Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELASAN

DISUSUN OLEH :

NICOLAS PAHOTTON TAMBUNAN

5223321004

DOSEN PENGAMPU:

MARLAN,M.PD

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunian-Nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas laporan ini. Tidak lupa saya juga ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu PRAKTIKUM PENGELASAN Pak Marlan,M.Pd. yang
telah membimbing saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
PRAKTIKUM PENGELASAN, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah
dilakukan. Dengan penuh kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pelajar ataupun umum khususnya pada diri
saya sendiri. Dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang luas bagi
pembaca.

Akhir kata saya sebagai penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat
bagi para pembaca. Dari saya mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
demi kesempurnaan praktik ini.

Medan, 30 Mei 2023

Nicolas Tambunan

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Tujuan......................................................................................................................
1.3 Manfaat....................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSAT...............................................................................................

2.1 Landasan Teori.........................................................................................................

2.2 Keselaamatan Kerja.................................................................................................

BAB 3 PEMBAHANSAN DAN ANALISIS...................................................................

3.1 Pembahasan Hasil Pengelasan...............................................................................

BAB 4 PENUTUP............................................................................................................

Kesimpulan.......................................................................................................................

Saran..................................................................................................................................

Lampiran............................................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era serab teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan
untuk berbagai proses pekerjaan industri seperti, pemotongan logam dan
penyambungannya, konstruksi bangunan baja, dan konstruksi permesinan
yang memang tidak dapar di pisahkan dengan teknologi manufaktur.
Teknologi pengelasan termasuk yang paling bayak digunakan karena memiliki
banyak keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat teknik
pengelasan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga
didefenisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara atom. Defenisi las berdasarkan DIN (Deutche Industrie
Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam aau logam paduan
yang dilaksakan dalam keadaan lumer atau cair.
Penyambungan dua buah logam mnjadi satu dilakukan dengan
jenis pemanasan atau pelumeran, dimana kedua ujung logam yang akan
disambung dibuat lumer atau dilelehkan dengan busur nyala atau panas yang
didapat dari busur nyala listrik (gas pembakar) sehingga kedua ujung atau
bidang logam merupakan bidang massa yang kuat dan tidak mudah
dipisahkan(Arifin,1997).
Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis
pengelasan tersebut hanya dua jenis yang paling populer di indonesia yaitu
pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik (Shielded Metal Arc
Welding/ SMAW) daan Las Karbit (Oxy Acetylene Welding/OAW).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum praktikum pengelasan dasar adalah:
a) Sisiwa memiliki ketrampilan.
b) Siswa mampu melakukan pekerjaan sesuai lembar kerja.

1
c) Siswa dapat menggunakan alat kerja dengan baik dan benar.
d) Siswa dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

1.2.2. Tujuan khusus praktikum pengelasan dasar antara lain:


a) Mahasiswa mengetahui praktikum pengelasan.
b) Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur
listrik Shielded Metal Arc Welding ( SMAW) dan Las Karbit (Oxy
Acetylene Welding/OAW).
c) Mahasiswa mengetahui APD yang digunakan.
d) Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las
busur listrik Shielded Metal Arc Welding (SMAW) daan Las Karbit
(Oxy Acetylene Welding/OAW).
e) Mahasiswa mengetahui penyabab dan kendala yang dialami selama
kegiatan praktik pengelasan.

1.3. Manfaat
Manfaat praktik pengelasan adalah sebagai berikut:
1.3.1. Melatih praktikum (Mahasiswa) mampu melaksanakan kegiatan
pengelasan sehingga terampil melaksakannya.
1.3.2. Memberi bekal praktikum (mahasiswa) tentang kegiatan pengelasan
sehingga mampu menerapkannya pada dunia industri.
1.3.3. Memberi bekal praktikum (mahasiswa) pengelasan sehingga saat menjadi
tenaga pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
1.3.4. Melatih kemampuan praktikum (mahasiswa) mampu mengoperaasikan
mesin las busur listrik Shielded Metal Arc Welding (SMAW) daan Las
Karbit (Oxy Acetylene Welding/OAW), dengan baik dan benar agar
nantinya dapat mengajukan sertifikasi.

