Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI BAJA 1

“PENGELASAN PADA BAJA PLAT”

Dosen Pengampu: Ir. Suratmin, MT


Disusun Oleh:
SISKA RINI
4062019037

PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Konstruksi Baja yang
berjudul “Pengelasan pada Plat Baja”.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Ir. Suratmin, MT yang telah membantu dan
membimbing saya dalam mengerjakan laporan ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang sudah memberi konstribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Ketapang, Januari 2021

SISKA RINI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan dan
karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras, namun mudah
patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah bengkok. Sebagai
bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur ataupun tidak, sangat banyak
diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam bidang teknik sipil misalnya: kuda-kuda,
tulang beton, kerangka jembatan dan masih banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda pula
sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita harus
membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara yang
sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga
dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggaliserta memproduksi
bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu. Perkembangan teknologi
menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan yang kuat dengan menggunakan
tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja tersebut menjadi satu dengan yang lainnya,
maka baja tersebut disambung dengan cara dilas.

Las adalah melelehkan dengan panas. Sedangkan mengelas adalah suatu cara menyambung
dua buah plat/logam atau lebih dengan melelehkan logam dengan menggunakan panas, baik
menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah sehingga menyatu. Pengelasan pada
umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi temperaturnya untuk mencairkan bagian-
bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi. Panas untuk pengelasan dapat diperoleh
antara lain dari:
1. Api yang dapat dihasilkan dari arang/pembakaran arang batu, seperti: pada proses las
tempe.
2. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda kerja,
seperti las listrik.
3. Tahan listrik yang terjadi antara dua bagian yang akan disambung seperti pada proses
las titik, las tekan dan las roll.
4. Nyala api gas adalah panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan zat
asam, seperti pada proses asitelin.
1.2Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
Las adalah menyambung dua buah pelat#batang atau lebih denga cara melebur bahan
dasar pelat/batang baik menggunakan bahan tambah atau tidak. Pengelasan merupakan
sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat dilepas. Jadi metode pengelasan tidak
cocok digunakan untuk produk yang memerlukan pelepasan rakitan: (misalnya untuk
perbaikan atau perawatan). Sambungan las dapat lebih kuat dari pada logam induknya, bila
digunakan logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya.
Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan material
dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan tambahan
(misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sambungan (misalnya, rivet dan baut). Ada
dua jenis las yaitu las asetelin (karbit) dan las listrik.

2.2 Bahan dan Peralatan

A. Bahan
1. Baja plat
2. Kembang api
B. Peralatan
1. Penggaris Siku
2. Gerinda
3. Alat Las
4. Sarung tangan
5. Kacamata las

Anda mungkin juga menyukai