WELDING TECHNOLOGY
◼ DEFINISI
◼ APLIKASI PENGELASAN
◼ PROSES SMAW
◼ PROSES FCAW
Kampuh
Logam Lasan
HAZ HAZ
Induk
JOINING METHODS
Brazing
Fusion Solid State and
Soldering
1. Sumber Energi :
a. Listrik (resistansi, radiasi, induksi, conduksi
dan busur listrik/arc)
b. Kimiawi (nyala api/flame, radiasi, eksplosif
dan reaksi padatan/solid reactants)
c. mekanis (tanpa dipanaskan tetapi ada friksi)
2. Mekanisme penghilangan kontaminasi
pada permukaan sambungan
3. Perlindungan terhadap kontaminasi
udara
4. Pengontrolan metalurgi las
❑ STRUKTURAL (Jembatan,
Bangunan Kapal, dll)
❑ KOMPONEN ENJINIRING
(Turbin, Otomotif, dll)
❑ PRODUK SETENGAH JADI
• DISAIN
• PRODUKSI
• INSPEKSI
➢ Las elektroda terbungkus
( Coated-electrode welding – SMAW )
➢ Las busur rendam
( Submerged Arc Welding - SAW )
➢ Las listrik terak
( Electro-Slag Welding - ESW )
➢ Las tungsten gas mulia (TIG)
( Gas Tungsten Arc Welding - GTAW )
➢ Las logam gas mulia (MIG)
( Gas-shielded Metal Arc Welding – GMAW )
➢ Las elektroda kontinyu
( continuous-electrode welding – FCAW )
▪ Panas dihasilkan oleh
adanya busur listrik
(kira-kira temperaturnya
4000 derajat celcius)
▪ Kawah logam
merupakan tempat
peleburan kawat las dan
logam induk bersama-
sama.
▪ Busur (arc) merupakan
bentuk plasma (gas yang
terionisasi)
➢ Las elektroda terbungkus ini juga dikenal dengan stick
welding dan metoda ini paling luas pemakaiannya untuk
penyambungan logam.
A. Skematik proses SMAW.
Hampir kurang lebih
50% operasi pe-
nyambungan di Industri
skala besar meng-
gunakan proses ini.
Wire +
feed Power
source
Weld Metal
Weld pool
Base material Return Lead
➢ Sistim pengumpan kawat (wire feeder) mengontrol arus las,
aliran gas dan pendingin air (bila ampernya besar)
➢ Power supply yang dipakai adalah tipe constant-voltage
(DCCV).
➢ Hampir selalu menggunakan DCRP (DCEP) yang akan
memberikan penetrasi yang dalam.
❑ KEUNGGULAN :
➢ Merupakan satu-satunya proses elektroda terumpan yang dapat
digunakan untuk mengelas semua logam dan paduannya
➢ Mengatasi permasalahan mengenai panjang elektroda yang
terbatas pada SMAW
➢ Pengelasan dapat dilakukan pada semua posisi
➢ Deposition rate lebih besar dibandingkan dengan SMAW
➢ Kecepatan las lebih cepat dibandingkan SMAW
➢ Weld yang panjang dapat dibuat tanpa harus mengalami
penyetopan
❑ KELEMAHAN :
➢ Peralatan lebih kompleks dibandingkan SMAW
➢ Penggunaannya lebih sulit dibandingkan dengan SMAW
Karakteristik :
a) Busur listrik tercipta antara
elektroda terumpan & weld pool
b) Pelindung yang di gunakan
berupa fluks yang terdapat
didalam elektroda yg berongga
c) Prosesnya tanpa tekanan dan
dapat diberi tambahan gas
sebagai pelindung
d) Merupakan proses semi-
automatic
e) Merupakan kombinasi SMAW,
MIG dan SAW
Source: Lindberg, Roy A., Processes and Materials of Manufacture 4th Ed, Prentice Hall, Upper Saddle River, 1990 pg. 653,
Fig. 15-21(a) (Courtesy of Arcos Corporation)
Prinsip proses FCAW-G Prinsip proses FCAW-S
▪ KEUNGGULAN :
➢ Kecepatan deposisinya lebih tinggi dari SMAW &
GMAW (MIG)
➢ Dapat mengelas untuk berbagai posisi las.
