DISUSUN OLEH :
5223321004
DOSEN PENGAMPU:
MARLAN,M.PD
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunian-Nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas laporan ini. Tidak lupa saya juga ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu PRAKTIKUM PENGELASAN Pak Marlan,M.Pd. yang
telah membimbing saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
PRAKTIKUM PENGELASAN, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah
dilakukan. Dengan penuh kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pelajar ataupun umum khususnya pada diri
saya sendiri. Dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang luas bagi
pembaca.
Akhir kata saya sebagai penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat
bagi para pembaca. Dari saya mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
demi kesempurnaan praktik ini.
Nicolas Tambunan
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
BAB 4 PENUTUP............................................................................................................
Kesimpulan.......................................................................................................................
Saran..................................................................................................................................
Lampiran............................................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
c) Siswa dapat menggunakan alat kerja dengan baik dan benar.
d) Siswa dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
1.3. Manfaat
Manfaat praktik pengelasan adalah sebagai berikut:
1.3.1. Melatih praktikum (Mahasiswa) mampu melaksanakan kegiatan
pengelasan sehingga terampil melaksakannya.
1.3.2. Memberi bekal praktikum (mahasiswa) tentang kegiatan pengelasan
sehingga mampu menerapkannya pada dunia industri.
1.3.3. Memberi bekal praktikum (mahasiswa) pengelasan sehingga saat menjadi
tenaga pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
1.3.4. Melatih kemampuan praktikum (mahasiswa) mampu mengoperaasikan
mesin las busur listrik Shielded Metal Arc Welding (SMAW) daan Las
Karbit (Oxy Acetylene Welding/OAW), dengan baik dan benar agar
nantinya dapat mengajukan sertifikasi.
2
BAB 2
TINJAU PUSTAKA
2.1. Pengertian pengelasan busur listrik atau Shielded Metal Arc Welding
(SMAW)
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal dengan istilah Manual Metal
Arc Welding (MMAW) atau las elektroda terbungkus adalah suatu proses
penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang
tepat, dengan menggunakan sumber arus listrik dan bahan tambah/ pengisi berupa
elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang
terjadi antara ujung elektroda ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (Base
Metal) akan menghasilkan panas.
Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shielded Metal Arc Welding
(SMAW)
3
2.2. Perlengkapan pengelasan busur listrik
1. Kabel Tenaga
2. Trafo Las
Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus
dipertimbangkan tentang kebutuhan maksimal (beban pekerjaan yang akan
dikenakan kepada trafo las tersebut). Apabila beban pekerjaannya besar
maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan tentang
tegangan input: 3PH, 2PH atau 1PH; Ampere output, dipertimbangkan dari
diameter elektroda yang akan digunakan.
Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trfo AC atau DC.
Hal ini terkait dengan jenis elektroda yang akan digunakan. Jika
menggunakan multi elektrode, pilih trafo DC. Cara menggunakan trafo las
terlebih dahulu harus dilihat instalasikan.
4
arus pengelasan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam indikator
ampere pada trafo las. Penggunaaan pada kabel elektroda dan kabel massa
pada saat pengelasan harus disiapkan dengan benar, yaitu dengan kondisi
terurai, tidak tertekuk dan saling berlilitan.
4. Pemegang elektrodan dan penjepit massa
Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang
mudah menghantarkan arus listrik. Bahan yang biasa diguanakan adalah
tembaga. Pada pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk
sedemikian rupa agar memudahkan tukang las memasang/menjepit pada
pemegang elektroda. Dalam pemegang elektroda harus ditempat pada sela-
sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau
45 deerajat terhadap pemegang elektroda.
Penjepit elektroda dan penjepit massa tidak diperkenakan terkena
busur las. Pada penjepit elektroda, penggunaan elektroda disisakan 1 inch
sehingga tidak sampai habis menyentuh pemegang elektroda. Sedangkan
pemegang elektroda tidak diperkenakan untuk menjadi tempat mencoba
elektroda/menyala agar tidak rusak.
Alat-alat bantu las harus digunakan dengan benar sesuai fungsinya dan
dengan teknik yang benar pula. Disamping itu penyimpanannya haruslah
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak saling bertumpukan dan saling
bergesekan satu sama lain.
1. Meja las
Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerrja pada
posisi yang dipersyaratkan. Meja las harus dipersiapkan sedemikian rupa
5
agar tidak mudah bergeraksaat tersenggol atau saat welder melakukan
pengelasan.
2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil
pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat
luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. Karena bekas
pukulan merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek
ketajaman dan kondisinya.apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan
dengan menggerindanya.
3. Palu konde
Palu konde secara standar digunakan adalah berkapasitas 2kg.
Penggunaan palu konde adalah untuk membantu meluruskan, meratakan
permukaan benda kerja yang berkelok atau melengkung., untuk
membentuk ssudut pada benda keja dengan tujuan mengurangiatau
meniadakan distorsi, atau digunakan untuk tujuan membantu persiapan
pengelasan.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan
dilas berupa penyiapan ampu las. Gerinda ini juga digunakan untuk
membantu dalam pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum
disambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya.
Gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki
cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum
diperbaiki cacat pengelasan tadi.
6
Gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 denganO2), dengan atau tanpa logam
pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Pada perkerjaan pengelasan banyak resiko yang akan terjadi apabila tidak
hati-hati terhadap penggunaan peralatan, mesin dan posisi kerja yang salah.
Beberapa bahaya yang paling utama pada pengelasan (Wiriosumarto dan
Okumura, 2004) antara lain:
c) Sinar inframera
Adanya sinar inframerah tidak segera terasa oleh mata,
karena itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui tidak
7
terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah terhadap mata
sama dengan pengaruh panas, yaitu mengakibatkan pembengkakan
pada kelopak mata, terjadi penyakit pada kornea, presbiopia yang
terlalu dini dan terjadinya kerabunan.
2. Arus listrik yang berbahaya
Besarnya kejutan yang timbul karena listrik tergantung pada
besarnya arus dan keadaan badan manusia.
Tingkat dari kejutan dan hubungan ddengan besar arus adalah sebagai
berikut:
a. Arus 1 mA hanya akan menimbulkan kejutan yang kecil saja dan tidak
membahayakan
b. Arus 5 mA akan memeberikan stimulasi yang sangat tinggi pada otot
dan menimbulkan rasa sakit.
c. Arus 10 mA akan menimbulkan rasa sakit yang hebat.
d. Arus 20 mA akan menyebabkan terjadi pengerutan pada otot sehingga
orang yang terkena tidak dapat melepaskan diri tanpa bantuan orang
lain.
e. Arus 50 mA sangat berbahaya bagi tubuh.
f. Arus 100 mA dapat mengakibatkan kematian.
3. Debu dan gas dalam asap las
Debu dalam asap las besarnya berkisar antara 0,2 µm sampai
dengan 3µm. Komposisi bahan kimia dari debu asap las tergantung dari
jenis pengelasan dan elektroda yang digunakan. Bila elektroda dengan
jenis hydrogen rendh, didalam debu akan terdapat asap fluor (F) dan
oksida kalium (K2O). Dalam pengelasan busur listrik tanppa gas, assapnya
akan banyak mengandung oksid magnesium(CO), karbon dioksida(CO2),
ozon(CO3), dan gas nitrogen dioksida (NO2).
8
4. Bahaya kebakaran
Kebakaran terjadi karena adanya kontak langsung antara pai
pengelasan dan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti solar, bensin,
gas, cat kertas, dan bahan lainnya yang mudah terbakar.
5. Bahaya jatuh
Didalam pengelasan dimana ada pengelasan ditempat yang tinggi
akan selalu ada bahaya terjatuh dan kejatuhan. Bahaya ini dapat
menimbulkan lka ringan ataupun berat bahkan kematian karena itu upaya
pencegahannya harus diperhatukan.
Adaput alat keselamatan kerja untuk pengelasan sebagai berikut:
1) Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari
percikan-percikan pada saat melakukan pemotongan dengan oksi-
asetilin atau api las dan benda-benda panas lainnya.
2) Sarung tangan kulit
Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berhubungan
dengan panas, kontak dengan panas sering terjadi yaitu saat
pengelasan dan pemotongan benda kerja memperoleh panas secara
kondusi dari proses pengelasan dan pemotongan
3) Jaket kulit/apron kulit
Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian
badan operator dari percikan-percikan api las pada saat proses
pengelasan dan pemotongan benda kerjaserta pancaran sinar las
yang mempunyai intensitas tinggi maka pada bagian badan perlu
dilindungi dengan menggunakan jaket kulit atau apron kulit.
9
BAB 3
1. Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW secara horizontal pada
benda kerja
Analisis alat dan bahan:
1) Alat
a) Mesin las busur listrik
b) Tang penjepit elektroda
c) Meja las
d) Topeng las
e) Sarung tangan las
f) Sepatu safety
g) Sikat kawat
h) Palu las
i) Klem massa
2) Bahan
a) Elektroda
b) Benda kerja (besi berbentuk balok)
3) Gambar Kerja
10
4) Hasil
11
f) Sepatu safety
g) Sikat kawat
h) Palu las
i) Klem massa
2) Bahan
a) Elektroda
b) Benda kerja (besi berbentuk balok)
c) Gambar kerja
d) Hasil
12
3. Mengelas menggunakan busur listrik atai las SMAW membuat sambungan T
pada benda kerja.
1) Alat
a) Mesin las busur listrik
b) Tang penjepit elektroda
c) Meja las
d) Topeng las
e) Sarung tangan las
f) Sepatu safety
g) Sikat kawat
h) Palu las
i) Klem massa
2) Bahan
a) Elektroda
b) Benda kerja (besi berbentuk balok)
13
c) Gambar Kerja
d) Hasil
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu diperhatikan
dalam jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan
hasil lasan, jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena kurang
14
waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
menembus bahan dasar.
3. Bila elektroda baru dipasang (masuh panjang) maka ada kemungkuna
ujung elektroda kurangstabil saat digunakan untuk mengelas.
4. Jarak elektroda terhadap benda kerja juga sangan mempengaruhu hasil
lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa menempel dan jika terlalu jauh
cairan elektroda atidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda
akan mati.
Saran
Sebaiknya jumlh alat diperbanyak dan dlam kondisi yang baik sehingga
praktikum dapat berlangsung dengan baik, tertip dan cepat. Keadaan bengkel yang
kurang tertata, seharusnya sebagai laboratorium mesin harus bersih. Sehingga
nyaman dan tidak mengganggu keselamatan pekerja.
Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa
yang sabar, ulet, terampil dan mau bekerja keras.
LAMPIRAN
15
16