Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

LAS SMAW

Penyusun :

Nama : Bagus Ardianto

NIM : 19641033

Prodi : D4 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Kelas : 3 B

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
D4 TEKNIK MESIN PRODUKSI & PERAWATAN
2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
penngelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding). Laporan ini merupakan aplikasi dari hal
praktek yang telah dilakukan di bengkel yang dituangkan dalam bentuk tulisan guna untuk
menjelaskan langkah-langkah, bahan, dan cara kerja.

Ucapan terimakasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen praktik bengkel, dan
juga tidak lupa ucapan terimakasih penulis kepada teman teman yang telah bekerja sama
dengan baik selama proses praktikum berlangsung.

Penulis menyadari dalam pembuatan laporan praktikum ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, hal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan penulis, oleh karena
itu kritik dan sarannya sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis ucapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi penulis sendiri.

Samarinda, 26 Januari 2021

Bagus Ardianto

(19641033)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….......3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….4
1.2 Tujuan Praktikum…………………………………………………………………….4

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………………..5


2.1 Bagian – Bagian Las SMAW………………………………………………………..5
2.2 Teknik Pengelasan…………………………………………………………………..7
2.3 Fungsi Utama Salutan Fluks ………………………………………………………..7
2.4 Klasifikasi Pengelasan………………………………………………………………8

BAB III LANGKAH KERJA……………………………………………………………….9


3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………………..9
3.2 Alat Pelindung…………………………………………………………………….11
3.3 Cara Kerja…………………………………………………………………………12

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………...13
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) yang umumnya di sebut las
listrik merupakan suatu proses pengelasan yang menggunakan panas untuk
mencairkan material dasar dan elektroda, panas tersebut di timbulkan oleh lompatan
ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat
yang akan dilas ). Di dalam pengelasan SMAW terjadi gas penyelimut ketika
elektroda terselaput itu mencair, sehingga ketika proses ini berjalan tidak di perlukan
tekanan / pressure gas inert untuk membuang oksigen atau udara yang dapat
menyebabkan korosi atau gelembung gelembung di dalam hasil pengelasan.

Proses pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara elektroda
dan bahan las membentuk suatu panas yang dapat mencapai 3000 C,sehingga
membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair. Sumber tegangan yang
digunakan ada dua macam yaitu listrik AC ( Arus bolak balik ) dan listrik DC ( Arus
searah ), dimana arus DC dibedakan atas straight polarity (polaritas langsung) dan
reverse polarity (polaritas terbalik). Untuk mesin las.nya sendiri terbagi atas dua jenis
yaitu constantcurrent (Arus tetap) dan cinstant voltage (tegangan tetap).

1.2 Tujuan Praktikum


- Mengetahui macam-macam proses pengelasan

- Tujuan Memahami prinsip kerja dari las SMAW (Shileded Metal Arc Welding)

- Dapat menentukan kekuatan Tarik lasan

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Bagian - Bagian Las SMAW


– Penjepit Elektroda (Holder)
Penjepit elektrode berfungsi untuk meneruskan aliran arus listrik dari kabel
elektroda menuju ke elektroda selain itu juga berfungsi sebagai penjepit atau
pemegang ujung elektroda.

- Klem Masa
Klem masa berfungsi sebagai penghubung kabel masa dari mesin las logam
yang akan dilas dan dijepitkan pada logam lasan tersebut. Klem masa sangat penting
pada saat proses pengelasan karena apabila klem masa tersebut longgar ataupun tidak
terpasang dengan baik, maka arus yang mengalir menjadi tidak stabil sehingga
mempengaruhi nyala busur listrik pada saat pengelasan.

- Mesin Las SMAW


Mesin las merupakan sumber arus listrik yang digunakan pada pengelasan
busur listrik SMAW, mesin las terbagi menjadi dua jenis yaitu mesin las DC dan
mesin las AC, pada mesin las A bagian dalam mesin las terdapat sebuah trafo las,
sedangkan pada mesin las DC bagian dalam mesin las tersebut juga terdapat trafo
yang dilengkapi dengan sebuah diode atau rectifier .

