Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T.

Perkapalan

Dasar Teori dan Proses Praktikum


Pengelasan
Las adalah suatu proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan
menggunakan panas, dapat dilakukan dengan metode penyambungan
langsung atau dengan menggunkan logam pengisi sehingga menghasilkan
sambungan yang menerus. Panas yang digunakan bisa dihasilkan dari gas
listrik, busur listrik, tahanan listrik, friksi, dan lainnya. Berikut adalah beberapa
jenis proses pengelasan:
A. SMAW (Shield Metal Arc Welding)/ MMAW (Manual Metal Arc welding)

SMAW adalah teknik pengelasan dengan menggunakan panas yang


dihasilkan dari busur nyala listrik dengan menggunakan elektroda
berselaput.
Langkah Kerja:
1. Memeriksa dan memastikan peralatan praktikum pengelasan telah
terpasang dengan benar.
2. Memakai peralatan keselamatan diri, seperti welding mask, ears cover, dan
sarung tangan.
3. Meletakkan spesimen pada meja kerja.
4. Memasang elektroda pada penjepit elektroda sekaligus menyesuaikan
dengan posisi pengelasan.
5. Menyalakan power source dengan mengatur arus (current) dan
memastikan kabel ground tersambung dengan meja kerja.
6. Menggesekkan elektroda ke meja kerja untuk menyalakan busur las.
7. Melakukan pengelasan dengan cara mendekatkan elektroda ke spesimen.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

B. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) / TIG (Tungsten Inert Gas)

GTAW merupakan proses pengelasan dengan memakai busur nyala


dengan tungsten yang terbuat dari wolfram akan tetapi tidak berfungsi
sebagai filler metal dan bahan penambah yang digunakan untuk filler
metal dari luar dimana bahannya sama dengan material induknya. Filler
metal bersama logam induk akan dicairkan oleh busur listrik yang terjadi
antara elektroda dengan logam induk.
Langkah Kerja:
1. Memeriksa dan memastikan peralatan praktikum pengelasan sudah
terpasang dengan benar.
2. Memakai peralatan keselamatan diri, seperti welding mask dan sarung
tangan.
3. Meletakkan spesimen pada meja kerja dan mengatur posisi sesuai arah
yang diinginkan.
4. Memberikan kawat diantara elektoda dan spesimen (pastikan menyentuh
spesimen dan elektroda) sebagai penghantar loncatan elektron.
5. Mengatur arus (current) dan weld speed pada komputer.
6. Menyalakan aliran gas argon tunggu tiga sampai lima detik kemudian
jalankan program (tombol gas argon tetap ditekan).
7. Menghentikan pengelasan ketika spesimen sudah selesai ter-las.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

C. Brazing dan Riveting

Brazing merupakan proses penyatuan dimana filler metalnya


ditempatkan diantara bagian benda kerja yang akan disatukan, dan
temperaturnya dinaikkan hingga diatas 4500C untuk melelehkan filler
metal tetapi tidak sampai melelehkan benda kerjanya. Lelehan filler metal
ini akan mengisi ruang kosong dengan gaya kapilaritas.setelah filler
metal dingin dan kembali memadat, maka akan terbentuk sambungan
yang kuat.
Riveting merupakan proses penyambungan mekanik permanen
yang
paling
sering dilakukan yaitu menggunakan paku
keling
(riveting). Paku keling itu sendiri adalah sebuah batang silinder kecil
Untuk proses rivet, terlebih dahulu dibuatkan lubang pada bagian yang
hendak disambungkan, setelah itu pasang rivet pada lubang dan
deformasikan ujungnya dengan cara di upsetting. Proses riveting ini
dapat dilakuan baik pada temperature kamar, maupun pada temperatur
yang tinggi.
Langkah Kerja:
1. Memeriksa dan memastikan peralatan praktikum pengelasan sudah
terpasang dengan sesuai.
2. Memakai peralatan keselamatan diri, seperti welding mask, ears cover, dan
sarung tangan.
3. Menyalakan busur las dengan cara memutar acetylene lalu menyalakan api
dengan pemantik api.
4. Mengatur besar busur dengan mengatur aliran acetylene dan oxygen.
5. Melakukan preheating pada sambungan spesimen.
6. Meletakkan metal filler di atas sambungan dan memanaskannya dengan
busur api hingga melebur matang sempurna dan berwarna agak bening
lalu gerakkan searah sambungan tersebut sampai ujung sambungan.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

7. Mematikan busur api dengan menutup katup acetylene dan oxygen.


8. Mendinginkan hasil welding dan mengebor spesimen.
9. Melakukan riveting pada spesimen.
D. Spot Welding (Friction)

Las titik (friction) merupakan teknik las bekerja dengan


menyentukan kedua ujung padatan berbeda (berbentuk silindrik) ke dua
logam pelat berbeda yang akan disambungkan dan dilakukan penekanan
sekaligus gerak memutar sehingga menembus kedua pelat logam sampai
menyatu.
Langkah Kerja
1. Memeriksa dan memastikan peralatan praktikum pengelasan sudah
terpasang dengan sesuai.
2. Menggunakan peralatan keselamatan diri seperti sarung tangan.
3. Membersihkan bagian-bagian yang akan dilas.
4. Menempatkan pelat yang akan dilas di antara kedua elektroda dan menjepit
pelat-pelat tersebut dengan penjepit ragum.
5. Memprogram mesin CNC sebelum menjalankan sistem.
6. Mengatur koordinat XYZ untuk mengarahkan bor.
7. Menutup kaca pelindung pada mesin CNC.
8. Menyalakan mesin las dan memastikan lampu power menyala tanda arus
sudah masuk untuk proses spot welding.
9. Mematikan mesin dan membuka penjepit ragum.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

Hasil Praktikum Pengelasan

A. SMAW (Shield Metal Arc Welding)/ MMAW (Manual Metal Arc welding)
Pengalaman:
Pada percobaan praktikum yang dilakukan pada hari Kamis, 24 Maret
2016 di Gedung MRC, praktikan mendapatkan pengalaman dalam melakukan
proses pengelasan dengan jenis las SMAW. Praktikan mendapati kesulitan
dalam melakukan pengelasan dikarenakan praktikan belum terbiasa
menggunakan alat- alat las sehingga perlu beberapa waktu untuk
membiasakan diri terlebih dahulu. Ketika melakukan pengelasan, praktikan
juga mengalami beberpa kendala dalam memegang alat las dan weld mask
yang saya gubnakan sehingga terjadi ketidakstabilan pada faktor travel speed.
Jarak yang terlalu dekat antara elektroda dengan spesimen membuat weld
metal putus-putus. Praktikan mendapati kesimpulan bahwa proses SMAW
membutuhkan pengalaman dan keahlian yang tinggi agar mendapatkan hasil
lasan yang baik dan benar.
Gambar Hasil Percobaan:

Praktikan menggerakkan las kurang tidak stabil dan gerakan las yang tidak
konsisten sehingga menyebabkan hasil yang terlalu timbul.
Defect :
1. Weld metal yang putus-putus diakibatkan dari pengontrolan panjang busur
yang tidak baik
2. Weight of weld metal yang tidak konsisten diakibatkan oleh pengontrolan
weld speed yang tidak baik.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

B. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)/ TIG (tungsten Inert Gas)


Pengalaman :
Praktikum mendapati jenis las GTAW yang dilakukan oleh praktikan
adalah proses automatic sehingga praktikan cukup memperhatikan kerja dari
alat las tersebut. Hal yang dapat lakukan sebelum proses las terjadi adalah
praktikan hanya perlu mengatur kecepatan pengelasan di komputer dan juga
menekan tombol gas argon untuk menjalankan pengelasan.
Gambar Hasil:

Hasil dari praktikum cukup baik karena proses dilakukan dengan mesin las
otomatis sehingga kesalahan seperti pada proses manual dapat terminimalisir.
Defect :
End-crater dikarenakan penyusutan weld metal, bukan akibat kontaminasi gas
sehingga terbentuk lubang gas pada titik akhir pengelasan yang disebabkan
oleh pendinginan yang cukup cepat, reaksi deoksida, perubahan volume dari
liquid ke solid, dan juga kontaminasi.
C. Brazing
Pengalaman :
Praktikum jenis las brazing merupakan jenis las yang menggunakan
pemantik api sebagai pemicu awal untuk alat las brazing. Praktikan mengalami
kesulitan saat mengatur antara acetylene dan oxygen sehingga menghasilkan
busur yang kurang ideal untuk pengelasan. Spesimen yang dihasilkan oleh
praktikan tergolong kurang baik karena pengaturan travel speed yang cukup
sulit sehingga dapat terlalu cepat dan menyebabkan metal weld belum melebur
sempurna dengan base weld.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

Gambar Hasil:

Hasil praktikum proses brazing terlihat kurang baik karena gerakan tangan
welder yang tidak konsisten sehingga travel speed yang terlalu cepat.
Defect :
1. Lack of penetration yang diakibatkan oleh travel speed yang terlalu cepat
dan tidak konsisten yang disebabkan oleh pengalaman dari welder yang
masih kurang.
2. Distorsi atau perubahan dimensi dari hasil welding yang diakibatkan
perlakuan termal dan mekanik.
D. Riveting
Pengalaman :
Pada proses riveting merupakan rangkaian lanjutan dari proses brazing.
Spesimen dari hasil brazing didinginkan dengan air kemudian dilakukan
pengeboran setelah itu dilakukan riveting. Untuk melakukan riveting, Praktikan
mendapati bahwa dibutuhkan tenaga yang cukup besar agar dapat menekan
alat rivet. Namun secara keseluruhan proses riveting tidak terlalu rumit.

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

Gambar Hasil:

Defect :
Tidak terjadi defect pada hasil riveting.
E. Spot Welding
Pengalaman :
Pada saat praktikum spot welding (friction), praktikan mempelajari cara
mengoperasikan mesin CNC yaitu menginput data yang diperlukan sebelum
menjalankan sistem yang akan dilakukan. Selama proses pengelasan,
praktikan dapat memperhatikan proses pengelasan dari pelindung pada mesin
CNC. Praktikan mendapati proses spot welding yang dilakukan berupa
penekanan 2 pelat hingga menyatu.
Gambar Hasil:

Laporan Praktikum Tenik Las / Muhamad Ryan Dwi Pramono / 1306407571 / T. Perkapalan

Defect :
Tidak terjadi defect pada hasil proses spot welding

Referensi:
-

http://www.scribd.com/doc/212660974/Brazing-Soldering-Riveting#scribd
http://web.ornl.gov/~webworks/cppr/y2001/pres/120980.pdf
http://dokumen.tips/documents/prosman-modul-2.html

Anda mungkin juga menyukai