Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknologi Las

OLEH:

Donnie Jevo Katipana

2021-69-004

PROGAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN

FAKULITAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Teknologi Las ini Telah disetujui dan disahkan Oleh Kepala Lab Pengelasan
Universitas Pattimura :

Hari : Jumat

Tanggal : 16 Desember 2022

Tempat : Lab Teknologi Las Universitas Pattimura

Ambon, 16 Desember 2022

Mengetahui,

Kepala Lab Pengelasan Unpatti Mahasiswa Praktikum Teknologi


Las

Ir. Obed Metekohy, M.Si. Donnie Jevo Katipana

NIP. 19601027 199003 1 004 NIM : 202169004

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Las ini dengan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Teknologi Las. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun yang
membacanya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Ambon, 16 Desember 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………..…..…………………1

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………...……………..……2

KATA PENGANTAR…………………………………………………...…………………. .3

DAFTAR ISI……………………………………………………………....………………….4

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ...………………………………………………………………......……….5
2. Tujuan …………………………………………………………………......……..………...5
3. Manfaat …………………………………………………………………......…..………….5
B. TINJAU PUSTAKA
1. Proses Pengelasan SMAW ………………………………………………......………..…...6
2. Prinsip Kerja Proses Pengelasan Busur Listrik …………………………......…..................6
C. Hasil dan Pembahasan
1. Prinsip Prosedur Pengelasan SMAW .…….………....…………………………….………8
2. Syarat Alat Keselamatan Kerja …………………….....………………………….……….10
3. Proses Pengelasan ………………………………….....………………………….………13
4. Inspeksi Hasil Las ………………………………….....…………………………………..16
5. Pembahasan Hasil Las (jenis cacat las) ……..…………....………………………………17
D. PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………....……………………………..20
2. Saran……………………………………………………....………………………….20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..………………..………21

4
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang `
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai proses
pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan penyambungannya, konstruksi bangunan
baja, dan konstruksi permesinan yang memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi
manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang paling banyak digunakan karena memiliki
beberapa keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan
menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil
pengelasan sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan sebelum
pelaksanaan pengelasaan.

Salah satu pengelasan yang paling banyak digunakan adalah jenis pengelasan trafo,di
karenakan cara nya simple dan tidak seperti las karbit.

Pengelasan jenis ini dilakukan dengan menempelkan massa (-) pada objek yang akan di
kerjakan dan memasang elektroda pada api (+). Las dengan trafo memiliki beberapa
memiliki sarana yang praktis. Tekanan api yang tinggi,jadi memudahkan kita untuk
mengerjakan konstruksi dan elemen lainya yang membutuhkan tekanan api yang besar.

2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui dan memahami proses pengelasan SMAW
b. Membuat pengelasan ulat las (zigzag dan melingkar)
c. Dapat Menyambung pelat
d. Praktikan dapat mengoperasikan alat las busur listrik dan las dengan baik.
e. Mengetahui beberapa proses atau teknik dalam melakukan sambungan dengan
macam-macam gerakan elektroda.

3. Manfaat Praktikum
a. Dapat mengetahui proses pengelasan yang baik dan benar
b. Dapat membedakan hasil las-an yang baik dan tidak
c. Dapat membuat ulat las zigzag dan melingkar
d. Dapat membuat sambungan las

5
B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Proses pengelasan SMAW


Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur.
Proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih komponen,
lebih tepat ditujukan untuk merakit beberapa komponen menjadi suatu bentuk mesin.
Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dimana logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Proses-proses pengelasan antara lain
Gas Welding, Arc Welding, Resistance Welding, Solid State Welding, dll. Gas Welding
menggunakan gas untuk menghasilkan panas api, contohnya antara lain Oxyacetilene
Welding (menggunakan oksigen dan asetilen untuk menghasilkan api), Pressure Gas Welding
(menggunakan api oxyacetylene dan pemberian tekanan). Pada Arc Welding, proses
penggabungan didapat dari panas yang dihasilkan dari busur listrik antara benda kerja dan
elektroda. Contoh yang termasuk Arc Welding antara lain Shielded Metal Arc Welding, Gas
Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding, dll. Pada Resistance Welding, arus listrik
yang kuat dilewatkan kepada logam menyebabkan pemanasan lokal pada sambungan,
kemudian saat tekanan diberikan barulah proses las selesai. Contoh Resistance Welding
antara lain pengelasan titik, projection welding, seam welding, dll.