➢ Lebih Efisien dan ekonomis dibandingkan MIG
▪ KELEMAHAN :
➢ Terak (Slag) harus dibersihkan antar passnya
➢ Banyak asap (smoke) dan radiasi sinar UV
➢ Besar kemungkinan dapat terjadi inklusi terak
POSISI PENGELASAN 1 G( PIPA )
POSISI PENGELASAN 2 G ( PIPA )
POSISI PENGELASAN 5G
POSISI PENGELASAN 6 G
Keselamatan Kerja Las dan
Terminologi Proses Las Busur Listrik
38
1. TUJUAN PELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN :
39
2. PENDAHULUAN
Proses las busur listrik yang dikenal dengan istilah Manual Metal
Arc Welding (MMAW) atau dapat juga disebut Shielded Metal Arc
Welding (SMAW), yang di lapangan disebut dengan istilah Stick
Electrode Welding.
Jenis proses pengelasan ini paling populer dan banyak digunakan
oleh para pekerja ( handyman ) untuk pekerjaan-pekerjaan reparasi
dan di industri banyak digunakan untuk mengelas bangunan
konstruksi, jembatan, kapal laut, fabrikasi manufaktur seperti :
pekerjaan pemipaan, dan pembuatan bejana tekan ( pressure vessel
).
Untuk dapat menggunakan las busur listrik secara baik maka
sebaiknya dipahami terlebih dahulu beberapa faktor penting
sebagaimana berikut ini :
* Mengenali dan memahami safety hazards dan mampu
memilih peralatan safety untuk melindungi diri dari bahaya
kecelakaan pada saat melakukan pengelasan.
* Memahami bagaimana proses las busur listrik bekerja.
* Menggunakan terminologi yang lazim dalam proses las
busur listrik. 40
SUMBER BAHAYA ( HAZARD RESOURCES )
Dalam setiap proses las busur listrik, safety adalah aspek yang paling penting,
tidak hanya untuk juru las ( welders ), tetapi juga untuk orang-orang lain di
sekitarnya.Sumber bahaya pada las busur listrik antara lain disebabkan oleh :
• Luka bakar ( burns )
• Sengatan Arus Listrik.
• Sinar Ultraviolet ( arc flash )
• Gas / debu pengelasan ( fume )
41
Sumber bahaya pada las busur listrik dapat di identifikasi berasal dari
beberapa sumber antara lain seperti :
• Logam yang panas
• Sinar dari busur las
• dan percikan yang timbul pada saat pengelasan dilakukan
Baja karbon rendah ( low carbon steel ) mempunyai titik leleh pada suhu
1535oC, yang mana tidak akan di tahan oleh kulit manusia.
Bahkan sebelum baja karbon tersebut meleleh, sudah berubah warnanya
dan sudah cukup panas untuk menciptakan luka bakar yang serius.
Las busur listrik menimbulkan busur las ( arc welding ) kira-kira pada suhu
6000oC, dan hal ini jelas menjadi sumber bahaya yang mudah dideteksi dan
sangat berbahaya.
Begitu juga dengan percikan logam las ( spatter ) adalah logam yang
meleleh yang tercecer oleh karena tenaga yang dikeluarkan oleh busur las (
arc ) dari daerah logam las cair ( weld pool ).
Spatter ini biasanya berukuran kecil, seperti pasir, yang apabila mengenai
pakaian maka akan melubangi pakaian, yang dapat menciptakan sumber
bahaya kebakaran.
42
Pencegahannya.
Untuk menghindari terjadinya luka bakar maka juru las ( welders ) mesti
menggunakan perlengkapan keselamatan kerja las seperti :
• Overall panjang dari katun
• Safety boots
• Sarung Tangan kulit ( Gloves )
• Apron kulit
• Topi untuk juru las
• Leathers Spats
• Safety Glass
• Topeng las ( Helmets )
Tindakan Preventif.
• Selalu waspada bahwa logam tersebut panas
• Ketika selesai mengelas, sebaiknya dinginkan terlebih dahulu benda kerja las
• Diberi tanda menggunakan kapur panas ( stick marker ), agar orang lain
terhindar dari luka bakar.
