Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ELEMEN

MESIN
SAMBUNGAAN LAS

DI SUSUN OLEH:
M.ABDILLAH MURSYID 5162122001
RISKY HAYUNAN

PPRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
MEDAN 2017
2

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Akhir Semester dengan judul “ELEMEN MESIN” dengan baik. Adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
ELEMEN MESIN.

Ucapan terima kasih kami atas segala bantuan dan arahan serta kerja sama
yang telah diberikan kepada pihak-pihak kerja sama Kami menyadari bahwa
dalam penulisan Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
berhubung dengan keterbatasan waktu dan informasi yang kami miliki. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Harapan kami semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan bagi kami khususnya.

Medan, 11 Oktober 2017


3

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
1.3 TUJUAN PENELITIAN ................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
BAB II .................................................................................................................... 7
ISI (POKOK MASALAH), ................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
2.1 APA ITU SAMBUNGAN LAS, .......................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
2.1.1 JENIS-JENIS SAMBUNGAN LAS, ..............ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
2.1.2 MACAM-MACAM SAMBUNGAN LAS, ......ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
BAB III, .................................................................................................................. 9
PENUTUP, ............................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
3.1 KESIMPULAN, ............................................................................................... 11
3.2 SARAN, ......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
4

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang continue.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las
pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam
reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan
sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan
las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan
kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan
disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di
dalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu di dalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi
praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi
bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang
cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang akan
digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang
dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
5

energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan
termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang
disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih
lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan
pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku
logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru
yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat
dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai
alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin,
bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut
menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu
teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.
Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar,
yaitu :
1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik
penyambunganlogam yang dapat dilepas kembali.
2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam
dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan
logam pengisi.
6

Rumusan Masalah
1. smbungan las
2. jenis-jenis sambungan las
3. material sambungan las

Tujuan Penelitian
1. Agar mengetahui model-model menyambung dengan pengelasan
2. Agar mengetahui indikator pengelasan
3. Agar mengetahui tentang evaluasi hasil dari sambungan las

Manfaat Penelitian
1. Bagi kami penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk membandingkan
hubungan antara teori yang diperoleh selama kuliah dengan konteks realita
yang ada. Sekaligus sebagai bahan masukan untuk menambah
pengetahuan peneliti tentang bidang ilmu yang dikaji.
2. Bagi pembaca, tugas akhir ini dapat digunakan sebagai wawasan,
pengetahuan, referensi, acuan pembanding, dan bahan masukan dalam
kajian Tugas mata kuliah bagi peneliti lain yang berminat meneliti tema
yang sama.
3. Menciptakan mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam kerja las.
4. Mahasiswa mampu menerapkan praktek kerja las dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Mahasiswa mampu membuat alur las yang baik.
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengelasan yang baik.
7. Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.
7

BAB II
ISI (POKOK MASALAH)
Pengelasan Lebur

Proses pengelasan lebur menggunakan panas untuk mencairkan logam induk,


beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam
pengisi. Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Pengelasan busur (arc welding, AW); dalam proses pengelasan ini
penyambungan dilakukan dengan memanaskan logam pengisi dan bagian
sambungan dari logam induk sampai mencair dengan memakai sumber
panas busur listrik, seperti ditunjukkan dalam gambar 12.1. Beberapa
operasi pengelasan ini juga menggunakan tekanan selama proses;

Gambar 12.1 Pengelasan lebur

- Pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW); dalam proses


pengelasan ini permukaan lembaran logam yang disambung ditekan satu
sama lain dan arus yang cukup besar dialirkan melalui sambungan
tersebut. Pada saat arus mengalir dalam logam, panas tertinggi timbul di
daerah yang memiliki resistansi listrik terbesar, yaitu pada permukaan
kontak kedua logam (fayng surfaces);
- Pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW); dalam pengelasan ini
sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan oksigen
sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi. Gas yang lazim digunakan adalah gas
alam, asetilen, dan hidrogen. Dari ketiga gas ini yang paling sering
dipakai adalah gas asetilen, sehingga las gas diartikan sebagai las oksi-
asetilen.
8

Ciri-ciri Penyambungan Pengelasan Lebur

Pada umumnya sambungan las diawali dengan meleburnya di daerah sekitar


pengelasan. Seperti ditunjukkan dalam gambar 12.8.a, sambungan las yang di
dalamnya telah ditambahkan logam pengisi terdiri dari beberapa daerah
(zone) :

(1) daerah lebur (fusion zone),


(2) daerah antarmuka las (weld interface zone),
(3) daerah pengaruh panas (heat effective zone, HAZ),
(4) daerah logam dasar tanpa pengaruh panas (uneffective base metal zone).

Daerah lebur; terdiri dari campuran antara logam pengisi dengan logam
dasar yang telah melebur secara keseluruhan. Daerah ini memiliki derajat
homogenitas yang paling tinggi diantara daerah-daerah lainnya. Struktur
yang dihasilkan pada daerah ini berbentuk butir kolumnar yang kasar seperti
ditunjukkan dalam gambar 12.8.b.

Gambar 12.8 Penampang melintang penyambungan pengelasan lebur

Daerah antarmuka las; merupakan daerah sempit berbentuk pita (band)


yang memisahkan antara daerah lebur dengan Haz . Daerah ini terdiri dari
logam dasar yang melebur secara keseluruhan atau sebagian, yang segera
menjadi padat kembali sebelum terjadi proses pencampuran.

Haz; logam pada daerah ini mendapat pengaruh panas dengan suhu di bawah
titik lebur, tetapi cukup tinggi untuk merubah mikrostruktur logam padat.
9

Komposisi kimia pada haz sama dengan logam dasar, tetapi akibat panas
yang dialami telah merubah mikrostrukturnya, sehingga sifat mekaniknya
mengalami perubahan pula dan pada umumnya merupakan pengaruh yang
negatif karena pada daerah ini sering terjadi kerusakan.

Daerah logam dasar tanpa pengaruh panas; daerah ini tidak menagalami
perubahan metalurgi, tetapi karena dikelilingi oleh Haz maka daerah ini
memiliki tegangan sisa yang besar akibat adanya penyusutan dalam daerah
lebur, sehingga mengurangi kekuatannya. Untuk menghilangkan tegangan
sisa tersebut biasa dilakukan perlakuan panas (heat treatment) yaitu
memanaskan kembali daerah las-an tersebut hingga temperatur tertentu,
kemudian temperatur dipertahankan dalam beberapa waktu tertentu,
selanjutnya didinginkan secara perlahan.

Jenis – Jenis Las


Yang dimaksud dengan las adalah proses penyambungan dua material secara
permanen dengan cara mencairkan kedua material yang akan disambung dan
diikuti oleh material pengisi. Berikut macam–macam proses dan jenis pengelasan
1. Berdasarkan Panas Listrik
a. SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik
terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas
pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua
keperluan pekerjaan pengelasaan.Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan
45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus
hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere
Berdasarkan Panas Listrik dan Gas
a. GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan
MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan
berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las
dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang
berupa gas kekal (inert) atau CO2.MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja,
sedangkan gas pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG
10

digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan
Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
b. GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah
pengelasn dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat
dari wolfram, sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau
sejenis dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal
(inert) 99 % Argon (Ar) murni.
Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
a. OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan
zat asam atau Oksigen (O2).Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas
propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas
yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW
(Oxy Hidrogen Welding)

B. Las Listrik
Pengertian las listrik Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung
logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke
permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik
tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik
akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Pengertian las listrik Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam
dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat
didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara atom. Sebelum atomatom tersebut membentuk ikatan, permukaan
yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Pengelasan listrik merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan
arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari
pengelasan dengan busur arus listrik adalah Submerged Arc Welding SAW, Gas
metal arc Welding GMAW-MIG, Gas Tungsten Arc Welding G dan plasmaarc.
Didalam pengelasan listrik ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput
itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan tekanan/pressure gas inert
11

untuk mengusir oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau
gelembung-gelembung didalam hasil las-lasan.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Pengkutuban elektroda
a. Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif
dan . Kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut
sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

b. Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif
dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering
disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+).
Pengaruh pengkutuban pada hasil las
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung
kepada :
ü Jenis bahan dasar yang akan dilas
ü Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan
lasnya.Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal
sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-
balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
12

4. Teknik dasar Pengelasan


Pembentukan busur listrik pada proses penyulutan Pada pembentukan busur
listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan
tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif.
Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan
elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.
Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah,
maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada
jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
• Kawat inti
• Selubung elektroda
• Busur listrik
• Pemindahan logam
• Gas pelindung
• Terak
• Kampuh las
13

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses pengelasan aalah proses penyambungan 2 tau lebih material yang terpisah
agar menytu dengan bantuan logam cair dalam bentuk uatan buatan yakni dengan proses
pemanasan baik listrik mupun dengan gas dan tekanan,pada umumnya proses pengelasan
ini di lakukan untuk menyatukan lat yang terpisah hingga kokoh dan layak di pergunakan.

Saran
Menurut pendapat dari kelompok kam ,proses pengelasan ini harus di
dasari dengan pengujian dan prkatikum guna mengasah kemampuan dan
pengetahuan bagi mahaasiswa untuk megembangkan kemampuaan ke teknikanya.

Daftar Pustaka
Slide-TSP306-Perancangan-Struktur-Baja-TSP-306-P14.pdf
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/15-Las-Eksentris.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/1960122419910
11-
NANDAN_SUPRIATNA/Materi_Kuliah_Struktur_Baja_1/Perhit_Sambungan_L
as.pdf
https://laskarteknik.com/wp-content/uploads/2010/06/sambungan-las.pdf

Anda mungkin juga menyukai