Cara mengelas yang sering dipergunakan dalam praktek dan termasuk klasifikasi las busur
listrik adalah : las elektroda terbungkus, las busur dengan pelindung gas dan las busur dengan
pelindung bukan gas. Las elektroda terbungkus (SMAW) adalah cara pengelasan yang
banyak digunakan pada masa ini.

2. Prinsip Kerja Proses Pengelasan Busur Listrik


Proses pengelasan SMAW juga dikenal sebagai proses MMAW (Manual Metal Arc
Welding). Dalam pengelasan ini, logam induk mengalami pencairan akibat pemanasan dari
busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja. Dalam cara
pengelasan ini digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan fluks. Pada gambar
di bawah dapat terlihat dengan jelas bahwa busur listrik terbentuk di antara logam induk dan
ujung elektroda. Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut
mencair dan kemudian membeku bersama.

Skema Welding Circuit Gambar Proses SMAW

Arus yang digunakan dalam proses ini adalah 105 A sampai 150 A, dengan daya secara
umum kurang dari 10 kW. Arus yang digunakan adalah AC atau DC. Pola pemindahan logam

6
cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Secara umum dapat dikatakan bahwa
logam mempunyai sifat mampu las tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang halus.
Sedangkan pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan juga oleh
komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Selama proses pengelasan, bahan fluks yang
digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan membentuk terak (slag) yang kemudian
menutupi logam cair yang terkumpul di tempat sambungan dan bekerja sebagai penghalang
oksidasi. Dalam beberapa fluks bahannya tidak dapat terbakar, tetapi berubah menjadi gas
yang juga menjadi pelindung dari logam cair terhadap oksidasi dan memantapkan busur.

7
C. LAPORAN DAN PEMBAHASAN

1. Persiapan Prosedur Pengelasan SMAW


Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk melakukan Prosedur pengelasan SMAW,
khususnya dengan menggunakan proses las SMAW adalah sebagai berikut :

Menyiapkan benda kerja.

Penyiapan material ini harus disesuaikan dengan WPS yang ditentukan, termasuk
didalamnya adalah bentuk dan ukuran kampuh las. Permukaan material yang akan disambung
dipastikan sudah bersih dari minyak dan kotoran lainnya agar memperoleh hasil lasan yang
baik.

Menyediakan elektroda.

Menyiapkan elektroda dengan jenis sesuai dengan material logam induk yang akan
disambung. Diameter elektroda dipilih sesuai dengan bentuk dan ukuran kampuh yang
digunakan, yang paling banyak digunakan adalah diameter 2,6 mm atau 3,2 mm. Untuk
mendapatkan hasil sambungan las yang optimal, sebaiknya sebelum digunakan elektroda
dipanaskan dalam oven dengan temperatur 75 oC – 100oC selama kurang lebih 1 (satu jam).

Ukuran Oven LAS :


1. Panjang : 74 cm
2. Lebar : 72,8 cm
3. Tinggi : 83 cm

Gbr. Oven Tempat Menyimpan Elektroda

Mengatur mesin las.

