Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan yang Maha esa atas Berkat dan rahmatnya , karena
dengan rahmat dan berkatnya saya dapat menyelesaikan makalah pengelasan dari mata kuliah
Manufaktur dasar oleh Bapak Karinus yosef agusto mada guna memperoleh salah satu persyaratan
pemberian nilai oleh mata kuliah bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini adalah berkat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari semua pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada yang pihak-pihak yang telah
membantu
Penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran
dan kritik untuk perbaikan makalah ini akan penulis terima dengan senang hati dan yang terakhir.
Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Maumere, 27 Desember2023

Cover..................................................................................... 1

Daftar isi.................................................................................2
Kata pengantar........................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................
Tujuan Penyusunan................................................................
Teknik Penyusunan...........................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
2.1 Pengertian Pengelasan………………………………
2.2 Cara Pengelasan dan Pemotongan…………………
2.3 Proses Pengelasan……………………………………
2.4 Proses-proses Pengelasan……………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………
Saran……………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Teknik pengelasan secara sedeerhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000 sampai
3000 SM. Setelah energi listik diergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan
pesatnya sehingga manjadi suatu teknik yang mutahir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih
dari 40 jenis pengelasan.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las biasanyapengelasan hanya digunakan
pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan
praktek yang banyak dan waktu yang lama maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan
penggunaan konstruksi-konstruksi las merupakan hal yang umum disemua negara di dunia.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membatu memperluas ruang lingkup pemakaian
sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat di las. Dengan kemajuan
yang dapat dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat
industri modren.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-
masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan.
Karena itu didalam pengelasan,pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek. Secara lebih
terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan Sambungan
las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan, cara Pemeriksaan, bahan las, dan jenis
yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dan Bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.

1.3 Tujuan Penyusunan


1.4 Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan ini
adalah :
1.Untuk mengetahui pengertian pengelasan.
2.Untuk mengetahui cara pengelasan dan pemotongan.
3.Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses pengelasan.
1.3 Teknik Penyusunan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini dengan menggunakan studi
webset

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelasan


Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata
lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler
material).
2.2 Cara Pengelasan dan Pemotongan
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang
las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-
cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan
energi yang digunakan (sumber panas) dan klasifikasi berdasarkan cara kerja.

Ditinjau berdasarkan sumber panasnya klasifikasi pengelasan dapat dibedakan tiga:


1.Mekanik
2.Listrik
3.Kimia
Berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1.Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2.Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan
hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan
paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
2.3 Proses Pengelasan
Las gastungsten (Las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listirk ditimbulakan oleh
elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi
oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat
ditambahkan atau tidak tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.
Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gastungs ten adalah:
1.
Mesin
Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang
Digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung
pada jenis logam yang akan dilas.
2. Tabung gas lindung
Adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium
3. Regulator gas lindung

Adalah pengatur tekanan gas yang akan digunalan di dalam pengelasan

Gan tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan

Tekanan gas di dalam tabung.


Flowmeter untuk gas
Dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang di pakai di dalam pengelasan gastungs
5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
Berfungsi sebagai pengubung gas dari tabung menuju pembakar las.Sedangkan perangkat pengikat
berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.
6.
Kabel elektroda dan selang
Berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las
menuju stang. Kabel masa berfungsi untuk menghantarkan arus ke benda kerja.
7. Stang las (welding torch)
Berfungsi untuk menyatukan system untuk menyatukan system las yang berupa penyalaan busur dan
perlindungan gas lindung selama dilakukan pengelasan.
8.
Elektroda tungsten
Berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan.
Elektroda ini tidak berfugsi sebagai bahan tambah.
9.
Kawat las
Berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahan kawat jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur
tungsten sudah mendekati cair.
10. Assesories
Pilihan dapat berupa system pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan
pengatur waktu busur.
Las Tungsten
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten Inert Gas(TIG) merupakan
salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yangmenggunakan inert gas sebagai pelindung
dengantungsten atauwolfram sebagaielectrode. Skema dari GTAW dapat dilihat dalam gambar
dibawah. Penjelasan ini dikerjakan secara manual maupun otomatis.

Electrode pada GTAW termasuk elektode tidak terumpan (non consumable) berfungsi sebagai tempat
tumpuan terjadinya busur listrik. GTAW mampu menghasilkam las yang berkualitas tinggi pada
hampir semua jenis logam mampu las. Biasanya ini digunakan pada stainless steel dan logam ringan
lainnya seperti aluminium, magnesium dan lain-lain. Hasil pengelasan pada teknik ini cukup baik tapi
membutuhkan kemampuan yang tinggi.
Pada pengelasan TIG ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik baik AC maupun DC. Tenaga
listrik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya untuk membuat busur nyala pada elektoda,
bagian-bagian pendukung lainya masih disuplai dari alat lain. Peralatan yang sering digunakan
sebagai pendukung dari las TIG ini adalah tabung gas Argon maupun gas lain dapat melindungi
proses pengelasan dari pengaruh udara luar.
2.4 Proses-proses Pengelasan
a. Las listrik dengan elektroda berselaput (SMAW)
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan. Busur listrik yang terjadi di
antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar.
Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang
membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh
luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, misal pada ujung elektroda
bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.
Keuntungan
SMAW adalah proses las busur paling sederhana dan paling serba guna. Karenasederhana dan mudah
dalam mengangkut peralatan dan perlengkapannya, membuat proses SMAW ini mempunyai aplikasi
luas mulai dari refinery piping hingga pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut guna
memperbaiki struktur anjungan lepas pantai. SMAW bisa dilakukan pada berbagai posisi atau lokasi
yang bisa dijangkau dengan sebatang elektroda. Sambungan-sambungan pada daerah dimana
pandangan mata terbatas masih bisa di las dengan cara membengkokkan elektroda. Proses SMAW
digunakan untuk mengelas berbagai macam logam ferrous dan non ferrous, termasuk baja carbon dan
baja paduan rendah, stainless steel, paduan-paduan nikel, cast iron, dan beberapa paduan tembaga.
Kelemahan
Meskipun SMAW adalah proses pengelasan dengan daya guna tinggi, proses inimempunyai beberapa
karakteristik dimana laju pengisiannya lebih rendahdibandingkan proses pengelasan semi-otomatis
atau otomatis. Panjang elektroda tetap dan pengelasan mesti dihentikan setelah sebatang elektroda
terbakar habis. Puntung elektroda yang tersisa terbuang, dan waktu juga terbuang untuk mengganti–
ganti elektroda. Slag atau terak yang terbentuk harus dihilangkan
Dari lapisan las sebelum lapisan berikutnya didepositkan. Langkah-langkah ini mengurangi efisiensi
pengelasan hingga sekitar 50 %.
Asap dan gas yang terbentuk merupakan masalah, sehingga diperlukan ventilasimemadai pada
pengelasan di dalam ruang tertutup. Pandangan mata pada kawah las agak terhalang oleh slag
pelindung dan asap yang menutupi endapan logam. Dibutuhkan juru las yang sangat terampil untuk
dapat menghasilkan pengelasan berkualitas radiography apabila mengelas pipa atau plat hanya dari
arah satu sisi
b.
Las Listrik TIG
Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari
Pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang. Prinsip : Panas dari busur terjadi diantara elektrode
tungsten dan logam induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya
dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He).
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakanelektroda wolfram yang
bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan
dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya
sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi
dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat
pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur
yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai gas inert
seperti argon,helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis
logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi. Pembakar las TIG terdiri dari :
1)
Penyedia arus,
2)
Pengembali air pendingi,
3)
Penyedia air pendingin,
4)
Penyedia gas argon,
5)
Lubang gas argon ke luar,
6)
Pencekam elektroda,
7)
Moncong keramik atau logam,
8)
Elektroda tungsten,
9)
Semburan gas pelindung.
Keuntungan :Digunakan untuk Alloy Steel, Stainless Steel maupun paduan Non Ferrous: Ni, Cu, Al
(Air Craft). Disamping itu mutu las bermutu tinggi, hasil las padat, bebas dari porositas dan dapat
untuk mengelas berbagai posisi dan ketebalan. Proses GTAW menghasilkan pengelasan bermutu
tinggi pada bahan-bahan ferrous dan non ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua
pengotor yang berasal dari atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama dari proses ini yaitu, bisa
digunakan untuk membuat root pass bermutu tinggi dari arah satu sisi pada berbagai jenis bahan. Oleh
karena itu GTAW digunakan secara luas pada pengelasan pipa, dengan batasan arus mulai dari 5
hingga 300 amp, menghasilkan kemampuan lebih besar untuk mengatasi masalah pada posisi
sambungan yang berubah-ubah seperti celah akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20 inci)
dan logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga pengendalian penetrasi dan
pencegahan terjadinya terbakar tembus (burnt through) lebih mudah dari pada pengerjaan dengan
proses menggunakan elektroda terbungkus. Kecepatan gerak yang lebih rendah dibandingkan dengan
SMAW akan memudahkan pengamatan sehingga lebih mudah dalam mengendalikan logam las
selama pengisian dan penyatuan.
Kelemahan.
Kelemahan utama proses las GTAW yaitu laju pengisian lebih rendah dibandingkan dengan proses las
lain umpamanya SMAW. Disamping itu, GTAW butuh kontrol kelurusan sambungan yang lebih ketat,
untuk menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada pengelasan dari arah satu sisi. GTAW juga butuh
kebersihan sambungan yang lebih baik untuk menghilangkan minyak, grease, karat, dan kotoran-
kotoran lain agar terhindar dari porosity dan cacatcacat las lain. GTAW harus dilindungi secara
berhati-hati dari kecepatan udara di atas 5 mph untuk mempertahankan perlindungan inert gas di atas
kawah las.
c.
Las Listrik Submerged (SAW)
Las listriksubmerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk
pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara
Ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timbunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar
seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu
Menggunakan kaca pelindung mata (helm las).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku danmenutup lapian las. Sebagian
fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagisetelah dibersihkan dari terak-terak las. Elektora
yang merupakan kawat tampaselaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda
gigi yangdiputar oleh motor listrik.
Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik AC yang lamban dan DC
Dengan tegangan tetap bila menggunakan listrik AC. Perlu adanya pengaturankecepatan
pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan

Panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan sumber listrik DC dengantegangan tetap,
kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap dan biasanyamenggunakan polaritas balik (DCRP). Mesin
las dengan listrik DC kadangkadang digunakan untuk mengelas pelat tipis dengan kecepatan tinggi
atau untuk pengelasan dengan elekroda lebih dari satu.
Keuntungan Las Busur Rendam:
Kualitas Las baik, Penetrasi cukup, Bahan las hemat, Tidak perlu operator
Terampil, Dapat memakai arus yang tinggi.
Kerugian Las Busur Rendam:
Sulit menentukan hasil seluruh pengelasan, Posisi pengelasan hanya horizontal, dan Penggunaan
sangat terbatas.
d. Las Listrik MIG
Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panasditimbulkan oleh busur listrik
antara dua electron dan bahan dasar. Elektrodamerupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang
geraknya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur
sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas
pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.
Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja.
Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses
pengelasan MIG ini dadpat secara semi otomatik atau
Otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual, sedangkan otomatik adalah
pengelasan yang
Seluruhnya dilaksanakan secara otomatik. Elektroda keluar melalui tangkai bersama- sama dengan
gas pelindung.
Keuntungan
Proses pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau otomatis. Asap dan percikan
las pada GMAW hubungan singkat lebih sedikit dibandingkan dengan SMAW, juga tidak ada slag
yang harus dibersihkan setelah pengelasan selesai. Kecepatan pengelasan dan laju pengisian sama
atau bisa lebih besar dari pada SMAW. Larutan logam las umumnya lebih rendah karena penetrasi
GMAW lebih dangkal. Dengan panas masukan rendah dan penetrasi yang dangkal, logam-logam tipis
lebih mudah disambung dan sambungan yang memiliki celah root lebih lebar akan lebih mudah dilas.
Pada fabrikasi pipa-pipa di bengkel, root pass bermutu tinggi dapat dikerjakan lebih cepat pada
berbagai posisi dan pada umumnya dengan biaya lebih rendah.
GMAW spray transfer dan globular transfer mempunyai kawah las yang lebih mudah dilihat, sama
halnya dengan las busur teknik hubungan singkat (short circuiting arc) tetapi tanpa slag. Karena tidak
ada flux dan relatif sedikit jumlahdeoxidizer yang diberikan pada kawat, lebih sedikit pekerjaan
membersihkan yang diperlukan setelah pengelasan selesai. Keseragaman panjang busur dipertahankan
dengan cara membuat sumber listrik memiliki tegangan konstan. Proses las GMAW mempunyai laju
pengisian lebih besar pada pengelasan paduan-paduan ferrous dan non-ferrous. Proses ini
cocokdipergunakan pada las kampuh dan pengelasan untuk membuat lapisan antikarat pada stainless
steel, nickel based alloys dan paduan-paduan tembaga
Seperti
Aluminum bronze.
Kelemahan.
Peralatan las GMAW lebih mahal, dan lebih rumit dalam pemasangan dan perawatan, dibandingkan
dengan SMAW. Biaya kawat las dan shielding gas bisa menjadi lebih mahal dibandingkan dengan
elektroda terbungkus, tetapi hal ini
Bisa diimbangi karena
Produktivitas yang tinggi dan sedikitnya
Pemborosan.Shielding gas pada pengelasan GMAW dapat terganggu karena pengaruh tiupan angin,
sehingga harus diambil tindakan pencegahan apabila kecepatan angin lebih dari 5 mph. Pelindung
angin atau tirai khusus dapat dipakai untuk menahan atau mengurangi tiupan angina, sehingga
kecepatannya cukup rendah untuk menjaga shielding gas secara memadai.
Memperbesar aliran gas untuk mengimbangi pengaruh tiupan angin yang berlebihan, akan
menimbulkan masalah lain yang lebih buruk, karena akan timbul turbulensi disekitar busur yang akan
menarik udara disekitarnya.
GMAW memerlukan ruang gerak yang lebih besar terhadap benda kerja karenapengaruh ukuran
welding gun dannozzle. Pada umumnya alat pengumpan kawatharus ditempatkan sedekat mungkin
dengan benda kerja. Short-circuiting weldingdapat dipakai untuk mengelas root pass dengan cara butt
weld atau sambungan bercabang tetapi harus dikontrol ketat saat melakukan fill pass, karena ada
resiko non-fusion atau cold lap. Ketika melakukan fill pass pada pengelasan pipa
Dengan cara butt weld, pengelasan hanya dilakukan dengan cara las naik yaitu antara posisi jam 10
dan jam 2, dimana pipa bisa ditahan tetap oleh kuda- kuda penyangga (posisi 5G) atau diputar (1G).
Proses pengelasan ini tidak cocokdikerjakan pada fillet weld apabila tebal logam lebih dari ¼ inch,
dan pada umumnya tidak digunakan untuk fabrikasi pressure vessel, tangki atau palangpalang
struktur.
Lack of fusion yang terletak diantara lapisan-lapisan las sukar dideteksi denganradiography dan
karena pengaruh kontrol yang buruk dari proses hubungan singkat ini, masalah LOF menjadi cukup
berat, sehingga membuat beberapa
Fabrikator meninggalkan proses pengelasan ini. Dibandingkan dengan proses las SMAW,
pengelasanshort-circuiting butuh kebersihan, dan kelurusan sambungan serta penggerindaan tack weld
yang lebih baik guna mendapatkan hasil pengelasan root pass bermutu tinggi. LOF tidak akan menjadi
masalah jika panas masukan dibuat lebih tinggi pada GMAW spray transfer atau globular
Transfer. Pada GMAW spray transfer, terdapat radiasi busur yang banyak. Hal ini
Tidak menyenangkan bagi juru las dan membuat proses ini lebih cocok untuk las otomatis pada
beberapa aplikasi. Pengelasan GMAWspray
Transfer terbatas pada pengelasan posisi datar dan horizontal saja karena kawah
Las lebih besar.
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatanmetalurgi pada sambungan
logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalamkeadaan lumer atau cair. Berdasarkan cara
kerjanya klasifikasi pengelasan dapatdibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan
tekan danpematrian. Pada pengelasan TIG ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik baik AC
maupun DC. Tenaga listrik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya untuk membuat busur nyala
pada elektoda, bagian-bagian pendukung lainya masih disuplai dari alat lain. Peralatan yang sering
digunakan sebagai pendukung dari las TIG ini adalah tabung gas Argon maupun gas lain dapat
melindungi proses pengelasan dari pengaruh udara luar. Membuat proses SMAW ini mempunyai
aplikasi luas mulai dari refinery piping hingga pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut
guna memperbaiki struktur anjungan lepas pantai.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas yang ingin Mengetahui tentang teknik
pengelasan dan bermanfaat kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://agamweld.blogspot.com/2009/06/pendahuluan-definisi-pengelasan
menurut.htm
https://images.app.goo.gl/Hb6kRap9pHZs9swKA

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F-E_IRIlwXwpQ
%2FWc5dPE4wVyI
%2FAAAAAAAAAL4%2FRO35ZF87fDssnCNAz8y9kONKjp2aZGIVQCLcBGAs
%2Fs1600%2Fregulator%252Bgmaw.jpg&tbnid=kHcJg1I1SPmCOM&vet=1&imgrefurl=https%3A
%2F%2Fjunaidilas.blogspot.com%2F2017%2F09%2Fperalatan-las-gmaw-bagian-
3.html&docid=1FLEfRBTlTGUTM&w=319&h=311&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2https://
www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-8k3K3KSWCzw
%2FViMMh5xxZHI%2FAAAAAAAAA6E%2FxPI4JqpAJio
%2Fs1600%2Ftig1.jpg&tbnid=Z3vAybK36jL-NM&vet=1&imgrefurl=http%3A%2F
%2Farifidya.blogspot.com%2F2015%2F10%2Flas-tig-tungsten-inert-
gas.html&docid=aymU6iSsC0vRJM&w=320&h=244&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim
%2Fm1%2F4Fim%2Fm1%2F4
https://images.app.goo.gl/bvXnfBhaR15TNVWA9

Anda mungkin juga menyukai