PROSES MANUFAKTUR 1
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing Praktikum
I. Pengelasan fillet
Las fillet adalah jenis las yang memiliki penampang segitiga kasar. Las fillet biasanya
membutuhkan persiapan sambungan yang lebih sedikit daripada las alur, menjadikannya
metode penyambungan yang sangat hemat biaya dan karena itu jauh lebih melimpah di
industri pengelasan. Sambungan las fillet jauh lebih sulit untuk dilas dan diperiksa secara
volumetrik. Seringkali lasan yang dihasilkan lebih besar dari yang seharusnya atau bentuknya
mungkin buruk yang dapat mempengaruhi kinerja.
Gambar pengelasan fillet :
BAB II
HASIL PRATIKUM
Arus searah (DC): Trafo las DC umumnya digunakan dalam pengelasan yang lebih
kecil dan portable. Arus searah menciptakan busur listrik yang stabil dan terkendali,
menghasilkan hasil pengelasan yang baik pada berbagai jenis logam.
Arus bolak-balik (AC): Beberapa trafo las AC juga tersedia untuk pengelasan dengan
aplikasi khusus. Namun, arus bolak-balik biasanya tidak digunakan secara umum
dalam pengelasan, karena busur listrik pada arus bolak-balik cenderung lebih tidak
stabil dan sulit dikendalikan.
ii. Tegangan Input dan Output:
Trafo las listrik memiliki tegangan input yang bervariasi, tergantung pada sumber daya listrik
yang digunakan. Tegangan input biasanya berkisar antara 110 hingga 600 volt AC,
tergantung pada desain dan kapasitas trafo las. Tegangan output yang dihasilkan oleh trafo las
diturunkan menjadi tegangan rendah yang sesuai untuk pengelasan. Tegangan output ini
dapat disesuaikan tergantung pada kebutuhan pengelasan dan jenis logam yang digunakan.
Dalam kesimpulannya, trafo las listrik menggunakan arus searah (DC) atau arus bolak-balik
(AC) tergantung pada jenis pengelasan yang dilakukan. Arus dan tegangan yang digunakan.
A. Analisa tentang elektroda yang bermasalah (cacat dan lengket)
Elektroda yang bermasalah, seperti cacat dan lengket, dapat mempengaruhi hasil
pengelasan dan kualitas sambungan yang dihasilkan. Berikut adalah analisa tentang masalah
elektroda yang cacat dan lengket
1) Elektroda Cacat:
Patah: Elektroda yang patah biasanya disebabkan oleh kekuatan yang tidak
memadai saat memegang atau mengatur posisi elektroda. Hal ini dapat
menghasilkan busur yang tidak stabil dan pengelasan yang tidak konsisten. Patahan
elektroda juga dapat terjadi jika ada cacat produksi atau kualitas bahan elektroda itu
sendiri.
Spatter: Spatter adalah percikan logam yang dapat muncul selama proses
pengelasan. Ini biasanya terjadi ketika elektroda terlalu panas atau ketika busur
listrik tidak terkendali dengan baik. Spatter dapat menyebabkan penumpukan logam
di sekitar sambungan, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan penampilan
sambungan.
NIM : D1131211022
5. Percobaan pengelasan 1G
8. Diskusi/tanya jawab