BAB I
MESIN LAS
4) Stud Welding
Las baut pendasi berguna untuk menyambung bagian suatu konstruksi baja
dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker, shear connecter, dll).
5) ERW (Electric Resistant Weld)
Las tahanan listrik dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh
listrik menjadi sedemikian tingginya sehingga mencairkan logam yang akan di
las.
6) EBW (Electron Beam Welding, electron bombardment)
Las pemboman elektron adalah suatu pengelasan yang pencairan
disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang
dikonsentrasikan/dimampatkan dan diarahkan pada benda yang dilas.
b. Las berdasarkan panas dari kombinasi busur nyala listrik dan gas kekal (Inert)
1. GMAW (Gas Metal Arc Welding)
Nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik. Sebagai pelindung
oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. Bahan
penambah dan gas pelindung berasal dari satu moncong pistol las MIG.
2. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
Pengelasan dengan memakai busur nyala yang dihasilkan oleh elektroda
tetap terbuat dari tungsten.
3. PAW (Plasma Arc Welding)
Sejenis GTAW hanya saja bahan gas pelindungnya berbeda, yakni
campuran antara argon, nitrogen (zat lemas) dan hidrogen (zat air) yang lazim
disebut plasma.
4. EGW (Electro Gas Welding)
Jenis las MIG yang otomatis dan hanya dipakai untuk posisi pengelasan
vertikal.
c. Las berdasarkan panas dari pembakaran campuran gas
1. OAW (Oxy Acetylene Welding)
sejenis las gas yang lazim disebut las karbit atau las autogen. Panas
didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam(O2)
d. Las berdasarkan ledakan dan reaksi eksotermis
1. EXW (Explosion weld atau CAD weld)
Las yang sumber panasnya didapat dengan meledakan obat mesiu yang
dipasang dalam suatu mold/cetakan pada bagian yang disambung sehingga
terjadi pencairan bahan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia
2. TW (Termit Welding)
Las yang mempergunakan proses reaksi kimia eksotermis yang
menghasilkan suhu yang sangat tinggi untuk melebur metal yang di las.
Keterangan :
1. Current Regulator
2. Tang Elektroda
3. Elektroda
4. Welding Masks
5. Tang Massa
1. Elektroda
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput.
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi,
semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm
dengan panjang antara 350 sampai 450 mm
2. Welding Mask
fungsi dari helm ini untuk melindungi mata pengguna dan daerah sekitar
wajah maupun kepala.Jadi salah satu pelengkapan welding ini harus di pakai saat
melakukan pengelasan. Untuk welding safety helmet di desain 2 bentuk untuk
daerah wajah saja dan full face yang melindungi seluruh kepala
3. Tang Massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.
Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.
Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
4. Pemegang Elektroda
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).
5. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
lisrtik dengan pesawat las.
5. Pipa kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak
terbuat dari tembaga,dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang
bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut kedaerah kerja pengelasan. Torch
dihubungkan dengan sumber listrik pada mesin las dengan menggunakan kabel.
Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan melakukan kontak
listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat
berpengaruh.
6. Welding gun
Welding gun berfungsi untuk mengarahkan elektroda ke daerah yang
ingin di las.
kuat dan tekanan dihilangkan dan pelat siap dipindahkan untuk selanjutnya proses
pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru.
2 1
Gambar 1.19 Bagian Utama Mesin Las Titik Krisbow Spot Welder
Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2016)
Keterangan :
1. Main regulator
Regulator utama di dalamnya terdapat control utama, coling water port,dll.
2. Electrode Arm
Keterangan :
1. Welding current regulation switch.
Untuk mengatur arus pengelasan.
2. Welding time regulation switch.
Untuk mengatur waktu pengelasan.
3. Work/ Detect changer.
Untuk memilih kondisi pengelasan atau stand by.
4. Carbon-steel/ Stainles-steel changer.
Untuk memilih material yang akan di las.
5. Change over switch.
Untuk memilih tegangan input.
Tabel 1.1 Standarisasi elektroda untuk standar AWS didasarkan pada jenis fluks,
posisi pengelasan dan arus las Fluks
Sumber : Slide presentasi materi kuliah proses manufaktur 1 oleh bapak Sugiharto
S.T.,M.T. 2011
b. Fluks menimbulkan gas untuk melindungi busur, fluks akan terurai dan
menimbulkan gas CO2,CO,H, dan sebagainya yang mengelilingi busur. Hal ini
menjaga bentuk butiran logamdan cairan teroksidasi atau nitrasi yang disebabkan
oleh kontak dengan atmosfer.