Memastikan semua sambungan kabel baik kabel power, kabel massa maupun kabel
elektroda terkoneksi dengan baik dan kuat. Mengatur besarnya arus listrik sesuai dengan jenis
dan diameter elektroda serta ketebalan material yang disambung (kedalaman penetrasi yang
diinginkan), Mesin las yang digunakan dalam pengelasan yaitu sejenis travo las

 Travo Las

8
Travo Las adalah nama lain dari welding inverter atau mesin las listrik. Travo las adalah
nama sebutan yang diberikan orang-orang di Indonesia untuk mesin las listrik itu sendiri.
Kebiasaan dari orang Indonesia memang sering menyebut sebuah benda atau alat dari
bentuknya. Dan bentuk dari mesin las listrik ini memang berbentuk kotak seperti travo listrik.
Dan seperti layaknya travo yang memiliki dua socket penjepit kanan dan kiri yang memiliki
arus listrik min (-) dan plus (+), travo las atau mesin las listrik ini juga memiliki 2 socket
min(-) dan plus(+). Jenis Travo Las yg digunakan Dalam Pengelasan

 ESAB LHB 400


 Model : LHF 400.
 Conditional Statement : Input Voltage.
 Input Frequency : 50/60 Hz.
 Input VAC : 400-550 VAC.
 Open Circuit Power W : 340 W.
 Open Circuit VAC : 80-87 VAC.
 Power Factor at Maximum Current : 0.9.
 Protection Class : IP 23.

Gbr. Mesin Las (Travo Las)

 Kabel Las
Diameter Kabel las : 1,603 cm
Diameter Kabel Daya : 1,275 cm
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik dari mesin las ke
material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa dan kabel elektroda ini harus
cukup besar untuk mengalirkan arus listrik. Kabel yang tidak standar dapat menimbulkan
panas berlebihan yang dapat merusak lapisan kabel dan membahayakan pengelasan.

 Holder dan Klem Penjepit


Penjepit elektrode (holder) berguna untuk mengalirkan arus listrik dari kabel las ke
elektrode (kawat las) serta sebagai pegangan (stang las), sehingga welder tidak merasa panas
pada saat mengelas.Sedangkan klem masa berguna untuk menghubungan kabel masa dari
9
mesin las dengan material induk. Biasanya klem masa mempunyai per untuk penjepitnya.
Klem ini sangat penting karena apabila klem longgar arus yang dihasilkan tidak stabil yang
menyebabkan pengelasan tidak dapat berjalan dengan baik.

 Elektroda

Sebagian besar elektrode las smaw dilapisi oleh lapisan fluks. Lapisan ini berfungsi sebagai
pelindung dan juga pembentuk terak las pada saat pengelasan, yang berfungsi melindungi cairan las
dari pengaruh udara sekeliling.Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang komposisisnya
sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

 Palu Las dan Sikat Las

Chipping digunakan untuk melepaskan dan me¬ngeluarkan kerak las pada logam lasan. Berhati-
hatilah membersihkan kerak las karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan
lainnya. Jangan dibersihkan jika kerak las masih panas.Sedangkan sikat kawat dipergunakan untuk
membersihkan benda kerja yang akan dilas dan juga untuk membersihkan terak las yang sudah lepas
dari jalur las.

2. Menyiapkan alat bantu dan alat keselamatan kerja.

Alat bantu yang sekiranya akan diperlukan selama proses pengelasan sebaiknya
dipersiapkan di dekat posisi welder. Welder juga harus menggunakan akan keselamatan kerja
pengelasan minimal : pelindung mata & muka, appron (baju las), sarung tangan dan sepatu
keamanan.

10
Syarat Alat Keselamatan Kerja Las
Alat keselamatan kerja atau Alat perlindungan diri menurut Balai Hiperkes memiliki
beberapa syarat, yaitu :

 Memberikan perlindungan untuk pekerja


 Ringan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja
 Dapat dipakai secara fleksibel
 Tidak menimbulkan bahaya tambahan jika terdapat pemakaian yang kurang tepat
 Memenuhi standar
 Tidak membatasi pekerja
 Suku cadang yang mudah didapatkan dan mudah perawatannya

 Jenis alat keselamatan kerja las


1. Helm Las / Kaca Mata Las
Helem atau kaca mata las untuk Melindungi mata dari pancaran cahaya langsung akibat sinar
ultraviolet secara langsung yang sangat berbahaya bagi kesehatan mata.