• Singkirkan atau tutupi bahan/logam yang masih panas
• Hindari bahan yang mudah terbakar disekitar area mengelas.
43
44
Sengatan Arus Listrik
Penyebab :
- leads dan kabel las yang rusak sebaiknya di isolasi atau dig anti
demi keamanan dalam bekerja.
- Plug atau switch yang rusak sebaiknya diganti.
- Hindari bekerja pada kondisi yang lembab dan basah
- Pertanahan yang membahayakan, sehingga juru las masuk
dalam area aliran listrik.
45
46
Pencegahannya.
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya sengatan
listrik maka sebaiknya dilakukan :
• Memeriksa secara rutin kondisi lead dan kabel lead,
jika sudah rusak sebaiknya diganti yang baru.
• Kondisi Isolating switch, plug, kabel lead utama (
primer ) dan mesinnya rusak, maka gunakan ahli
elektronik yang berpengalaman untuk
memperbaikinya.
• Jika mesti ditempat yang lembab, maka amankanlah
diri anda lebih dahulu dengan cara berdiri pada kayu
yang kering, karet atau bahan lain yang bersifat non-
konduktif.
47
48
Arc Flash dan Arc Burns
Arc Flash
Luka ini disebabkan oleh mata yang diarahkan pada sinar ultra-violet
yang dikeluarkan oleh busur las ( arc welding ) dan sinar ini akan
membakar lapisan tipis pada mata, sehingga menyebabkan iritasi (gatal)
pada mata dan sakit.
Arc flash itu sendiri bukanlah merupakan cacat seumur hidup, akan tetapi
jika di derita secara berulang-ulang akan menyebabkan kebutaan pada
mata.
49
Arc Burn
Arc burn adalah bahaya yang hampir sama dengan terbakar oleh
matahari (sun-burn ) dan sinar dari busur las amat kuat, dan terjadi amat
cepat pada kulit yang terbuka dan akibatnya sangat sakit.
Pencegahan :
Tidak hanya juru las (welders) akan tetapi orang yang berada disekitarnya
juga harus melindungi diri dari sinar tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan pencegahan sebagai berikut :
50
51
Gas/debu pengelasan ( Fume )
Gas atau uap yang dihasilkan oleh busur las (arc ) jika terhisap oleh juru las
( welders ) dalam dosis yang tinggi akan menyebabkan masalah pada
kesehatan juru las tersebut.
Bahan/logam yang akan di las juga menghasilkan uap atau gas melalui
busur las, apalagi apabila melakukan pengelasan pada bahan/logam yang
telah di lapis ( coating ).
Pelapisan permukaan pada baja seperti : baja yang disepuh, zincalum, atau
di cat ketika terbakar akan menghasilkan uap/gas yang berbahaya.
Untuk pengelasan pada baja yang disepuh dapat menimbulkan penyakit
seperti “ metal fever “ , dengan cirri-ciri sebagai berikut :
– berkeringat
– pusing ( sakit kepala )
– mual
Cara mengurangi gas atau uap yang dihasilkan melalui pengelasan, dapat
dilakukan dengan membuat :
– Ventilasi alamiah ( Natural Ventilation )
– Ekstraksi Bertekanan ( Forced extraction )
52
Natural Ventilation
Uap atau gas dihilangkan dengan perubahan
alamiah udara melalui jendela dan pintu yang
terbuka, sebagaimana banyak kita lihat di pabrik
manufaktur yang menggunakan pintu yang lebar
dan tinggi, hal ini dimaksudkan untuk terjadinya
gerakan alamiah udara yang memadai.
53
Ekstraksi bertekanan ( Forced Extraction )
Ketika juru las bekerja pada tempat-tempat yang sempit atau ruang
yang tertutup, seperti tangki misalnya, maka gerakan udara akan
terbatas, untuk itulah diperlukan adanya ekstraksi bertekanan (
forced extraction ).
Metoda ini dimaksudkan extraction hood dipasangkan sedekat
mungkin dengan sumber gas atau uap dan dipasang exhaust fan
untuk memompa uap atau gas supaya menjauh dari daerah
pernapasan juru las ( welders ).
54
Respirator
Menggunakan respirator adalah suatu metoda lain yang dapat
digunakan oleh juru las
( welder) untuk melindungi dari uap atau gas yang dihasilkan oleh
busur las.