- Elektroda
Elektroda merupakan sebuah kawat logam yang dilapisi oleh salutan atau fluks
yang berfungsi untuk menyalakan busur listrik pada las SMAW, salutan pada
elektroda berfungsi sebagai pelindung logam hasil pengelasan dari paparan
lingkungan sekitar.

- Kabel masa dan kabel elektoda


Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi sebagai penyalur aliran listrik dari
mesin las menuju ke logam pengelasan dan kembali ke mesin las.

5
- Elektroda Las SMAW
Elektroda merupakan salah satu bagian yang penting pada pengelasan SMAW
karena elektroda merupakan sebagai penghantar arus listrik dari pemegang (holder)
menuju ke logam lasan sehingga menghaslkan nyala busur listrik.

Elektroda terdiri dari logam inti sebagai pengisi dan salutan yang berfungsi untuk
melindungi cairan logam lasan dari pengaruh lingkungan sekitar. Pada saat proses
pengelasan, logam inti dan salutan (fluks) pada elektroda akan mencair akibat panas
yang timbul dari percikan busur listrik. Cairan logam inti akan menjadi satu dengan
logam lasan atau base metal sedangkan salutan elektroda yang mencair akan terapung
menuju ke permukaan logam lasan kemudian lama kelamaan akan mengeras dan
menjadi kerak pada permukaan logam hasil lasan dan akan melindungi hasil lasan
tersebut dari pengaruh lingkungan ataupun udara luar yang akan mempengaruhi sifat
mekanik, sifat kimia serta sifat fisik dari logam hasil pengelasan.

Jenis lapisan pelindung akan sangat berpengaruh terhadap sifat logam hasil
pengelasan karena cara perlindungan dan kegunaan yang berbeda pada setiap jenis
material. Berikut ini merupakan jenis lapisan pelindung elektroda (fluks) :

a. Low hidrogren potassium.


b. High cellulose potassium.
c. High titania sodium.
d. Low hydrogren potassium.
e. Iron powder, low hydrogren. 
f. High iron oxide.
g. High titania potasium.
h. Iron powder, titania.
i. Low hydrogren sodium.
j. High cellulose sodium.

6
2.2 Teknik Pengelasan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendukung hasil las yang mulus,
kuat dan efisien dintaranya:

1.      Parameter Pengelasan yang meliputi panjang busur, arus listrik, dan ketebalan benda

2.      Menyalakan dan Mematikan Busur Listrik


a.       Scratcing Method
b.      Tapping Method

3.      Geraka Elektroda
a.       Gerkan Menarik (Dragging Motion)
b.      Gerakan Maju - Mundur (Whipping Motion)
c.       Gerakan Melebar (Weaving Motion)

4.      Menyambung Las
a.       Terak yang ada didalam las dibersihkan
b.      Lengkung listrik dinyalakan dengan jarak kira-kira setengah inchi didepan
kawah las
c.       Elektroda digerakan ke kawah las dan diisi hingga sama besar dengan
jalur
sebelumnya

5.      Perencanaan Sambungan (Joint Design)

6.     Pengelasan (Welding Position)

2.3 Fungsi Utama Salutan Fluks


 Fungsi utama dari salutan fluks pada elektroda adalah:
a.          Fluks memfasilitasi penyalaan busur dan meningkatkan intensitas dan stabilitas
busur
b.         Fluks menimbulkan gas untuk melindungi busur,
Fluks akan terurai dan menimbulkan gas (CO2, CO, H, dan sebagainya) yang
mengelilingi busur. Hal ini menjaga bentuk butiran logam dan cairan teroksidasi
atau nitrasi yang disebabkan oleh kontak dengan atmosfer.
c.         Slag / terak melindungi logam las dan membantu pembentukan rigi
Selama pengelasan, fluks mencair menjadi terak yang melindungi cairan dan rigi
las dengan cara menutupinya. Dengan berbagai kekentalan (viskositas) dari

7
terak, memungkinkan untuk melaksanakan pengelasan dalam berbagai posisi dan
memperbaiki bentuk dari rigi las.
2.4 Klasifikasi Pengelasan

