Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Kerja Plat

Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan malipat lembaran (plat) sehingga
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan
dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang
meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat,
melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan membuat suatu produk atau
barang yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.1 Bahan yang digunankan dalam pekerjaan plat

1. Plat seng licin galvanis.


Plat seng licin galvanis dikenal juga sebagai plat SGCC, merupakan plat besi
dengan bahan dasar SPCC-SD, yang memiliki sifat tahan terhadap korosi atau karat
dan bersifat lunak dan mudah dibentuk. dengan ukuran : 1,0 x 1000 x 2000 (1,5
lembar untuk 27 orang.)
2. Paku rivet
Paku rivet digunakan untuk menyambung plat, sehingga plat lebih kuat.

2.1.2 Alat yang digunakan dalam pengerjaan plat

1. Penggores
Pengores digunakan untuk menggambar atau memberi garis
bentangan pada permukaan pelat baja yang akan di kerjakan.
2. Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek
maupun panjang, selain itu juga dapat dipakai untuk meluruskan penggoresan dalam
melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini
bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm,dan 100 cm
3. siku
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek maupun panjang, selain itu juga dapat dipakai untuk meluruskan penggoresan
dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini
bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
4. kikir
Kikir ini dugunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam pada umumnya pekerjaan
yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa
sesuai dengan panjangnya.

5. mesin pemotong plat


Mesin ini digunakan untuk memotong plat yang akan dikerjakan, mesin ini mampu
memotong pelat dengan ketebalan 6 mm serta Panjang maksimal 3 m
6. mesin lipat/mending
Alat ini berfungsi untuk melipat plat yang akan dibuat suatu produk atau barang, sesuai
dengan keinginan yang dibutuhkan.
7. palu
Palu digunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat,
mengeling, membengkok. Menurut bentuknya palu dibedakan ada beberapa
jenis yaitu palu plastik berkepala bulat dan palu alumunium bekepala
segi empat.
8. mesin pemotong gerindra
Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata
potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang mana
digunakan untuk kemampuan dalm penggunaan untuk mengasah maupun sebagai
alat potong benda kerja.

9. Bor
Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk
melipat pelat satu dengan yang lain menggunaka paku keling.
10. gunting plat
Berfungsi sebagai alat pemotong plat yang berukuran pendek atau yang sulit dijangkau oleh
mesin potong.

2.2 Teori Kerja Baja

2.2.1 Sejarah baja


Sekitar tahun 4000 SM, besi (komponen utama penyusun baja) digunakan untuk
membuat peralatan – peralatan sederhana. Material ini dibuat dalam bentuk besi tempa, yang
diperoleh dengan memanaskan bijih – bijih besi dengan menggunakan arang. Pada awal abad
ke–19, besi tuang dan besi tempa sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan struktur
jembatan. Jembatan pertama yang terbuat dari besi tuang yaitu Jembatan Lengkung
Coalbrookdale di Inggris sepanjang 30 m.
Baja muncul sebagai material baru pada abad ke–19. Meterial baja merupakan logam
paduan antara besi dan karbon dengan kadar karbon yang ebih sedikit daripada besi tuang,
serta mulai digunakan dalam konstruksi –konstruksi berat. Sir Henry Bessemer merupakan
orang yang pertama kali membuat baja dalam volume besar dan mendapatkan hak paten atas
temuannya dari pemerintah Inggris pada tahun 1855. Beliau mempelajari bahwa dengan
menghembuskan aliran udara di atas besi cair panas akan membakar kotoran – kotoran yang
ada di dalam besi tersebut, namun secara bersamaan proses ini juga menghilangkan
komponen – komponen penting seperti karbon dan mangan. Selanjutnya, komponen –
komponen penting ini dapat digantikan dengan suatu logam paduan antara besi, karbon dan
mangan, di samping itu juga mulai ditambahkan batu kapur yang dapat mengikat senyawa
fosfor dan sulfur. Dengan ditemukannya proses Bessemer, maka di tahun 1870 baja karbon
mulai dapat diproduksi dalam skala besar dan secara perlahan material baja mulai
menggaantikan besi tuang sebagai elemen konstruksi

2.2.2 pengertian baja

baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,21% hingga 2,1% berat
sesuai grade–nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa
ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan
nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Baja merupakan suatu bahan konstruksi yang lazim digunakan dalam struktur bangunan
sipil. Karena kekuatan yang tinggi dan ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja
ini juga telah menjadi bahan pilihan untuk konstruksi menara air rangka baja. Struktur baja
bisa dibagi atas tiga kategori umum :
a. Struktur rangka (framed structure), yang elemennya bisa terdiri dari batang
tarik, kolom, balok dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan
beban aksial.
b. Struktur gantung (suspension), yang sistem pendukung utamanya
mengalami tarikan aksial yang dominan.
c. Struktur selaput (sheel), yang tegangan aksialnya dominan.

Adapun beberapa jenis baja yang dapat dugunakan dalam struktur yaitu ;
1. karbon (Carbon Steel),
2. baja paduan rendah mutu tinggi (High Strength–Low Alloy Steel, HSLA)
3. baja paduan (Alloy Steel).