c. Slag / terak melindungi logam las dan membantu pembentukan rigi, selama
pengelasan, fluks mencair menjadi terak yang melindungi cairan dan rigi las
dengan cara menutupinya.
d. Fluks menghaluskan kembali logam las dengan deoksidasi, bila pengelasan
dilaksanakan pada udara terbuka, logam las tidak bisa terhindar dari oksidasi walau
penimbul gas dan pembentuk terak digunakan.
e. Fluks perlu ditambahi elemen campuran kelogam deposit, elemen campuran yang
tepat yang ditambahkan dari fluks untuk endapan logam akan meningkatkan
ketahanan terhadap korosi, panas dan abrasi.
f. Serbuk besi dalam fluks meningkatkan laju pengendapan dan efisiensi
pengoperasian.
g. Fungsi isolasi, fluks memberikan isolasi listrik yang baik.
Fluks terdiri dari biji alam, serbuk dan oksida perekat,karbonat,silikat, zat
organik dan berbagai zat bubuk lainnya kecuali untuk logam, dicampurkan pada
perbandingan yang spesifik. Campuran ini ditempelkan/ disalutkan ke kawat inti
dengan menggunakan air kaca sebagai perekat dan dikeringkan.
Bagi tukang las yang sudah berpengalaman untuk menentukan besarnya arus
yang digunakan hanya dengan melihat bahan apa yang akan di las dan kondisi benda
kerja yang akan di las / tebal tipisnya. Jadi kelihaian dalam menentukan besar arus
dalam pengelasan sangat penting peranannya untuk menghasilkan pengelasan yang
sempurna.
Kemudian, adanya Polaritas Pengelasan. Polaritas adalah posisi
penempatan kabel yang menjadi penghubung elektroda dan benda kerja pada kutub positif
atau kutub negatif. Berdasarkan dari jenis arusnya, pengelasan bisa dibagi atas arus AC dan
DC, sedangkan arus DC sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
a. Las Direct Current Straight Polarity (DCSP) / Polaritas Langsung / Lurus
Pada jenis polaritas ini terjadi bila kutub negatif dihubungkan dengan eletroda
sedangkan kutub positif dihubungkan dengan benda kerja.
a) Proses
Pada pengelasan dengan cara ini yang terjadi adalah busur listrik
bergerak dari elektrode ke material dasar sehingga tumbukan elektron berada di
material dasar yang akan berakibat duapertiga panas yang dihasilkan akan
berada di material dasar sedangkan sepertiganya berada di elektroda, pada cara
ini hasilnya adalah pencairan material dasar menjadi lebih banyak dibandingkan
dengan elektrodenya dan hasil las akan memiliki penetrasi yang cukup dalam,
sehingga sangat baik digunakan dalam pengelasan yang lambat serta pada proses
yang manik lasnya sempit atau juga untuk proses pada pelat yang tebal
b) Kelebihan
Mempunyai karakteristik tertentu yang mampu menghasilkan busur yang
stabil pada hasil pengelasan, bisa mencair dengan kemampuan arus 1000 A dan
tegangan terbuka 40-45 V.
c) Kekurangan
Tidak bisa mengelas benda kerja dengan tingkat ketebalan tinggi.
b. Las Direct Current Reverse Polarity (DCRP) / Polaritas Terbalik
Kondisi polaritas ini bisa terjadi jika kutub negatif dihubungkan dengan benda
kerja sedangkan kutub positif dihubungkan dengan elektroda.
a) Proses
Busur listrik akan bergerak dari material dasar ke elektrode kemudian
tumbukan elektron berada di elektrode yang berakibat duapertiga panasnya berada
di elektroda dan sepertiga panasnya berada di material dasar, pada proses dengan
cara ini akan dapat menghasilkan pencairan elektrode yang lebih banyak dan akan
mampu memberikan hasil las yang mempunyai penetrasi dangkal serta akan sangat
baik digunakan pada pengelasan pelat yang tipis dengan bentuk manik las yang
lebar.
b) Kelebihan
Bisa lebih efisien, mampu mengelas benda yang tebal.
c) Kekurangan
Mempunyai polaritas yang berbeda-beda pada tiap siklus sehingga bisa
kehilangan energi yang diabaikan, tidak mampu melakukan pengelasan pada benda
kerja yang terlalu tipis.
3. Posisi Vertikal
Pada pengelasan vertikal, benda kerja dalam posisi tegak dan arah
pengelasan dapat dilakukan keatas/ naik atau kebawah/ turun. Arah pengelasan
yang dilakukan tergantung kepada jenis elektroda yang dipakai. Elektroda yang
berbusur lemah dilakukan pengelasan keatas, elektroda yang berbusur keras
dilakukan pengelasan kebawah.