Gbr. helm las

2. Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dari panas langsung akibat hasil pengelasan pada bahan atau
material yang telah di las.

Gbr. sarung tangan

3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari
asbes. Ada beberapa jenis/bagian apron :

11
 Apron Lengan  Apron dada  Waerpack

4. Sepatu Las

Gbr.sepatu las

5. Masker Las

Gbr. masker las

6. Gurinda Pemotong
Digunakan untuk memotong bahan material las agar proses pemotongan lebih cepat dan
tepat.

Gbr. gurinda potong

12
7. Penggunaan keseluruhan dari perlengkapan keselamatan kerja

gbr. perlengkapan keselamatan kerja

3. Melakukan Pengelasan
a. Persiapansebelum pengelasan

- Sebelum melakukan pengelasan plat baja dipotong menjadi beberapa bagian kecil
berukuran 12 cm.

Gambar. Pelat Baja

- Pada praktikum ini kami menggunakan elektroda berukuran 4.0 x 400 (dia x panjang).

13
Gambar. Elektroda Terbungkus

B. Membuat ulat las

a. Zig-zag

Membuat ulat las zigzag


 Panjang Plat : 12 cm
 Tebal Plat : 0,7 cm
 Tebal Las : 0,213 cm
 Panjang Ulat Las : 8,7 cm
 Lebar Ulat Las : 1,6 cm
 Jarak dari ujung plat ke ujung kiri ulat las : 2,2 cm
 Jarak dari ujung plat ke ujung kanan ulat las : 3,3 cm

b. Melingkar

Membuat ulat las melingkar


 Panjang Plat : 12 cm

 Tebal Plat : 0,7 cm

 Tinggi ulat las : 0,2 cm

 Panjang Ulat Las : 8,8 cm

 Lebar Ulat Las : 1,4 cm

 Jarak dari ujung plat ke ujung kiri ulat las : 3,2 cm

 Jarak dari ujung plat ke ujung kanan ulat las : 2,1 cm

14
C. Menyambung Plat Baja

a. Zig - Zag
 Panjang Plat : 12 cm
 Tebal Plat : 0,7 cm
 Tinggi Ulat Las : 0,15 cm
 Panjang Ulat Las : 11,2 cm
 Lebar Ulat Las : 1,5 cm
 Jarak dari ujung plat ke ujung kiri ulat las : 3,8 cm
 Jarak dari ujung plat ke ujung kanan ulat las : 5,2 cm

b. Melingkar
 Panjang Plat : 12 cm
 Tebal Plat : 0,7 cm
 Tinggi Ulat Las : 0,133 cm
 Panjang Ulat Las : 11,5 cm
 Lebar Ulat Las : 1,95 cm

15
 Jarak dari ujung plat ke ujung kiri ulat las : 3,3 cm
 Jarak dari ujung plat ke ujung kanan ulat las : 3,4 cm

c. Inspeksi sesudah las


Hasil las-an yang kami lakukan tidak terlalu baik, karena ini adalah kali pertama kami
melakukan pengelas-an. Dalam hal ini kami menge-las dengan 2 buah jenis ya itu las
zig-zag dan melingkar.
hasil las :

4. Inspeksi Hasil Las


- ukuran benda kerja :

- plat baja : 12 cm

- elektroda : 4.0 x 400 (dia x panjang) mm

- posisi pengelasan :

Sudut kemiringan elektroda dengan bendak kerja berkisar 70o.