2
BAB 2

TINJAU PUSTAKA

2.1. Pengertian pengelasan busur listrik atau Shielded Metal Arc Welding
(SMAW)

Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal dengan istilah Manual Metal
Arc Welding (MMAW) atau las elektroda terbungkus adalah suatu proses
penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang
tepat, dengan menggunakan sumber arus listrik dan bahan tambah/ pengisi berupa
elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang
terjadi antara ujung elektroda ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (Base
Metal) akan menghasilkan panas.

Keuntungan pengelasan busur listrik atau Shielded Metal Arc Welding


(SMAW)

1. Biaya awal invesmen rendah


2. Secara operasional handal dan sederhana
3. Biaya material pengisi rendah
4. Material pengisi dapat memakai peralatan yang sama
5. Dapat dikerjakan dengan ketebalan berapapun
6. Dapat dikerjakan dengan semua posisi pengelasan
7. Material pengisi dapat bermaca-macam

Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shielded Metal Arc Welding
(SMAW)

1. Lambat dalam penggantian elektroda


2. Terdapat slag yang harus dihilangkan
3. Pada low hydrogen elektrode perlu penyimpanan khusus
4. Efisiensi endapan rendah

3
2.2. Perlengkapan pengelasan busur listrik

Alat utama las busur manual adalah sebagai berikut:

1. Kabel Tenaga

...........................Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal


disesuaikan dengan bebannya (trafo las nya) berupa ampere dan tegangan
input trafo las. Hal ini menyangkut ukuran kawat las, panjang kabel, dan
jenis kawatnya (serabut/tidak).

2. Trafo Las
Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus
dipertimbangkan tentang kebutuhan maksimal (beban pekerjaan yang akan
dikenakan kepada trafo las tersebut). Apabila beban pekerjaannya besar
maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan tentang
tegangan input: 3PH, 2PH atau 1PH; Ampere output, dipertimbangkan dari
diameter elektroda yang akan digunakan.
Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trfo AC atau DC.
Hal ini terkait dengan jenis elektroda yang akan digunakan. Jika
menggunakan multi elektrode, pilih trafo DC. Cara menggunakan trafo las
terlebih dahulu harus dilihat instalasikan.

3. Kabel elektroda dan kabel massa


Kabel elektroda dan kabel massa harus menggunakan kabel serabut
sehingga lentur dengan ukuran disesuaikan dengan ampere maksimum
trafo las (lihat ketentuan pada tebel) kabel las. Kabel elektroda dan kabel
massa harus terkoneksi/ terinstal dengan kuat dengan trafo las agar aliran

4
arus pengelasan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam indikator
ampere pada trafo las. Penggunaaan pada kabel elektroda dan kabel massa
pada saat pengelasan harus disiapkan dengan benar, yaitu dengan kondisi
terurai, tidak tertekuk dan saling berlilitan.
4. Pemegang elektrodan dan penjepit massa
Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang
mudah menghantarkan arus listrik. Bahan yang biasa diguanakan adalah
tembaga. Pada pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk
sedemikian rupa agar memudahkan tukang las memasang/menjepit pada
pemegang elektroda. Dalam pemegang elektroda harus ditempat pada sela-
sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau
45 deerajat terhadap pemegang elektroda.
Penjepit elektroda dan penjepit massa tidak diperkenakan terkena
busur las. Pada penjepit elektroda, penggunaan elektroda disisakan 1 inch
sehingga tidak sampai habis menyentuh pemegang elektroda. Sedangkan
pemegang elektroda tidak diperkenakan untuk menjadi tempat mencoba
elektroda/menyala agar tidak rusak.

2.3. Alat-alat bantu las

Alat-alat bantu las harus digunakan dengan benar sesuai fungsinya dan
dengan teknik yang benar pula. Disamping itu penyimpanannya haruslah
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak saling bertumpukan dan saling
bergesekan satu sama lain.

Alat bantu las diantaranya adalah:

1. Meja las
Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerrja pada
posisi yang dipersyaratkan. Meja las harus dipersiapkan sedemikian rupa

5
agar tidak mudah bergeraksaat tersenggol atau saat welder melakukan
pengelasan.

2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil
pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat
luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. Karena bekas
pukulan merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek
ketajaman dan kondisinya.apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan
dengan menggerindanya.
3. Palu konde
Palu konde secara standar digunakan adalah berkapasitas 2kg.
Penggunaan palu konde adalah untuk membantu meluruskan, meratakan
permukaan benda kerja yang berkelok atau melengkung., untuk
membentuk ssudut pada benda keja dengan tujuan mengurangiatau
meniadakan distorsi, atau digunakan untuk tujuan membantu persiapan
pengelasan.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan
dilas berupa penyiapan ampu las. Gerinda ini juga digunakan untuk
membantu dalam pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum
disambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya.
Gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki
cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum
diperbaiki cacat pengelasan tadi.

2.4. Pengelasan oxy-asetiline

Las oxy-asetiline (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,


dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair
oleh nyala (flame).

6
Gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 denganO2), dengan atau tanpa logam
pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.

Dalam palikasi hasilnya sangan memuaskan untuk pengelasan baja karbon,


terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis.meskipun
demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non-ferrous dapat di las dengan
las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambahan (filler metal).

2.5. Bahaya dalam pengelasan

Pada perkerjaan pengelasan banyak resiko yang akan terjadi apabila tidak
hati-hati terhadap penggunaan peralatan, mesin dan posisi kerja yang salah.
Beberapa bahaya yang paling utama pada pengelasan (Wiriosumarto dan
Okumura, 2004) antara lain:

1. Cahaya dan sinar yang berbahaya


Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar yang dapat
membahayakan juru las dan pekerja lain yang ada disekitar pengelasan.
Cahaya tersebut meliputi:
a) Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet sebenarnya adalah pancaran yang mudah
diserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Bila sinar ultraviolet
yang terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah tertentu
maka pada mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di
dalamnya.
b) Cahaya tampak
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan
oleh lensa dan kornea ke retina mata.

c) Sinar inframera
Adanya sinar inframerah tidak segera terasa oleh mata,
karena itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui tidak

7
terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah terhadap mata
sama dengan pengaruh panas, yaitu mengakibatkan pembengkakan
pada kelopak mata, terjadi penyakit pada kornea, presbiopia yang
terlalu dini dan terjadinya kerabunan.
2. Arus listrik yang berbahaya
Besarnya kejutan yang timbul karena listrik tergantung pada
besarnya arus dan keadaan badan manusia.
Tingkat dari kejutan dan hubungan ddengan besar arus adalah sebagai
berikut:
a. Arus 1 mA hanya akan menimbulkan kejutan yang kecil saja dan tidak
membahayakan
b. Arus 5 mA akan memeberikan stimulasi yang sangat tinggi pada otot
dan menimbulkan rasa sakit.
c. Arus 10 mA akan menimbulkan rasa sakit yang hebat.
d. Arus 20 mA akan menyebabkan terjadi pengerutan pada otot sehingga
orang yang terkena tidak dapat melepaskan diri tanpa bantuan orang
lain.
e. Arus 50 mA sangat berbahaya bagi tubuh.
f. Arus 100 mA dapat mengakibatkan kematian.
3. Debu dan gas dalam asap las
Debu dalam asap las besarnya berkisar antara 0,2 µm sampai
dengan 3µm. Komposisi bahan kimia dari debu asap las tergantung dari
jenis pengelasan dan elektroda yang digunakan. Bila elektroda dengan
jenis hydrogen rendh, didalam debu akan terdapat asap fluor (F) dan
oksida kalium (K2O). Dalam pengelasan busur listrik tanppa gas, assapnya
akan banyak mengandung oksid magnesium(CO), karbon dioksida(CO2),
ozon(CO3), dan gas nitrogen dioksida (NO2).

8
4. Bahaya kebakaran
Kebakaran terjadi karena adanya kontak langsung antara pai
pengelasan dan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti solar, bensin,
gas, cat kertas, dan bahan lainnya yang mudah terbakar.
5. Bahaya jatuh
Didalam pengelasan dimana ada pengelasan ditempat yang tinggi
akan selalu ada bahaya terjatuh dan kejatuhan. Bahaya ini dapat
menimbulkan lka ringan ataupun berat bahkan kematian karena itu upaya
pencegahannya harus diperhatukan.
Adaput alat keselamatan kerja untuk pengelasan sebagai berikut:
1) Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari
percikan-percikan pada saat melakukan pemotongan dengan oksi-
asetilin atau api las dan benda-benda panas lainnya.
2) Sarung tangan kulit
Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berhubungan
dengan panas, kontak dengan panas sering terjadi yaitu saat
pengelasan dan pemotongan benda kerja memperoleh panas secara
kondusi dari proses pengelasan dan pemotongan
3) Jaket kulit/apron kulit
Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian
badan operator dari percikan-percikan api las pada saat proses
pengelasan dan pemotongan benda kerjaserta pancaran sinar las
yang mempunyai intensitas tinggi maka pada bagian badan perlu
dilindungi dengan menggunakan jaket kulit atau apron kulit.

9
BAB 3

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

3.1. Pembahasan Hasil Pengelasan

1. Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW secara horizontal pada
benda kerja
Analisis alat dan bahan:
1) Alat
a) Mesin las busur listrik
b) Tang penjepit elektroda
c) Meja las
d) Topeng las
e) Sarung tangan las
f) Sepatu safety
g) Sikat kawat
h) Palu las
i) Klem massa
2) Bahan
a) Elektroda
b) Benda kerja (besi berbentuk balok)
3) Gambar Kerja

10
4) Hasil

2. Mengelas menggunakan busur listrik atai las SMAW membuat sambungan


kampuh V pada benda kerja.
1) Alat
a) Mesin las busur listrik
b) Tang penjepit elektroda
c) Meja las
d) Topeng las
e) Sarung tangan las

11
f) Sepatu safety
g) Sikat kawat
h) Palu las
i) Klem massa
2) Bahan
a) Elektroda
b) Benda kerja (besi berbentuk balok)

c) Gambar kerja

d) Hasil

12
3. Mengelas menggunakan busur listrik atai las SMAW membuat sambungan T
pada benda kerja.
1) Alat
a) Mesin las busur listrik
b) Tang penjepit elektroda
c) Meja las
d) Topeng las
e) Sarung tangan las
f) Sepatu safety
g) Sikat kawat
h) Palu las
i) Klem massa
2) Bahan
a) Elektroda
b) Benda kerja (besi berbentuk balok)

13
c) Gambar Kerja

d) Hasil

BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Mengacu pada permasalahan dan pembahasan pada bab 4 terkait proses


pengelasan menggunakan las busur listrik atau las SMAW (shield metal arc
welding) didapat beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu diperhatikan
dalam jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan
hasil lasan, jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena kurang

14
waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
menembus bahan dasar.
3. Bila elektroda baru dipasang (masuh panjang) maka ada kemungkuna
ujung elektroda kurangstabil saat digunakan untuk mengelas.
4. Jarak elektroda terhadap benda kerja juga sangan mempengaruhu hasil
lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa menempel dan jika terlalu jauh
cairan elektroda atidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda
akan mati.

Saran

Sebaiknya jumlh alat diperbanyak dan dlam kondisi yang baik sehingga
praktikum dapat berlangsung dengan baik, tertip dan cepat. Keadaan bengkel yang
kurang tertata, seharusnya sebagai laboratorium mesin harus bersih. Sehingga
nyaman dan tidak mengganggu keselamatan pekerja.

Kurangnya peralatan kerja , seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena


peralatan yang lengkap merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya, dan
mempengaruhi hasil dari pekerjaan.

Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa
yang sabar, ulet, terampil dan mau bekerja keras.

LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai