Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

“LAS TIG”

Oleh
Ricardo Julian Ap (C13170066)

Hari/ Tanggal praktikum : Selasa, 20 November 2018


Jam Praktikum : Pk. 16.00 – 19.00 WIB

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2018
BAB I
DASAR TEORI

1.1 Pengertian Las TIG


Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) atau Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
dapat dikerjakan secara otomatis ataupun manual. Untuk melindungi sambungan,
lapisan kawat las atau fluks tidak diperlukan dalam pengelasan ini. Hasil las yang
dihasilkan oleh GTAW pada hampir semua jenis logam bermutu tinggi. GTAW
biasanya digunakan pada logam ringan seperti magnesium, aluminum, dan lain-
lain serta stainless steel. Untuk hasil yang baik, dibutuhkan kemampuan yang
tinggi juga pada teknik pengelasan ini. Wolfram merupakan Gas Inert yang sering
digunakan dalam pengelasan ini. Wolfram merupakan pelindung yang baik yang
membuat atmosfir udara tidak dapat masuk ke daerah lasan. Harga Co2 (tidak
inert) lebih murah dan lebih stabil sehingga membuat Co2 banyak digunakan
sekarang ini.

Las Argon – Salah satu proses las yang cukup populer di kalangan masyarakat
awam adalah las argon. Las argon banyak dikenal masyarakat sebagai pengelasan
yang berbahaya bagi kesehatan tetapi memiliki upah yang cukup tinggi.
Sebenarnya apa sih las argon? Nama las argon berasal dari kata “Argon” yang
merupakan sebuah unsur golongan gas mulia yang memiliki nama yang sama
dengan lambang Ar. Disebut las argon karena pengelasan yang dimaksud
melibatkan unsur Argon dalam prosesnya.
Argon sendiri dalam pengelasan berfungsi sebagai gas pelindung (shielding gas),
karena sifatnya yang mulia (inert) sehingga gas tersebut tidak bereaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Sifat tersebut menjadikan gas Argon sebagai pelindung
yang cukup ideal saat proses pengelasan. Aplikasi gas Argon adalah pada
pengelasan MIG (Metal Inert Gas) dan TIG (Tungsten Inert Gas). Namun
kebanyakan yang dimaksud masyarakat awam sendiri saat menyebut las argon
adalah pengelasan TIG. Artikel ini akan membahas beberapa poin penting terkait
las argon (Tungsten Inert Gas).
Mesin Las Argon:
 Peralatan Las Argon.
 Hasil Las Argon.
 Jenis Jenis Elektroda Tungsten.
 Las Aluminium.
 Cara Las Argon.
Untuk memulai mengerjakan sebuah pekerjaan pengelasan TIG dibutuhkan
beberapa peralatan. Peralatan yang perlu dipersiapkan sedikit lebih banyak dari
pada peralatan las listrik pada umumnya. Apabila kita membandingkan
pengelasan stik (SMAW) dengan pengelasan argon, maka akan sangat terlihat
perbedaannya. Dimana kesamaan keduanya hanya pada trafo las, kebanyakan
trafo las yang beredar di pasaran dapat digunakan sebagai trafo las SMAW dan
GTAW. Selain itu tidak ada lagi kesamaan lain ditinjau dari peralatan yang
dibutuhkan. Peralatan GTAW diantara lain sebagai berikut:
Peralatan Las Argon

1. Power Source.
Power Source merupakan sumber energi yang digunakan untuk
menyalakan busur listrik pengelasan GTAW. Listrik yang berasal dari stop
kontak dirubah oleh rangkaian transformer step up pada power source
sehingga memiliki tegangan dan arus listrik yang cukup tinggi untuk
digunakan mengelas. Output dari mesin las bisa bermacam – macam
tergantung dari tipenya. Mesin las bisa menghasilkan listrik arus searah
(Direct Current), arus bolak – balik (Alternating Current), ataupun
keduanya dengan hanya menekan tombol pada mesin las untuk mengganti
jenis arus keluarannya. Khusus pada mesin las GTAW, ada beberapa
fungsi tambahan seperti untuk regulator gas shielding dan kendali pada
control pedal.
2. Inert Gas Supply.
Inert Gas Supply adalah tabung silinder yang berisi gas mulia (inert) yang
digunakan untuk mensuplai kebutuhan gas pelindung kawat las. Tabung
gas yang digunakan memiliki kapasitas beragam, mulai dari 1 m3 hingga
10 m3. Pada umumnya proses las GTAW memang menggunakan gas
mulia argon. Akan tetapi gas mulia helium juga banyak digunakan apabila
argon terlalu langka untuk digunakan. Pada beberapa kasus pengelasan
GTAW juga menggunakan jenis gas aktif seperti karbon dioksida (CO2)
pada pengelasannya. Gas mulia yang biasa digunakan memiliki beberapa
tingkatan kemurnian, yang paling umum adalah welding grade atau
industrial grade, dengan standar kemurnian yang cukup. High purity
grade memiliki kemurnian lebih tinggi dari industrial grade dan ultra-high
purity memiliki tingkat kemurnian 99.99% menjadikannya memiliki
tingkatan tertinggi dalam hal kemurnian.
3. Flowmeter dan Regulator.
Flowmeter dan Regulator adalah bagian yang berfungsi untuk mengatur
laju aliran gas dari silinder suplai. Selain katup buka tutup yang ada pada
tabung suplai, regulator juga memiliki katup untuk mengatur tekanan kerja
gas pelindung. Regulator juga dilengkapi dengan dua indikator yang
masing – masing berfungsi untuk mengetahui tekanan kerja gas serta
volume gas yang tersisa. Masih menjadi satu rangkaian terdapat flowmeter
yang berfungsi untuk mengatur laju debit aliran gas. Untuk menentukan
laju debit aliran gas sendiri tergantung pada jenis gas, posisi pengelasan,
dan kondisi sekitar pekerjaan pengelasan berangin atau tidak. Beberapa
jenis regulator, khususnya pada regulator gas CO2, dilengkapi dengan
pemanas yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya uap air akibat
reaksi dengan udara di sekitarnya.
4. Cooling Water.
Cooling Water berfungsi untuk mendinginkan torch agar tidak terlampau
panas akibat pekerjaan las yang terus menerus. Karena pengelasan GTAW
biasanya dilakukan secara terus menerus dengan panas yang dihasilkan
oleh busur listrik bisa mencapai 3.000oC sehingga untuk mengurangi
kerusakan pada torch beberapa model torch dilengkapi dengan mekanisme
pendinginan. Untuk torch yang bermodel self-insulated atau air-insulated
pendinginan berasal dari aliran udara dan gas pelindung. Tetapi untuk
model water-insulated ada selang insulasi khusus yang masuk pada torch
handle. Selang tersebut berfungsi untuk mensirkulasikan air agar panas
pada torch bisa terdistribusikan melalui air yang mengalir tersebut.
5. Foot Pedal Fine Control.
Foot Pedal Fine Control adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya arus yang digunakan pada saat pengelasan sedang
berlangsung. Khusus pada pengelasan GTAW yang memang cenderung
rumit, alat ini memiliki banyak kegunaan, seperti untuk membantu
menyalakan busur listrik tanpa perlu melakukan kontak antara elektroda
dengan logam induk dan untuk mencegah crater crack dengan mematikan
busur listrik secara bertahap. Selain itu, untuk mencegah terjadinya cacat
burn through dan lack of fusion biasanya welder akan memanfaatkan
fungsi dari pedal ini.
6. Welding Torch.

Welding Torch adalah bagian yang dikendalikan oleh welder pada saat
pekerjaan pengelasan berlangsung. Torch khususnya untuk GTAW
memiliki bagian yang cukup rumit jika dibandingkan proses lainnya yang
cenderung lebih sederhana. Di bagian belakang, ada beberapa mekanisme
inlet dan outlet. Seperti electrode cable yang membawa arus listrik dari
mesin las, gas hose yang merupakan selang gas pelindung, water inlet and
outlet hose yang berfungsi mensirkulasikan air untuk pendingin torch pada
water-insulated torch.
Selanjutnya ada torch handle yang berfungsi sebagai tempat pegangan
welder dalam operasi pengelasan. Cap berfungsi untuk menutupi ujung
elektroda yang biasanya terlalu panjang agar tidak ter ekspos ketika
beraliran listrik karena bisa berbahaya apabila terjadi kontak arus pendek
yang tidak diinginkan. Collet berfungsi untuk menjepit elektroda agar
tidak bergeser pada saat digunakan. Gas orifice nut adalah sebuah baut
untuk menempatkan gas orifice yang berfungsi untuk menyemprotkan gas
pelindung ke daerah kawah las.
Gas nozzle berfungsi untuk mengarahkan semprotan gas agar terkumpul
pada titik kawah las yang membutuhkan perlindungan gas. Tungsten
electrode adalah elektroda tungsten yang digunakan untuk menyalakan
busur, elektroda ini merupakan jenis elektroda tidak terumpan karena
memiliki titik lebur yang lebih tinggi dari material yang di las dan hanya
dipakai pada GTAW.
BAB II
TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui komponen-komponen pada las TIG


