2. Induction
1. DOA
RULES Of Training
2
SETELAH 1. Mengimplementasikan
MENGIKUTI cara mengangkat dan
PELATIHAN INI mengangkut muatan sesuai
PESERTA MAMPU : dengan prosedur beban
kerja aman
2. Melaksanakan pengoperasian
3. Mampu menggunakan forklift Forklift sesuai peraturan
yang benar sesuai dengan K3. perundangan dan SOP Peusahaan
TUJUAN PELATIHAN
3
Standar dipakai dalam
PAA
DIN
ASME
Standar
BS JIS
Panduan Forklift
– Permenaker No.08 Tahun 2020 K3 Pesawat Angkat Dan Pesawat
Angkut dan Alat bantu angkat dan Angkut.
– Kepmenaker No.135 Tahun 2015 Tentang SKKNI Operasi Pesawat
Angkat,Angkut Dan Ikat Beban
– ASME B56.1-2000 Safety Standard For Low Lift And High Lift Truck
– ASME B56.6-2016 Safety Standard For Rough Terrain Forklift Trucks
– BS EN 2330 - (2002) Fork-lift trucks Fork arms Technical
characteristics and testing
DAS-
DASAR HUKUM
1
7
• VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl
No. 406) sudah tidak sesuai lagi
• Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di
LATAR industri/ pabrik
BELAKANG • Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi
dan situasi ketenagakerjaan
• Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910
sudah tidak sesuai lagi
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera
Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
9
tempat kerja
TUJUAN
• Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan
dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin
keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
11
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA Unsur tempat kerja, ada :
(1) Tenaga Kerja
BAB I - ISTILAH
(2) Sumber bahaya
Pasal 1
(3) usaha
• Tempat kerja
• Ruangan/ lapangan
• Tertutup/ terbuka
• Bergerak/ tetap
• Pengurus → pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
• Pengusaha
• orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja
• Direktur
• pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
• Pegawai pengawas
• - peg. Pengawas ketenagakerjaan dan spesialis
• Ahli Keselamatan Kerja
• tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
12
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat K3
Pasal 3
1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3
2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1) → IPTEK
Pasal 4
13
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5
• Direktur sebagai pelaksana umum
• Wewenang dan kewajiban :
• Direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
• Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan
Permen No. 03/Men/1984)
• Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen
No. 2/Men/1992)
Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)
Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
Pasal 9 - Pembinaan
Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No. 03/Men/1998)
15
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK KESELAMATAN KERJA
1) Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)
2) Memakai APD
3) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
4) Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
5) Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
KESELAMATA Pasal 17
Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja
dalam LNRI No. : 2918 mulai tanggal 12 Januari 1970
17
18
Latar Belakang
Permenakertrans
No.PER-09/MEN/VII.2010 Permenaker No. 08 Tahun
Tentang Operator dan 2020
Petugas Pesawat Tentang Pesawat
Angkat dan Angkut Angkat dan Pesawat
Angkut
21
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PA&PA
PASAL 5
(3) Pemakaian atau pengoperasian Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu
Angkat dan Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:
a. pemeriksaan dan pengujian;
b. Penyediaan prosedur pemakaian/pengoperasian; dan
c. Pemakaian atau pengoperasian sesuai dengan jenis dan kapasitas.
25
Bab IV Pesawat Angkut
Pasal 67
Pesawat Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi:
a. alat berat terdiri atas forklift, lifttruck, reach stackers,telehandler, hand lift/hand pallet, excavator,
excavator, grapple, backhoe, loader, dozer, traktor, grader, concrete paver, asphalt paver, asphalt sprayer,
aspalt, finisher, compactor roller/vibrator roller, dan peralatan lain yang sejenis;
d. truk terdiri atas tractor, truk pengangkut bahan berbahaya, dump truck, cargo truck lift, trailer, side, loader
truck, module transporter, axle transport, car towing, dan peralatan lain yang sejenis; dan
26
Pesawat Angkat Dongkrak
01
Pesawat Angkat Keran Angkat
01
Pesawat Angkat Keran Angkat
01
Pesawat Angkat Pengatur Posisi Benda Kerja
01
Pesawat Angkat Personal Platform
01
Pesawat Angkut Alat Berat
Pesawat Angkut Kereta
Pesawat Angkut Personal Basket
Pesawat Angkut Truk
Pesawat Angkut Robotik dan Konveyor
Bab IV Pesawat Angkut
Pasal 68
Landasan sebagai tumpuan atau lintasan untuk Pesawat Angkut harus memiliki konstruksi pondasi yang kuat
menahan beban, rata, stabil, dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Pasal 69
Penempatan Pesawat Angkut pada area kerja harus:
a. dalam kondisi stabil dan seimbang untuk menghindari terguling, terjungkal, terjungkit, dan terperosok; dan
b. memiliki ruang gerak yang cukup dan bebas dari rintangan agar tidak membahayakan orang di sekitarnya.
37
38
39
Bab iv Pesawat Angkut
Pasal 72
Bab iv Pesawat
Angkut
Pasal 72
(2) Ruang pengoperasian yang menyatu dengan
Pesawat Angkut harus:
a. mempunyai tempat atau panel untuk
penempatan alat pengendali pengoperasian;
b. dilengkapi Alat Pelindungan; dan
c. memberikan kenyamanan dan kemudahan
aktivitas atau gerak Operator.
42
Pasal 72
4) Kabin Operator, ruang pengoperasian,
atau ruang kontrol harus dilengkapi:
a. tanda peringatan larangan masuk bagi
orang yang tidak berwenang; dan
b. alat pemadam api ringan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
atau standar yang berlaku.
Bab iv Pesawat
Angkut
Pasal 74
Alat Berat
Pasal 75
45
Bab iv Pesawat
Angkut
Pasal 76
b. tidak mengalami defleksi melebihi sebesar 1/33 (satu per tiga puluh tiga)
dikali panjang garpu;
Bab iv Pesawat Angkut e. harus dilengkapi pengatur dan pengunci posisi pada dudukan jika forklift
menggunakan fork ganda; dan
(2) Dalam menggunakan garpu (fork) pada forklift dilarang memasang alat
tambahan untuk memperpanjang garpu (fork).
Bab iv Pesawat Angkut
Pasal 81
Landasan forklift, lift truck, reach stackers, dan
telehandler.
a. harus dikonstruksi cukup kuat dan rata;
b. harus mempunyai tanda area lintasan;
c. tidak mempunyai belokan dengan sudut yang
tajam; dan
d. tidak mempunyai tanjakan atau turunan yang terjal
yang dapat mengganggu keseimbangan.
48
4
9
Bab iv Pesawat
Angkut
Pasal 82
50
Bab iv Pesawat Angkut
Pasal 84
Jarak bebas sisi lintasan yang dilalui forklift, telehandler, dan sejenisnya paling
sedikit:
a. 60 cm (enam puluh sentimeter) diukur dari sisi terluar pesawat atau sisi
terluar muatan yang paling lebar jika digunakan lalu lintas satu arah; dan
51
Pasal 85
Pasal 90
53
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 140
a. Teknisi;
b. Operator;
(3) Kompetensi personel sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Kewenangan personel Teknisi, Operator, dan Juru Ikat (rigger) sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c harus dibuktikan dengan Lisensi K3
(5) Kewenangan personel Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d dibuktikan dengan surat keputusan penunjukan dan kartu
tanda kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
55
BAB VI
PERSONEL
Pasal 141
57
Pasal 153
(1) Operator forklift/lifttruck, rack stackers, reach stackers, telehandler kelas
II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 ayat (1) huruf a harus memenuhi
persyaratan:
a. berpendidikan paling rendah SMP atau sederajat;
b. berpengalaman paling singkat 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. sehat untuk bekerja menurut keterangan dokter;
PERSONEL
f. memiliki Lisensi K3.
(2) Operator forklift/lifttruck, rack stackers, reach stackers, telehandler kelas I
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 ayat (1) huruf b harus memenuhi
persyaratan:
a. berpendidikan paling rendah SMA atau sederajat;
b. berpengalaman paling singkat 2 (dua) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. sehat untuk bekerja menurut keterangan dokter;
d. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun;
e. memiliki sertifikat kompetensi di bidangnya; dan
f. memiliki Lisensi K3. 58
BAB VI
PERSONEL
Pasal 162
(2) Lisensi K3 Teknisi, Operator, dan/atau Juru Ikat (rigger) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.
(4) Permohonan perpanjangan Lisensi K3 Teknisi, Operator, dan/atau Juru Ikat {riggei) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diajukan oleh Pengurus dan/atau Pengusaha kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan:
a. asli Lisensi K3 yang akan diperpanjang;
b. surat keterangan sehat untuk bekerja dari dokter;
c. fotokopi kartu tanda penduduk;
d. fotokopi sertifikat kompetensi sesuai dengan jenis dan kualifikasinya; dan
e. pas foto berwama ukuran 2x3 cm (dua kali tiga sentimeter) sebanyak 3 (tiga) lembar dan ukuran 4x6 cm (empat kali enam
sentimeter) sebanyak 2 (dua) lembar.
(5) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum masa berlakunya berakhir. 59
Bagian Keduabelas
Tugas dan Kewenangan Operator
Pasal 165
(1) Operator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 ayat (2) merupakan Tenaga Kerja yang
memiliki tugas:
a. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan K3 Pesawat Angkat dan Pesawat
BAB VI Angkut;
PERSONEL b. melaksanakan identifikasi potensi bahaya pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
c. melaksanakan teknik dan syarat-syarat K3 pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
d. melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut, Alat Pengaman, dan alat-alat perlengkapan lainnya sebelum pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut; dan
e. bertanggung jawab atas kegiatan pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dalam
keadaan aman. 60
BAB VI
PERSONEL
Bagian Keduabelas
Pasal 165
(2) Operator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 ayat (2) berwenang menghentikan
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut jika Alat Pengaman atau perlengkapan Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut tidak berfungsi dengan baik atau rusak.
(6) Operator forklift/liftruck, rack stackers, reach stackers, telehandler kelas I selain
berwenang melakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga berwenang:
62
BAB VI
PERSONEL
Pasal 169
(1) Operator Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut berkewajiban:
a. mematuhi ketentuan peraturan pcrundangundangandi bidang K3;
b. melaksanakan standar prosedur kerja aman;
c. tidak meninggalkan tempat/ruang kerja pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
selama tenaga penggerak bekerja;
d. mengoordinasikan Operator kelas II dan Operator kelas III bagi Operator kelas I, dan Operator
kelas II mengawasi dan mengoordinasikan Operator kelas III;
e. mengisi buku keija dan membuat laporan harian selama mengoperasikan Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut; dan
f. segera melaporkan kepada atasan jika Alat Pengaman atau perlengkapan Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut tidak berfungsi dengan baik atau rusak.
63
BAB VI
PERSONEL
Pasal 171
(1) Pengurus dan/atau Pengusaha dilarang mempekerjakan:
a. Teknisi, Operator, dan Juru Ikat (rigger) yang tidak memiliki Lisensi K3; dan
b. Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut yang tidak memiliki surat keputusan penunjukan dan
kartu tanda kewenangan.
(2) Pengurus dan/atau Pengusaha harus menyediakan buku kerja yang berisi rekaman kegiatan.
(3) Pengurus dan/atau Pengusaha wajib melakukan pemeriksaan buku kerja Teknisi, Operator, dan Juru Ikat
(rigger) yang berada di bawah pimpinannya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
(4) Buku keija sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
64
BAB VI
PERSONEL
Bagian Keenambelas
Pencabutan
Pasal 172
(1) Pencabutan surat keputusan penunjukan dan kartu tanda kewenangan Ahli K3 Bidang Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pencabutan Lisensi K3 Teknisi, Operator, dan Juru Ikat (rigger) jika yang bersangkutan
terbukti:
a. melakukan tugasnya tidak sesuai dengan jenis dan kualifikasinya;
b. melakukan kesalahan, kelalaian, atau kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan berbahaya
atau kecelakaan kerja; dan/atau
c. tidak melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan.
65
BAB VII
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 173
(3) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dan ayat (2) harus
dilakukan oleh:
66
BAB VII
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 174
Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
173 meliputi pemeriksaan dan pengujian:
a. pertama;
b. berkala;
c. khusus; dan
d. ulang.
67
BAB VII
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 175
a. pembuatan;
Pasal 176
69
BAB VII
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 177
70
BAB VII
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 178
71
BAB VII
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pased 182
(1) Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut yang mendapatkan surat
keterangan memenuhi persyaratan K3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 181 ayat (2) diberikan stiker memenuhi syarat K3
pada setiap Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
72
Pasal 186
Pengurus dan/atau Pengusaha yang
tidak memenuhi ketentuan Pasal 2
ayat (1) dalam Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan.
BAB IX
SANKSl
73
KEPMENKER NO.1135/MEN/1987 ( LAMPIRAN III )
Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
• Pesawat Angkut adalah pesawat atau peralatan yang dibuat dan dikonstruksi untuk
memindahkan benda atau muatan, atau orang secara horisontal, vertikal, diagonal, dengan
menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawatnya, ataupun tidak menggunakan
kemudi dan bergerak di atas landasan, permukaan maupun rel atau secara terus menerus
dengan menggunakan bantuan ban, atau rantai atau rol.
75
BULAN K3 TAHUN
2022
12 Januari – 12 “ Penerapan Budaya K3 Pada
Febuari Setiap Kegiatan Usaha Guna
UU NO.1 TAHUN 1970
Mendukung Perlindungan
Tenaga Kerja Di Era Digitalisasi “
76
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
• Angka kecelakaan kerja di dunia masih sangat tinggi.
Menurut data International Labour Organization (ILO 2019)
Grafik Kasus Kecelakaan Kerja satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena
kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat
177000
kerja Data sebelumnya tahun 2019 International Labour
180000
Organization (ILO) mencatat angka kematian akibat
160000 kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta
140000
120000
114000 kasus setiap tahun (Kemenkes, 2019).
100000 • Kasus kecelakaan kerja pada 2019 telah terjadi 114 Ribu
80000
60000 kasus kecelakaan kerja dan Januari hingga Oktober tahun
4,4
40000
2,4
Tahun 2020 2020 terjadi 177 Ribu kasus kecelakaan kerja. Hal ini
20000
0
Tahun 2019 menunjukkan terjadinya peningkatan kasus kecelakaan kerja
Tahun 2019 Tahun 2020 sebesar 26.40 persen (BPJS Ketenagakerjaan 2020).
Tahun 2019 Tahun 2020