TARIK:
22 JANUARI 2018
NAMA PENSYARAH:
CIKGU MARTIN
ISI KANDUNGAN
KONSEP SMAW
AKSESORI
PRESETUP MESIN SMAW
ELEKTROD
SOP YANG BERKAITAN
PENGENALAN SMAW
ii) Setiap batang Crayon yang dicalitkan atau digoris pada logam
yang sedang dipanaskan akan berubah warna dari warna asal
sebagai contoh warna asal Crayon hijau tua apabila dicalitkan
permukaan logam yang akan dipanaskan akan bertukar menjadi
warna putih ini menunjukkan suhu yang dikehendaki iaitu 670°c
(1240°f) sudah diperolehi.
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat
dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul
pada busur nyala.
A. Penyetelan
Terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan perangkaian
yang baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu
kemungkinan perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama
pengelasan berlangsung dapat dihindarkan / dikurangi. Untuk itu
diperlukan terutama:
- kelem C
- pasak
- baut
- jembatan
- rantai
- dan sebagainya
B. Mengatur Tegangan
Pada mesin las modern, tegangan pengelasan dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum
terjadi busur nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau
tegangan atau tegangan pembakar.
Bila busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan
turun menjadi 20 – 40 Volt. Ini dinamakan tegangan kerja.
Tegangan kerja disesuikan dengan diameter elektroda.
Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt.
Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.
C. Mengatur Ampere
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan,
jenis elektroda dan posisi pengelasan.
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala
arus, yang terdapat pada mesin las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada
table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya
sebagai berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc
D. Menebalkan Permukaan
Menebalkan benda kerja yang telah aus (poros, bidang-bidang
luncur dsb) dapat dilakukan dengan las.
Dan untuk mencapai ukuran yang diperlukan, rigi-rigi las
selanjutnya dikerjakan dengan menyekrap atau membubut.
Untuk mencegah perubahan bentuk pada bidang datar, maka
pengelasan dilakukan berurut dan bergantian pada kedua
permukaannya.
J. Ayunan Elektroda
Untuk mendapatkan rigi-rigi yang lebih besar dan memperdalam
penembusan, perlu mengayun elektroda.
lima macam ayunan.
Pengayunan ini terutama penting dilakukan pada pengelasan
kampuh V, X, U dan sebagainya.
Cara 1 : tanpa ayunan, untuk pengelasan benda tipis.
Cara 2, 3 : ayunan setengah lingkaran dan ayunan gergaji, untuk
pengelasan benda yang tebalnya sedang.
Cara 4, 5 : ayunan segi empat dan segi tiga, untuk pengelasan
benda tebal.
L. Menyalakan Elektroda
Elektroda dapat dinyalakan dengan dua cara, yaitu:
1. cara sentakan
2. cara goresan
Pertama ialah elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh
benda kerja dan langsung diangkat (cepat) sampai jarak kira-kira
1x diameter elektroda.
Kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yang diinginkan
(kira-kira 0,8 x diameter elektroda)
Kedua ialah seperti menggoreskan korek api. Setelah busur
terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0,8 kali diameter
elektroda diatas bidang kerja.
M. Menjepit Elektroda
Sebelum bekerja, semua kelengkapan keselamatan kerja harus
disiapkan.
Jepitlah ujung elektroda pada bagian yang tidak bersalut.
Apakah Anda mengenal istilah SOP? Jika Anda saat ini bekerja
sebagai karyawan, baik di instansi pemerintah ataupun swasta
pasti Anda sudah akrab dengan istilah SOP.
Hampir setiap lembaga yang ada di Indonesia bahkan di dunia ini
memiliki SOP masing- masing. Sekolah, PT, CV, lembaga pendidikan,
lembaga keuangan dan lembaga – lembaga yang lain tentu saja
juga memiliki SOP.
Standard Operating Procedur atau yang lebih terkenal disebut
SOP merupakan kumpulan peraturan yang dibuat untuk
mempermudah tugas yang Anda kerjakan.
Dalam instansi pemerintahan, SOP berfungsi untuk memudahkan
para pegawai pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya di instansinya masing – masing.
Dalam dunia perusahaan dan industri, SOP sangat dibutuhkan
supaya setiap karyawan, kepala bagian dan pimpinan perusahaan
tersebut mengetahui arah dan tujuan yang hendak dicapai.
SOP yang yang baik akan akan membuahkan hasil yang baik pula.
Jika saat ini Anda bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah
perusahaan Jasa Keuangan atau koperasi simpan pinjam, maka
Anda harus menguasai beberapa SOP antara lain: Sandart
Operating Prosedur Pemberian pinjaman kepada nasabah, SOP
Penyimpanan uang, SOP pendaftaran nasabah baru dan lain
sebagainya.
LAMPIRAN
RUJUKAN
https://ms.m.wikipidia.org/wiki/kimpalan
https://www.scribd.com/doc/79320085/sejarah-kimpalan
ELEKTROD
An electrode is an electrical conductor used to make contact with
a nonmetallic part of a circuit (e.g. a semiconductor, an electrolyte,
a vacuum or air). The word was coined by William Whewell at the
request of the scientist Michael Faraday from
the Greek words elektron, meaning amber (from which the
word electricity is derived), and hodos, a way.[1][2]
The electrophore, invented by Johan Wilcke, was an early version
of an electrode used to study static electricity.[3]