Anda di halaman 1dari 8

Mesin Gurdi (Drilling Machine)

1. Gurdi adalah sebuah pahat pemotong yang ujungnya berputar dan memiliki satu
atau beberapa sisi potong dan galur yang berhubungan continue disepanjang
badan gurdi.
2. Gambar Mesin Gurdi (Driling Machine)

1
5

10

Gambar 2.1 Mesin Gurdi

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengatur kecepatan (Speed Spindle)


Tombol ON / OFF
Boring head
Mata bor
Dynamo
Handle
Pengatur kedudukan meja
Meja kerja
Ragum

10. Landasan

3. Deskripsi komponen mesin


Ragum
Ragum untuk mesin gurdi digunakan untuk mencekam benda kerja pada saat
akan di bor.
Klem set

Klem set digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak mungkin dicekam
dengan ragum.
Landasan (blok paralel)
Digunakan sebagai landasan pada pengeboran lubang tembus, untuk mencegah
ragum atau meja mesin turut terbor.
Pencekam mata bor
Digunakan untuk menceam mata bor yang berbentuk silindris. Pencekam mata
bor
ada dua macam, yaitu pencekam dua rahang dan pencekam tiga rahang.
Sarung Pengurang (drill socket, drill sleeve)
Sarung pengurang digunakan untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis.
Pasak pembuka
Digunakan untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata
bor dari sarung pengurang
Boring head
Digunakan untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang tidak
tembus
4.SOP (Standard Operational Procedure) Mesin Gurdi
Terdapat tiga bagian langkah SOP (Standard Operational Procedure) dalam
penggunaan mesin gurdi, adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Untuk memulai proses pelubangan, persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses pelubangan.
2. Menyiapkan alat-alat safety yang akan digunakan untuk proses
pelubangan.
3. Menyiapkan benda kerja yang akan dilubangi.
4. Memasang mata bor pada mesin gurdi dan kunci agar tidak bergerak
atau berubah pada chuck (penjepit mata bor).
5. Mengatur ketinggian meja kerja terhadap mata bor.
6. Menentukan kedalaman pelubangan.
b. Langkah Pelaksanaan Pengerjaan
Untuk menggunakan mesin gurdi dalam proses pelubangan, hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan alat safety.
2. Menekan tombol ON pada mesin gurdi.
3. Menarik tuas pemegang mata bor dan memutar kearah bawah untuk
melubangi objek pada benda kerja.
4. Mengembalikan tuas ke posisi awal.
5. Menekan tombol OFF untuk mematikan mesin.

c. Langkah Perawatan
Setelah melakukan proses pelubangan, tahap perawatan sangat diperlukan untuk
menjaga kualitas mesin gurdi. Perawatan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan ke tempat semula.
2. Memberi pelumas secara rutin untuk menghilangkan panas dan
gesekan.
3. Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat.
4. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja tempat pelubangan.
2.5.1

Definisi Mesin Las


Mesin las merupakan mesin yang digunakan pada suatu proses penyambungan

plat atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, serta dengan
bantuan perekat (filler) berupa elektroda. Menurut Deutshe Industrie Normen (DIN), las
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Proses pengelasan dilaksanakan dengan cara menekan dua
logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam
yang disambungkan.
Berdasarkan klasifikasi dari proses pelaksanaannya, proses pengelasan dapat
dibagi kedalam tiga kelas utama, yaitu :
1. Pengelasan Cair
Pengelasan cair merupakan proses pengelasan dimana logam induk dan bahan
tambahan (sambungan) dipanaskan hingga mencair dengan sumber panas dari
busur listrik atau sumber api gas yang terbakar, kemudian membiarkan keduanya
membeku sehingga membentuk sambungan. Contoh aplikasi dari proses
pengelasan cair adalah las busur, las gas, las listrik terak, las listrik gas, dan las
termit.
2. Pengelasan Tekan
Pengelasan tekan merupakan proses pengelasan dimana kedua logam yang akan
disambung dipanaskan terlebih dahulu hingga meleleh, lalu keduanya ditekan
hingga menyambung. Pengelasan tekan dibagi menjadi beberapa cabang, yaitu :
a. Pengelasan Tempa

Pengelasan tempan merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses


pemanasan pada logam yang diteruskan daengan penempaan (tekan) sehingga
terjadi penyambungan logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah
baja karbon rendah dsan besi, karena memiliki suhu pengelasan yang besar.
b. Pengelasan Tahanan (Resistansi Listrik)
Pengelasan tahanan (Resistansi Listrik) ini terbagi menjadi beberapa
proses, yaitu :
1. Las Proyeksi merupakan proses pengelasan yang hasil pengelasannya
sangat dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat.
Prosesnya dilakukan dengan mempersiapkan pelat yang akan
disambung kemudian pelat tersebut dijepit dengan elektroda dari
paduan tembaga, kemudian dialiri arus yang besar.
2. Las titik merupakan proses yang hampir sama dengan proses las
proyeksi, yaitu pelat yang akan disambung dijepit terlebih dahulu
dengan elektroda dari paduan tembaha, kemudian dialiri arus listrik
yang besar, dan waktunya dapat diatur sesuai dengan ketebalan pelat
yang akan dilas.
3. Las kampuh merupakan proses pengelasan yang menghasilkan
sambungan las yang kontinu pada dua lembar logam yang tertumpuh.
Las kampuh terbagi menjadi 3 jenis, yaitu las kampuh sudut, las
kampuh tumpang sederhana, dan las kampuh penyelesaian.
c. Pengelasan Gas
Pengelasan gas merupakan proses pengelasan dimana digunakan campuran gas
sebagai sumber panas. Nyala gas yang banyak digunakan adalah gas alam,
asetilen, dan hydrogen yang dicampur dengan oksigen.
3. Pematrian
Pematrian adalah suatu proses pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. yang
menyerupai pengelasan cair. Proses ini menyerupai pengelasan cair, tetapi

memiliki perbedaan yaitu dalam proses pematrian digunakan bahan tambahan atau
filler yang mempunyati titik leleh dibawah titik leleh logam induk. Contoh dari
proses pematrian adalah pembrasingan dan penyolderan.
Dalam proses pengelasan, terdapat 2 teknik pengelasan dalam penyalaan busur las,
yaitu :
1. Cara goresan, yaitu dengan menggoreskan ujung elektroda pada
permukaan benda kerja las, kemudian elektroda diangkat sampai ada jarak
sebesar diameter elektroda antara ujung elektroda dan permukaan benda
kerja sehingga terbentuk nyala busur yang stabil.
2. Cara sentuhan, yaitu ujung elektroda disentuhkan ke permukaan benda
kerja sehingga menimbulkan busur las, kemudian diangkat sampai jarak
sebesar diameter elektroda. Setelah terjadi penyalaan, makan selanjutnya
dilakukan penarikan. Penarikan dilakukan dengan menjaga kekonstanan
lebar rigi las sebesar 2 kali diameter elektroda. Dengan sudut elektroda
terhadap sumbu mendatar adalah 70-80.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari mesin las yaitu :
Kelebihan :
1. Bentuk

geometri

yang

sederhana

dari

bagian

yang

disambung

memungkinkan penurunan biaya dan berat material, jam kerja pekerja atau
operator, meningkatkan nilai ekonomis dan produktivitas.
2. Efisiensi sambungan yang baik (kekuatan dari sambungan las dan logam
induk) dapat digunakan pada temperatur tinggi dan tidak ada batas
ketebalan logam induk.
3. Geometri sambungan lebih sederhana dengan tingkat kekedapan terhadap
udara, air, dan minyak lebih sempurna.
4. Fasilitas produksi lebih murah, berat yang lebih ringan dan batas
keelastisitasan (yield) yang lebih baik.
Kekurangan :
1. Kualitas logam las berbeda dengan logam induk, dan kualitas dari logam
induk pada daerah yang tidak terpengaruh panas ke bagian logam las
berubah secara kontinu.

2. Terjadi distorsi dan perubahan bentuk (Deformasi) disebabkan oleh


pemanasan dan pendinginsn cepat.
3. Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan kerusakan atau
retak pada bagian las.
4. Kerentanan terhadap kerusakan dari sambungan las lebih besar yang
disebabkan metode konstruksi.
5. Bentuk yang kompleks dari daerah pengelasan.
6. Kerusakan bagian dalam sambungan las sukar dideteksi, jadi kualitas
sambungan las tergantung pada keterampilan tukang las

2.5.2

Gambar Mesin Las


Berikut ini adalah gambar beserta keterangan dari komponen yang terdapat pada

mesin las.
3

2
5

Gambar 2.5 Komponen Mesin Las

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Elektroda
Holder
Kabel Massa
Clamp Massa

5. Trafo

2.5.3

Deskripsi Komponen
Dibawah ini merupakan deskripsi dari komponen-komponen pada mesin las, yaitu

:
1. Elektroda
Elektroda berfungsi sebagai bahan tambahan atau perekat (filler) antara logam
induk
2. Holder
Holder atau bisa disebut juga dengan penjepit elektroda berfungsi sebagai
penjepit elektroda.
3. Kabel Massa
Kabel massa adalah kabel penghubung antara clamp massa dengan mesin las.
4. Clamp Massa
Clamp massa merupakan logam yang diletakkan atau ditempelkan pada benda
kerja sebagai penghantar listrik agar pada saat elektroda ditempelkan ke benda
kerja, elektroda dapat meleleh.
5. Trafo
Trafo berfungsi untuk mengalirkan energi listrik dari sumber listrik menuju
holder dan clamp massa adalah mesin yang mengalirkan energi listrik dari
sumber listrik menuju holder dan clamp massa.
2.5.3.1 SOP (Standard Operational Procedure) Mesin Las
Terdapat tiga bagian langkah SOP (Standard Operational Procedure) dalam
penggunaan mesin las, adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Untuk memulai proses pengelasan, persiapan yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses pengelasan .
2. Menyiapkan alat keselamatan kerja, berupa : kacamata safety, sarung
3.
4.
5.
6.

tangan, dan helm.


Memasang kabel elektroda dan kabel masa pada inverter.
Memasang elektroda pada penjepit elektroda
Menyiapkan benda kerja yang akan di las.
Memasang klem masa pada benda kerja.

7. Mengatur tegangan ampere pada inverter sesuai dengan yang dibutuhkan.

b. Langkah Pelaksanaan Pengerjaan


Untuk menggunakan mesin las dalam proses pengelasan, langkah
pelaksanaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan alat safety.
2. Menekan tombol ON pada mesin.
3. Menggesek atau menekan elektroda pada benda kerja.
4. Menekan tombol OFF untuk mematikan mesin.
c. Langkah Perawatan
Setelah melakukan proses pengelasan, tahap perawatan sangat
diperlukan untuk menjaga kualitas mesin las. Perawatan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengganti elektroda yang sudah tidak layak pakai.
2. Meletakan mesin pada tempat yang jauh dari air.
3. Memutuskan hubungan arus listrik (power source) yang menuju ke mesin
las.
4. Membuka baut cover mesin dengan menggunakan kunci pas.
5. Membersihkan bagian dalam mesin dan kipas dari debu dengan
caramenyemprotkanangin.
6. Membersihkan area PCB mesin dengan cara disemprot dengan angin atau
juga dapat menggunakan kuas ukuran 1/4 inch.
7. Mengencangkan

baut

kabel

masa

atau

ground

kabel

menggunakan kunci ring 13 17.


8. Setelah selesai, menutup kembali mesin las dengan cover mesin.
9. Menghidupkan (on) breaker pada panel listrik.

dengan

Anda mungkin juga menyukai