Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH PENGELASAN MANGUNAKAN LAS SMAW dan OAW

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pengelasan & Penyambungan


Logam

Dosen Pengampu : Leo Van Gunawan, M.T.

Disusun oleh:
LUKMAN PRASETYO

NIM 2018180014

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Wonosobo, 29 November 2021

Lukman Prasetyo
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN LAS SMAW.............................................................................................2
A. Pengertian SMAW (Shielded Metal Arc Welding)...........................................................3
B. Proses SMAW (Shielded Metal Arc Welding)...................................................................5
C. Jenis Mesin Untuk SMAW (Shielded Metal Arc Welding).................................................6
1. Mesin las busur manual/pesawat las/tranformator las..................................................6
2. Mesin Las AC dan Mesin Las DC................................................................................8
D. Alat Las Listrik SMAW....................................................................................................10
1. Mesin las....................................................................................................................11
5. Elektroda....................................................................................................................13
6. Pemegang kawat las atau Holder...............................................................................13
7. Palu Las......................................................................................................................14
8. Sikat Baja....................................................................................................................15
E. Teknik Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)............................................................15
F. Perlegkapan Las..............................................................................................................20
G. Sumber Tegangan..........................................................................................................21
H. Diameter dan Sudut elektroda.......................................................................................22
I. Ampere...........................................................................................................................23
J. Kecepatan pengelasan....................................................................................................23
K. Perawatan Mesin Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)..........................................24
BAB 2 PEMBAHASAN LAS OAW..............................................................................................25
A. Pengertian Las OAW......................................................................................................25
B.Bahan Bakar Gas.............................................................................................................26
C. Peralatan Las Oksi Asetilin.............................................................................................26
D. Proses Pengelasan Oksi Acetilin.....................................................................................29
E. Kelebihan dan Kekurangan Las OAW..............................................................................32
F. Perlengkapan Keselamatan Kerja...................................................................................33
G. Cara Menyalakan & Mematikan Las OAW.....................................................................35
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................40
A. Kesimpulan....................................................................................................................40
B.Saran...............................................................................................................................41
Daftar Pustaka........................................................................................................................42
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa


mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi
suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah
tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan
pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi
semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan
peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.

Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai


alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin,
bangunan danlainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut
menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu
teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.

Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan


metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari
beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.

Dalam proses penyambungan ini ada kalanya disertai dengan tekanan dan
material tambahan (filler material),Teknik pengelasan secara sederhana telah
diketemukan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi
listrik dipergunakan dengan mudah dan teknologi pengelasan maju dengan pesatnya.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan
hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting.
Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama,
maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-
konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas


ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan
konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi
las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern,dalam pengelasan
ada beberapa tipe atau cara seperti SMAW,GMAW,SAW,FRICTION
WELDING,dan LAER WELDING.
BAB II

PEMBAHASAN LAS SMAW

A. Pengertian SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual


Metal Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu
proses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang
tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa
elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang
terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (base metal)akan
menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan
benda kerja secara setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las.
Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks.
Dengan adanya pencairanini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang
berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka
terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag)

Keuntungan:

1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.


2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke
copper alloy dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
4. Pengelasan dengan segala posisi.
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.

Kerugian:

1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan


penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non - ferrous.
4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari
fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.

Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) yang umumnya di sebut las
listrik merupakan suatu proses pengelasan yang menggunakan panas untuk
mencairkan material dasar dan elektroda, panas tersebut di timbulkan oleh lompatan
ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat
yang akan dilas.

Di dalam pengelasan SMAW terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput


itu mencair,sehingga ketika proses ini berjalan tidak di perlukan tekanan / pressure
gas inert untuk membuang oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau
gelembung gelembung di dalam hasil pengelasan. Proses pengelasan terjadi karena
arus listrik yang mengalir diantara elektroda dan bahan las membentuk suatu panas
yang dapat mencapai 3000 C,sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas
mencair.

Sumber tegangan yang digunakan ada dua macam yaitu listrik AC ( Arus bolak
balik ) dan listrik DC ( Arus searah ), dimana arus DC dibedakan atas straight polarity
(polaritas langsung) dan reverse polarity (polaritas terbalik). Untuk mesin las.nya
sendiri terbagi atas dua jenis yaitu constantcurrent (arus tetap) dan cinstant voltage
(tegangan tetap) dimana pada setiap pengelasan busur arus listrik jika terjadi busur
yang membesar akan menurunkan arus dan menaikan tegangan serta pada busur yang
memendek akan meningkatkan arus dn menurunkan tegangan. Untuk mendapatkan
hasil pengelasan yang baik sebaiknya memperhatikan hal- hal dibawah ini:

1. Pilih elektroda yang akan digunakan secara tepat.


2. Jenis arus juga usahakan yang tepat.
3. Jens polaritas yang sesuai untuk arus DC.
4. Untuk membentuk busur arus yang pendek,lakukan pengelasan secara mantap
dan teratur.
5. Arah pengelasan yang sesuai dengan kecepatan elektroda yang mencair.

Untuk menghasilkan busur yang baik dan konstan,tukang las harus menjaga jarak
ujung elektroda dan permukaan material dasar tetap sama.Adapun jarak yang paling
baik adalah sama dengan diameter elektroda yang dipakai.

B. Proses SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Proses SMAW yang umumnya disebut Las Listrik adalah proses pengelasan
yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan elektroda. Panas
tersebut ditimbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda
(ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas). Panas yang timbul dari
lompatan ion listrik ini besarnya dapat mencapai 4000℃ sampai 4500℃.