Respirator, mestinya terbuat dari jenis bahan yang
direkomendasikan untuk menanggulangi uap atau gas yang timbul.
Apabila menggunakan respirator dari jenis catridge maka
catridgenya yang harus diganti secara berkala, dan gunakanlah
respirator yang cocok dan benar.
55
Perlengkapan Pelindung Diri
Dalam kaitannya dengan pengelasan, operator/juru las ( welders ) perlu
memperhatikan perlengkapan-perlengkapan sebagai berikut :
Nama Pencegahan Utama
A. Apron Tahan Api Mencegah Terbakarnya Pakaian
B. Kaca mata hitam untuk pengelasan Melindungi Mata dari cetus Api
/pemotong dengan gas.
C. Sarung Tangan Mencegah terbakarnya kulit
D. Sepatu Pengaman ( tutup kaki baja ) Mencegah rusaknya jari kaki
E. Penutup pergelangan kaki Supaya tidak ada baja cair yang
menjatuhi sepatu
F. Baju Ketel Melindungi leher dan dada
56
Gambar 8 : Perlengkapan
Pelindung Diri 57
Nama Pencegahan Utama
A. ( i )Kaca bening Melindungi Lensa Bewarna
A. ( ii ) Lensa Bewarna Membatasi cahaya yang menyilaukan
B. Badan Kaca Mata Menghambat Cetus Api
C. Lubang Udara Mencegah Pengaburan
D. Pegangan Lensa Mengganti Lensa Yang Pecah
E. Jerat Pengatur Menyesuaikan Ukuran
58
Nama Pencegahan Utama
A. Kipas Pengekstraksi Menarik Asap
B. Masker Penyaring Debu dan asap
C. Pelindung Kepala Mencegah Terbakarnya Kulit
D. Lensa bewarna yang dpt diperbaharui Melindungi Mata Silau
E. Mantel Kulit dengan lengan Untuk Pekerjaan Yang Terletak Diatas
59
WELDING DEFECT
CACAT PENGELASAN
DEFECT adalah cacat secara alamiah (flaws by nature) yang
efeknya terakumulasi pada suatu produk sehingga tidak
dapat memenuhi standard atau spesifikasi minimum yang
diper-syaratkan dan istilah umumnya di reject (A flaw or
flaws that by nature or accumulated effect render a part
or product unable to meet minimum applicable acceptance
standards or specifications. The term designates
rejectability)
▪ Penyebab terjadinya ;
• teknik pengelasan yang tidak baik,
• pemilihan parameter las yang tidak tepat,
• logam induk dan kawat las yang tidak tepat
serta
• tidak sesuainya gas pelindung yang digunakan.
Desain lasan yang jelek
Sulit mengakses saat mengelas
Kesalahan juru las (welder)
Skill yang kurang memadai
(Lack of skill)
Penempatan lasan yang jelek
Kebersihannya kurang baik
Welding prosedur (WPS)
kurang baik
▪ Retak (Cracks)
Di kampuh lasan (weld metal) atau HAZ
▪ Porositas
Gelembunga udara terperangkap di kampuh
lasan
▪ Incomplete fusion (interrun or at preparation edge)
▪ Inklusi (Inclusions)
Terak (Slag) or material lain yang terperangkap
di kampuh lasan
▪ Profil yang cacat (defective profile)
Under-weld, over-weld, lack of penetration, overlap,
undercut
➢ Merupakan cacat yang dijumpai pada logam las yang dihasilkan
dari proses arc welding yang menggunakan fluks sebagai
pelindung atmosfir.
➢ Terbentuk karena adanya terak, oksida atau sisa elektroda yang
masuk ke deposit las
Penyebab :
❖ Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi/rendah,
❖ Kampuh terlalu lebar,
❖ Arus terlalu rendah, konsumsi elektroda yang berlebih
❖ Kontak antara elektroda dengan logam induk terlalu lama dan
❖ Komposisi fluks tidak sesuai.
Mengatasi :
➢ Preparasi las harus
baik;
➢ Gunakan kawat las
kecil dan yang sesuai,
➢ Bersihkan sambungan
sebelum mengelas
Penyebab : Mengatasi :
- arus terlalu rendah , - meningkatkan arus,
- diameter elektroda terlalu - diameter elektroda
besar; diperkecil,
- tidak cukup gap (celah) - beri celah las (gap)
- sudut kawat las terlalu - sudut kawat las 45 deg.
curam; - las sesuai urutan
- urutan las tidak benar
▪ cacat pada bagian bawah logam induk yang tidak terisi
Penyebab : Mengatasi :
• penggunaan arus dan voltase yang • Arus dikecilkan,
terlalu tinggi, • busur dijaga tetap
• kecepatan pengelasan yang terlalu pendek,
tinggi, • diameter elektroda
• penggunaan kawat pengisi yang terlalu diperkecil
sedikit dan • sudut kawat las 45 deg.
• kemiringan elektroda yang kurang tepat. • pakai “weave”
• no-weave
▪ Jenis cacat yang dikarenakan tidak terisinya kampuh las
secara sempurna oleh kawat pengisi
Penyebab : Mengatasi :
• penggunaan arus yang terlalu rendah, • arus ditingkatkan,
• kecepatan pengelasan yang terlalu • Diameter elektroda
tinggi, diperkecil,
• geometri sambungan yang kurang tepat • Sudut kawat las
dan 45 deg.
• diameter elektroda yang terlalu besar. • bersihkan permukaan
sebelum mengelas
▪ Jenis cacat berupa lubang halus yang terjadi
akibat adanya udara/gas yang terperangkap
dalam deposit las
Wormhole
porosity
Incomplete
fusion Overlap
Solidification
Cracks
▪ Tegangan sisa = tegangan yang tetap hadir dalam suatu
struktur sebagai akibat adanya perlakuan termal atau
perlakuan mekanik atau keduanya.
Si Mn Cu Ni Cr Mo V
compositio n parameter ( Pcm ) = C + + + + + + + + 5B
30 20 20 60 20 12 10
Mn Cr + Mo + V Ni + Cu
CE IIW =C+ + +
6 5 15
Edge
Lap Corner
POSISI PENGELSAN ADALAH PPOSISI BENDA YANG AKAN
DI LAS ( DOWN HAND, HORIZONTAL, VERTICAL, OVERHEAD ),
DAN KONDISI OPERATOR LAS ( DIAM ATAU BERGERAK )
10
15
10 X 15
10
15
10
12
10 12
10 12
10 X 15
15 X 10
10 15
15 10
2 Tempat
10
10 10
10 10
50 - 150
50 - 150
Depan
Samping
50
150
Atas
9 50 - 100
9 50 - 100
6
6
Depan
Samping
50
100
50
9
50 - 100 50 - 100
Depan
Samping
50
100
Atas
2
Gab
Butt Joint
2
0
Gab
Edge Joint
2
Gab
Corner Joint
2
14 2
600
600
Sudut
Gab
Edge Joint Kedalaman Champer
14
600
14
2
600
Corner Joint Sudut
14
Gab 2
Kedalaman Champer
Tebal Plate 7
2 Gab
600
Sudut Champer
Kedalaman Champer
14
600
Butt Joint
7
14
2
Butt Joint 27
R - 6
Radius Akar Champer
0 Gab
250 Sudut Champer
Kedalaman Champer
30
Tebal Plate
250
6
30
0
20
T Joint
20 Besar Las
6
Horizontal
Tebal Plate 18
0 Gab
450 Sudut Champer
18
450 20
Besar Las
Kedalaman Champer
20
6
6
20
18
Butt Joint 3 Gab
450 Sudut Champer
Kedalaman Champer
20
450
18
3
T Joint 20
20
Horizontal
Tebal Plate 9
2 Gab
450 Sudut Champer
9 15
450 450
Besar Las
Kedalaman Champer
15 2 15
15 15
Butt Joint 9
2 Gap
450 Sudut Champer
Kedalaman Champer
20
450
G Finishing rata
dengan grinding
Finishing cekung
dengan grinding
M Finishing rata
dengan Machine
C Finishing cekung
dengan chipping
Throat Thickness
Toe
Reinforcment
Effective
Throat Thickness
Leg Length
Leg Length
HAZ Depth of Penetration
( Head Affective Zone )