Oleh
FAKULTAS TEKNOLOGI
PETRA SURABAYA
2022
BAB I
DASAR TEORI
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Mesin las MIG (Metal Inert Gas) berserta perlengkapannya
2. Kikir
3. Ragum
4. Teropong las (welding mask)
5. Tang
3.2 Bahan
1. Dua plat baja ST-32
2. Kawat las
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum las TIG.
2. Meletakkan dua plat baja ST-32 di meja las dengan sisi panjang yang tidak
dikikir berdampingan (sejajar) hingga tidak ada celah.
3. Menyiapkan teropong las, serta menyalakan mesin las TIG.
4. Mengatur ampere untuk arus listrik yang diberikan dan tekanan pada tabung
argon.
5. Mengarahkan welding gun ke benda kerja.
6. Memberikan jarak antara welding gun dengan benda kerja.
7. Menekan tombol welding gun, sehingga benda kerja akan mencair dan
menutupi celah dari kedua plat. Lakukan dengan konsisten saat mengelas
sehingga hasil yang diberikan akan sesuai.
8. Memakai teropong las saat proses pengelasan (menekan tombol welding gun
ke benda kerja) berlangsung.
9. Melepaskan tombol welding gun setelah selesai pengelasan.
10. Membalikkan sisi benda kerja yang belum di las dengan menggunakan tang.
11. Mengulangi kembali langkah 5-9 untuk sisi yang belum di las.
12. Menjepit benda kerja yang telah las dengan tang
13. Membersihkan plat baja hasil las TIG
14. Mengembalikan alat-alat praktikum ke tempat yang semula.
BAB V
HASIL PEKERJAAN
3. Jelaskan pengaruh jarak antara las dengan benda kerja ketika panas
pengelasan!
Pengaruh jarak pada pengelasan MIG sangat berpengaruh dalam proses
pengelasan. Jika kita terlalu dekat mengarahkannya ke benda kerja, maka
kawat las akan seperti memantul dan percikan api yang dihasilkan oleh alat
pengelasan akan menyebar kemana-mana dan kita harus mengulanginya dari
awal dengan memotong panjang kawat las yang keluar berlebihan terlebih
dahulu. Jarak antara benda kerja dan alat pengelasan saat dilas adalah ± 1,5 cm.
Jarak antara las dengan benda kerja harus dekat di garis tengah elektroda. Jika
busur nyala terjadi, menahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk
besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya
ke sisi logam induk. Memperbesar jarak tersebut (memperpanjang nyala busur)
menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam benda kerja. Hal ini dilakukan
agar hasil pengelasan sempurna.
BAB VII
KESIMPULAN
Las MIG sendiri adalah pengelasan Metal Inert Gas atau biasa dikenal dengan
proses pengelasan yang menggunakan gas inert atau mulia (Argon dan Helium)
sebagai gas pelindungnya. Gas inert adalah gas yang tidak menimbulkan reaksi
kimia, contohnya adalah gas Argon dan Helium atau campuran keduanya. Gas ini
berfungsi untuk melindungi elektroda dan benda kerja dari pengaruh udara bebas
(reaksi oksidasi).
Alat yang digunakan saat praktikum las MIG antara lain mesin las MIG
(Metal Inert Gas), kikir, ragum, teropong las (welding mask), tang, dan palu.
Sedangkan, bahan yang digunakan saat praktikum las MIG adalah plat baja ST-32
dan kawat las.
Prinsip kerja mesin las MIG menggunakan energi panas dari busur listrik akan
mencairkan elektroda dan sebagian permukaan benda kerja yang kemudian
bercampur membentuk kawah las cair (molten metal). Selanjutnya, logam las cair
akan mengalami solidifikasi bersamaan dengan transformasi fasa sesuai dengan
termperaturnya.
Keterampilan menggunakan las MIG sangat dibutuhkan karena dapat
menyebabkan bagian antara dua balok logam besi berbentuk double-v butt yang
mau dilas tidak akan terisi dengan teratur atau rapi. Hal ini menyebabkan
pengelasan tidak kuat maupun gagal. Pengelasan dengan las MIG juga perlu
memperhatikan ampere karena mempengaruhi jumlah cacat dan kuatnya
pengelasan. Arus yang kecil dapat menyebabkan hasil benda kerja melengkung.
Selain itu, jarak antara elektroda dengan benda kerja yang terlalu dekat
mengakibatkan api yang ditimbulkan dari las akan kemana-mana.