2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh ampere terhadap proses
pengelasan
3. Mahasiswa mampu memahami cara menggunakan mesin las TIG dengan baik
dan benar

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT
1. Teropong Las
2. Sarung Tangan
3. Kikir
4. Tang Penjepit Besi
5. Palu Besi
6. Ragum

3.2 BAHAN
Besi ST-32
BAB IV
PROSEDUR PENCOBAAN

1. Siapkan alat dan bahan


2. Pastikan sudah memakai sarung tarung dan teropong las
3. Nyalakan mesin las TIG
4. Tekan mesin las TIG untuk mengeluarkan gas pada TIG
5. Setelah itu lihat bagian mana yang akan di las
6. Kemudian tutup mata dengan teropong las
7. Arahkan secara perlahan pada benda kerja yang akan di las
8. Goyangkan ke kanan dan kiri pada benda kerja tunggu sampai benda kerja
meleleh dan sampai menjadi satu
9. Jangan sampai warna api berwarana hijau
10. Lakukan hal ini sampai seluruh benda kerja tersambung
11. Setelah selasai matikan mesin TIG
12. Masukan benda kerja ke coolant
13. Check benda kerja dengan cara di banting apakah benda kerja pecah /
tidak
BAB V
HASIL PERCOBAAN

Hasil Pengelasan
BAB VI
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan pengertian umum tentang las TIG! (termasuk proses apa saja yang
dilakukan)!
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) atau Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
dapat dikerjakan secara otomatis ataupun manual. Untuk melindungi sambungan,
lapisan kawat las atau fluks tidak diperlukan dalam pengelasan ini. Hasil las yang
dihasilkan oleh GTAW pada hampir semua jenis logam bermutu tinggi. GTAW
biasanya digunakan pada logam ringan seperti magnesium, aluminum, dan lain-
lain serta stainless steel.
Prosesnya menggunakan gas lindung untuk mencegah terjadinya oksidasi pada
bahan las yang panas. Untuk menghasilkan busur nyala yang tidak terkonsumsi
terbuat dari logam tungsten atau paduannya yang bertitik lebur sangat tinggi.
Busur nyala dihasilkan dari arus listrik melalui konduktor dan mengionisasi gas
pelindung. Busur terjadi antara ujung 'elektroda tungsten' dengan bahan
induk.Panas yang dihasilkan busur langsung mencairkan logam induk dan juga
logam las yang berupa rod (kawat las). Pencairan kawat las dilaksanakan di ujung
kawah las sambil proses pangelasan berjalan. Penggunaan kawat las tidak selalu
dilaksanakan,jika hanya dipandang perlu sebagai logam penambah.

2. Jelaskan pengaruh ampere pada pengelasan!


Besar kuat arus yang digunakan selama proses pengelasan TIG mempengaruhi
kekerasan, kekuatan tarik, serta struktur mikro hasil pengelasan. Ampere yang
kecil juga akan memengaruhi hasil pada proses pengelasan apabila kecil maka
akan memengaruhi benda kerja. Jadi ampere yang tepat akan memengaruhi
kekuatan fisik dari pengelasan terhadap benda kerja.
3. Jelaskan pengaruh jarak antara las dengan benda kerja ketika proses
pengelasan!
Jarak las tungsten yang terlalu dekat dapat menyebabkan cacat terhadap benda
kerja yang dikenal dengan nama Tungsten Inclusion merupakan cacat pengelasan
yang diakibatkan oleh mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang
kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal. Jadi pada saat proses
pengelasan ini harus jarak antara mesin las dengan benda kerja harus dijaga agar
tidak mengakibatkan benda kerja mencair terlalu lama karena dapat
mengakibatkan benda kerja berluang dan juga dengan hasil yang cacat atau tidak
rapi.
BAB VII
KESIMPULAN

Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) atau Gas Tungsten Arc Welding
(GTAW) dapat dikerjakan secara otomatis ataupun manual. Untuk melindungi
sambungan, lapisan kawat las atau fluks tidak diperlukan dalam pengelasan ini.
Hasil las yang dihasilkan oleh GTAW pada hampir semua jenis logam bermutu
tinggi. GTAW biasanya digunakan pada logam ringan seperti magnesium,
aluminum, dan lain-lain serta stainless steel.
Dan juga proses pengelasan ini bergantung pada ampere mesin las
semakin besar ampere maka hasil benda kerja akan jelek dan banyak bagian yang
meleleh karena terlalu lama pengelasan terhadap benda kera ataupun las terlalu
jauh sehingga bagian benda kerja yang lain ikut meleleh. Pengelasan ini juga
harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar benda kerja tidak sampai
meleleh semuanya atau berlubang.

Anda mungkin juga menyukai