DISUSUN OLEH :
Primadaniswara Jauza Bajrafikri 5007201185
Penulis
1
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
2
BAB I
PRAKTIKUM LAS BUSUR LISTRIK
1.1. Persiapan dan alat-alat
1.1.1. Alat-alat
Peralatn yang dipakai :
a. Inverter/Trafo
b. Electrode Holder
c. Electrode
d. Mass Cable
e. Welding Helmet
f. Apron
g. Welding Glove
h. Wearpack
i. Safety Shoes
j. Pliers
k. Wire Brush
1.1.2. Material
Material yang dipakai pada las busur listrik (5 cm x 10 cm)
1
Gambar 1.2 skema alat pada las busur listrik
2
1.3. Hasil analisa
Dalam pengelasan menggunakan las busur listrik, berlatihlah menghubungkan dua
potong baja dengan ukuran 5 cm x 10 cm di sisi panjang secara horizontal. Bekerja
dengan sudut elektroda 90o untuk menjepit, kecepatan konstan, dan arah pengelasan
dari kiri ke kanan. Pekerjaan dilakukan pada suhu kamar. Berikut gambar hasil
pengelasan las busur listrik
3
2. Arus Listrik
Arus listrik yang digunakan dalam pengerjaan SMAW juga dapat mempengaruhi
hasil akhir. Terlalu banyak atau terlalu sedikit arus dapat menyebabkan cacat pada
sambungan pengelasan, seperti porositas, retak, dan kelemahan pada sambungan.
3. Tegangan
Tegangan yang digunakan dalam pengerjaan SMAW juga dapat mempengaruhi
hasil akhir. Tegangan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan
sambungan pengelasan menjadi cacat.
4. Kecepatan Pengelasan
Kecepatan pengelasan juga mempengaruhi hasil akhir. Terlalu cepat atau terlalu
lambat dapat menyebabkan sambungan pengelasan menjadi cacat.
1.5. Error
Faktor kesalahan atau kesalahan dalam proses yang mempengaruhi hasil benda
kerja, yaitu ketepatan praktisi, konsistensi jarak elektroda terhadap benda kerja,
kesalahan dalam pengukuran, dan pola pergerakan elektroda yang tidak konsisten
Hasil pengelasan pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa hasil pengelasan tersebut
mengalami cacat berupa cacat las spatter yang cukup banyak dan terdapat beberapa
bagian dimana elektroda terlihat menebal dan tidak merata
2. Pada saat praktikum polaritas apakah yang dipakai, lalu jelaskan kelebihan dan
4
kekurangan pemakaian polaritas tersebut?
JAWABAN:
Polaritas yang digunakan adalah DCEN/Polaritas lurus.
Kelebihan :
1. Penetrasi yang lebih dalam: Pada polaritas DCEN, elektroda menjadi lebih
panas, sehingga menghasilkan penetrasi yang lebih dalam ke dalam logam
induk. Hal ini membuat hasil pengelasan lebih kuat dan stabil.
2. Pengendalian kelembaban elektroda yang lebih baik: Pada polaritas DCEN,
panas yang dihasilkan pada elektroda lebih besar, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kondensasi pada elektroda dan mengurangi risiko
porositas pada hasil pengelasan.
3. Pembersihan yang lebih baik: Pada polaritas DCEN, terjadi proses pembersihan
yang lebih baik pada permukaan logam induk karena aliran elektron yang lebih
kuat. Hal ini mengurangi risiko terjadinya kontaminasi pada hasil pengelasan.
4. Kurangnya pembakaran elektroda: Pada polaritas DCEN, elektroda cenderung
tidak terbakar secara cepat karena sifat elektron yang menarik logam induk. Hal
ini membuat elektroda lebih tahan lama dan mengurangi biaya produksi.
Kekurangan :
1. Risiko terjadinya pengelasan berpori: Meskipun polaritas DCEN dapat
mengurangi risiko terjadinya porositas pada hasil pengelasan, namun jika
pengaturan arus dan voltase yang tidak tepat, pengelasan dapat menghasilkan
pori-pori yang besar di zona las. Oleh karena itu, pengaturan arus dan voltase
harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya porositas.
2. Kehilangan fokus panas: Pada polaritas DCEN, fokus panas elektroda akan lebih
lebar dibandingkan dengan polaritas DCEP. Hal ini dapat mengurangi efisiensi
pengelasan dan menghasilkan zona panas yang lebih besar pada permukaan
logam induk.
