STRUKTUR BAJA II
DOSEN PEMBIMBING :
MAYA SARI DEWI P ST., MT
OLEH:
KELOMPOK A5 :
1. Rico Urip Gunawan 418110023
2. Tri Wira Sandi Lukito 418110018
3. Wisman Rumingga 418110015
4. Wiya Kinanda 418110009
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga tugas Paper kelompok A5 ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Struktur Baja II. Penulis berharap tugas tentang “Sambungan Las” ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca agar lebih memahami materi terkait pokok bahasan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah Pengelasan
Berdasarkan penemuan benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik penyambungan
logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya pada waktu antara 4000-300 SM, telah
diketahui dan dipraktekan pembrasingan logam paduan emas, tembaga, dan pematrian paduan
timah. Pada waktu itu sumber energy yang digunakan adalah hasil dari pembakaran kayu atau
arang. Berhubung suhu yang diperoleh dengan pembakaran kayu dan arang sangat rendah maka
teknik penyambungan pada waktu itu tidak berkembang lagi.
Setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah, maka teknologi pengelasan
maju dengan pesat sehingga menjadi suatu teknik penyambungan yang rnutakhir. Pada akhir
abad ke 19 telah diciptakan cara dan teknik pengelasan. Pengelasan yang banyak di gunakan
adalah las busur, las resistensi listrik, las gas, dan las termit.
Pada tahun 1885 alat-alat busur sudah banyak dipakai. Bernardes adalah orang yang
pertama kali rnenggunakan las busur yang memakai ektroda yang dibuat dari batang karbon
atau grafit. Dengan cara mendekatkan elektroda las ke logam induk atau logam yang akan dilas,
dengan jarak kurang lebih 2 rnm, maka terjadilah busur listrik yang nrerupakan sumber panas
pada proses pengelasan tersebut. Karena terjadi panas, maka logam yang terbuat dari logam
yang sama dengan logam induk mencair dan akhirnya mengisi tempat sambungan.
Pada tahun 1892 Slovianoff adalah orang pertama kali yang menggunakan kawat logam
elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik. Dengan
penemuan ini elektroda yang berfungsi sebagai penghantar dan pembangkit busur lisrrik, juga
berfungsi sebagai logarn pengisi. Kemudian Kjellberg menemukan kwalitas sambungan las
rnenjadi lebih baik bila kawat elektroda logam dibungkus dngan terak.
Dan pada tahun 1886 Thomson menciptakan proses pengelasan resistansi listrik, dan
Glodschimiit tnenemukan las termit pada tahun 1895. Pada tahun 1900 adalah masa keemasan
pertama untuk pengelasan logam. Dan pada tahun 1926 adalah masa keemasan kedua dengan
adanya las hydrogenatom yang ditemukan oleh Lungumir, dan las busur logam dengan
perlindungan gas mulia yang ditemukan oleh Hobart dan Dener.
Selanjutrnya pada tahun 1935 Knnedy menemukan las busur redam, hal ini membuka
jalan kearah otomatisasi dalam bidang pengelasan yang dapat memperbaiki kualitas las.
Kemajuan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi las dicapai sampai dengan tahun
1950, dan pada tahun 1950 dianggap sebagai permulaan masa keemasan yang ketiga. Dan pada
tahun itu juga ditemukan cara-cara las baru antara lain: las dingin, las listrik terak, Ias laser dan
lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sambungan las adalah sambungan permanen yang didapatkan dari peleburan dari tepi
dua benda yang akan disambung dengan atau tidak dengan menggunakan tekanan dan material
tambahan. Panas yang digunakan untuk peleburan berasal dari terbakarnya gas (dalam hal ini
adalah las gas) atau dari busur listrik (dalam hal ini adalah las listrik). Metode las listrik lebih
sering digunakan karena kecepatan las yang lebih besar. Sambungan las sering digunakan
dalam sebuah perakitan sebagai metode alternatif pencetakan dan penempaan dan sebagai
pengganti sambungan baut dan sambungan paku keling. Sambungan las juga digunakan untuk
menyatukan kembali logam yang retak, memperbaiki bagian-bagian kecil yang rusak seperti
roda gigi, dan untuk memperbaiki permukaan yang aus seperti permukaan bearing.
Keuntungan:
1. Struktur dalam las biasanya lebih ringan daripada struktur dalam sambungan paku. Hal ini
dikarenakan gussets atau komponen penyambung lainnya tidak digunakan.
2. Sambungan las memberikan efisiensi maksimum (hamper 100%) yang tidak mungkin
diberikan oleh sambungan baut atau paku.
3. Perubahan atau penambahan bisa diberikan dengan mudah pada struktur atau sambungan las
yang sudah ada.
4. Karena struktur las berwujud halus, maka tampilannya akan terlihat lebih bagus.
5. Pada sambungan las, tegangan yang ada pada sambungan tidak melemah seperti pada
sambungan baut.
6. Sambungan las memiliki kekuatan yang besar. Seringkali sambungan las memiliki kekuatan
yang sama seperti benda yang telah dilas.
7. Terkadang, bentuk-bentuk seperti pipa sulit untuk disambung menggunakan sambungan
baut. Tapi bisa dengan mudah disambung dengan menggunakan las.
8. Sambungan las memberikan sambungan yang sangat keras.
9. Sangat mungkin untuk me-las bagian-bagian apa saja dan dari titik manapun. Sedangkan
sambungan baut membutuhkan daerah yang lebih banyak.
10. Prosesnya lebih cepat dibandingkan sambungan baut.
11. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama electrode las dan menyatu
dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
12. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
13. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
14. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1–1,5% dari berat konstruksi, sedangkan
dengan paku keling/baut berkisar 2,5–4% dari berat konstruksi.
15. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubang pk/baut, tak perlu
memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).
16. Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya
utuh.
Kerugian:
1. Karena adanya ketidakseimbangan selama pemanasan dan pendinginan saat pengelasan,
maka benda yang dilas memiliki kemungkinan perubahan bentuk atau kemungkinan adanya
tegangan tambahan pada benda.
2. Pengelasan membutuhkan tenaga kerja dan pengawas yang memiliki keterampilan yang
tinggi.
3. Pemeriksaan untuk sambungan las lebih sulit dibandingkan dengan sambungan baut.
4. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika pengelasannya
baik maka kekuatan sambungan akan baik, tetapi jika pengelasannya jelek/tidak sempurna
maka kekuatan konstruksi juga tidak baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat
fatal. Salah satu sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya
sambungan yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan
kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk
konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia tidak
diijinkan menggunakan sambungan las.
5. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
Proses pengelasan resistansi tumpang ini dasarnya sama dengan las resistansi
titik, tetapi dalam pengelasan tumpang ini kedua batang elektroda diganti dengan roda
yang dapat berputar sesuai dengan alur/garis pengelasanyang dikehendaki
Energi masukan panas las busur listrik bersumber dari beberapa alternatif
diantaranya energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik.Panas yang ditimbulkan
dari hasil proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang
di las. Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000-
3000º C. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara
bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan las busur listrk adalah
pemilihan elektroda yang tepat. Secara umum semua elektroda diklasifikasikan menjadi
lima kelompok utama yaitu mild steel, hight carbon steel, special alloy steel, cast iron
dan non ferrous. Rentangan terbesar dari pengelasan busur nyala dilakukan dengan
elektroda dalam kelompok mild steel (baja lunak).
c) Penyambungan dengan Las Oxy-Asetilen
Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) merupakan salah
satu pengembangan dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan
secara manual yang khususnya untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium
kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan logam-logam anti korosi lainnya.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses elektroda sekali
habis (non consumable electrode). Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini
adalah 3000 0F atau 1664,8 0C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari
terjadinya oksidasi udara luar terhadap cairan logam yang dilas.
e) Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya
diperoleh dari busur listrik. Busur las terjadi di antara permukaan benda kerja dengan
ujung kawat elektroda yang keluar dari nozzle bersamasama dengan gas pelindung.
b) Butt Joint
Pengelasan pada bagian ujung dengan ujung dari plat.
Pengelasan jenis ini tidak disarankan untuk plat yang tebalnya kurang dari 5 mm
Untuk plat dengan ketebalan plat (5 – 12,5) mm bentuk ujung yang disarankan adalah
: tipe V atau U.
2.5 PERHITUNGAN KEKUATAN LAS
Jika ;
t = tebal las
L = panjang lasan
𝑡
Throat thickness, BD = leg sin 450 = = 0.707 𝑡
√2
• Double fillet :
Tegangan pada sambungan las, sulit dihitung karena variabel dan parameter tidak
terprediksikan, misalnya :
• Homogenitas bahan las/elektroda
• Tegangan akibat panas dari las
• Perubahan sifat-sifat fisik.
Dalam perhitungan kekuatan diasumsikan bahwa :
• Beban terdistribusi merata sepanjang lasan
• Tegangan terdistribsi merata
Harga Tegangan Sambungan Las Dengan Beberapa Electrode Dan Beban
Konsentrasi tegangan terjadi akibat penambahan material yang berasal dari material dasar yang
mungkin berbeda dengan material utama yang disambung.
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan
menggunakan energi panas sebagai medianya. Karena proses ini maka logam disekitar lasan
mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini erat
sekalihubunganya dengan terjadinya cacat las yang secara umum mempunyai pengaruh yang
fatal terhadap keamanan kontruksi material yang dilas. Cacat las ada beberapa macam, yaitu:
a) Retak las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak las yang
dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak dingin dan retak panas. Retak dingin adalah
retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas
adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak hanya terjadi pada
daerah HAZ (Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi
biasanya terjadi pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering
terjadi. Dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak
melintang.
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit sampai 48 jam
sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :.
o Struktur daerah pangaruh Panas.
o Hidrogen difusi didaerah las.
o Tegangan.
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan
tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500oC - 700oC dan retak yang
terjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Retak
panas sering teriadi pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak
memanjang. Retak panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam
daerah pengaruh panas.
Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah pembekuan dan terjadi
karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja yang
ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan. Keretakkan las yang lain adalah
retak sepanjang rigi-rigi lasan retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi
lasan. Akan tetapi penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah:
o Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat.
o Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi.
o Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.
o Benda kerja yang dilas terlalu kaku.
o Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.
Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan
jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah
kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang
penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan yang
kurang ini antara lain :
o Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
o Arus terlalu rendah.
o Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
o Benda kerja terlalu kotor.
o Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
o Busur las yang terlalu panjang.
c) Keropos
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan. Keropos ini
bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar yangdiikuti dengan perkaratan atau korosi pada
konstriksi sehingga kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memang
kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini cukup membahayakan
juga. Penyebab keropos ini yakni :
o Busur pendek.
o Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
o Kurang waktu pengisian.
o Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
o Kesalahan memilih jenis elektroda.
o Penggerutan Benda Kerja.
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut bila di
dinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah memanjang, maka setelah dingin
terjadilah pelengkungan atau melenting atau deformasi.
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu) maka kedua
sisi kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua sisi tersebut dapat berimpit.
Penyebab pengerutan adalah:
o Pengisian pengelasan kurang.
o Pengkleman salah.
o Pemanasan yang berlebihan.
o Kesalahan persiapan kampuh.
o Pemanasan tidak merata.
o Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.
o Salah urutan pengelasan.
Dalam pembangunan kapal baru jumlah pekerjaan las kira-kira sepertiga dari seluruh
jumlah pekerjaan. Ada kapal yang dibangun dengan sistim blok dan ini berarti banyak sekali
konstruksi yang menggunakan pengelasan. Jadi cacat-cacat las yang ada harus ditekan sekecil
mungkin atau bahkan harus dihindari sebisa mungkin.
Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil pekerjaan las dapat
memuaskan banyak pihak, maka perlu dilaksanakan cara-cara penanggulangannya, yaitu
sebagai berikut:
a) Penanggulangan Retak Las
Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha penaggulanganya
supaya tidak terjadi retak pada las antara lain :
o Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin menggunakan
elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen rendah.
o Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu,
minyak dan zat organik yang dapat menjadi sunrber hidrogen.
o Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas.
o Membebaskan kampuh dari kekakuan.
o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan, dengan cara ini retak
las dapat terhindarkan.
Bila pada jenis sambungan I (kampuhV) dilas mengalami pengkerutan, rigi-rigi dapat
membuat kampuh menjadi berimpit sesamanya. Maka kerusakan ini dapat diatasi dengan
cara antara lain :
o Membuat las pengikat atau las atau las titik/tack weld.
Las pengikat ini diletakkan di tempat-tempat yang kiranya benda kerja akan mengerut bila
nanti dilas. Sehingga dengan adanya las pengikat ini pengerutan benda kerja tidak terjadi.
o Mebuat celah yang melebar.
Disini pelebaran celah tidak boleh asal melebar, akan tetapi masih dalam jangkauan
kemampuan las. Ini dimaksudkan agar bila nanti setelahpengelasan mengalami pengerutan
celah yang mengalami pelebaran tadi.
o Memasang pasak untuk mempertahankan lebar celah.
pasak ini berguna untuk menjaga lebar celah pada benda kerja yang juga disebut dengan
plat pengikat. Jadi bila setelah pengelasan kondisi kerja tetap pada posisi semula karena
telah diikat oleh pasak tadi.
Untuk mengurangi perubahan bentuk dari segi persiapan kampuh adalah sebagai berikut:
o Membuat sudut kampuh sekecil mungkin.
o Membuat celah kampuh sekecil mungkin.
o Membuat kampuh ganda bila tebal plat lebih dari 16 mm.
Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-langkah antara lain:
o Pemeriksaan ukuran alur
o Pemilihan bahan las yng tepat
o Penentuan ukuran pengelasan
o Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.
Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju kesisi.
Sedangkan untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka gladak atas urutanya adalah las
tumpul dan kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi kapal harus
diperhatikan hal-hal berikut:
o Menentukan seteliti mungkin besarnya bagian yang rusak.
o Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung gas yang mudah
terbakar.
o memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi.
o mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan.
o Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan
pengelasan.
Prosedur Pengelasan:
Untuk hasil terbaik, idealnya pengelasan dilakukan di pabrik atau bengkel.
Jika terpaksa dikerjakan di lapangan, kegiatan pengelasan harus disetujui oleh
pihak penanggung jawab, seperti pimpinan proyek atau konsultan. Perhatian
khusus harus diberikan pada posisi pengelasan demi mendapatkan hasil terbaik
dan menjaga keselamatan pekerja.
Di mana pun pengelasan dikerjakan, berbagai prosedur sebelum dan sesudah
pengelasan perlu dilakukan dengan benar. Pertama dengan memastikan
kelengkapan peralatan las dan bahan pendukung yang sesuai; dan kedua perhatikan
kebersihan setiap bagian yang akan dilas. Bagian yang akan dilas harus bebas dari
debu dan segala kotoran, termasuk cat, minyak, karat, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan sambungan las yang baik dan memenuhi standar, maka
pengelasan harus dilakukan oleh tukang atau pekerja las bersertifikat dan
berpengalaman. Kendati demikian, setelah proses pengelasan dilakukan,
penanggung jawab perlu memeriksa. Baik secara visual atau dengan peralatan
khusus untuk mengetahui ada tidaknya cacat ataupun kegagalan pada struktur.
Berikut informasi sistem sambungan las pada struktur baja yang perlu
diketahui dari KPS Steel, distributor besi Jakarta. Perlu selalu diingat bahwa
kualitas sambungan memengaruhi kekuatan struktur. Namun, lebih dari itu kualitas
material juga tak dapat diabaikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sambungan las adalah sambungan permanen yang didapatkan dari peleburan
tepi dua benda yang akan disambungkan dengan atau tidak dengan
menggunakan tekanan dan material tambahan.
Keuntungan sambungan las dibangdingkan sambungan baut/paku keling
yaitu; lebih ringan, memberikan efisieni maksimum(hampir 100%),
perubahan dan penambahan bisa diberikan dengan mudah, tampilan lebih
bagus, tegangan sambungan tidak melemah, lebih cepat rapi dan ringan, dll.
Sedangkan untuk kerugiannya yaitu ; konstruksi sambungan tid ak dapat
dibongkar pasang, benda yang dilas memiliki kemungkinan perubahan
bentuk atau kemungkinan adanya tegangan tambahan pada benda, dll.
Jenis-jenis pengelasan : Las resistensi listrik/tahanan (terdiri dari dua jenis
yaitu las titik/ spot welding dan l as resistensi rol/rolled resistance welding),
las busur listrik, penyambungan dengan las Oxy-Asetilen, TIG(Tungsten
Inert Gas) atau GTAW(Gas Tungsten Arc Welding), dan las MIG (Metal
Inert Gas) atau GMAW (Gas Metal Arc Welding).
Tipe sambungan las : lap joint/fillet joint dan butt joint.
Perhitungan kekuatan las : kekuatan transverse fillet welded joint, kekuatan
las paralel fillet, dan kekuatan butt joint weld.
Tegangan sambungan las sulit dihitung karena variabel dan parametertidak
terprediksikan.
Posisi pengelasan : posisi dibawah tangan, posisi tegak (vertikal), posisi
datar (horizontal), posisi diatas kepala(overhead), posisi datar(1G), posisi
horizontal(2G), posisi vertikal(3G), posisi horizontal pipa (5G), dan
pengelasan posisi fillet.
Macam-macam cacat las : Retak Las, Pengerukan / Under Cut, dan Keropos.
Cara penanggulangan cacat las : Penanggulangan Retak Las,
Penanggulangan Penembusan Las Yang Kurang Baik, Penanggulangan
Pengerukan las (Under Cut), Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos,
dan Penanggulangan Pengerutan Benda Kerja
3.2 SARAN
Kami tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
https://dokumen.tips/document/makalah-sambungan-lasdocx.html
https://kpssteel.com/besi-baja/sambungan-las-dan-proses-pengelasan-pada-struktur-
baja/