Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGELASAN

BAB1
PENDAHULUAN
• 1 Latar belakang
pada awalnya pengembangan teknologi las,
pengelasan hanya digunakan untuk sambungan
permanen dan reparasi-reparasi yang kurang
penting. Tetapi setelah mengalami pengalaman
kunjungan industri maka sekarang ini
penggunaan las dapat menjangkau pada
peerjaan hampir menggunaan bahan baku
logam
• 2 Tujuan
a. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah
sebagai berikut :
b. Sebagai bukti tertulis atas kegiatan kunjungan
indutri yang telah dilaksanakan pada program
dunia industri
c. Sebagai penerapan ilmu dan kompetisi
keahlian yang telah diperoleh pada program
teknik pengelasan di SMK Prakarya
Internasional 52 Bandung
d. Memberikan gambaran tentang kegiatan
pengelasan
BAB 2
LANDASAN TEORI
• 1 Pengertian Pengelasan
Mengelas adalah menyambung dua bagian
logam secara permanen dengan menggunakan
tenaga panas. Tenaga panas dipelukan untuk
memanaskan bahan dasar yang akan disambung
dan kawat sebagai pengisi.
• 2 Macam-Macam Proses Pengelasan

• Proses pengelasan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:


Las Lumer (Cair)
Proses las cair dasar dan kawat las dipanaskan hingga
keduanya mencair dan terpadu satu sama lain, cara
pengelasan yang termasuk las cair adalah sebagai berikut:
Las gas
Las gas adalah cara pengelasan dimana panas yang
digunakan untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil
pembakaran gas oksigen (zat asam). Bahan bakar yang
digunakan adalah gas astelin.
Las Tahanan Listrik
Las tahanan listrik adalah cara pengelasan dengan
menggunakan tahanan(hambatan) listik yang terjadi
antara dua bagian logam yang akan disambungkan
. cara pengelasan ini dipergunakan pada las listrik
las tekan atau las rol.
Solder atau brazing
Penyolderan adalah penyambungan logam
dibawah pengaruh penyuluruhan panas dengan
bantuan logam penyambung (solder) yang
mepunyai titik lebur logam yang akan
disambungkan.
3. Macam-Macam Sambungan
• Sambunga sudut
• Sambungan pipa
• Sambungan tempul
• Sambungan t
Posisi sambungan untuk sambungan sudut dan
sambungan tumpul terdiri dari 4 posisi
pengelasan yaitu:
• Posisi bawah tengah (down head)
• Posisi mendatar (horizontal)
• Psisi tegak (vertikal) dan
• Posisi diatas kepala(over head)
4. Perlengkapan las

• Kabel las adalah inti penghantar arus


• Pemegang elektroda digunakan untuk menjepit elektroda
• Klem masa digunakan untuk menghubungkan klem masa
ke benda kerja
• Palu las dan sikat kawat digunakan untuk membersihkan
percikan las
• Tang penjepit digunakan untuk menjepit
• Topeng las dignakan untuk melindungi mata
• Kacamata pengaman untuk melindungi mata operator saat
membersihkan benda kerja sebelum dan sesudah pengelasan
• Pakaian las digunakan untuk melindungi tubuh
• Kamar las ini sangat penting karena orang yang
disekitarnya tidak terganggu dai cahaya las
• Elektroda yang digunakan manual adalah jenis elektroda
yang terbungkus fluks.
BAB 3
PEMBAHASAN
• PENJELASAN :

Teknik dalam merangkai peralatan las busur manual ini harus


dipahami oleh juru las.Tujuannya adalah agar pada saat
melaksanakan perangkaian tidak menimbulkan kecelakaan atau
kesulitan. Hal-hal yang perlu dipahami adalah :
a. Alat keselamatan kerja yang dibutuhkan untuk merangkai
peralatan las dan cara penggunaannya
b. Bagian-bagian yang harus dikontrol sebelum perangkaian
dilakukan
c. Posisi tubuh (sikap kerja) pada saat merangkai
d. Hal-hal yang harus dikontrol setelah proses merangkai selesai
dilaksanakan
• Kegiatan ini harus dapat diketahui dan dilakukan oleh
juru las, agar proses produksi dapat berjalan dengan
lancar. Jika kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh
seorang juru las, maka disaat proses produksi harus
berlangsung juru las harus menunggu teknisi untuk
merangkaikan peralatan lasnya. Keadaan seperti ini
dapat menurunkan produktivitas perusahaan.
Pemahaman tentang polaritas pengelasan wajib
diketahui oleh juru las. Polaritas akan menentukan
hasil pengelasan yang dilakukannya, misalkan
penembusan dangkal, sedang atau dalam.
Berdasarkan pengetahuan tersebut, juru las akan
dapat menentukan polaritas apa yang dipakai untuk
melakukan pengelasan pada logam ketabalan, jenis
bahan dan posisi pengelasan tertentu
• Pemilihan jenis elektroda dan arus pengelasan
disesuaikan dengan kebutuhan pengelasan. jenis
elektroda dapat dilihat dari kode aws nya.
misalnya AWS E 6010. di mana AWS
kepanjangan dari American Welding Society. E=
Electrode 60 = kekuatan tarik minimum 60000
psi, 1 = kode yang menunjukkan elektroda
tersebut dapat digunakan untuk semua posisi
pengelasan dan 0 = adalah jenis salutan
elektroda (cellulose) dan arus yang digunakan
(DC+). untuk kode-kode jenis elektroda yang
lain akan mempunyai spesifikasi penggunaan
yang berbeda-benda.
• Jenis elektroda ini secara berturut-turut adalah
AWS E XX10, AWS E XX10, AWS E XX11, AWS
E XX12, AWS E XX13, AWS E XX14, AWS E
XX15, AWS E XX16, AWS E XX17, AWS E
XX18.di samping berdasarkan jenisnya,
pemilihan elektroda juga didasarkan pada
ukuran diameter kawat elektroda. diameter
kawat elektroda ini akan menentukan besar
kecilnya arus pengelasan. besar kecilnya
elektroda ini dipilih berdasarkan tebal atau
tipisnya benda yang akan dilas atau tebal dan
tipisnya hasil pengelasan yang diharapkan.
BAB 4
KESIPULAN DAN PENUTUPAN
• kesimpulan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche
Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat
dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas. Dalam proses
penyambungan ini adakalanya disertai dengan
tekanan dan material tambahan (filler material)
• I. Tahap persiapan pengelasan a) Operator
terkualifikasi b) Pemeriksaan mesin c) SOP
tertulis tersedia d) Kontrol lingkungan e) Uji test
pieces f) Dimasukkan ke dalam ruang khusus II.
Tahap Pengelasan a) Bersih dan kering b)
Penambahan gas protection cup c) Komunikasi
dan pengawasan yang baik d) Uji test pieces
ketika pergantian operator e) Observasi hasil
pengelasan III. Tahap setelah pengelasan a)
Inspeksi kebocoran b) Inspeksi dimensiona
• Saran
1. Prosedur pengelasan harus lebih diperhatikan agar
hasil pengelasan baik dan tidak mengalami retak
terutama pengaturan kecepatan pengelasan
sebaiknya lebih rendah.
2. Pengawasan pada saat proses pengelasan perlu
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan
prosedur pada proses pengelasan tersebut.
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang perlakuan
panas baik sebelum pengelasan (preheat) atau
sesudah pengelasan (PWHT / Post Weld Heat
Treatment) untuk memperbaiki kekuatan sambungan
las.

Anda mungkin juga menyukai