3. Pengaruh pada sifat mekanik: Penggunaan polaritas DCEN dapat menghasilkan
hasil pengelasan yang lebih kuat, namun bisa mengurangi sifat keuletan logam.
Oleh karena itu, polaritas DCEN biasanya tidak cocok untuk pengelasan yang
membutuhkan sifat keuletan yang tinggi.
4. Peningkatan abrasi elektroda: Pada pengelasan dengan polaritas DCEN,
elektroda lebih cepat terkikis karena aliran elektron yang lebih besar. Hal ini
dapat meningkatkan biaya produksi karena memerlukan penggantian elektroda
yang lebih sering.
3. Pada saat praktikum jenis kampuh apa yang dipakai dan jelaskan alasan pemakaian
kampuh tersebut!
JAWABAN:
Butt joint weld karena pengelasan termudah dan paling umum yang pernah ada. Terdiri
dari dua buah datar yang berdampingan sejajar.
4. Gambar dan jelaskan skema struktur mikro yang terjadi pada daerah HAZ
pengelasan!
JAWABAN:
5
Wilayah Pengaruh Panas (Heat Affected Zone/HAZ): Ini adalah area di antara BMZ dan
TMAZ. Pada HAZ, terbentuk tiga wilayah struktur mikro yang berbeda, yaitu:
a. Wilayah Pengaruh Panas Minimal (Minimal Heat Affected Zone/MHAZ): Ini adalah
wilayah yang paling dekat dengan BMZ yang hampir tidak terpengaruh oleh panas
pengelasan. Struktur mikro pada MHAZ hampir sama dengan struktur mikro pada
BMZ.
b. Wilayah Rekristalisasi Halus (Fine Recrystallized Zone/FRZ): Ini adalah wilayah di
antara MHAZ dan CRZ. Pada wilayah ini terjadi rekristalisasi yang halus, yang dapat
memperbaiki kekuatan dan keuletan logam. Wilayah ini memiliki sifat mekanik yang
lebih baik daripada CRZ.
c. Wilayah Rekristalisasi Kasar (Coarse Recrystallized Zone/CRZ): Ini adalah wilayah
di dekat TMAZ yang mengalami perubahan struktur mikro yang signifikan, termasuk
terbentuknya butir kasar dan pertumbuhan kristal yang tidak sejajar. Wilayah ini
memiliki sifat mekanik yang buruk karena terjadi perubahan mikrostruktur yang drastis.
5. Tidak semua logam bisa di las, oleh karena itu sebutkan dan jelaskan faktor-faktor
yang menentukan kemampuan logam untuk dilas!
JAWABAN:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan suatu logam untuk dilas, di
antaranya adalah:
1. Sifat-sifat logam: Sifat-sifat fisik dan kimia dari logam akan menentukan
kemampuan logam untuk dilas. Misalnya, logam dengan titik lebur yang tinggi
atau sifat mekanik yang buruk mungkin sulit untuk dilas.
2. Komposisi logam: Komposisi kimia dari logam juga dapat mempengaruhi
kemampuan logam untuk dilas. Sebagai contoh, logam yang mengandung
banyak karbon atau unsur-unsur yang mudah teroksidasi dapat mempersulit
proses pengelasan.
3. Proses pengelasan yang digunakan: Setiap proses pengelasan memiliki kelebihan
dan kekurangan yang berbeda-beda, dan beberapa proses pengelasan dapat lebih
cocok untuk logam tertentu daripada yang lain.
4. Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan di sekitar proses pengelasan dapat
mempengaruhi kualitas lasan. Misalnya, udara yang terlalu lembab atau
tercemar dapat menyebabkan pengelasan yang cacat atau korosi pada logam.
1.7. Kesimpulan
Faktor kesalahan atau kesalahan dalam proses DAPAT mempengaruhi hasil benda
kerja. Oleh karena itu, Pada praktikum las busur listrik ini hasil pengelasan terbaik akan
diperoleh ketika jarak antara elektroda dan benda kerja konsisten dan sesuai, kecapatan
dan arah pengelasan stabil.
