Oleh
Nama : Alexander Agung M. (22073005)
Dosen Pengampu : Nuzul Hidayat, S. Pd, MT
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Pengelasan Las Listrik dan Las Oksi-Asistelin ini.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah
banyak membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah
Pengelasan Las Listrik dan Las Oksi-Asistelin ini disusun berdasarkan apa yang penulis
dapatkan dari pembelajaran Pengelasan Las Listrik dan Las Oksi-Asistelin. Makalah Las
listrik dan las oksi asetilin ini sendiri disertai dari berbagai referensi yang penulis dapatkan.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai
salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis
mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat
disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan sebagaimana mestinya.
Akhirnya penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran
serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan
semua itu kesempurnaan makalah ini dapat tercapai.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengelasan............................................................................................6
2.2. Jenis-jenis Pengelasan............................................................................................6
2.3. Las Listrik..............................................................................................................8
2.4. Las Oksi-Asetilin..................................................................................................17
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................26
3.2 Saran.......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan dan
karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras, namun mudah
patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah bengkok. Sebagai
bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur ataupun tidak, sangat banyak
diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda,
tulang beton, kerangka jembatan dan masih banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda pula
sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita harus membuat
sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara yang
sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga
dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta memproduksi
bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu. Perkembangan teknologi
menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan yang kuat dengan menggunakan
tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja tersebut menjadi satu dengan yang lainnya,
maka baja tersebut disambung dengan cara dilas.
Las adalah melelehkan dengan panas. Sedangkan mengelas adalah suatu cara
menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan melelehkan logam dengan
menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah sehingga
menyatu.Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi temperaturnya
untuk mencairkan bagian-bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi.
4
d. Nyala api gas adalah panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan zat
asam, seperti pada proses asitelin.
1.2 Rumusan Masalah
Pada praktek bengkel sipil semester II ini, pekerjaan yang dilakukan meliputi :
1. Menggunakan las listrik.
2. Menggunakan las asetilen.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari
bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini
pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam
teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat
telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada
logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan
yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan
antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.
Aplikasi Pengelasan :
- Jembatan
- Bidang Perkapalan
- Rangka Baja
- Boiler
- Rel
- Tangki
- Pressure Vessel
7
Di antara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja
lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga
berdasarkan cara kerja.
Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair, adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
Contoh Aplikasi Pengelasan Cair :
- Las Busur
- Las Gas
- Las Listrik Terak
- Las Listrik Gas
- Las termit
2. Pengelasan tekan, adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian
ditekan hingga menjadi satu.
Contoh :
- Las Tekan Gas
- Las Tempa
- Las Gesek
3. Pematrian, adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk
tidak turut mencair.
Contoh :
- Pembrasingan
- Penyolderan
8
2.3.2 Mesin Las Listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang
diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung listrik las.
Gardu induk Tegangan pada mesin las listrik biasanya :
1. 110 volt dan 220 volt
2. 380 volt antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.
Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau
pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila
dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa
dijepitkan ke benda kerja.
9
Palu Las
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan
jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak
Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan
lainnya.
Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
Membersihkan benda kerja yang akan dilas.
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
Klem Massa
Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja.
Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga
agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang
kuat, yang dapat menjepit benda kerja. Walaupun demikian, permukaan benda kerja yang
akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran
seperti karat, cat, minyak.
Tang Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih
panas.
10
Posisi datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan
benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas
elektroda dibuat miring sekitar 5° – 10° terhadap garis vertikal dan 70° – 80° kearah benda
kerja.
11
amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam
dilapisi dengan kaca putih.
Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau
dari asbes. Ada beberapa jenis/bagian apron :
- apron lengan
- apron lengkap
- apron dada
12
-
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api. Bila tidak ada sepatu
las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
13
Tabel 2.1 Ukuran kabel las (mm²)
14
2.3.6 Memilih besarnya arus listrik
Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam
elektroda las.
Pada prakteknya dipilih empere pertengahan. Sabagai contoh; untuk elektroda. E
6010, ampere minimum dan maximum adalah 80 amp. sampai 120 amp. Sehingga dalam hal
ini ampere pertengahan 100 amp.
*Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah
kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
1. Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap
dengan baik.
Hasilnya :
rigi-rigi las yang halus dan baik.
tembusan las yang baik.
perpaduan dengan bahan dasar baik.
percikan teraknya halus.
1. Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari
cairan elektroda.
15
Hasilnya :
rigi-rigi las kasar.
tembusan las dangkal.
percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.
3. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung
elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
Hasilnya :
rigi las tidak merata.
tembusan las tidak baik.
percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
*Gerakan Elektroda.
Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur
jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal dari
pada ayunan kebawah. Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk
mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
16
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik
pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk
memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan
lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka
penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil,
sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-rigi las yang
berbentuk gergaji. Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat
dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar tipis.
Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu
pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda monembus bahan dasar.
Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan
lasnya baik.
17
Gambar 2.4 Las Oksi-Asetilin
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut
dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang
menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang
panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilin. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel,
nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilin sekitar satu. Nyala
terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi
3300°C sampai 3500°C tercapai pada ujung nyala kerucut.
18
Nyala api oksidasi
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral
maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini
akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang
bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
19
Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi
lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya.
Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat
pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
20
Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap
besarnya. Pada regulator terdapat dua manometer yaitu manometer tekanan isi dan
manometer tekanan kerja. Yang dimaksud tekanan isi adalah tekanan gas yang berada dalam
botol. Sedangkan yang dimaksud tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu
melakukan pekerjaan las. Ada dua jenis regulator antara lain :
a. Regulator satu tingkat
b. Regulator dua tingkat
Pembakar (Torch)
Fungsi pembakar pada las asetilin adalah untuk mencampur oksigen dan gas asetilin
yang jumlah isinya hampir sama. Pada pembakar dapat dipasang berbagai ukuran ujung
pembakar, untuk memperoleh nyala api yang sesuai dengan tebal benda kerja yang akan di
las atau dipotong. Pembakar berhubungan dengan dua selang yaitu selang untuk gas asetilin
dan selang untuk gas oksigen. Ruang pencampur dan keran pengisi berfungsi untuk mengatur
banyaknya oksigen dan asetilin yang digunakan. Dikenal dua jenis pembakar yaitu pembakar
tekanan rendah dan pembakar tekanan rata.
Selang las
Selang berfungsi untuk menyalurkan gas dari botol gas atau regulator ke
pembakar. Selang ini harus tahan tekanan tinggi tetapi lemas atau tidak kaku. Selang gas
biasanya berwarna hitam atau hijau. Pada ujung-ujung selang terdapat pula mur pengatur
dengan ulir kiri. Fungsi mur pengatur pada kedua selang tersebut adalah untuk mengikat
regulator dan mengikat pembakar.
Untuk menjaga kekeliruan saat pengikatan dengan regulator dan pembakar maka baut
dan mur pengikat dibedakan satu sama lain, begitu juga bentuk nipelnya dibuat berbeda.
21
Pematik api digunakan untuk menyalakan gas, karena tangan kita posisinya terlalu
dekat dengan ujung pembakar sehingga sangat mudah terjilat api. Untuk itu menyalakan gas
ini biasanya digunakan korek api las.
Kacamata Las
Kacamata las sangat penting digunakan pada saat mengelas, unuk melindungi mata
dari sinar ultra violet, logam cair dan percikan api.
Pakaian Kerja
Pakaian kerja harus dapat melindungi badan kita dari percikan logam cair atau bunga
api.
Kawat Las
Kawat las digunakan untuk bahan pengisi untuk menambah kekuatan las. Jenis bahan
kawat yang dipakai harus sesuai dengan logam yang akan dilas.
Fluks
Fluks adalah bahan kimia berbentuk serbuk atom pasta dan ada juga yang dibalutkan
pada kawat las. Fluks sangat diperlukan untuk mengelas bahan-bahan seperti paduan perak,
paduan tembaga, baja tahan karat dan bahan non fero lainnya.
22
- Oksigen bertekanan 2,5 bar (kg/cm2), untuk semua pipa pembakaran
- Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar kecilnya pipa
pembakaran. Untuk asetilin tekanan maksimum 1,5 bar (kg/cm2).
23
Nyala Api Oksidasi dipakai untuk :
Pengelasan kuningan dan perunggu.
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya.
2.4.7 Keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin
Terdapat beberapa keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin antara lain :
1. Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit,
2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasanyang
tinggi sehingga mudah untuk dipelajari,
3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau dibengkel-bengkel
karena peralatannya kecil dan sederhana,
4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas danalat ini
dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.
BAB III
PENUTUP
25
3.1 Simpulan
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka
waktu yang tidak singkat
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika
terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan
dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu
lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).
3. Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.Bila elektroda baru
dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak stabil saat
digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah
setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika
terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca laporan ini sebagai berikut
:
Dalam pembuatan laporan diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi
agar laporan yang dibuat lebih baik.
Pelajari laporan yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi.
Pastikan menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan selalu berfokus
pada kegiatan yang dilakukan.
Jangan pernah harapkan orang lain yang akan membantu dan menjaga keselamatan
anda.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Las
26
https://www.pengelasan.com/2014/06/pengertian-pengelasan-adalah.html?m=1
https://alvianto94.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-las.html?m=1
https://teknikmes.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-las-listrik.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Las_listrik
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Las_karbit
27