Sumber te gangan yang digunakan ada dua macam yaitu listrik AC (Arus
bolak balik) dan listrik DC ( Arus searah ). Proses terjadinya pengelasan karena
adanya kontak antara ujung elektroda dan material dasar sehingga terjadi hubungan
pendek dan saat terjadi hubunga n pendek tersebut tukang las (welder) harus menarik
elektrode sehingga terbentuk busur listrik yaitu lompatan ion yang menimbulkan
panas. Panas akan mencairkan elektrode dan material dasar sehingga cairan elektrode
dan cairan material dasar akan menyatu membentuk logam lasan (weld metal). Untuk
menghasilkan busur yang baik dan konstan tukang las harus menjaga jarak ujung
elektroda dan permukaan material dasar tetap sama. Adapun jarak yang paling
baik adalah sama dengan diameter elektroda yang dipakai.

Pada proses las elektroda terbungkus,busur api listrik yang terjadi antara
ujung elektro dan logam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah
yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat.
Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang
berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka
terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag).

C. Jenis Mesin Untuk SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Mesin listrik diklasifikasikan mesin las AC dan mesin las DC, mesin las AC
biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo yang dilengkapi
dengan rectifier atau diode ( Perubah arus bolak balik menjadi arus searah ) biasanya
menggunakan mot or penggerak baik mesin disel atau motor bensin dan motor listrik.
Mesin las AC yang menggunakan transformator atau trafo las.Saat ini banyak
digunakan mesin las DC karena DC mempunyai beberapa kelebihan dari pada mesin
las AC, seperti misalnya busur stabil, polaritas dapat diatur.

1. Mesin las busur manual/pesawat las/tranformator las.

Mesin las busur manual secara garis besar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
mesin las busur bolak-balik (alternating current atau AC welding machine) dan mesin
las arus searah (direct current atau DC welding machine). Mesin las AC sebenarnya
adalah transformator penurun tegangan. Transformator / trafo mesin las adalah alat
yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las yakni dari 110 volt, 220 volt
atau 380 volt menjadi berkisar antara 45 – 80 volt dengan arus (ampere) yang tinggi.
Mesin las DC memperoleh sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang
kemudian dirubah menjadi arus searah atau dari gen erator arus searah yang
digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk pekerjaan
lapangan atau bengkel-bengkel kecil yang tidak memiliki jaringan listrik. Pengaturan
arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas. Menarik atau
menekan, tergantung dari konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit
bergeser naik turun pada transformator.

Pada mesin las arus bolak balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan
tidak mempengaruhi perubahan panas yang terjadi pada busur nyala. Pertukaran ini
berpengaruh pada distribusi panas yang terjadi pada benda kerja dan elektroda,
penetrasi yang terjadi pada pengelasan, jenis polaritas yang terjadi dan penggunaan
jenis elektroda untuk tujuan-tujuan tertentu.

Peralatan :

 ·Mesin las (Welding Machine)


 ·Elektroda (Electrode)
 ·Alat bantu dan keselamatan

Beberapa contoh mesin las (power Source) antara lain adalah;

 Transformator
 Rectifier
 Inverter
 Generator

a. Transformator
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dan sebaliknya memberi arus
bolak-balik dengan voltase (tegangan) yang lebih rendah pada proses pengelasan.
Berdasarkan system pengaturan arus yang digunakan, mesin las busur listrik AC
dapat dibagi dalam empat jenis yaitu: jenis inti bergerak, Jenis kumparan bergerak,
jenis reaktor jenuh dan jenis saklar.

b. Mesin Las Rectifier

Mesin ini merubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus
listrik searah (DC) keluar. Bekerjanya tenang dan biasanya mem punyai tombol
pengontrol tunggal untuk menyetel arus listrik keluar. Arus listrik yang digunakan
untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari
mesin las yang berupa dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakk a n oleh
motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak lainnya yang
memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau
rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).

c. Inverter

Pada tipe ini sumber power menggunakan inverter. Power berasal dari sumber
utama yang diubah menjadi DC tegangan tinggi, AC fekwensi tinggi antara 5 sampai
30 KHz. Keluaran dari rangkaian dikontrol menurut prosedur pengelasan yang
diperlukan. Frekwensi tinggi diubah menjadi tegangan pada saat pengelasan.
Keuntungan dari inverter adalah menggunakan transformer kecil, semakin kecill
transformer semakin meningkat frekwensinya. Dapat dikontrol dari jarak jauh dan
ada yang menggunakan display.

d. Generator

Terdiri dari generator arus listrik bolak balik dan searah yang dijalankan
dengan sebuah mesin (bensin atau diesel). Karena sumber energinya bahan bakar m
aka dalam pemakaiannya mesin ini banyak digunakan dilapangan (jauh dari sumber
listrik) dan mengeluarkan asap. Kokoh, busur yang dihasilkan stabil, suaranya
berisik, berat, mahal, design dan perawatannya rumit.

2. Mesin Las AC dan Mesin Las DC

Keuntungan Mesin AC-DC

1. Perlengkapan dan perawatan lebih murah


2. Busur nyala listrik yang dihasilkan stabil
3. Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar,tetapi tidak mempengaruhi
hasil las.
4. Dapat menggunakan semua jenis elektroda
5. Busur nyala kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las. 
6. Dapat digunakan untuk pengelasan pelat tipis.

Tipe pengkutupan mesin SMAW

1. Arus listrik bolak-balik (AC) Karena adanya penggantian arah aliran arus
listrik tersebut, maka panas yang dihasilkan dibagi merata antara elektroda las
(50%) dan bahan Induk (50%).
2. Arus listrik searah (DC) Arah aliran listrik selalu tetap yaitu dari kutub
negatif, sehingga elektron akan bergerak dari kutub positif ke negatif. Karena
adanya bagian panas yang dihasilkan berbeda pada benda kerja maupun
elektroda maka pengkutuban arus listrik searah ini dibagi dua.