6
BAB II
PRAKTIKUM LAS TITIK
2.1. Preparation
2.1.1. Alat-alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a. Spot Welding Machine
b. Welding Glasses
c. Apron
d. Welding Glove
e. Wearpack
f. Plier
g. Wire Brush
h. Safety Shoe
2.1.2. Material
Material yang dipakai pada praktikum las titik adalah dua pelat berukuran
(22 mm x 120 mm)
7
2.2. Proses kerja
Dalam pelaksanaan praktikum ini, tentu terdapat prosedur pengerjaan yang
dilakukan. Berikut merupakan prosedur selama proses pengelasan las listrik:
1. Gunakan apron yang terbuat dari kulit.
2. Gunakan masker hidung dan kacamata pengaman (safety googles).
3. Letakkan kedua benda kerja yang akan disambung/dilas dengan
menggunakan tang jepit diantara elektroda atas dan bawah las titik.
4. Tentukan set waktu yang akan digunakan.
5. Injak pedal las titik dengan kuat selama waktu setting-nya selesai.
6. Kedua benda kerja telah dilas dengan baik.
7. Ambil kedua benda kerja dengan tang jepit dan kemudian dicelupkan
kedalam air.
8. Letakkan hasil pengelasan di atas bangku kerja.
9. Pengerjaan selesai.
2.3. Hasil Analisis
8
memberikan impact yang besar terhadap benda kerja, sehingga arus yang dialirkan
harus sesuai dengan jenis material yang digunakan
Pada hasil pengelasan las titik kali ini, terdapat overlap pada titik dengan durasi
waktu pengelasan arus 5A atau yang berada dibagian atas. Overlap ini mungkin
terjadi karena pengelasan melebihi waktu yang tepat untuk menyambung 2 plat besi
tipis.
9
Kelebihan Las Titik
- Proses las titik adalah salah satu proses pengelasan tercepat karena hanya
memerlukan waktu beberapa detik untuk menyelesaikan satu titik las.
- Las titik menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan lama, karena prosesnya
melibatkan pencairan material di titik pengelasan.
Kekurangan Las Titik
- Las titik hanya cocok untuk mengelas material dengan karakteristik yang sama,
karena prosesnya memerlukan arus listrik yang cukup besar untuk mencairkan
material. Sehingga, tidak bisa digunakan untuk mengelas material dengan ketebalan
yang berbeda.
- Las titik kurang efektif untuk mengelas material yang tebal karena membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mencapai titik lebur, sehingga tidak efisien secara
waktu.
4. Bagaimana menentukan parameter arus dan waktu tahan pada pengelasan titik?
JAWABAN:
Menentukan parameter arus yaitu dengan cara menaikkan arus secara perlahan
hingga adanya serpihan las diantara benda kerja yang menandakan bahwa arus
sudah terpenuhi. Sedangkan untuk hold time tidak boleh terlalu sebentar karena
ditakutkan area weld nugget belum mengeras, tetapi juga tidak boleh terlalu lama
karena dapat membuat area 15 weld nugget menjadi getas.
5. Sebutkan dan jelaskan apa saja masalah yang dapat terjadi dalam pengelasan titik?
JAWABAN:
- Pengelasan titik dapat menyebabkan deformasi pada material yang dilas, terutama
jika arus yang digunakan terlalu tinggi. Deformasi ini dapat memengaruhi kinerja
dan kekuatan sambungan pengelasan.
- Arus yang terlalu tinggi dapat menyebabkan elektroda menembus material yang
dilas, sehingga menghasilkan lubang yang tidak diinginkan.
10
2.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengelasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil
pengelasan yang optimal dapat dicapai dengan menyesuaikan arus listrik dan holding
time dengan benda kerja serta kekuatan tarik yang diinginkan. Berdasarkan kesimpulan
tersebut keterampilan operator dalam pengelasan las titik tidak mempengaruhi hasil
pengelasannya.
11
BAB III
PRAKTIKUM PERMESINAN ELECTRO DISCHARGE MACHINING
3.1. Preparation
3.1.1. Alat-alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum EDM :
a. Electro Discharge Machine
b. Safety Shoes
c. Gloves
d. Mask
e. Vernier Calipers
f. Electrode Wire
g. Stopwatch
3.1.2. Electro Discharge Machining Material
Material yang digunakan pada EDM :
a. Square High Speed Steel (HSS)
b. Dielectric Fluid
c. Cathode Wire
3.1.3. Skema alat
Skema peralatan yang digunakan pada praktikum Electro Discharge
Machine :
12
Gambar 3.2 Electric Discharge Machining
3.2. Proses Kerja
Dalam pelaksanaan praktikum ini, tentu terdapat prosedur pengerjaan yang dilakukan.