Klasifikasi pengelasan dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain:   

A .Ditinjau dari Sumber Panas


Jika ditinjau dari jenis sumber panas yang digunakan dalam proses pengelasan, maka
dapat dibedakan menjadi:
 • Mekanik
 • Listrik
 • Kimia

B. Ditinjau dari Cara Pengelasan

Jika ditinjau dari cara pengelasan dapat dibedakan menjadi:

- Pengelasan dengan tekanan (Pressure Welding)


-  Pengelasan cair (Fusion Welding)
Sedangkan pengelasan cair sendiri dibedakan menjadi:
- Pengelasan Oksi-asetilen (Oxyacetylin welding)
- Las Busur Listrik SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

8
BAB III
LANGKAH KERJA
3.1 Alat dan Bahan

Alat yang dipakai :

1. Mesin Las 2. Meja Las

3. Palu Terak 4. Tang las

9
5. Sikat las 6. Holder (Penjepit elektroda)

6. Klem massa

Bahan yang digunakan :

1. Elektroda 2. Plat

10
3.2 Alat Pelindung

1. Topeng Las 2. Sarung Tangan Las

3. Sepatu Safety

11
3.3 Cara Kerja
1. Membersihkan bahan yang akan dilas. Pakai palu untuk membersihkan kerak pada
permukaan ruangan yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang optimal.
2. Tempatkan bahan yang akan dilas pada tempat yang sudah disiapkan. Baik itu
memakai meja kerja atau hanya menempatkannya di lantai.
3. Mengatur kerapatan di antara dua bahan. Pakai klem bila diperlukan.
4. Tempatkan masa mesin las pada salah satu sisi bahan yang akan dilas.
5. Tambahkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las.
6. Pasang kemiringan elektroda sesuaikan dengan urutan bahan. Umumnya sudah ada
tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit elektroda.
7. Sesudah bahan siap untuk di las, perlahan-lahan dekatkan ujung elektroda pada
bahan
yang akan dilas.
8. Jarak di antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangatlah
memengaruhi kualitas pengelasan. Bila jarak begitu jauh, akan muncul percikan
seperti hujan bintik- bintik api. Proses pengelasanpun tidak prima. Bila jarak begitu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Serta tidak ada cukup jarak untuk
tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik ialah seperdelapan dari tebal elektroda.
9. Dengan memakai masker pelindung atau kacamata las, anda bisa memperhatikan
sisi
elektroda yang telah mencair yang menyatukan di antara dua bahan yang dilas itu.
Perlahan-lahan gerakkan elektroda ke sepanjang ruang yang dilas.
10. Hasil yang baik waktu proses pengelasan bisa dilihat kala permukaan yang dilas
berupa seperti gelombang rapat serta teratur menutup sempurna sisi yang dilas.
11.Sesudah selesai, bersihkan kerak yang menutupi sisi yang dilas dengan memakai
palu.
12. Periksa kembali apakah ada sisi yang belum sempurna. Bila belum sempurna,
ulangilah isi yang belum tersatukan dengan baik tersebut . Pada beberapa kasus,
bahan yang telah dilas harus di gerinda bila pengelasan tidak sempurna. Tetapi bila
tidak fatal, kita cukup mengelas sisi yang belum terlas dengan sempurna itu.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mengacu pada permasalahan dan pembahasan pada bab 4 terkait proses


pengelasan menggunakan las busur listrik atau las SMAW (Shield Metal Arc
Welding) didapat beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka
waktu
yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan.
Jika
terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan
bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar.
Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal
ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu
kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung
elektroda
tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi
jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika
terlalu
dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
5. Saat penyambungan dua buah benda diusahakan pada bagian sambungan tidak
ada
rongga, maka hasil lasan akan rapih dan kuat.

13
LAMPIRAN

Sambungan T

Las vertikal

14
Las horizontal

Las ayun

15
Las lurus

Sambungan lurus

16
Sambungan V

17

Anda mungkin juga menyukai