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan
setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua
sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. tipe posisi datar (1G)
didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diaplikasikan pada material pipa
dengan jalan pipa diputar.
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta
gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebih cepat dan lebih ekonomis.
Keterangan:
Gambar ke 1 Penembusan yang berlebihan.
Gambar ke 2 Cacat penetrasi kurang sempurna .
Gambar ke 3 Cacat penembusan yang kurang
Cara mengatasinya :
a. Memperbaiki sudut elektroda
b. Jarak gap harus tepat
c. Kecepatan las sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
H. Incomplete Fusion
Penyebab terjadinya :
a. Posisi pengelasan yang salah.
b. Sudut elektroda yang salah
c. Panas yang diterima terlalu kecil
d. Welding gap terlalu kecil
e. Permukaan kampuh kotor
f. Kecepatan pengelasan terlalu tinggi
Cara mengatasinya
a. Memperbaiki posisi pengelasan
b. Memperbaiki sudut elektrode
c. Panas yang diterima harus sesuai prosedur
d. Welding gap harus cukup
e. Permukaan kampuh harus benar-benar bersih
f. Kecepatan pengelasan harus sesuai prosedur
menggunakan elektroda las low hidrogen yang mempunyai sifat tegang yang relatif
tinggi.
(a) (b)
Gambar 1.37 Sambungan (a) Lap joint dan (b) joggled lap joint
Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
cara melarutkan gas kedalam logam las cair atau terjadi reaksi kimia membentuk
senyawa.
Interaksi ini antara lain:
b. Gas larut dalam logam cair dan tetap berada kedalam logam membentuk larutan
padat.
c. Gas larut ke dalam logam cair melebihi batas kelarutannya sehingga
menghasilkan lubang-lubang halus pada logam las.
d. Gas bersenyawa dengan unsur logam membentuk inklusi, misal Al2O3, MnO,
SiO2.
Porositas dan inklusi yang terbentuk dapat mempercepat terjadinya korosi dari
logam las.
3. Unmixed Zone
Unmixed zone pada weld pool terbentuk pada daerah fusion boundary (batas
las) yang dikelilingi partially melted zone Logam cair di daerah ini cenderung diam
akibat gesekan dengan daerah solid.Unmixed zone merupakan daerah yang rentan
terhadap kegagalan mekanik terutama serangan korosi karena komposisi pada
daerah unmixed berbeda dengan daerah yang lainnya pada weld pool yang
mengalami sirkulasi. Daerah ini tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurang.
radius bagian dalam tertentu dan sudut lengkung tertentu, kemudian diperiksa
keretakan dan kerusakannya
c. Uji Hentakan
Uji hentakan dilaksanakan untuk menentukan kekuatan material las.
Sebagai sebuah metode uji hentakan yang digunakan di dalam dunia industri,
JIS menetapkan secara khusus uji hentakan charpy dan uji hentakan izod
d. Uji Kekerasan
Uji kekerasan, seperti halnya uji tarik, seringkali dilaksanakan. Karena
daerah las dipanaskan dan didinginkan dengan cepat, maka daerah yang
terkena panas akan menjadi keras dan rapuh. Kekerasan maksimal pada
daerah las yang diukur dengan uji kekerasan digunakan sebagai dasar
penentuan kondisi-kondisi sebelum dan sesudah pemanasan yang akan
dilakukan untuk mencegah retakan hasil pengelasan.
e. Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam. Untuk keperluan
pengujian, material logam dipotong-potong, kemudian potongan - potongan
diletakkan di bawah dan dikikis dengan material alat penggores yang sesuai.
Uji struktur ini dilaksanakan secara makroskopik atau mikroskopik. Dalam
uji makroskopik, permukaan spesimen diperiksa dengan mata telanjang atau
melalui loupe untuk mengetahui status penetrasi, jangkauan yang terkena
panas, dan kerusakannya. Dalam pemeriksaan mikroskopik, permukaan
spesimen diperiksa melalui mikroskop metalurgi untuk mengetahui jenis
struktur dan rasio komponen-komponennya, untuk menentukan sifat-sifat
materialnya.
2. Pengujian Dengan Cara Tak Merusak
a. Uji visual (VT)
Uji visual merupakan salah satu metode pemeriksaan terpenting yang
paling banyak digunakan. Uji visual tidak memerlukan peralatan tertentu dan
oleh karenanya relatif murah selain juga cepat dan mudah dilaksanakan
b. Uji Partikel Magnet (MT)
Pengujian terhadap partikel magnet merupakan metode yang benar-
benar efisien dan mudah dilaksanakan untuk mendeteksi secara visual
kerusakan-kerusakan halus yang tidak teridentifikasi pada atau di dekat
permukaan logam.
BAB II
MESIN BUBUT
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu :
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran
motor listrik yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear
box terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindel,
sehingga menghasilkan putaran pada chuck.
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.
Membuat Ulir
Pengelasan
Membuat Tirus
Membuat Tepi
Membuat silindris
Drilling
Boring
.
Gambar 2.17 Pahat HSS
Sumber : Antika, (2016)
3. Paduan cor non ferro (cast non ferrous alloys; cast carbides)
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida
(Cemented Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana
karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai hot hardness dan wear
resistance yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi
bentuk-bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang
kemudian diasah menurut geometri yang dibutuhkan.Paduan nonferro terdiri
dari 4 macam eleman utama adalah sebagai berikut : 1. Cobalt : sebagai pelarut
bagi elemen elemen lain. 2. Krom (Cr) : (10% s.d 35% berat) yang membentuk
karbida. 3.Wolfram (W) : (10% s.d 25% berat) sebagai pembentuk karbida. 4.
Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan tahan aus
ini memiliki ketangguhan dan ketahanan terhadap abrasi serta keausan.Selain itu,
resistensi terhadap deformasi termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup
baik.Oleh karena itu, harga pahat jenis ini juga relatif mahal.
5. Keramik (ceramics)
Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses
pembuatannya melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida,
nitrida, borida, oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh.Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :1. Keramik
oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium (TiC)
untuk menaikkan kekuatan non adhesif. Disertai dengan penambahan serat halus
(whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan
penambahan zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang
tidak terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan
memiliki sifat yang sangat keras dan tahan panas.
6. CBN (cubic boron nitrides)
CBN termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan panas (HIP,
60kbar, 1500°C) sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom
heksagonal berubah menjadi struktur kubik.Pahat sisipan CBN dapat di buat
dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material
pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat tinggi
dibandingkan pahat sebelumnya. Pahat ini bisa digunakan untuk
permesinan berbagai jenis baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau
karbida. CBN memiliki afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan
terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat
tinggi. Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga pemakaiannya sangat terbatas
5. Pahat Alur.
Pahat alur digunakan untuk membuat alur sejajar, mata potong pahat lebih
lebar dan lebih tebal dari badannya agar pahat tidak terjepit pada waktu
dipergunakan.
6. Pahat Dam.
Pahat dam adalah jenis pahat yang digunakan untuk memutus bahan yang
akan dipotong yang sebelumnya telah dibor atau dilubangi
.
8. Pahat Kuku.
Pahat kuku adalah jenis pahat yang dipergunakan untuk memperbaiki
kesalahan waktu pemakanan pertama mengebor (titik pusat pengeboran
meleset).
9. Pahat Diamon.
Pahat diamon adalah jenis pahat yang dipergunakan untuk membuat alur
yang berbentuk V pada logam, menghaluskan sudut-sudut bagian dalam serta
menyikukan sudut-sudut alur bagian dalam.
Bidang geser nya terlihat dengan nyata. Geram ini terjadi saat
mengerjakan logam yang keras, namun sedikit liat (ductile) dibandingkan
dengan besi tuang, bronze (perunggu).
b). Continous chip
Bentuk geram nya panjang dan liat. Geram ini terjadi saat mengerjakan
logam yang liat / ulet, seperti low carbon steel, copper, aluminium, dengan
feed kecil dan kecepatan potong nya yang besar.
2. Follow rest
Digunakan untuk membantu memegang benda kerja dengan diameter
relatif kecil dan relatif panjang. Dipasang pada eretan melintang/cross slide
sehingga ikut bergerak sepanjang bed mesin..
tekanan dikontrol dengan baik. Secara umum, kecepatan putaran yang lebih
tinggi dapat digunakan untuk mengelas bahan peka panas seperti baja. Baja
karbon merupakan salah satu jenis logam yang paling banyak digunakan
diberbagai bidang teknik terutama untuk keperluan industri seperti konstruksi
bangunan, konstruksi pesawat terbang, pembuatan alat-alat perkakas, dan
lain-lain. Banyaknya pemakaian jenis logam ini tidak terlepas dari sifat-sifat
yang dimilikinya diantaranya adalah mudah diperoleh di pasaran, mudah
dibentuk/diproses atau mempunyai sifat permesinan yang baik dan harganya
relatif murah.
Pengelasan gesek mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
proses pengelasan lainnya, diantaranya: tidak memerlukan fluks/selaput las, bahan
pengisi/elektroda ataupun gas dalam proses pengelasannya, tidak ada percikan
api las ataupun asap yang dihasilkan, tidak ada pencairan sehingga tidak ada
cacat solidifikasi yang terjadi (misalnya gas porositas, segregasi atau inklusi
terak), dapat menyambung dua buah logam yang berbeda (dissimilar)
sehingga dapat mengurangi biaya bahan baku dalam aplikasi pengelasan logam
yang berbeda dan sebagainya.
Meskipun mempunyai banyak keuntungan pengelasan gesek juga
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya tidak dapat menyambung dengan
baik bahan atau material yang berbentuk kotak atau persegi, biaya investasi
mesin yang mahal serta penggunaannya untuk keperluan tertentu saja. Pada
gambar dibawah yang menunjukkan langkah-langkah dasar dalam proses
pengelasan gesekan.
Keterangan Gambar:
(a) Satu benda kerja diputar dan benda lain dalam keadaan diam.
(b) Kedua benda kerja saling disentuhkan permukaannya dan gaya aksial
diberikan untuk memulai proses pengelasan.
Rotasi benda kerja dihentikan dan proses pengelasan selesai.
BAB III
POWER HACK SAW
3
2
7 9
1 11
12
Keterangan gambar:
1. Base
Merupakan dasar dari komponen mesin.
2. Frame
Berfungsi untuk memegang blade saat memotong.
3. Blade
Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan.
4. Speed Change Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan.
5. Pressure Release Button
Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis, sehingga frame
dapat terangkat.
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan kedudukan
pemotongan.
7. Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar jika diinginkan
pemotongan menyudut.
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkeraman vise.
9. Coolant Hose
Digunakan untuk mengeluarkan pendingin dari penampungnya.
10. Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada coolant, sehingga
dapat mencapai kedudukan benda kerja yang lebih tinggi.
11. Main Switch
Main Switch adalah skalar utama yang digunakan untuk menghidupkan/ mematikan
mesin.
12. Ruler
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong.
BAB IV
MESIN SEKRAP
Crank wheel
Rocker arm
Connecting road
3 2 1 6 7
1 1 8
9
5
Keterangan:
1. Support/eretan tegak
2. Pelat pemegang pahat
3. Tool post/ penjepit pahat
4. Ragum
5. Meja
6. Tuas kedudukan langkah
7. Lengan
8. Rangka
9. Tombol On-Off
10. Pengatur jarak langkah
11. Eksentrik penggerak
12. Eretan meja arah
13. Eretan meja arah tegak
3. Mesin Planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat).
Benda kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan
pahat membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan
oleh jarak antar tiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai
200 sampai 1.000 mm.
I.) Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar Lurus
Gambar 4.14 Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar Lurus
Sumber : Pradhana (2016)
J.) Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar Diteruskan
Gambar 4.15 Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar
Sumber : Pradhana (2016)
BAB V
MESIN BOR
8 7
5 2
6 4
3
1. Base
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat
karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
2. Column (tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur
atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
3. Table (meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan
yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada
ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa
o
diputar 360 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi
pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang
dibutuhkan. Untukmenjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang
diletakkan di atas meja.
4. Drill (mata bor)
Suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling
sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran
serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut
sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah
diameter bor. Bidang–bidang potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga
membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.
5. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /
mencekam mata bor.
6. Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya.
7. Handle
Untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja
( memakankan).
8. Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung ,fuse / sekring, lampu indikator, saklar
on/off dan saklar pengatur kecepatan.
1. Reaming
Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada
sebelumnya
3. Boring
Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik
pahat.Boring lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau
keselarasandan dapat menghasilkan lubang yang halus.
4. Counter boring
Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan.
Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan
kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut.
6. Tapping
Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik
oleh tangan atau oleh mesin.
b. Fixture
Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan
menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang
diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture
untuk referensi/setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang tetap
ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan
BAB VI
MESIN MILLING
7 6
3 8
2
1
4
1. Base
Base adalah bagian yang menahan seluruh mesin, didalamnya terdapat
bagian penting mesin seperti speed gear box dan sistem pelumas.
2. Saddle
Saddle terletak antara knee dan table . Saddle berfungsi untuk
menggerakkan benda kerja pada table secara transversal.
3. Table
Table terletak diatas saddle,dan mempunyai fungsi sebagai tempat benda
kerja.Table dapat digerakkan kerarah longitudinal.
4. Knee
Knee atau lutut adalah tempat kedudukan saddle,dan knee dapat
digerakkan kearah vertikal (naik/ turun) dengan diatur oleh poros berulir yang
menopangnya.
5. Over arm
Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan
pada mesin milling horizontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor
pada maksimum panjang arbor tersebut dan meng-klemnya pada posisi yang
diinginkan.Overarm terletak diatas base secara horisontal.
6. Spindle
Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan
menyalurkannya ke arbor. Spindle merupakan poros utama mesin MILLING.
7. Arbor
Arbor adalah tempat kedudukan pahat / pisau frais.
8. Index dividing head
Merupakan alat yang digunakan untuk memutar / membagi benda kerja
melalui besar sudut tertentu,sehingga menghasilkan pemotongan dengan jarak
yang sama.
9. Gear box
Gear box merupakan sistem transmisi yang berfungsi untuk mengatur
kecepatan putar pahat.
Spesifikasi
Type : Emco F3
Produksi : Maier & Co - Austria
Motor
Power : 1,1/1,4 Kw
Speed : 1400/2800 rpm
Spindle speed (rpm) : 80 -160 – 245 – 360 – 490 - 720 – 1100 – 2200
Spesifikasi
Type : X6328B
Max. drilling diameter : 28 mm
Max. automatic drilling diameter : 10 mm (cast iron)
Max. vertical milling diameter : 20 mm
Spindle speed rangerpm : 80 – 5440(V) /38-1310(H)
Table dimensions : 1120 x 260 mm
Table travel : 600 x 270 mm
Main motor : 3 HP
Overall dimensions : 1710 X 1480 X 2100 mm
Spesifikasi
Type : X5012
Produksi : Jiangsu - China
Working table area : 125 x 500 mm
Spindle speeds range : 120-1830 rpm
Main motor power : 1.5 kW
2. Conventional milling
Conventional milling adalah proses pengerjaan benda kerja denganmenggunakan
mesin miling, dimana arah mata pahat dari pahat milling mengarah keluar benda kerja.
Benda yang dikerjakan dengan metode ini cenderung memiliki permukaan yang kurang
baik, tidak halus, karena chip yang dihasilkan oleh mata pahat pertama terdorong
mengarah ke depan sehingga berpotensi mengganggu jalannya mata pahat itu sendiri.
Selain itu dibutuhkan gaya yang lebih besar juga ketimbang metode climb milling. Tapi
kelebihan metode ini bisa digunakan di hampir semua jenis mesin milling.
3. Neutral milling
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila
lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter
cutter pada waktu pengefraisan menggunakan face mill atau ujung shell end mill.
2. Pisau alur (slot milling cutter), berfungsi untuk mebuat alur pada bidang permukaan
benda kerja.
3. Pisau frais gigi (gear cutter), ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan
jumlah gigi yang diinginkan.
4. Pisau frais radius cekung (convex cutter), pisau jenis ini digunakan untuk
membuatbenda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
5. Pisau frais radius cembung (concave cutter), pisau jenis ini digunakan untuk
membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung).
6. Pisau frais alur T (T slot cutter), pisau jenis ini hanya digunakan untuk untuk
membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada m
7. Pisau jari (end mill cutter), ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran
kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada
bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak
(mesin frais vertikal), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi
horizontal yaitu langsung dipasang pada spindel mesin frais.
8. Pisau frais muka dan sisi (shell endmill cutter), jenis pisau ini memilki mata sayat
dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat.
Gambar 4.24 menunjukkan pisau frais muka dan sisi.
9. Pisau frais pengasaran (heavy duty endmill cutter), pisau jenis ini mempunyai satu
ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik
yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga
cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar
10. Pisau frais gergaji (slitting saw), pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong
atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur
yang memilki ukuran lebar kecil.
Chuck
Stopper Pin
Index Crank
Index Plate
Alat ini sangat penting khususnya di waktu membuat segi yang sama sisi pada
suatu batang bulat, misalnya segi 4, 6, 8 dan seterusnya atau diwaktu membuat gigi-gigi
untuk roda gigi. Di dalam alat ini terdapat roda gigi cacing yang bergigi 40 atau 60.
Yang digunakan dalam praktikum ini adalah yang bergigi 60. Roda gigi ini diputar oleh
poros yang berulur cacing. Perbandingan putaran antara poros dan roda gigi tersebut
adalah 60:1, sehingga apabila poros diputar 60 kali, maka roda gigi akan berputar 1 kali.
Karena roda gigi ini terpasang pada poros utama yang berhubungan langsung dengan
benda kerja, maka jumlah putaran roda gigi tersebut sama dengan jumlah putaran benda
kerja. Dengan demikian, jika poros berulir cacing berputar 1 kali, maka benda kerja
akan berputar 1/60 putaran
Pada poros berulir cacing ini dipasang piring pembagi yang berlubang-lubang kecil
dalam jumlah banyak. Tetapi kedudukan lubang-lubang itu beraturan menurut garis
lingkaran. Pada tiap-tiap garis lingkaran ditandai dengan angka-angka, misalnya 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 23 dan seterusnya; angka-angka ini menunjukkan jumlah lubang
pada garis lingkaran tersebut.
Selain piring pembagi, pada ujung ini dipasang pula suatu batang pemutar dan
sepasang kaki jangka. Pada batang pemutar ini dipasang punca yang berpegas. Ujung
punca akan masuk pada lubang yang terdapat pada piring pembagi jika kedudukannya
tepat. Batang pemutar ini dapat diatur kedudukannya sehingga ujung punca akan masuk
pada lubang yang terdapat pada garis lingkaran yang dikehendaki. Sedangkan kaki
jangka gunanya untuk menentukan sudut dan kedudukan puncak.
Pembagian Langsung
Pembagian yang digunakan untuk pembuatan segi banyak yang dapat dibagi
dengan jumlah lubang pada piring pembagi tetap.Pada spindle dimana alat
pencekam benda kerja terpasang (chuck, collet) terdapat sebuah piring pembagi
yang memiliki jumlah lubang tertentu (misal : 24).
Contoh: Pembuatan kepala baut segi enam, maka dilakukan 6 kali pemotongan.
1. Pemotongan
Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindle dikunci dengan memasukkan
pin pengunci ke dalam salah satu lubang pada piring pembagi 24 lubang,
misalnya pada lubang bernomor 7.
2. Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin pengunci
dibebaskan) ke kanan atau ke kiri, sampai pin pengunci dapat dimasukkan lagi
ke dalam lubang bernomor 11 atau 3
3. Demikian seterusnya sampai pemotongan yang ke-enam
Pembagian Tidak Langsung
Pembagian ini dipakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat dikerjakan
dengan menggunakan pembagian langsung, tetapi jumlah segi yang dapat
dikerjakan masih terbatas pada jumlah lubang pada piring pembagi (yang dapat
ditukar-tukar).Misal pembuatan segi : 9, 27, 58, 165, 312 dsb.
Didalam housing kepala pembagi ada transmisi poros roda cacing dengan
ratio i = 40:1. Poros cacing terhubung dengan engkol pemutar, sedangkan roda
cacing terhubung dengan benda kerja, sehingga benda kerja berputar 1 kali, bila
engkol diputar 40kali.
1. Bila engkol diputar maka poros cacing, roda cacing serta benda kerja akan ikut
berputar, demikian pula dengan rangkaian roda gigi ganti A-B-C-D, karena roda
gigi A satu poros dengan roda gigi cacing dan benda kerja.
2. Sedangkan roda gigi D yang berputar karena pergerakan dari roda gigi A, akan
menggerakkan helical gear dan otomatis akan memutar piringan pembagi,
karena satu poros.
Friction stir welding juga merupakan metode pengelasan yang sangat efisien
danaman karena tanpa memerlukan biaya logam pengisi. Di samping itu, kualitas hasil
pengelasan friction stir welding memiliki permukaan yang lebih halus. Metode
pengelasan ini juga ramah terhdap lingkungan karena tidak ada uap atau percikan dan
tidak ada silauan busur nyala pada fusion.
BAB VII
MESIN ROLL
2
3
5
4
6
1
Keterangan :
1. Lengan pemutar
Untuk memutar roll secara manual.
2. Upper roll
Roll yang mempunyai kedudukan tetap.
3. Rear roll
Untuk mengatur radius benda dengan mengubah posisi.
4. Lower roll
Untuk menyesuaikan dengan ketebalan benda kerja.
5. Roda pengunci
Untuk mengatur dan mengunci kedudukan lower roll sehingga benda kerja terjepit
dengan erat.
6. Roda pengatur diameter
Untuk mengatur diameter lingkaran hasil dengan merubah posisi rear roll
7.3 Fungsi Mesin Roll
Mesin roll mempunyai fungsi yang spesifik, yaitu untuk membentuk
batangan logam dengan diameter kecil ataupun pelat logam menjadi bentuk
lingkaran atau lengkungan dengan diameter tertentu.
BAB VIII
MESIN PRESS
5
4
Keterangan :
1. Tuas penekan
Digunakan dalam proses penekanan dengan menggerakkan secara vertikal
bolak-balik .
2. Indikator tekanan
Menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja.
3. Kran pengatur katup tekanan
Untuk mengatur posisi katup pada sistem hidrolik mesin sehingga tekanan dapat
diberikan pada benda kerja ataupun dilepas setelah proses penekanan selesai
dilakukan.
4. Lengan penekan
5. Roda pengatur lengan penekan
Digunakan untuk mengatur panjang lengan penekan yang dibutuhkan.
6. Table
BAB IX
ALAT BANTU
6. Pakaian kerja
Fungsi pakaian kerja adalah untuk melindungi badan atau bagian tubuh
manusia terhadap suatu kejadian yang dapat melukai badan. Pakaian kerja
ditujukan khusus untuk pekerja proyek karena resiko pekerja proyek lebih besar
daripada pekerja kantoran, maka dari itu pakaian pekerja proyek dengan
kantoran sangat berbeda sekali.
7. Sepatu kerja
Sepatu kerja merupakan perlindungan yang khususnya ditujukan
terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi sangat dianjurkan untuk mengenakan
sepatu dengan sol yang tebal agar dapat berjalan bebas dipermukaan yang tidak
rata, licin, maupun yang terdapat pecahan benda tajam ataupun paku tanpa
terluka. Bagian muka sepatu juga harus tebal untuk melindungi jari-jari kaki
apabila tertimpa material
9.2 Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang ragum
dilakukan dengan cara memutar tangkai / tuas pemutar kearah kiri ( berlawanan arah
jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasantidaktetappadarahangtersebut,
demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai
pemutar diputar kearah kanan (searah jarum jam).
Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang
sesuai dapat dilakukan dengan aturan tersendiri.
Tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan dikerjakan
dan dengan ketinggian orang yang menggunakan. Untuk pengikiran yang menggunakan
tenaga yang besar, ragum harus di pasang lebih rendah.
Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang rata,
sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas
kayu/jeruji di atas lantai. Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan
tinggi ragum yang sesuai dapat dilakukan dengan aturan tersendiri.
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya
penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Biasa digunakan untuk
menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mengikir, memahat dan yang lainnya.
Umumnya terbuat dari besi tuang atau baja tempa.
Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau memberikan
tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam
produksi di bengkel-bengkel kecil dimana umumnya memerlukan penyesuaian peralatan
dan teknik/metode untuk pekerjaan-pekerjaan secara manual dengan tangan. Operasi-
operasi di bengkel besar akan memerlukan jig atau alat tekan yang dapat digabung
dengan ragum tertentu atau alat lain dari ragum biasa.
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat
agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi
menjadi 3 jenis yaitu :
a) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja
b) Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut
terhadap spindle (poros putar ). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi
pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360 derajat.
c) Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya
secara datar dan tegak.
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks
pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener)
untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk
mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai
bidang miring yang membungkus suatu batang. Baut dan sekrap memiliki
perbedaan. Perbadaan itu dapat dilihat pada penampilan dan fungsinya.
Pada sisi penampilan, baut dan sekrup sangatlah bebeda. Baut memiliki
ujung yang tumpul sedangkan sekrup memiliki ujung yang lancip. Kemudian ulir
dari baut terlihat tidak sekasar ulir yang dimiliki skrup. Perbedaan lainnya juga bisa
diiliat dari kepala antara baut dan sekrup. Umumnya baut tidak menggunakan
obeng melainkan kunci untuk membuka atau merapatkannya, sedangkan sekrup
menggunakan obeng untuk membukanya. Pada sisi fungsi, baut biasanya
berpasangan dengan mur sedangkan sekrup tidak. Karena sekrup memiliki ujung
yang lancip, sehingga dapat langsung digunakan untuk menancapkan ke benda
kerja misal kayu.
9.5 Palu
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, konstruksinya
terdiri dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon (0.60-0.80%) dan dibentuk
seperti kubah maksudnya untuk menghindari terjadinya bekas yang tidak baik pada
benda kerja dan untuk menjamin bahwa tenaga pukulan palu benar- benar tersalurkan
melalui pusat dari muka palu dan tidak melaui pinggirannya yang akan mengakibatkan
terjadinya keretakan. Ukuran palu adalah beratnya yaitu antara 112 gr dan 900 gr.
kapal dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling
ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium.
Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat
yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala
rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing masing jenis mempunyai
kekhususan dalam penggunaannya.
BAB X
MESIN PEMOTONG PLAT
1 3
2 4
Gambar 10.1 Mesin Pemotong Plat
Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT – UB (2016)
Bagian-bagian:
1. Bage gage
Digunakan untuk mengukur panjang pemotongan
2. Foot pedal
Digunakan untuk proses eksekusi pemotongan atau menggerakkan pisau pemotong
3. Hold down Guard
Digunakan untuk menjepit benda kerja
4. Control panel
4
1
2 3
Keterangan :
1. Emergency Push Button
Berfungsi sebagai tombol darurat untuk mematikan mesin dengan cepat.
2. Cutting Mode Selector
Digunakan untuk memilih mode pemotongan (single/continous).
3. Pilot Lamp
Merupakan indikator power pada mesin.
4. Power Switch
Digunakan untuk menghidupkan mesin.