16
- kecepatan las :

Panjang lasan : 10 cm = 100 mm

Waktu pengelasan : 16 detik

V = s/t

= 100/16 = 6,25 mm/s

5. Pembahasan Hasil Las ( jenis cacat las)


Setelah melakukan pengelasan, kami mendapatkan 4 buah cacat pada las diantaranya :

1. Spatters/ percikan las

Spatters/ Percikan las

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

1. Lingkungan yang basah atau lembab


2. Elektroda lembab
3. Angin masuk ke kolam las
4. Busur terlalu panjang
5. Arus Capping terlalu tinggi
6. Salah jenis arus
7. Salah jenis polaritas
8. Lapisan Galvaniiza belum digerinda

Akibat dari cacat las iniadalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan.

17
Cara penanggulangannya yakni cukup dengan dichip / pahat saja atau dikikir kasar, namun
tidak boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya.

2. porosity/ Gelembung las

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Lingkungan Basah atau lembab


 Elektroda lembab
 Amper Capping terlalu tinggi
 Timbul gas sewaktu pengelasan
 Lapisan Galvanize digerinda
 Masuk udara ke dealam kolam las
 Kampuh kotor

Akibat dari cacat las iniadalah :

 Tampak jelek
 Melemahkan sambungan
 Mengawali karat permukaan

Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang dan las ulang
sesuai ketentuan WPS Repair.

3. Stop Start ( Salah Penggantian Elektroda )

STOP START ( SALAH PENGGANTIAN ELEKTRODA)

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

18
1. Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur sehingga
terjadi overlapping yang menonjol.
2. Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh penggantian
elektroda yang terlalu maju.

Akibat dari cacat las iniadalah :

1. Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien.


2. Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak .

Cara penanggulangannya yakni :

1. Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.


2. Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian didisi las sesuai WPS
Repair .

4. PIN HOLE / LUBANG JARUM

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

1. Terbentuk gas selama pengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2


2. Udara merasuk ke dalam kolam las.

Akibat dari cacat las ini adalah kemungkinan bocor sangat tinggi di lokasi cacat. Cara
penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian di isi las sesuai WPS
Repair.

19
D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Matakuliah Praktikum Teknologi Las adalah matakuliah yang menjadi dasar melakukan
pengelasan kapal pada program studi teknik perkapalan yang harus dapat dikuasai oleh seluruh
mahasiswa guna dapat menjadi seorang pemula welder kapal yang baik. Karena dari pengujian yang
telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan bahwa pengujian visual ini membutuhkan
kecermatan, kesabaran, dan juga pengalaman yang tinggi. Sulit untuk melakukan indikasi
cacat pada material dengan hanya melihat secara sekilas, perlu pengukuran dan kecermatan
dalam mengindikasi cacat tersebut. Hal ini angat wajar karena para inspector yang
berpengalamanpun m masih kesulitan untuk melakukan indikasi dengan pengujian visual.

2. Saran
Dengan diselesaikannya laporan ini, penulis berharap laporan ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran
guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

M.L. Lin and T.W. Eagar, 1983, “ Influence of Surface Depression And Convection On Arc Weld
Pool Geometry “ dan “ Pressures Produced by Gas Tungsten Arcs “ ,

Kusuma Angga Tutur, 2012, Studi metalografi hasil pengelasan titik (spot welding pengelasan
dilingkungan udara dan lingkungan gas argon, jurusan teknik mesin fakultas teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wiryosumarto, H., 2004, Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya Paramita, Jakarta.

Haikal, 2014, Pengaruh tegangan listrik dan waktu pengelasan terhadap sifat fisik dan Mekanik
sambungan las titik, jurusan teknik mesin fakultas teknik Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Aji Lastono, 2015, Pengaruh Fariasi Arus Terhadap Struktur Mikro Kekerasan danKekuatan
Sambungan Pada Proses Pengelasan Aluminium DenganMetode MIG, jurusan teknik mesin
fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Djoko Hari Praswanto. 2011. Karakteristik Cu, Pb dan Sn. (Online) http://litbangtek-
mesinitn.blogspot.com/2011/10/karakteristik-cu-pb-dansn.html.

21

Anda mungkin juga menyukai