2.3 Las Listrisk

Las listtrik adalah suatu penyambungan dua buah logam atau lebih dengan
menggunakan elektroda sebgai bahan untuk penambah ( bahan tamah) serta arus listrik untuk
pemanas, dengan membuat busur nyala.
Ada beberapa macam las listrik berdasarkan bahan tambahnya atau elektroda yang
digunakan yaitu ;
1. las listrik dengan elektroda karbon
a. tunggal
b. ganda
2. las listrik dengan elektroda logam
a. elektroda berselaput
b. elektroda submergetd
c. TIG ( Tungstam Inert Gas)

Las listrik berdasarkan asal arusnya terbagi menjadi dua jenis yaitu ;
1. mesin las listrik AC atau arus bolak balik
Keuntungan ;
a. murah pada pebelian
b. mempunyai efisiensi yang tinggi kira’’ 80% _ 90%
c. kebisingan yang rendah
d. busur listrik yang dihasilkan berdaya tiap kurang
kerugian ;
a. hamper tidak mungkin untuk mengelas dengan elektroda berselaput besi murni
b. usur listrik tidak tenang
c. factor tenaga kecil
d. tidak bisa digunakan untuk segala jenis logam
2. mesin las listrik DC ( direct curreit
Yaitu mesin las yang menggunakan arys DC atau searah. Ada 2 kabel yaitu
a. pengatatuban langsung (DC)
Kabel elektroda dipasang pada kutub negative serta kael masa pasa kutup positi.
Pengaruhnya adalah panas yang diberikan olh mesin las akan lebih tinggi pada
benda kerja disbanding dengan elektroda.
b. pengatuban terbalik
kabel elektroda dipasang pada kutup positif, dan kabel pada kutup negatif, maka
panas yang diberikan elektroda lebih panas dari benda.
Keuntungan ;
a. seluruh gas elektroda dapat digunaakn
b. seluruh gas logam dapat dilas
c. dapat digunakan untuk memnyambung pelat
d. mempunyai nyala busur yang stabil
e. resiko kecelakaan kecil
kerugian;
a. mahal dari segi biaya
b. efesiensinya rendah
c. penggunaan arus tinggi
d. mengeluarkan suara bising

2.4 Pengelasan

2.4.1 Sejarah pengalasan


Berdasarkan penemuan bendabenda sejarah, dapat diketahui bahwa pembrasin
gan
Logam paduan emas Teknik penyambungan logam telah dikethui sejak jaman prasejarah,
misalnya tembag adan pematrian paduan timbal-timah.menurut keterangan yang
didapat telah diketahui dan dipraktikan dalam rentang waktu antara tahun 4000
sampai dengan 3000 S.m.Sumber energi panas yang digunakan waktu itu diduga
dihasilkandari pembakaran kayu atau arang, tapi panas yang dihasilkan pembakaran dari
bahan bakar itu sangat rendah, sehingga teknik penyambungan ini tidak dikembangkan lebih
lanjut.cara-cara dan Teknik pengelasan yang sering digunakan pada masa itu adalah las
busur, lasresistansi, las termit, dan las gas, pada umumnya diciptakan pada akhir abad ke 2
%0

2.4.2 Pengertian pengelasan


Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada
prinsip_prinsip proses difusi, sehingga terjadi pengelasan bagian bahan yang disambung.
Kelebihan sambungan las adlah konstruksi ringan, mudah pelaksanaannya, serta cukup
ekonomis.

1. langka-langkah pengalasan
a. pengaturan mesin las
b. pngaturan arus listrik
c. persiapan mengelas
d. penyaalaan busur
e. pengalasan
2. factor yang mempengaruhi kerbehasiln pengalasan
a. tinggi busur
b. kecepatan pengalasan
c. mematikan busur dan pemberish kerak
3. kesalahan las
a. kesalahan yang supervisial (dapat dilihat dengan mata)
b. kesalahan yang tidak dilihat dengan mat

2.5 Keselamatan Kerja


Dalam melakukan suatu pekerjaan fisik baik di lapangangan maupun didalah ruangan
selalu mempunyai resiko kecelakaan. Seorang pekerja harus selalu waspada terhadap resiko
kecelakaan yang tidak diketahui kapan akan terjadi. Oleh karena itu seorang pekerja harus
melengkapi diri dengan perlengkapan keselamatan kerja (K3). Persyaratan kesehatan dan
keselamatan (K3) kerja harus mengacu pada undang- undang atau peraturan daerah yang
berlaku, dan setidaknya mencakup:

1. pengamanan kerja
a. Pastikan semua alat dalam keadaan baik dan bersih.
b. Lingkungan dan keselamatan tempat kerja yang baik.
c. Penggunaan peralatan dan perlengkapan, alat digunakan sesuai dengan fungsinya.
d. Perlengkapan keselamatan
e. Setelah melakukan praktek alat dibersihkan kembali dan simpan kembali alat pada
f. tempatnya dengan rapi.
g. Mengikuti petunjuk InstrukturPengaman Diri
2. pengamanan diri
a. Sepatu kerja
Sepatu kerja berfungsi untuk melindungi kaki dari benda tajam.
b. sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda tajam
c. pakaian kerja
Pakaian kerja berfungsi untuk melindungi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai