LAS JALUR
Disusun Oleh :
Nim. 22539141004
2023
HALAMAN JUDUL
Pendahuluan ........................................................................................................................ 3
Penutup ............................................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 17
5.2. Saran ............................................................................................................................ 17
2
PENDAHULUAN
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai proses
pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan penyambungannya, konstruksi bangunan
baja, dan konstruksi permesinan yang memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi
manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang paling banyak digunakan karena memiliki
beberapa keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan
menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil pengelasan
sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan sebelum pelaksanaan
pengelasaan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi
yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Definisi las berdasarkan DIN (Deutche
Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan
sebagai penyambungan dari beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas
Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau
pelumeran, dimana kedua ujung logam yang akan disambung di buat lumer atau dilelehkan
dengan busur nyala atau panas yang didapat dari busur nyala listrik (gas pembakar) sehingga
kedua ujung atau bidang logam merupakan bidang masa yang kuat dan tidak mudah dipisahkan
(Arifin, 1997).
Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan tersebut hanya dua
jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan menggunakan busur nyala
listrik (Shielded metal are welding/ SMAW) dan las karbit (Oxy acetylene welding/OAW)
3
1.2. Rumusan Massalah
f. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur listrik Shielded metal
arewelding (SMAW) dan Oxy Asetiline Welding (OAW)
h. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur listrik (Shielded
metal are welding (SMAW) dan Oxy Asetiline Welding (OAW)
i. Mahasiswa mengetahui penyebab dan kendala yang di alami selama kegiatan praktik
4
Dasar Teori
2.1. Pengertian pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Are
Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber
panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda
terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja
(base metal) akan menghasilkan panas.
Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara
setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las. Elektroda yang dipakai berupa
kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk.
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag)
Keuntungan pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) :
Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) :
5
2.2. Informasi Praktikum
6
2.3. Parameter Pengelasan
A. Arus Pengelasan
Arus yang digunakan maka penetrasi akan semakin dalam dan sebaliknya jika arus semakin
kecil maka penetrasi semakin dangkal.
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan besar arus pengelasan :
1. Diameter Elektroda.
Semakin besar diameter elektroda maka semakin besar arus yang digunakan. Tebal
material. Semakin tebal material yang akan dilakukan pengelasan maka semakin besar
arus yang digunakan.
2. Jenis Material.
Setiap material mempunyai titik lebur yang berbeda, semakin rendah titik lebur material
tersebut maka arus yang digunakan semakin kecil.
3. Posisi Pengelasan
Untuk posisi datar biasanya menggunakan arus yang lebih besar dibandingkan dengan
posisi horisontal, vertikal dan overhead..
4. Bagian yang di Las.
Dalam mengelas suatu produk terdapat tiga daerah yaitu root atau akar las, hot pass
atau pengisian dan reinforcement atau mahkota las. Untuk daerah akar mempunyai
ukuran arus yang paling kecil, kemudian pengisian mempunyai ukuran arus paling
besar dan saat melakukan finishing arus sedikit dikecilkan lagi untuk mengurangi
terjadinya undercut pada permukaan benda kerja.
b) Akibat arus pengelasan terlalu kecil :
1) Dapat menyebabkan cacat las porosity.
2) Penetrasi pengelasan kurang.
3) Dapat menyebabkan cacat incomplete fusion.
4) Dapat menyebabkan terjadinya Slag Inclusion.
c) Akibat srus pengelasan terlalu besar :
1) Menyebabkan terjadinya Undercut.
2) Dapat terjadi over spatter.
3) Menyebabkan material lubang, jika mengelas material tipis.
4) Dapat terjadi cacat las Burn Through.
5) Penetrasi pengelasan terlalu besar.
2. Arc Voltage
Arc Voltage atau tegangan busur ini sangat erat kaitannya dengan panjang busur las
atau jarak elektroda dengan benda kerja saat proses pengelasan berlangsung. Saat melakukan
pengaturan pada voltase maka dapat mempengaruhi hasil dari pengelasan baik kedalaman atau
lebarnya.
3. Kecepatan Pengelasan
Arus dan kecepatan harus seimbang agar didapat profil pengelasan yang baik, penetrasi,
serta sambungan las yang sesuai acceptance criteria. Semakin tinggi arus las maka kecepatan
las juga meningkat, karena arus yang tinggi akan menyebabkan elektroda juga semakin cepat
mencair sehingga travel speed juga ditingkatkan agar lebar lasan tidak berlebih.
7
4. Hasil Dari Parameter Pengelasan yang Tepat
8
Metode Praktikum
3.1. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Mesin Las
Mesin las adalah bagian terpenting dari peralatan las. Mesin ini harus dapat memberi jenis
tenaga listrik yang diperlukan dan tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu
lengkung listrik las.
2. Pemegang Elektroda
9
3. Tang Massa
Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau ke meja
kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel massa
ke benda kerja atau meja kerja. Oleh karena itu, tang massa harus dijepitkan pada bagian yang
bersih dan mampu menghantarkan arus listrik dengan baik
4. Kabel Las
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin las atau
dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja. Kabel penghantar arus ini dirancang
khusus untuk pengelasan, dan harus mampu mengalirkan arus listrik yang besar dengan baik
dari mesin las ke pemegang elektroda maupun ke penjepit benda kerja. Inti dari kabel ini terbuat
dari kawat tembaga yang dipintal, dibungkus dengan isolator dan diberi penguat agar tidak
mudah patah dan terkelepas. Kabel ini harus fleksibel, tidak kaku supaya gerakan tangan
operator tidak terganggu
5. Elektroda
Fungsi Elektroda Sebagai pelindung busur las dari pengaruh atmosfir seperti oksigen,
nitrogen dan udara. Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda. Menjaga busur tetap
stabil Menghasilkan terak dan slag Sebagai unsur pemadu Untuk mengontrol kecairan
elektroda Untuk mengontrol penetrasi pada sambungan las Untuk mengontrol profil atau
kontur las khususnya pada proses pengelasan yang menggunakan bahan tambah (filler metal).
b. Bahan : Plat strip baja karbon rendah 10 mm X 100 mm X 50 mm dan elektroda AWS
6013 Ǿ 3,2 mm.
10
c. Alat dan Keselamatan Kerja :
1. Topeng las (Head Shield)
Topeng las digunakan untuk melindung kepala dan kudu operator dari percikan-
percikan api las dan benda-benda panas lainnya. Berfungsi juga untuk melindung muka
operator las terhadap sinar ultraviolet, infra merah, dan gas-gas. Jendela kaca dari topeng
las terdiri dari tiga lapisan kaca berwarna diapit oleh kaca yang netral.
3. Sarung tangan
Pekerjaan mengelas selalu berhubungan dengan panas dan tegangan listrik,
kontak dengan panas dan listrik sering terjadi yaitu melewati kedua tangan, contoh:
penggantian elektroda atau memegang sebagian dari benda kerja yang memperoleh panas
secara konduksi dari proses pengelasan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan
api las dan benda-benda panas maka operator las harus menggunakan sarung tangan.
11
d. Alat Bantu Perlengkapan Las
1. Palu Las
Palu las digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses
pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan
terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan terak.
Ujung palu yang runcing digunakan untuk memukul pada bagian sudut rigi-rigi. Palu las
sebaiknya tidak digunakan untuk memukul benda-benda keras, karena akan mengakibatkan
kerusakan pada bentuk ujung-ujung palu sehingga palu tidak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya
2. Sikat Baja
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan
sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan tersebut terbuat
dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yang
dapat mengisolasi panas dari bagian yang disikat.
12
3. Tang Jepit
Tang Pnejepit digunakan untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang
panas yang memperoleh panas dari pengelasan.
4. Meja Las
Meja Las digunakan sebagai alas benda kerja pada saat proses pengelasan
berlangsung.
13
Proses Pengelasan :
1. Isi terlebih dahulu identitas mahasiswa pada formulir yang telah disediakan
2. Ukur dimensi bahan praktik yang akan digunakan yaitu menggunakan dimensi 10 mm
X 150 mm X 50 mm
3. Isikan posisi pengelasan yang akan digunakan
4. Isikan parameter pengelasan yang akan digunakan
5. Siapkan alat dan bahan serta menggunakan APD yang lengkap
6. Bersihkan bahan dengan sikat baja
7. Rapikan setiap tepi benda kerja dengan menggunakan kikir atau mesin gerinda
8. Buatlah garis sejajar sebanyak tiga buah sepanjang 80 mm dan jarak keduanya 10
mm dengan mistar baja dan penggores
9. Perjelas garis tersebut dengan penitik
10. Letakkan benda kerja di atas meja las
11. Pasang kabel masa pada meja las
12. Pasang elektroda AWS 6013 Ǿ 3,2 mm pada holder las
13. Atur arus listrik pada 60 ampere
14. Buatlah jalur las pertama pada benda kerja dengan teknik stringer bead (tanpa
ayunan) tepat di atas garis yang dibuat
15. Bersihkan terak pada daerah yang baru dilas dengan palu terak dan sikat baja
16. Atur arus listrik pada 90 ampere
17. Buatlah jalur las kedua pada benda kerja dengan teknik stringer bead (tanpa
ayunan) tepat di atas garis yang dibuat
18. Bersihkan terak pada daerah yang baru dilas dengan palu terak dan sikat baja
19. Atur arus listrik pada 110 ampere
20. Buatlah jalur las ketiga pada benda kerja dengan teknik stringer bead (tanpa
ayunan) tepat di atas garis yang dibuat
21. Bersihkan seluruh terak dengan palu terak
22. Bersihkan seluruh spatter dengan pahat tangan
23. Bersihkan seluruh kotoran lain dengan sikat baja
14
Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Benda Kerja
Tebal atau tinggi alur terlalu tinggi, hal ini disebabkan karena sudut atau posisi elektroda
terhadap benda kerja kurang sesuai dan kecepatan elektroda pada saat proses pengelasan terlalu
cepat.
Solusi :
Sebelum melakukan praktik pengelasan harus sudah mengetahui dan memahami tentang
berapa sudut elektroda terhadap benda kerja dan diketahui sudut elektroda terhadap benda kerja
adalah 85° untuk pengelasan alur.
15
Kesalahan 2 :
Terdapat timbulan pada hasil pengelasan. Hal ini terjadi karena me-ngeblock hasil pengelasan
sebelumnya atau menimpa hasil las sebelumnya sehingga menyebabkan las menjadi timbul dan
kurang rapi.
Solusi :
Sebaiknya pengelasan dilakukan dengan sekali proses agar las terlihat rapi dan tidak ada sisa-
sisa las sebelumnya.
Kesalahan 3 :
Terdapat kesaalahan undercut yang terjadi karena terlalu tingginya ampere las dan terlalu
pendek ayunan elektroda saat proses pengelasan.
Solusi :
Saat pengelasan kestabilan dapat mengurangi resiko terjadinya undercut. Jadi kita tidak boleh
terburu-buru saat melakukan finishing pengelasan.
16
Penutup
5.1. Kesimpulan
Dalam praktik pengelasan ini ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai
dari sebelum melakukan praktik pengelasan, pada saat melakukan praktik pengelasan, dan
setelah melakukan praktik pengelasan. Sebelum praktik hal yang disiapkan misalnya APD
lengkap. Saat proses pengelasan hal yang harus diperhatikan yaitu elektroda yang digunakan,
jenis material benda kerja, kecepatan dan sudut elektroda dan masih banyak lagi, dan setelah
melakukan proses pengelasan benda kerja harap di bersihkan dari terak hasil pengelasan.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam pengerjaan pengelasan harus memperhatikan benda kerja
dan langkah kerja yang benar agar hasil pengerjaan menndapatkan hasil yang maksimal. Selain
itu kita juga harus memperhatikan parameter pengelasan, karena tidak sedikit yang mengalami
kesalahan dalam pengelasan sehingga tidak sesuai dengan benda kerja. Serta, kita juga harus
memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan kerja (k30 agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
17
Daftar Pustaka
• https://id.scribd.com/document/427380514/LAPORAN-PRAKTIKUM-
PENGELASAN
• https://staffnew.uny.ac.id/upload/132299864/pengabdian/Materi+PPM+SMAW+pake
m.pdf
• https://www.pengelasan.net/parameter-pengelasan/
18