Bagian Elektroda yang terbungkus merupakan sumber logam las yang terdiri dari:

a. Sumbu elektroda merupakan logam pengisi yang meleleh di dalam lengkung


listrik bersama-sama dengan bahan induk dan kemudian membeku membentuk
kampuh las.
b. Pembungkus elektroda (fluks) mengurai didalam lengkung listrik dan
menghasilkan perisai gas CO2 dan juga suatu lapisan padat, yang kedua-
duanya melindungi kampuh las yang sedang terbentuk terhadap pengaruh yang
merusak dari udara sekelilingnya.

Selain berfungsi melindungi kampuh las, fluks juga berfungsi:

 Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, sewaktu proses


pengelasan berlangsung;
 Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan,
hal ini bertujuan agar hasil lasan yang terjadi tidak getas dan rapuh;
 Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara
 Menambahkan zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput;
 Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api
sehinggga mudah dikontrol;
 Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair;
 Memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.

Jenis Elektroda untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam (dipengaruhi oleh
jenis fluks-nya, antara lain:

·Type Cellulose

·Type Rutile

·Type Acid

·Type Basic
Pemilihan jenis elektroda akan mempengaruhi kualitas dan hasil lasan, untuk itu,
selain pemilihan jenis fluks, pemilihan elektroda harus disesuaikan dengan material
yang akan dilas.

D. Alat Las Listrik SMAW

1. Mesin las

Mesin las merupakan alas pengelasan listrik yang paling utama. Mesin las adalah
peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi panas.

Energi panas ini dimanfaatkan untuk melelehkan elektroda dan logam induk atau
logam dasar. Kemudian keduanya akan memadat menjadi satu dan jadilah sambungan
pengelasan.

Mesin las listrik dalam proses las SMAW, GMAW, GTAW dan SAW memiliki
peralatan pendukung yang relatif sama.

Perbedaannya dapat dilihat dari kemampuan komponen yang dapat digunakan untuk
ampere tinggi khususnya untuk proses las GMAW dan SMAW.
2. Kabel Massa

Kabel massa adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari mesin
las ke benda kerja atau logam Induk.

3. Klem Massa

Klem massa adalah alat yang digunakan sebagai alat penghubung kabel massa ke
logam induk.

Klem massa biasanya terbuat dari tembaga atau logam lain yang mempunyai sifat
konduktor yang baik.

Pada klem massa juga terdapat pegas yang berfungsi untuk menjepit benda kerja
dengan baik agar tidak mudah terlepas.
4. Kabel Elektroda

Kabel elektroda adalah kabel berfungsi mengalirkan arus listrik dari mesin las ke
holder atau ke elektroda yang akan membuat busur listrik menyala  ketika
disentuhkan ke benda kerja.

Untuk Kabel las ini harus mempunyai sifat yang fleksibel (mudah digerakkan).
Didalamnya juga terdapat beberapa bagian seperti lead, lapisan karet dan kawat
tembaga.

5. Elektroda

Elektroda adalah suatu material yang digunakan dalam pengelasan listrik yang
berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Pada gambar diatas
adalah jenis elektroda yang melebur ketika proses pengelasan.
6. Pemegang kawat las atau Holder

Holder adalah alat berfungsi sebagai pemegang kawat las (elektroda) saat digunakan
welder untuk proses pengelasan. Holder harus terbuat dari bahan yang memiliki
ketahanan panas yang tinggi.

Karena posisinya berdekatan dengan kawat las (elektroda) yang mencair dan
temperaturenya bisa mencapai hingga 2000℃.

Di dalam holder ini juga terdapat pegas yang berfungsi untuk mengunci atau menjepit
elektroda agar tidak mudah lepas atau bergerak saat digunakan mengelas.

Untuk menjaga agar holder tetap awet, pastikan anda membersihkan daerah penjepit
dari percikan las atau kotoran yang menyebabkan penjepit tidak maksimal setelah
selesai mengelas.

7. Palu Las
Palu las ini biasanya digunakan untuk membersihkan hasil pengelasan dari kerak las
(slag). Biasanya digunakan pada proses las yang jenis pelindungnya menggunakan
flux dan Spatter (percikan las).
Cara membersihkannya adalah dengan cara memukulkannya atau menggoreskan pada
bagian yang terdapat slag dan spatter.

8. Sikat Baja

Sikat baja adalah sikat khusus yang digunakan untuk membersihkan permukaan
benda yang akan dilas dari zat pengotor seperti karat, oli, dan pengotor lainnya.

Karena terkadang kotoran tersebut mengganggu aliran listrik yang mengalir pada saat
proses pengelasan. Selain itu sikat ini juga digunakan untuk membersihkan hasil
lasan dari debu dan slag.

Peralatan las di atas merupakan alat-alat yang umum digunakan untuk membantu
welder dalam mengelas dan membersihkannya.

E. Teknik Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Menjadikan elektroda dan bahan las mencair, diperlukan suatu proses


penyalaan awal. Bagi yang sudah terbiasa mengelas dengan menggunakan las
SMAW, menyalakan awal bukanlah suatu hal yang sulit. Tetapi bagi pemula, menya
lakan awal merupakan suatu hal yang sulit. Proses penyalaan awal busur listrik ada 2
(dua), yaitu dengan cara menggoreskan atau menyentuhkan ujung elektroda pada
benda kerja. Dari hasil sentuhan/goresan tersebut, maka pada lingkaran arus terjadi
hubungan p endek dan tempat sentuhannya terpanasi. Sebelum elektroda melekat
pada benda kerja, maka elektroda harus secepatnya ditarik ke atas sampai terjadi
adanya busur listrik.

