses pembuatannya. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang

konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran

dan lain sebagainya. Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk

reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan

keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain.

Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk

mencapai pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


1
Lab. Teknologi Mekanik Welding
memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan

dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan

sesuai dengan yang diharapkan. Memilih proses pengelasan harus di titik

beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada

pada konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang

murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah mengenai hal-hal apa saja yang perlu diketahui
tentang pengelasan yaitu sebagai berikut :
1. Apa teori dasar dan prinsip kerja welding machining ?
2. Apa saja komponen mesin welding serta fungsinya ?
3. Jelaskan macam-macam proses pengelasan ?
4. Apa jenis-jenis pengelasan dan bagaimana ilustrasinya ?
5. Bagaimana posisi- posisi pengelasan ?
6. Apa saja macam-macam sambungan pada pengelasan ?
7. Apa hal-hal yang perlu diketahui dalam elektroda?
8. Apa yang dimaksud kampuh yang digunakan pada pengelasan ?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui teori dasar dan prinsip kerja mesin las.

2. Mampu menjelaskan bagian-bagian dan fungsi dari mesin las.

3. Mampu menjalankan mesin las dengan baik dan benar.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


2
Lab. Teknologi Mekanik Welding
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelasan dan Prinsip Pengelasan

1. Menurut American Welding Society, 1989

Pengelasan adalah proses penyambungan logam atau non logamyang

dilakukan dengan memanaskan material yang akan disambung hingga

temperatur las yang dilakukan secara : dengan atau tanpa menggunakan

tekanan (pressure), hanya dengan tekanan (pressure), atau dengan atau tanpa

menggunakan logam pengisi (filler).

2. Menurut British Standards Institution, 1983

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua atau lebih material

dalam keadaan plastis atau cair dengan menggunakan panas (heat) atau

dengan tekanan (pressure) atau keduanya. Logam pengisi (filler metal)

dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur dari logam induk dapat

atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut.

3. Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk. 1991

Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang

dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

4. Menurut Maman Suratman 2001

Pengertian mengelas yaitu salah satu cara menyambung dua bagian

logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas.

5. Menurut Sriwidartho

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


3
Lab. Teknologi Mekanik Welding
Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan dengan

jalan mencairkannya melalui pemanasan.

Prinsip kerja pengelasan yaitu logam pengisi dipanaskan baik dengan

tekanan maupun tanpa tekanan sampai cair atau meleleh kemudian diisikan ke

bagian lagam induk dengan menyatukan antara satu logam dengan logam lainnya.

B. Bagian-Bagian Mesin Welding dan Fungsinya serta Gambarnya

a. Mesin Las

a.AC b.DC
Gambar 2.1. Mesin Las

Jika ditinjau dari arus yang ke luar, pesawat las dapat digolongkan

menjadi :

1) Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)

Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan

dengan jala PLN atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau motor

bensin. Kapasitas trafo biasanya 200 sampai 500 ampere. Sedangkan

voltase (tegangan) yang ke luar dari pesawat trafo ini antara 36 sampai

70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang mengeluarkan pesawat

las trafo ini. Gambar memperlihatkan salah satu jenis pesawat las

transformator AC.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


4
Lab. Teknologi Mekanik Welding
2) Pesawat Las Arus Searah (DC)

Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier,

pembangkit listrik motor disel atau motor bensin, maupun pesawat

pembangkit listrik yang digerakan oleh motor listrik digerakkan oleh

motor listrik (motor generator).

3) Pesawat Las AC-DC

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-

balik dan arus searah. Dengan pesawat ini akn lebih banyak

kemungkinan pemakainya karena arus yang keluar dapat searah maupun

bolak-balik (AC-DC). Pesawat las jenis ini misalnya tranformator

rectifier maupun pembangkit listrik motor disel.

b. Kabel Las

Gambar 2.2. Kabel las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus

dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :

1. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan

elektroda.

2. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda

kerja.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


5
Lab. Teknologi Mekanik Welding
3. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau

jaringan lisrtik dengan pesawat las.

c. Pemegang Elektroda

Gambar 2.3.Pemegang Elektroda

Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang

elektroda. Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh

bahan penyekat (biasanya dari embonit).

d. Klem Massa

Gambar 2.4.Klem Massa

Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.

Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa

dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan

baik. Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan

sebagainya).

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


6
Lab. Teknologi Mekanik Welding
e. Elektroda

Gambar 2.5. Elektroda

Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan

komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda

berselaput . Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat

dengan cara destruksi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat

inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.

C. Macam-Macam Proses Pengelasan

a. Pengelasan Tempa / Tekan

Proses pengelasan tempa adalah pengelasan yang dilakukan dengan

cara memanaskan logam yang kemudian ditempa (tekan) sehingga terjadi

penyambungan. Pemanasan dilakukan di dalam dapur kokas atau pada dapur

minyak ataupun gas. Sebelum disambung, kedua ujung dibentuk terlebih

dahulu, sedemikian sehingga bila disambungkan keduanya akan

bersambung ditengah-tengah terlebih dahulu. Penempaan kemudian

dilakukan mulai dari tengah menuju sisi, dengan demikian oksida-oksida

atau kotoran-kotoran lainnya tertekan ke luar. Proses ini disebut scarfing.

Jenis logam yang banyak digunakan dalam pengelasan tempa adalah baja

karbon rendah dan besi tempa karena memiliki daerah suhu pengelasan yang

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


7
Lab. Teknologi Mekanik Welding
besar. Jenis las ini terdiri las resistansi listrik, titik, penampang, busur tekan,

tekan, tumpul tekan, tempa, gesek, ledakan, induksi, ultrasonic dan tekan gas.

b. Pengelasan Cair

Pengelas cair adalah pengelasan diman sambungan dipanaskan sampai

lumer atau mencair dengan sumber panas berasal dari busrus listrik atau

berasal dari sumber api gas yang terbakar. Jenis pengelasan cair terdiri atas

las gas, las listrik terak, las listrik termis, las listrik elektron dan las busur

plasma.

c. Pematrian

Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan distukan

dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.

Dalam hal ini logam induk tidak ikut mencair. Adapun jeni pematrian yang

banyak digunakan adalah penyolderan dan pembrasingan.

D. Jenis Jenis Pengelasan

Berdasarkan panas listrik :

1. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

SMAW adalah suatu proses pengelasan dimana elektroda yang di pakai

bersifat consumeable (habis pakai) yang mana flux melindungi filler dari

oksigen agar tidak terjadi oksidasi.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


8
Lab. Teknologi Mekanik Welding

Gambar 2.6. Proses Pengelasan Shielded Metal Arc Welding

2. Submerged Arc Welding (SAW)

Secara bahasa SAW adalah pengelasan busur rendam. SAW adalah

proses Pengelasan busur mirip dengan GMAW tetapi secara bersamaan

diumpankan flux untuk melindungi proses mengantikan gas pelindung. SAW

merupakan las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api

listrik. Untuk mencegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan,

dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga busur nyala terpendam di

dalam ukuran–ukuran fluks tersebut.

Gambar 2.7. Proses pengelasan Submerged Arc Welding

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


9
Lab. Teknologi Mekanik Welding
3. Electroslag Welding (ESW)

ESW adalah suatu proses las otomatis dengan laju deposit tinggi yang

digunakan untuk mengelas logam dengan tebal 2 inci atau lebih secara

vertikal. ESW adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW

namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur

terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan

pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan

benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari

tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk

mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya

mencapai 3500° F atau setara dengan 1925° C.

Gambar 2.8. Proses pengelasan Electroslag Welding

4. Stud Welding (SW)

Proses pengelasan busur (arc welding) yg khusus utk menyambung stud

atau komponen yg sebentuk ke material dasar. Contoh aplikasinya : baut utk

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


10
Lab. Teknologi Mekanik Welding
pengikat handle peralatan memasak, baut pemegang pelindung radiasi panas

mesin.

Gambar 2.9. Proses pengelasan Stud Welding

5. Electric Resistant Welding (ERW)

ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan

tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin

tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada

pembuatan pipa ERW, pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada

pagar kawat.

Gambar 2.10. Proses pengelasan Electric Resistant Welding

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


11
Lab. Teknologi Mekanik Welding
6. Electron Beam Welding (EBW)

EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman

elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang

dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan

diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam

ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau

kontaminasi.

Gambar 2.11. Proses pengelasan Electron Beam Welding

Berdasarkan panas listrik dan gas :

1. Gas Metal Arc Welding (GMAW)

GMAW adalah Proses pengelasan dengan elektroda terumpan

menggunakan Busur listrik sebagai sumber panas dan menggunakan gas

pelindung inert / gas mulia, campuran, atao CO2.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


12
Lab. Teknologi Mekanik Welding

Gambar 2.12. Proses pengelasan Gas Metal Arc Welding

2. Flux-cored Arc Welding (FCAW)

Proses pengelasan ini menggunakan elektroda inti fluks. Merupakan

bentuk hibrida dari SMAW (menggunakan fluks) dan GMAW (menggunakan

gas). Memiliki keunggulan dibanding GMAW yaitu kawat elektroda yg dpt

mengumpan secara terus menerus (kontinu) krn tekanan pegas. Ada 2 (dua)

tipe FCAW yaitu dng penyekat sendiri (self shielded dari fluks) & dengan

gas penyekat (gas shielded).

Gambar 2.13. Proses pengelasan Flux-cored Arc Welding

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


13
Lab. Teknologi Mekanik Welding
3. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW - TIG)

GTAW adalah Proses pengelasan dengan elektroda tak terumpan

menggunakan Busur listrik sebagai sumber panas dan menggunakan gas

pelindung inert / gas mulia. GTAW adalah pengelasn dengan memakai

busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram,

sedangkan bahan penambahan yang digunakan bahan yang sama atau

sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas

kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni.

Gambar 2.14. Proses pengelasan Gas Tungsten Arc Welding

4. Plasma Arc Welding (PAW)

PAW adalah proses pengelasan dengan pelindung gas dimana panas

timbul akibat busur elektroda dengan BK. Busur dipersempit oleh oriffice

tembaga paduan yang terletak antara elektroda dan BK. Plasma dibentuk

oleh ionisasi bagian gas yang melewati oriffice. PAWadalah las listrik

dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas

pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N)

dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


14
Lab. Teknologi Mekanik Welding
Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus dan

kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas

5000° C.

Gambar 2.15. Proses pengelasan Plasma Arc Welding

Jenis jenis las berdasarkan panas yang dihasilkan campuran gas :

1. Oxigen Acetylene Welding (OAW)

OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2)
dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan
memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang
memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan
zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding).

Gambar 2.16. Proses pengelasan Oxigen Acetylene Welding

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


15
Lab. Teknologi Mekanik Welding
Jenis Jenis Las Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis :

1. Explosion Welding (EXW)

EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan

dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada

bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis

untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk.

Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke

dalam mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut

dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis

yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga

terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja

yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi

ruangan yang tersedia didalam mold.

Gambar 2.17. Proses pengelasan Explosion Welding

E. Posisi Pengelasan

1. Posisi di Bawah Tangan

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


16
Lab. Teknologi Mekanik Welding
Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical

kearah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.

2. Posisi Tegak (vertical)

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya

keatas atau ke bawah. Dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15

derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

3. Posisi Datar (horizontal)

Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana

kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal.

Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat

terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja.

4. Posisi Di Atas Kepala (Overhead)

Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las

dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical

dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

F. Sambungan

a. Pengertian Sambungan

Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara

pemanasan, dengan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada

kondisi logam dalam keadaan plastis atau leleh. Sambungan las banyak

digunakan pada: Konstruksi baja, Ketel uap dan tangki, Permesinan.

b. Macam-Macam Sambungan dan Gambarnya

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


17
Lab. Teknologi Mekanik Welding

Gambar 2.18. Macam-macam sambungan

1) Sambungan Sebidang

Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-

ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna.

Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan

eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam

Gambar (a).

2) Sambungan Lewatan

Sambungan lewatan pada Gambar (b) merupakan jenis yang paling

umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:

a) Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak

memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding

dengan jenis sambungan lain.

b) Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak

memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan

nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las

sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun

di lapangan.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


18
Lab. Teknologi Mekanik Welding
3) Sambungan Tegak

Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan

(built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku

tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol

(bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak

lurus seperti pada Gambar (c).

4) Sambungan Sudut

Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang

berbentuk box segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok

yang memikul momen puntir yang besar.

5) Sambungan Sisi

Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering

dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu

atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.

G. Elektroda

a. Pengertian Elektroda

1) Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan

dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal

semikonduktor, elektrolit atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan

oleh ilmuwan Michael Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti

amber, dan hodos sebuah cara).

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


19
Lab. Teknologi Mekanik Welding
2) Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk

melakukanpengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang

akan menimbulkan busur nyala

b. Macam-Macam Elektroda

1) E 6010 dan E 6011

Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk

pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi

dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan.

2) E 6012 dan E 6013

Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan

penembusan sedang.

3) E 6020

Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya

mudah dilepas dari lapisan las.

4) Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi

Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028

mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan.

5) Elektroda Hydrogen Rendah

Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari

0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas.

c. Makna Tulisan di Elektroda

1. Elektroda Untuk Mild Steel

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


20
Lab. Teknologi Mekanik Welding
Kawat las smaw jenis ini ditunjukkan dengan kode Exxxx (4

angka).Sebagai contoh kawat las E6012,cara membacanya adalah:

E = elektroda untuk jenis las SMAWE 60xx = dua digit pertama (angka

60) menunjukan kekuatan tariknya dalam Ksi (kilopound-square–inch).

Angka 60 berarti kekuatan tariknya 60 ksi,jika angkanya 70 berarti

70 ksi.Kalau dibaca dalam ukuran 'psi (pound square inch)' sama dengan

70000 psi,dimana 1 Ksi = 1000psi.

Exx1x = digit ketiga (angka 1) adalah Posisi pengelasan.

kode angka 1 – untuk semua posisi

kode angka 2 – untuk posisi flat dan horizontal

kode angka 3 – hanya untuk posisi flat.

Exxx2 = digit keempat (angka 2) menunjukkan:

- jenis salutan

- penetrasi busur

- arus las

- serbuk besi (%)

2. Elektroda Low Alloy Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Low Alloy Steel diatur pada

AWS A5.5. Dengan kode yang sama seperti elektroda mild steel diikuti

dengan garis (dash) dan huruf serta angka sebagai unsur paduan,yaitu:

A = ditambahkan unsur carbon molybdenum

B = ditambahkan unsur chromium molybdenum

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


21
Lab. Teknologi Mekanik Welding
C = ditambahkan unsur nickel steel

D = ditambahkan unsur manganese molybdenum molybdenum

G = ditambahkan unsur lainnya

R akhir kode = mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap

(moisture pickup) (80% humidity, 80ºF, 9 jam).

3. Elektroda Steinless Steel

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam

AWS A5.4.Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless

steel.Kemudian diikuti dengan garis dan 2 angka.Contoh : E316-

16,E308-16,E309-16 dan lain-lain. Dua angka dibelakang mengandung

arti:

- Angka 15 = lapisannya mengandung CaO,TiO2 & arusnya DCRP.

- Angka 16 = lapisannya mengandung TiO& K2O & arusnya DCRP

atau AC.

- Angka 17 = lapisannya mengandung CaO, TiO2, K2O, SiO, O, SiO2 &

arusnya DCRP atau AC.

Berdasarkan semua penjelasan tersebut di atas mengenai cara

membaca arti kode pada kawat las,kita bisa menarik kesimpulan dan

mengaplikasikan untuk pengelasan di lapangan/site.Dan terjawab

sudah,kenapa pengelasan konstruksi,pipa dan industri baja lain

menggunakan elektroda jenis E70xx dan bukan E60xx.

d. Bahan Pembuatan Elektroda

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


22
Lab. Teknologi Mekanik Welding
1) Elektroda Untuk Besi Tuang

Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah elektroda

Baja, elektroda nikel, elektrode perunggu dan elektroda besi tuang.

2) Elektroda Nikel

Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las

masih dikerjakan lagi dengan mesin.

3) Elektroda Baja

Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan

menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan

dengan mesin.

4) Elektroda Perunggu

Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,

sehingga panjang las dapat ditambah.

5) Elektroda dengan Hidrogen Rendah

Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang

mengandung karbon kurang dari 1,5%.

6) Elektroda Aluminium.

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari

logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan

pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang

membuatnya

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


23
Lab. Teknologi Mekanik Welding
H. Kampuh Las

Gambar 2.19. Macam-macam kampuh

Kampuh adalah bagian yang sengaja dihilangkan untuk mengisikan logam

pengisi pada bagian tersebut sehingga memudahkan dalam proses pengelasan.

1. Kampuh I 6. Kampuh X

2. Kampuh V 7. Kampuh K

3. Kampuh 8. kampuh H

4. Kampuh U 9. kampuh DJ

5. Kampuh J

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


24
Lab. Teknologi Mekanik Welding
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di bab sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi

satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Prinsip kerja pengelasan adalah

logam pengisi dipanaskan hingga mencair kemudian mengisi bagian

sambungan logam induk.

2. Diantara bagian mesin las antara lain Kabel las ,biasanya dibuat dari tembaga

yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi. Pemegang Elektroda ,ujung

yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Klem

massa, ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.

Elektroda, yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan

komposisi selaput maupun kawat inti.

3. Dalam proses pengelasan, ada beberapa proses yang sering digunakan yaitu :

pengelasan tempa, pengelasan cair dan pematrian.

4. Ada beberapa jenis dalam pengelasan yaitu berdasarkan panas listrik,

berdasarkan panas listrik dan gas, berdasarkan panas yang dihasilkan

campuran gas dan berdasarkan ledakan dan reaksi isotermis.

5. Beberapa posisi yang sering digunakan dalam proses pengelasan yaitu

posisi di bawah tangan, posisi tegak (vertical), posisi datar (horizontal) ,

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


25
Lab. Teknologi Mekanik Welding
dan posisi di atas kepala (overhead).

6. Adapun sambungan yang digunakan dalam pengelasam antara lain

sambungan sebidang, sambungan lewatan, sambungan tegak, sambungan

sudut dan sambungan sisi.

7. Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan

bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor,

elektrolit atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael

Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara).

Ada banyak jenis elektroda, akan tetapi biasanya hanya dikenal dua jensi

yaitu elektroda berselaput dan elektroda tanpa selaput.

8. Kampuh adalah bagian yang sengaja dihilangkan untuk mengisikan logam

pengisi pada bagian tersebut sehingga memudahkan dalam proses pengelasan.

Ada banyak jenis kampuh, diantaranya adalah Kampuh I, Kampuh V,

Kampuh U, Kampuh j, Kampuh X, Kampuh K, kampuh H, dan kampuh DJ

B. Saran

Dalam proses pengelasan hal yang paling penting adalah peralatan

pengaman. Terutama pada bagian mata dan tangan. Hal ini dikarenakan pada

prosesnya yang membakar bagian elektroda sehingga timbul sinar yang terang.

Dengan perlengkapan yang baik dan pengetahuan yang cukup, kita dapat

menjalankan mesin las dengan baik dan benar.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


26
Lab. Teknologi Mekanik Welding
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, D., 1985. Dasar-dasar Pengelasan. Penerbit Airlangga. Jakarta.

http://harieswelding.wordpress.com/

http://hima-tl.ppns.ac.id/

http://maritimeworld.we.id/2015/02/Jenis-Jenis-Las.html

Priowirjanto, Gatot Hari, 2003. Posisi Pengelasan. ITS. Surabaya

Winarto, 2014. Welding Electrode. Universitas Indonesia

Zamil F. M., 1999. Makalah Pengelasan Proses SMAW (Las Busur Listrik). PT.

Crossfiled Ind. Pasuruan, Jawa Timur.

EVAN PRAWIRA NUGRAHA/D211 16 008 Kelompok VII


27

Anda mungkin juga menyukai