Berikut merupakan prosedur selama proses pengelasan las listrik:
1. Hidupkan mesin EDM
2. Mesin EDM diprogram dengan proses yang diinginkan
3. Benda kerja dipasang pada cekam
4. Tombol start ditekan untuk memulai proses permesinan
5. Waktu pengerjaan dihitung menggunakan stopwatch dan dicatat
6. Ketika selesai, benda kerja dilepas dari cekam
7. Hasil benda kerja diukur menggunakan jangka sorong dan dicatat
13
Figure 3.3 Programing EDM Machining
14
3.5. Kesalahan yang terjadi
Proses permesinan EDM tidak memerlukan keterampilan khusus operator karena
operator hanya perlu memasukkan program ke mesin EDM dan mesin akan bekerja
secara otomatis. Oleh karena itu kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu:
1. Putusnya kawat elektroda ketika mesin masih memotong benda kerja
2. Sensor mengalami malfunction sehingga kawat bergerak tidak sesuai dengan program
yang kemudian dapat mempengaruhi hasi permesinan
15
Y-2.5;
X0.0;
Y-0.01;
M00; Menghentikan jalannya program untuk sementara
G40H000X0.1; Scaling OFF lalu membatalkan kompensasi cutter
M99; Keluar dari sub program
2. Hitunglah Material Removal Rate (MRR) pada praktikum pemesinan EDM wire
yang sudah anda lakukan dan berapa ukuran spark yang terjadi!
JAWABAN:
16
4. Jelaskan mekanisme terbentuknya “recast layer” pada pemesinan EDM!
JAWABAN:
Mekanisme terbentuknya recast layer pada pemesinan EDM melibatkan proses
pelepasan material dari permukaan benda kerja dan elektroda serta pencairan
material yang dilepas tersebut. Proses pelepasan terjadi akibat dari fenomena ablasi,
di mana bahan yang terkena arus listrik dan panas yang dihasilkan oleh percikan di
antara elektroda dan benda kerja akan dilepaskan dari permukaan benda kerja.
Material yang dilepas akan meleleh dan mengalir di sekitar area pemesinan, sebelum
kemudian mendingin dan membentuk recast layer pada permukaan benda kerja.
5. Saat ini anda sudah melaksanakan praktikum promanu I dan II, tentu anda sudah
mempelajari berbagai macam proses pemesinan baik konvensional maupun non-
konvensional. Oleh karena itu sekarang coba analisa cakram rem pada gambar III-23
dibawah ini, dengan memperhatikan karakteristik material dan ukuran sebuah
cakram rem, bagaimanakah proses manufakturnya serta sebutkan dan jelaskan proses
pemesinan apa saja yang dipakai untuk kasus:
A. Produksi massal.
- Desain dan R&D: membuat desain dan prototype cakram rem yang ingin
diproduksi. Setelah itu melakukan pengujian dan evaluasi untuk menentukan
apakah produk tersebut layak untuk diproduksi secara massal.
- Bahan baku: Setelah desain dan evaluasi selesai, tahap selanjutnya yaitu
pemilihan bahan baku dengan properties yang sesuai.
- Pemesinan: Setelah bahan baku siap, cakram rem akan dimasukkan ke dalam
mesinCNC (Computerized Numerical Control) untuk diproses menjadi bentuk
yang diinginkan. Mesin CNC akan mengukir, memotong dan memberikan
bentuk pada bahan dasar.
- Proses finishing: Setelah proses pemesinan selesai, cakram rem akan diproses
lebih lanjut untuk menghilangkan ketidakrataan pada 22 permukaan cakram agar
lebih presisi dan lurus. Pada proses finishing ini, juga akan dilakukan pelapisan
yang menambahkan kekuatan dan tahan lama pada permukaan cakram.
- Inspeksi: Tahap ini sangat penting dilakukan agar terjamin tidak ada cacat atau
kerusakan.
17
- Inspeksi: Seperti pada proses produksi massal, cakram rem yang telah
diproduksi juga harus diinspeksi secara teliti agar tidak terdapat cacat atau
kerusakan apa pun.
3.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil proses EDM yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
EDM memiliki ketelitian yang tinggi. Akan tetapi, memiliki waktu permesinan yang
cukup lama. Selain itu, keterampilan operator tidak mempengaruhi hasil pengerjaan
karena dikerjakan secara otomatis.
18
DAFTAR PUSTAKA
Groover, Mikell P. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing Materials,
Processes, and System. Amerika Serikat: John Willey & Sons Inc
Kalpakjian, S., & Schmid, S. R. (2000). Manufacturing Engineering and Technology
Forth Edition. 1148.
19