Gambar Perlengkapan las busur listrik

Seringkali penyalaan awal menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi tukang
las. Selain merupakan hal yang sulit, juga seringkali hasil las-lasan tidak seperti yang
diinginkan. Ada yang terlalu cembung, dan ada pula yang keropos. Hal-hal tersebut
akan mempengaruhi hasil las-lasan secara keseluruhan. Agar hal-hal tersebut di atas
tidak terjadi, ada baiknya bagi tukang las untuk mengikuti atau menjalankan tips-tips
penyalaan awal di bawah ini;

1. Memanaskan elektroda di dalam oven.

Elektroda yang lembab dapat direkondisi dan dikeringkan kembali untuk


mengurangi kelembaban yang berlebihan. Tetapi bagaimanapun juga semua jenis
elektroda memerlukan sedikit kelembaban, dan bila terlalu kering juga dapat merusak
elektroda tersebut serta berdampak pada performasinya.

a) Elektroda Rutile.
Bila elektroda rutile ini menjadi lembab, maka keringkan kembali pada
temperatur 170℃ selama 30 menit.
b) Elektroda Cellulosa.
Elektroda cellulosa ini perlu sedikit lebih tinggi prosentase kelembabannya.
c) Elektroda Low Hydrogen.
Apabila elektroda low hydrogen ini lembab, maka elektroda ini harus
dikeringkan kembali pada temperatur antara 250℃ sampai dengan 350℃
selama 2 (dua) jam.
d) Elektroda bersalut serbuk besi (Iron Powder).
Elektroda ini bila mengalami kelembaban, maka harus dikeringkan kembali
pada temperatur 250℃ selama 2 (dua) jam.
Gambar Oven Elektroda

2. Memilih jenis arus las

Jenis arus las yang dipakai menyesuaikan dengan jenis elektroda yang
dipergunakan. Jenis arus las yang dipakai adalah arus AC, DC+, atau DC-. Bila arus
las yang dipergunakan sesuai dengan ukuran dan jeni s dari elektrodanya, maka akan
dapat menghasilkan lasan yang baik dan ideal. Bila arus lasnya tidak sesuai, maka
akan menyebabkan hasil lasan menjadi tidak memuaskan atau dapat dikatakan
performasi dari elektroda menjadi jelek.
Gambar Jenis arus pada mesin las

3. Meninggikan jarak elektroda

Jarak elektroda terhadap benda kerja sesaat setelah terjadinya busur listrik.
Setelah elektroda disentuhkan atau digoreskan ke benda kerja dan ditarik ke atas,
maka akan terjadi yang namanya busur listrik. Supaya busur listrik tersebut
menghasilkan rigi-rigi yang baik, maka jarak antara elektroda dan benda kerja adalah
sebesar diameter elektroda.

Tetapi khusus untuk penyalaan awal, supaya hasil las-lasan tidak terlalu
cembung dan atau keropos, maka jarak elektroda terha dap benda kerja harus
diusahakan melebihi dari ukuran sebesar diameter elektroda. Hal ini terjadi hingga
lebar dan tinggi rigi-rigi las serasi. Setelah rigi-rigi las serasi, kemudian sambil
berjalan, jarak elektroda terhadap benda kerja diturunkan kembali sebesar diameter
elektroda.
Dengan ketiga tips di atas, diharapkan penyalaan awal bukan lagi menjadi hal
yang tidak menyenangkan bagi tukang las dan mampu membuat hasil las-lasan yang
baik. Jika memang sudah dilak ukan ketiga tips di atas dan hasilnya masih belum
memuaskan, maka harus dicoba lagi berulang-ulang (terutama tips yang nomor 3).
Karena pada dasarnya, pengelasan hanyalah melatihfeeling. Jikafeelingnya sudah
ketemu, hasil las-lasan juga akan baik. Oleh karena itu, berlatihlah sesering mungkin
agarfeelingnya terasah.

F. Perlegkapan Las

Perlengkapan yang diperlukan untuk proses pengelasan SMAW adalah


peralatan yang paling sederhana dibandingkan dengan proses pengelasan listrik yang
lainnya. Adapun perlengkapan las SMAW adalah : transformator DC/AC, elektroda,
kabel massa, kabel elektroda, connectors, palu cipping, sikat kawat dan alat
perlindungan diri yang sesuai

Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok, a) alat utama

b) alat bantu dan

c) alat keselamatan kerja Alat utama las SMAW yaitu :

a) Kabel tenaga

b) Trafo las (generator)

c) Kabel massa

d) Kabel elektroda

e) Pemegang elektroda

f) Penjepit massa

Alat batu las SMAW antara lain :

a) Meja las
b) Palu terak

c) Palu konde

d) Gerinda tangan

e) Mistar baja

f) Sikat baja

g) Ragum

h) Kikir

i) Penjepit benda kerja

alat keselamatan kerja las antara lain :

a) Helm las (topeng las)

b) Kaca las hitam

d) Kaca las putih

e) Apron (pelindung dada)

f) Baju kerja

g) Sarung tangan

h) Sepatu kulit kapasitas 2ton

i) Masker

G. Sumber Tegangan

Sumber tegangan diklasifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin las DC,
mesin las AC biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo juga
ada yang dilengkapi dengan rectifier atau diode (perubah arus bolak balik menjadi
arus searah) biasanya menggunakan motor penggerak baik mesin diesel, motor bensin
dan motor listrik,saat ini banyak digunakan mesin las DC karena DC mempunyai
beberapa kelebihan dari pada mesin las AC yaitu busur stabil dan polaritas dapat
diatur.

Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik dari
mesin las ke material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa dan kabel
elektroda ini harus cukup besar untuk mengalirkan arus listrik, apabila kurang besar
akan menimbulkan panas pada kabel dan merusak isolasi kabel yang akhirnya
membahayakan pengelasan.

Sesuai dengan peraturan, kabel di antara mesin dan tempat kerja sebaiknya
sependek mungkin. Menggunakan satu kabel (tanpa sambungan) jika jaraknya kurang
dari 35 kaki. Jika memakai lebih dari satu kabel, sambungannya harus baik dengan
menggunakan. Sambungan kabel minimal 10 kaki menjauhi operator.

H. Diameter dan Sudut elektroda

Diameter elektroda yang dipakai dalam pengelasan SMAW sangat


mempengaruhi besar kecilnya amper yang dipakai. Hal tersebut berhubungan dengan
laju peleburan atau laju penimbunan dan kedalaman penetrasi. Biasanya pada
elektrode yang akan dipakai sudah direkomendasikan batasan besarnya amper, posisi
pengelasan dan polaritas yang dipakai. Sudut elektroda adalah sudut
posisi/kedudukan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan. Perubahan
sudut elektroda yang sangat ekstrim mempengaruhi bentuk deposit las, oleh karena
itu sudut elektroda sangat penting dalam proses pengelasan. Sudut elektroda terdiri
atas dua posisi, yaitu sudut kerja dan sudut arah pengelasan.

Sudut kerja adalah sudut yang terbentuk dari garis horisontal tegak lurus
terhadap arah pengelasan. Sudut arah pengelasan adalah sudut pada arah pengelasan
terhadap garis vertikal dan mungkin berubah dari 15 hingga 30 derajat.
I. Ampere

Penggunaan amper selama proses pengelasan sangat bergantung pada besar


kecilnya diamter elektroda yang dipakai. Perusahaan pembuat elektroda sudah
menetapkan besar kecilnya amper yang dipakai, informasi besarnya amper yang
dipakai biasanya ditemukan pada bungkus elektroda.

Misalnya, amaper yang dianjurkan untuk elektroda tertentu adalah 90-100


ampere, pada pelaksanaan latihan biasanya akan menetapkan besarnya amper di
pertengahan antara kedua batas tersebut, yaitu di 95 ampere. Sesudah mulai
mengelas, pengeturan amper kembali dilakukan sampai hasilnya baik.

Ampere yang terlalu besar dapat mengakibatkan :

a. Elektroda terlalu panas, dapat merusak kestabilan fluks

b. Lebar cairan las terlalu besar

c. Perlindungan cairan las tidak maksimal, dapat mengakibatkan logam lasan berpori

d. Besar kumungkinannya terjadi undercut

e. Terak sukar dibersihkan

Amper yang terlalu kecil dapat mengakibatkan:

a. Penyalaan busur sulit dan lenket-lengket

b. Peleburan terputus-putus akibat dari busur yang tidak stabil.

c. Peleburan base metal dan elektrode jelek dan terjadi slak inclution

J. Kecepatan pengelasan

Kecepatann pengelasan adalah laju dari elektroda pada waktu proses


pengelasan. Kecepatan maksimum mengelas sangat bergantung pada ketrampilan juru
las, posisi, jenis elektroda dan bentuk sambungan.
Biasanya, kalau kecepatan pengelasan terlalu cepat, logam lasan menjadi
dingin terlalu cepat, menyebabkan bentuk deposit las menjadi kecil dengan puncak
yang runcing. Sebaliknya, jika kecepatan perjalanan terlalu lambat, deposit las
bertumpuk-tumpuk menjadi terlalu tinggi dan lebar. Kecepatan yang sesuai adalah
bila menghasilkan deposit las baik, dengan tinggi maksimal sama dengan diameter
elektoda dan lebar tiga kali diameter elektroda.

K. Perawatan Mesin Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan perawatan mesin las :

 Putuskan hubungan arus listrik (power source) yang menuju ke mesin las.
 Buka baut cover mesin dengan menggunakan kunci pas
 Bersihkan bagian dalam mesin dan kipas dari debu dengan cara di semprot
angin
 Bersihkan area PCB mesin dengan cara di semprot dengan angin atau juga
dapat menggunakan kuas ukuran 1/4 inch
 Kencangkan baut kabel masa atau ground kabel dengan menggunakan kunci
ring 13 – 17
 Setelah selesai tutup kembali mesin las dengan cover mesin
 Hidupkan (on) breaker pada panel listrik.
BAB 2

PEMBAHASAN LAS OAW

A. Pengertian Las OAW 

Pengelasan ialah penyambungan antara dua bahan logam untuk menjadikan


perpaduan bentuk yang padu. Pengelasan ini sendiri nantinya akan dilakukan dengan
memanaskan logam tersebut sampai menjadi titik cair.

Las Oksigen Asetilen Welding atau disingkat dengan OAW ialah salah satu
proses pengelasan gas dimana menggunakan sumber panas nyala api melalui
pembakaran gas oksigen dan gas asetilen untuk mencairkan logam dan bahan tambah.
Pengelasan OAW ini sendiri nantinya bisa digunakan hanya untuk plat-plat
(material/media pengelasan) tipis saja.

Las Oksi asetilin ini ilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai
pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini,gas yang
digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan
bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan
dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen dari kata “acetylene”, dan memilikirumus
kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar
lain. Kelebihan yang dimiliki gas asetilen antara lain, menghasilkan temperature
nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara
ataupun Oksigen.
Selain itu las ini juga memiliki dua fungsi yaitu bisa digunakan untuk
pemanasan atau pemotongan, namun dengan alat yang digunakan berbeda. Untuk
pemotongan sendiri nantinya akan menggunakan torch yang ada katup gas potong.
Sedangkan untuk pengelasan atau pemanasan akan menggunakan welding gun tanpa
katup gas potong.
B.Bahan Bakar Gas

1. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong
kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling
sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen.
Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-
masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal
ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus,
dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
2. Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam
keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah
dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari
produk petroleumlain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana
umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque
(pemanggang), dan di rumah-rumah.

C. Peralatan Las Oksi Asetilin

Gambar Perlengkapan Las OAW


1. Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam
kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini
sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium.
Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga
besar.
Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas
daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan
tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya
dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.
2. Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan
katup. Katup iniditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas
Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk
tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
3. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang
pada katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan
hingga mencapai tekanan kerja torch.Regulator ini juga berperan
untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau
pemotongan.
Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus
dipertahankan tetap oleh regulator.Pada regulator terdapat bagian-bagian
seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat
pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup
pengatur keluar gas menuju selang.
4. Selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menujutorch
digunakan selang gas. Untuk memenuhipersyaratan keamanan, selang harus
mampu menahantekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalampemakaiannya,
selang dibedakan berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan
bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup
memperhatikan kodewarna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang
berisi informasi tentangperbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang
mengalir dalam selang.
5. Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnyaditeruskan oleh torch,
tercampur didalamnyadan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.
Dari keterangan diatas, tochmemiliki dua fungsi yaitu :
 Sebagai pencampur gas oksigen dan gasbahan bakar.
 Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :
 Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur. Dibedakan atas :
•Injector /torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat    lebih rendah
daritekanan    gas oksigen.
•Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi
saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang
pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.
 Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
o Toch normal
o Torch ringan/kecil
 Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
o Torch nyala api tunggal
o Torch nyala api jamak 
 Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
o Torch untuk gas asetilen
o Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
 Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
o Torch manual
o Torch otomatik/semi otomatik 

D. Proses Pengelasan Oksi Acetilin

Gambar Persiapan Las OAW

1. Menentukan nyala api


 Nyala api Karburasi
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara
kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baruberwarna biru.
Di antara kerucut yang menyaladan selubung luar akan terdapat kerucut antara
yang berwarna keputih-putihan,yang panjangnya ditentukan oleh jumlah
kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada
logam cair. Nyala ini banyak digunakandalam pengelasan logam monel, nikel,
berbagai jenis baja dan bermacam-macambahan pengerasan permukaan non-
ferous.
 Nyala api Netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu.
Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut
luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal
dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai
padaujung nyala kerucut.
 Nyala api oksidasi
Bila gas oksigen lebih daripada yangdibutuhkan untuk menghasilkan nyala
netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah
menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau
dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus
digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak
dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

2. Teknik Pengelasan
 Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di
bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung
pembakar(brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod)
dimiringkan dengansudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan
ujung pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas
maksimal pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke
tengah sambungan dangerakannya adalah lurus.
 Posisi pengelasan datar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan
denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah,
untuk ituayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander
terhadap bendakerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis
mendatar, sedangkankawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis
mendatar.
 Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas
atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat
sambunganyang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.
 Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan
dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander
dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di
belakangnya bersudut 45°-60°.
 Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke
kiridengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja
sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan
posisi yangsulit saat mengelas.
 Pengelasan arah ke kanan ( mundur )
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke
kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang
tebalnya 4,5mm ke atas.
 Operasi Branzing ( Flame Brazing )
Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan
tanpamencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja.
Misalnyasaja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las
darikuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari
kuningan (sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing,
akan lebihmudah dilaksanakan daripada proses pengelasan.
 Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut )
Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Proses penggergajian (sewing) dan menggunting(shearing) merupakan contoh
dari proses pemotongan logam dan lembaran logam. Proses menggunting
hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis. Proses
penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapimemerlukan
waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pela ttebal
denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas
inidengan peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkel
menyebutnya brender ). Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini
dilakukan dengan memberikansuplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas
Oksigen lebih, dapat diatur padatorch yang memang dibuat untuk keperluan
memotong.
 Operasi Perluasan ( Flame Gauging )
Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada
produk/komponen logam yang terdapat cacat/retak permukaannya.
Retak/cacat tadi sebelumditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu
dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak
dihilangkan barulah kemudian alurhasil pencungkilan tadi diisi kembali
denganlogam las.
 Operasi Pelurusan ( Flame Straightening )
Operasi pelurusan dilaksanakan denganmemberikan panas pada
komponendengan bentuk pola pemanasan tertentu.Ilustrasi dibawah ini
menunjukkanprinsip dasar pemuaian dan pengkerutanpada suatu logam
batang.Batang lurus dipanaskan dengan polapemanasan segitiga. Logam
cenderungmemuai pada saat dipanaskan. Daerahpemanasan tersebut
menghasilkanpemuaian yang besar. Logam mengkerutpasa saat didinginkan.
Daerah pemanasan terbesar.

E. Kelebihan dan Kekurangan Las OAW

Mesin las karbit/OAW sangat cocok untuk digunakan dalam pengelasan pada
objek kecil dan tipis. Pastinya di setiap jenis pengelasan ada saja kelebihan dan
kekurangannya. Tidak terkecuali pada las OAW ini. Pengelasan ini memiliki
kelebihan saat ada pengelasan yang salah bisa dicairkan kembali dengan nyalakan api
oksigen asetilen, bisa digunakan pada plat/material tipis, tidak terlalu banyak
peralatan.

