Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNIK LAS

Disusun Oleh:
Ahmad Rais Al-Choiry Simanjuntak
5213122007

Dosen Pengampu:
R. Mursid

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS TAKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya dapat
menyelesaikan tugas Laporan Praktek ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah
Teknologi Pengelasan. Tugas Laporan Praktek ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua.
Saya menyadari bahwa tugas Laporan Praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan
pemahaman saya yang belum seberapa. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.
Semoga tugas Laporan Praktek ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.

Medan, Desember 2022

Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Las Oxcy Asetelyne
B. Las Shield Metal Arc Welding (SMAW)
C. Las Metal Inert Gas (MIG)
D. Penerapan K3 Saat Pengelasan
E. Job Sheet Selama Kegiatan Praktek
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kegiatan praktikum ini adalah mengenalkan peralatan – peralatan yang ada di
workshop fabrikasi mesin, Universitas Negeri Medan, yang dimana pada praktikum ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada mahasiswa agar dapat
mampu menerapkannya didunia industri. Pada kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat
menambah wawasannya dan melatih skillnya dalam melakukan pengelasan tersebut, yang
dimana sebelum melakukan pengelasan dibutuhkan peralatan – peralatan mulai untuk
pengelasan maupun alat pelindung diri yang masing – masing mempunyai fungsinya, disini
juga mahasiswa dapat berdiskusi terkait permasalahan yang ada dalam melakukan pengelasan
tersebut yang dapat berkomunikasi langsung oleh bapak dosen maupun mahasiswa lainnya,
sehingga manfaat dari praktikum ini sangat banyak sekali untuk potensi diri sendiri agar dapat
termotivasi lagi, lebih mendalami hal – hal yang terkait dalam pengelasan tersebut, hingga
mahasiswa belajar lebih teliti dan menguji kesabaran dalam melakukan pengelasan, karena
teknik pengelasan tersebut sangat berkaitan dengan teknik otomotif agar mahasiswa lebih
handal dan berkreasi sendiri melalui teknik pengelasan ini yang dapat mengusai berbagai
teknik pengelasan ini untuk menjadikan sebagai mahasiswa yang memiliki kemampuan skill
yang tidak dimiliki oleh orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan las Oxcy Asetelyne, Las Shield Metal Arc Welding (SMAW),
dan Las Metal Inert Gas (MIG)
2. Alat apa saja yang digunakan pada saat mengelas
3. Bagaimana cara menggunakan las tersebut
4. Apa saja K3 yang diterapkan pada saat mengelas
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata
Kuliah Teknik Las
BAB II PEMBAHASAN
A. Las Oxcy Asetelyne
1. Pengertian
Menurut American Welding Society, brazing didefinisikan sebagai sekelompok
proses pengelasan dimana perpaduannya dihasilkan oleh pemanasan suhu yang sesuai di
atas 800°F (430°C) dan dengan menggunakan filler/logam pengisi non-besi yang memiliki
titik leleh di bawah base metal-nya. Keberhasilan setiap operasi brazing tergantung pada
celah yang relatif kecil dan permukaan yang bebas dari oksida dan zat kontaminasi lainnya.
Pada brazing, filler yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
▪ Fluiditas yang cukup sehingga logam akan mengalir merata oleh daya kapilaritas
▪ Aksi leleh yang baik untuk membentuk ikatan metalurgi suara
▪ Titik lebur konsisten dengan jenis logam yang akan digabung
2. Peralatan yang digunakan
• Gas asetilen
• Gas oksigen
• Alat las brazing
• Filler
• Pemantik api
• Perlengkapan keselamatan
3. Langkah kerja (JobSheet)
✓ Mengenakan safety tools seperti kaca mata, pelindung telinga, dan sarung tangan.
✓ Memotong batangan besi L menjadi workpiece yang berukuran panjang 15-20 cm
dengan menggunakan gerinda sebanyak 2 buah.
✓ Menyalakan busur las dengan cara memutar lalu menyalakan dengan pemantik api, lalu
mengatur besar busrnya dengan mengatur aliran asetilen dan oksigen seperti gambar
dibawah ini :

✓ Melakukan pre-heating pada sambungan.


✓ Meletakkan metal filler di atas sambungan dan memanaskannya dengan busur api
sampai melebur matang sempurna dan warnanya agak bening lalu menggerakkan
searah sambungan tersebut sampai ujung sambungan
✓ Mematikan busur api dengan menutup katup asetilen dan oksigen
4. Pengalaman yang didapatkan
Pada praktikum ini, dibutuhkan keahlian untuk mengatur besaran antara aliran gas
asetilen dan oksigen agar mendapatkan nyala busur yang optimal. Dalam pengerjaan
brazing dibutuhkan pengendalian yang cukup tinggi pada travel speed pengelasan. Karena
jika travel speed terlalu cepat, hasil dari las akan tidak merata dan jika terlalu lambat maka
akan membuat hasil las di workpiece berlubang.
5. Hasil

6. Analisis
Dari pengamatan visual, defect yang terjadi adalah:
➢ Berlubang : disebabkan karena weld travel speed terlalu lama sehingga terbentuk
lubang.
➢ Weight of weld metal yang tidak merata : cacat las yang terjadi akibat pengontrolan
weld speed yang kurang baik.
➢ Lack of Fusion : cacat las ini terjadi karena arc length yang terlalu jauh dan juga
permukaan workpiece yang kotor.
➢ Porosity : gelembung gas yang terjebak di dalam lasan, dalam hal ini terjadi karena
arc length yang terlalu panjang.
➢ Lack of Penetration : terjadi karena kesalahan praktikan yang kurang baik dalam
menggerakkan alat las brazing sehingga penetrasi tidak sempurna.
7. Kesimpulan
❖ Dalam proses pengelasan brazing dibutuhkan welder skill yang tinggi.
❖ Nyala busur harus optimal yaitu dengan mengatur aliran asetilen dan oksigen secara
tepat sehingga arc nya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
❖ Weld travel speed harus selalu optimal.
❖ Dibutuhkan jam terbang yang cukup banyak agar praktikan dapat menguasai proses
pengelasan brazing dengan baik.
B. Las Shield Metal Arc Welding (SMAW)

1. Pengertian
Shield Metal Arc Welding (SMAW) adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan
sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.
2. Peralatan yang digunakan
• Mesin las
• Pemegang elektroda (Stick electrode)
• Tang massa (Ground clamp)
• Kabel las (Welding cables)
• Base metal
• Elektroda
• Peralatan keselamatan
3. Langkah kerja (JobSheet)
▪ Mengenakan peralatan keselamatan seperti kaca mata, pelindung telinga, dan sarung
tangan.
▪ Memotong batangan besi L menjadi workpiece yang berukuran panjang 15-20 cm
dengan menggunakan gerinda.
▪ Memasang elektroda ke penjepit elektroda sekaligus menyesuaikan dengan posisi
pengelasan
▪ Menyalakan power source (mengatur arus listrik).
▪ Memoles elektroda ke meja kerja untuk menyalakan busur las (pastikan kabel ground
tersambung dengan meja kerja atau workpiece)
▪ Melakukan pengelasan dengan cara mendekatkan elektroda ke workpiece
4. Pengalaman yang didapat
Pada percobaan SMAW ini praktikkan melakukan dua kali percobaan. Proses
pengelasan SMAW ini merupakan pengalaman pertama praktikan dalam melakukan proses
pengelasan tersebut secara langsung. Banyak aspek dari proses pengelasan yang masih sulit
untuk di ikuti oleh praktikan, diantaranya adalah:
➢ Penggunaan kacamata safety Praktikan masih belum terbiasa dengan penggunaan
kacamata safety yang sangat gelap, sehingga pada saat melakukan pengelasan tidak
dapat terlihat dengan jelas.
➢ Menstabilkan arc (busur) las Praktikan belum dapat menstabilkan arc (busur) las
dengan baik dikarenakan jarak elektroda ke permukaan logam semakin lama berubah,
dimana hal tersebut berbanding lurus dengan semakin habisnya elektroda. Dari segi
kecepatan, praktikkan juga belum dapat menstabilkan kecepatan karena travel speed
pengelasan masih terlalu cepat.
5. Hasil Pengelasan

6. Analisis
Dari pengamatan visual, defect yang terjadi adalah:
❖ Hasil las sudah sangat bagus.
7. Kesimpulan
➢ Dalam proses pengelasan SMAW dibutuhkan welder skill yang tinggi.
➢ Weld Travel Speed harus selalu optimal.
➢ Dibutuhkan jam terbang yang cukup banyak agar praktikan dapat menguasai proses
pengelasan SMAW dengan baik.

C. Las Metal Inert Gas (MIG)

1. Pengertian
Las MIG adalah pengelasan Metal Inert Gas dimana proses pengelasannya
menggunakan gas inert atau gas mulia (Argon dan Helium) sebagai gas pelindungnya.
Pengelasan ini sama dengan proses pengelasan GMAW, namun istilah MIG ini lebih
umum digunakan untuk wilayah Eropa. Sedangkan GMAW lebih ke wilayah Amerika.
2. Peralatan yang digunakan
• Mesin Las.
• Earth Clamp.
• Gas Tube.
• Torch Handle atau Welding Gun.
• Peralatan untuk wire roll seperti Catalisator, Hose Clamp, dan Spin Roll Wire.
• Tabung Gas.
• Regulator.
• Wire Feeder.
3. Langkah Kerja (JobSheet)
Untuk mendapatkan sebuah hasil pengelasan yang baik dan rapi ada beberapa cara
atau teknik yang bisa dilakukan saat melakukan pengelasan. Berikut beberapa teknik las
MIG:
➢ Pegang Welding Gun
Dalam pegang welding Gun sendiri ada tekniknya, dimana ibu jari memegang
bagian punggung sementara jari telunjuk memegang tombol on/off dan untuk jari
tengah, jari manis dan kelingking mengikuti di belakang untuk cengkraman.
➢ Las Posisi Datar Butt Joint dan Rigi Rigi
Pada teknik atau cara ini, sudut welding gun yang searah dengan pengelasan sebesar
70-80 derajat, sedangkan sisi lainnya 90 derajat.
➢ Las Fillet Weld
Dalam mengelas sambungan Tee Joint atau fillet weld, sudut kemiringan dari
welding gun sendiri yaitu 45 derajat serta searah dengan pengelasan sudutnya 70-80
derajat. Ini bertujuan supaya busur akan tetap berada di depan filler metal.
4. Pengalaman yang didapat
Pada percobaan Las MIG ini praktikkan melakukan dua kali percobaan. Proses
pengelasan Las MIG ini merupakan pengalaman pertama praktikan dalam melakukan
proses pengelasan tersebut secara langsung. Banyak aspek dari proses pengelasan yang
masih sulit untuk di ikuti oleh praktikan, diantaranya adalah:
❖ Mengatur kecepatan saat mengelas
Pada saat praktik sulit untuk mengatur tempo waktu saat mengelas, sehingga hasil
las kurang bagus.
❖ Penggunaan kacamata safety
Praktikan masih belum terbiasa dengan penggunaan kacamata safety yang sangat
gelap, sehingga pada saat melakukan pengelasan tidak dapat terlihat dengan jelas.
5. Kesimpulan
Dalam melakukan pengelasan dengan menggunakan mesin las metal inert gas sama
dengan proses gmaw, untuk material aluminium dan stainless steel ini untuk
pembersihannya menggunakan wire brush khusus atau cairan pembersih.
D. Penerapan K3 Pada Saat Pengelasan
Berikut ini jenis alat K3 pada saat proses pengelasan, yaitu:
1. Pakaian Kerja Las atau Apron

Pakaian yang melindungi seluruh bagian tubuh dari panas dan percikan las yang
terbuat dari bahan kulit, untuk menghindari apron yang berlubang dari tingginya
temperatur percikan las.
2. Sepatu las (safety shoes)

Sepatu yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda berat dan benda
tajam serta sepatu ini juga melindungi dari bahaya sengatan listrik. Sepatu las ini terbuat
dari bahan kulit dan terdapat sebuah plat baja pada bagian depannya.
3. Sarung Tangan Las (welding gloves)

Sarung tangan las yang dibuat khusus untuk pengelasan yang terbuat dari bahan
kulit dengan kelenturan yang baik. Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi kedua
tangan dari percikan lasa dan panas benda kerja yang dihasilkan dari proses pengelasan.
4. Helm atau Topeng las
Alat yang berfungsi untuk melindungi bagian wajah dari percikan las, panas
pengelasan dan sinar las terhadap mata yang terbuat dari bahan plastik tahan panas.

E. Job Sheet Selama Kegiatan Praktek


1. Job Sheet 1: Teknik pengelasan, mengelas dengan cara garis lurus
A. Tujuan Intruksional. Seluruh mahasiswa harus mampu mengelas dengan alur las lurus
dengan baik dan benar melalui pengamatan dan latihan.
B. Alat Dan Bahan
a. Alat
• Perlengkapan las busur listrik
• Sikat baja
• Palu kerak
• Sarung tangan
• Tang
• Topeng pelindung
• Kaca mata
• Mistar
b. Bahan
• Besi Plat st.35 140x50x5mm (1potong)

• Elektroda (E 6013) : diameter 2,6 mm


2. Job Sheet 2: Teknik pengelasan dengan menyambungkan dua sisi plat (edge joint)
A. Tujuan Intruksional. Peserta/mahasiswa dapat mengelas pinggir sisi plat dengan
menyatukan dua potong besi plat dengan menggunakan las acetylene dengan baik dan
benar.
B. Alat Dan Bahan
a. Alat
• Perlengkapan las acitelin
• Sarung tangan
• Topeng pelindung
• Tang
• Kaca mata bening
• Mistar
b. Bahan
• Besi Plat 140 x 30 x 3mm (2 potong)
3. Job Sheet 3: Teknik pengelasan dengan sambungan tumpang (lap joint)
A. Tujuan Operasional. Semua peserta dapat mengelas dengan menyambungkan dua besi plat
dengan sambungan tumpang menggunakan las acetylene.
B. Alat Dan Bahan
a. Alat
• Perlengkapan las aceytelene
• Sarung tangan
• Topeng pelindung
• Kaca mata bening
• Tang
• Mistar
• Sikat baja
• Palu terak
b. Bahan
• Besi plat 140 x 30 x 1mm (2 buah)

• Kawat las diameter 1.2mm


4. Job Sheet 4: Teknik pengelasan denga sambungan T (Tee Joint)
A. Tujuan Operasional. Peserta/mahasiswa dapat mengelas dengan menyambung 2 potong
plat dengan teknik sambungan T menggunakan las busur dengan baik dan benar.
B. Alat Dan Bahan
a. Alat
• Perlengkapan las busur listrik
• Sikat baja
• Sarung tangan
• Topeng pelindung
• Tang
• Palu kerak
• Mistar
• Kaca mata
b. Bahan
• 2 potong besi plat beda ukuran, 140 x 30 x 3mm dan 140 x 20 x 3mm

• Elektroda (E 6013)
5. Job Sheet 5: Teknik pengelasan dengan membuat garis horizontal
A. Tujuan Intruksional. Peserta/mahasiswa dapat mengelas dengan membuat garis lurus pada
plat dengan menggunakan las busur listrik
B. Alat dan Bahan
a. Alat
• Perlengkapan las busur listrik
• Sikat baja
• sarung tangan
• Tang
• Palu kerak
• Topeng pelindung
• Kaca mata
• Mistar
b. Bahan
• Plat besi 140 x 30 x 5mm (1 potong)

• Elektroda (E 6013)
6. Job Sheet 6: Teknik pengelasan dengan sambungan T (Tee Joint)
A. Tujuan Instruksional. Peserta/mahasiswa dapat mengelas dua plat dengan teknik
sambungan T dengan menggunakan las listrik mig
B. Alat Dan Bahan
a. Alat
• Perlengkapan las mig
• Sikat baja
• Palu kerak
• Tang
• Sarung tangan
• Topeng pelindung
• Kaca mata
• Mistar
b. Bahan
• Pelat besi 140 x 30 x 5mm dan 140 x 20 x 5mm

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Semua teknisi atau praktikan yang bekerja pada bengkel las harus dapat menggunakan
semua peralatan yang ada di bengkel baik berupa peralatan las maupun perkakas tangan. Hal ini
penting karena masing-masing alat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia
dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari grade
dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian juga
merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses pengelasan
dengan melakukan latihan yang terprogram, disamping itu faktor bakat dari dalam diri juru las
juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat dicapai
apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus
digerakan oleh sewaktu proses pengelasan berlangsung. Di samping itu pekerja di dalam bengkel
las harus mengetahui dan mampu mengaplikasikan penggunaan APD serta prosedur bekerja dan
sikap di dalam bengkel yang sesuai dengan Standart Operasional (SOP) sehingga praktik tidak
membahayakan keselamatan diri sendiri maupun praktikan orang lain.
Karena praktikum pengelasan merupakan pekerjaan yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin, maka praktik
pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja serta
mesin yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standart
tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa
melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik
pengelasan.

Anda mungkin juga menyukai