Sedangkan untuk kekurangannya yaitu saat digunakan mengelas plat tebal


kekuatannya kurang maksimal atau bisa dikatakan rendah, pengelasan manual akan
kurang efisiensi dan kecepatan las menurun, tidak banyak digunakan untuk
pengelasan non logam atau baja tahan karat.Mesin las karbit/OAW ini memiliki
kelebihan dan kekurangan dibanding mesin las listrik/SMAW, yaitu sebagai berikut:

1. Kelebihan
 Peralatan yang digunakan lebih murah. Cukup menggunakan korek api dan
kawat las.
 Pemeliharaan dan perawatan mesin las karbit yang lebih murah.
 Tehnik pengelasan relative mudah (tidak perlu mempelajari tehnik khusus).
 Cocok untuk pengelasan besi / logam kecil (maksimal 2mm).
 Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.
 Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik
pengelasanyang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
 Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau
dibengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhanA 
 Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas
danalat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

2. Kekurangan
 Ukuran tabung besar, sehingga sulit untuk dipindah/dibawa ke tempat lain.
 Harga tabung gas lebih mahal untuk modal awal.
 Selang las panjang, membuat sedikit mengganggu jika ingin melakukan
pengelasan dengan berpindah posisi.
 Dengan maksimal ketebalan yang hanya 2mm, mesin las karbit tidak cocok
untuk pengelasan besi / logam diatas 2mm.
F. Perlengkapan Keselamatan Kerja

1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungikulit muka dan mata
dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata,Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapatmengurangi sinar ultra
violet dan ultra merah tersebut.Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh
dilihatdangan mata langsung sampai jarak 16 meter.
Oleh karena itu pada saat mengelas harusmengunakan helm/kedok las yang
dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukurankaca Ias yang dipakai tergantung
pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaankaca las adalah sebagai berikut:
No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6
untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10untuk pengelasan dari 75 sampai
200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk
pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kacapenyaring ini biasanya pada
bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
2. Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktumengelas harus selalu dipakai sepasang
sarung tangan.
3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
ataudari asbes.Ada beberapa jenis/bagian apron :
 •apron lengan 
 •apron lengkap
 •apron dada
4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,Bila tidak ada
sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai
5. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun
6. Kamar las
kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las. meja
las harus bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan
terjadinya kebakaran karena percikan api las.
7. Jaket pelindung
Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes
8. Menjaga Kondisi Peralatan Las Asetilin
            Perawatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu
proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat harus
mempunyai kualitas yang baik dan hasil produksi diserahkan ke konsumen dalam
waktu yang cepat. Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan
yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu peralatan-peralatan
penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan
terencana.
            Pada las asetilin terdapat beberapa item yang perlu diadakan perawatan, yaitu:
a. Tabung gas oksigen, berisi gas oksigen yang berfungsi dalam proses pembakaran.
b. Tabung gas asetilin, berisi gas asetilin sebagai bahan bakar utama dalam proses
pembakaran
c. Regulator, adalah alat untuk mengatur aliran gas dari masing-masing tabung
d. Slang penyalur gas oksigen dan asetilin dari masing-masing tabung ke brander
e. Brander adalah alat yang berfungsi mengatur campuran gas oksigen dan asetilin
serta membakarnya.
Tabung gas oksigen dan gas asetilin masing-masing dilengkapi dengan katup atau
kran pembuka dan penutup aliran gas dan dua alat pengukur tekanan, yaitu yang satu
untuk mengetahui tekanan gas di dalam tabung dan satunya lagi untuk mengetahi
tekanan gas di lubang pengeluarannya.

G. Cara Menyalakan & Mematikan Las OAW

Cara Nyalakan Las OAW


 Pertama buka katup gas asetilen pada brander las.
 Setelah itu buka katup oksigen pada brander las.
 Kemudian tunggu beberapa detik (5 detik) lalu berikan percikan api dengan
pematik.
 Selanjutnya atur nyala api Las.
Cara Matikan Las OAW
 Pertama tutup katup gas asetilen pada welding torch.
 Lalu tutup katup oksigen pada brander las.
 Kemudian tutup katup regulator oksigen dan asetilen.
 Terakhir buang gas sisa pada selang dengan buka katup pada brander las lalu
tutup kembali.

H. Jenis Nyala Api Las Asetelin 

Jenis jenis nyala api las asetelin :

a) Nyala Api Oksidasi (Nyala Oksigen lebih).


b) Nyala Api Karburasi (Nyala asetilen lebih).
c) Nyala Api Netral (Tekanan gas oksigen dan asetilen sama).

Jenis jenis nyala api las asetelin ada bermacam - macam menurut kegunaannya,
yaitu nyala api yang digunakan untuk proses pengelasan, pemanasan dan
pemotongan. Penggunaan atau pengaturan jenis nyala api berdasarkan besar tekanan
yang keluar dari tabung yang diatur melalui regulator kemudian disalurkan melalui
selang gas. Jenis nyala api oksigen asetilen ini juga berpengaruh terhadap nilai
temperaturnya. Temperatur pada nyala api ini dapat mencapai 3000 derajat celsius.

Jenis - jenis nyala api asetilen

1. Nyala api oksidasi pada las asetilen

Nyala api oksidasi atau oksigen lebih pada las asetilen adalah jenis nyala api
yang mempunyai perbandingan tekanan gas oksigen lebih besar dari pada tekanan gas
asetilennya. Bentuk nyala api ini seperti kerucut namun pendek dan terdapat seperti
aliran gas oksigen ditengahnya. Fungsi nyala api oksidasi adalah untuk pemotongan
material logam. Selain itu nyala api oksidasi pada las asetilen juga dapat digunakan
untuk pengelasan dengan jenis material perunggu dan kuningan.

Api oksidasi dihasilkan dengan meningkatkan oksigen kedalam campuran


sehingga menghasilkan gas yang kaya akan oksigen. Nyala api oksidasi pada las
asetilen ini memiliki suhu antara 6.000 dan 6.300 derajat fahrenheit. Nyala api
oksidasi berbentuk lebih pendek serta lebih biru dari pada api netral dan karburasi.
Selain itu nyala api oksidasi juga berbentuk kerucut dengan bagian dalam lebih
runcing.
Oksigen yang berlebih dari nyala api ini akan bergabung dengan logam dan
membentuk oksida.

Nyala api ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi
pada logam cair. Karena sifat pengoksidasi itulah sehingga nyala api oksidasi jarang
digunakan untuk mengelas baja. Akan tetapi kadang-kadang digunakan untuk logam
berbasis tembaga dan seng serta besi cor dan mangan. Selain itu juga digunakan
dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu, namun tidak dianjurkan untuk
pengelasan lainnya.

Gambar Nyala api oksidasi pada las asetilen

2. Nyala api karburasi pada las asetilen

Nyala api karburasi pada las asetilen adalah jenis nyala api yang mempunyai
tekanan gas asetilen lebih besar dibandingkan dengan tekanan gas oksigen. Nyala api
ini diproduksi dengan mengurangi jumlah oksigen dalam campuran, sehingga
menghasilkan gas yang kaya akan asetilen. Nyala api karburasi memiliki suhu antara
5.400 dan 5.500 derajat Fahrenheit.

Nyala api karburasi berisi tiga tingkat warna yang berbeda yaitu berbentuk
kerucut biru sangat terang yang terdapat pada ujung nosel dan dikelilingi oleh
selubung berwarna biru gelap. Kemudian keduanya dikelilingi oleh selubung luar
yang berwarna lebih gelap keungu-unguan. Nyala api karburasi adalah api reduksi
karena tidak mengoksidasi logam.

Selain itu nyala api ini merupakan nyala pengoksidasi karena tidak
sepenuhnya membakar karbon. Karbon yang tidak dikonsumsi kemudian dipaksa
masuk ke dalam logam. Sehingga nyala api ini digunakan untuk mengelas baja
karbon tinggi dan logam lain yang tidak mudah menyerap karbon. Fungsi nyala api
karburasi adalah untuk pengelasan bahan logam monel, nikel dan berbagai jenis baja.
Selain itu juga digunakan untuk heat treatment serta bahan pengerasan permukaan
nonferous.

Gambar Nyala api karburasi pada las asetilen

3. Nyala api netral pada las asitilen

Nyala api netral pada las asitilen adalah jenis nyala api yang memiliki tekanan
oksigen dan tekanan asetilen yang sama besar. Atau memiliki perbandingan yang
seimbang antara tekanan gas oksigen dengan asetilen. Nyala api netral digunakan
untuk sebagian besar aplikasi pengelasan gas. Nyala api ini memiliki jumlah asetilena
dan oksigen yang kurang lebih sama. Untuk lebih tepatnya rasio oksigen terhadap
asetilen untuk nyala netral terletak antara 1,0 sampai 1,1.
Nyala api netral memiliki suhu antara 5.600 sampai dengan 5.900 derajat
Fahrenheit atau antara 3300 sampai 3500 derajat celsius. Nyala api ini ukurannya
lebih kecil dan terfokus dan terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar
dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira
3000 derajat celsius dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500 derajat celsius.

Nyala api ini disebut netral karena menghasilkan sangat sedikit bahkan tidak
ada reaksi kimia dalam logam cair. Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi
logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat
digunakan untuk mengelas baja.

Nyala api netral sebenarnya bertindak sebagai perisai gas untuk melindungi
kolam pengelasan dari reaksi kimia dengan atmosfir, seperti gas lembam dalam TIG
(gas inert tungsten) dan las busur MIG (metal inert gas). Fungsi nyala api netral
adalah untuk pengelasan baja ringan, stainless, besi tuang, aluminium, tembaga.baja,
baja tahan karat dan besi cor.

Gambar Nyala api netral pada las asetilen


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan
makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Penulis akhirnya dapat mengetahui SMAW adalah proses las busur paling
sederhana dan paling serba guna. Karena sederhana dan mudah dalam mengangkut
peralatan dan perlengkapannya, membuat proses SMAW ini mempunyai aplikasi luas
mulai dari refinery piping hingga pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah
laut guna memperbaiki struktur anjungan lepas pantai. SMAW bisa dilakukan pada
berbagai posisi atau lokasi yang bisa dijangkau dengan sebatang elektroda.

Proses SMAW digunakan untuk mengelas berbagai macam logam ferrous dan
non ferrous, termasuk baja carbon dan baja paduan rendah, stainless steel, paduan-
paduan nikel, cast iron, dan beberapa paduan tembaga. Juga mengetahui pengertian
las gas, perlengkapan yang digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta
posisi pengelasan pada proses las gas.

B.Saran
Bagi pembaca setelah membaca makalah ini semoga dapat berguna , karena
suatu saat nanti kita kan mempraktikannya sehingga kita harus mempelajari seluk
beluk las listrik dan las gas , dan ketika kita praktik kan mengurangi sedikit
kecelakaan.

DAFTAR PUSTAKA

 WWW.PENGELASAN SMAW.COM

 LAS-LISTRIK.blogspot.COM / 2009 / 03 /Pengertian –las.html 3. Teknik


fabrikasi.blogspot.com

 https://santikoaji.blogspot.com/2017/06/jenis-jenis-nyala-api-las-asetelin.html

 https://www.google.com/search?
q=LAS+SMAW&oq=LAS+SMAW&aqs=chrome..69i57j69i60j69i61j69i60.6
594j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

 https://www.google.com/search?
q=TRAVO&oq=TRAVO&aqs=chrome..69i57j0i271l2.6331j0j9&sourceid=c
hrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai