Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PROSES MANUFAKTUR 1

“PENGELASAN”

OLEH:

YUSRI L
20022014005

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Manufaktur Pada Mesin Las
TIG”. Materi dari judul karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dalam pengerjaan las dalam
pembuatan pagar trail.

Karya ilmiah ini memberikan panduan praktis dalam manufaktur mesin las. Penulis
menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya ilmiah ini. Penulis juga berharap agar karya ilmiah ini dapat
memberikan pengetahuan tentang manufakturfing kepada pembaca.

Tidak lupa saya mengucapkan kepada pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyelesaian karya tulis ini, karena dengan adanya bantuan itu makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu.

Makassar, 15 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI……………….…………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………... 2
1.3. Tujuan Penulisan………………….……………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Las TIG………………………………………………………………. 3


2.2. Kelengkapan pakaian yang harus ada saat pengelasan…………………………... 4
2.3. Proses Pengerjaan………………………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………. 9
3.2. Saran……………………………………………………………………………... 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengoperasikan peralatan, mesin


dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengolah bahan baku, suku cadang,
dan komponen lain untuk diproduksi menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Kegiatan
industri manufaktur sering menggunakan mesin, robot, komputer, dan tenaga manusia untuk
menghasilkan barang atau jasa dan perakitan, untuk menghasilkan suatu produk.

Manufakturing mengacu pada produksi skala besar barang yang mengubah bahan baku dan
suku cadang. Istilah ini bisa digunakan untuk aktifitas manusia, dari kerajinan tangan sampai
ke produksi dengan teknologi tinggi, tetapi demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk
dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara massal untuk dijual ke pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan.

Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan


istilah fabrikasi dibandingkan manufaktur. Tidak hanya di bidang industri, manufakturing juga
biasa dipakai dalam pengelasan, contohnya pengelasan pembuatan pagar trail.

Rumah adalah salah satu bangunan yang diijadikan tempat untuk tinggal selama jangka
waktu tertentu. Sehingga rumah haruslah bisa memberikan rasa nyaman untuk ditinggali,
bagi pemiliknya untuk memberikan rasa aman dan nyaman untuk ditinggali. Salah satu bagian
rumah yang memberikan rasa aman dan nyaman adalah pagartralis, bagian rumah paling luar
yang berfungsi sebagai pembatas sekitar rumah. Pagar tralis ini selain berfungsi sebagai
pembatas berfungsi juga untuk menjaga agar orang lain tidak bisa seenaknya masuk ke dalam
rumah, sebagai pembatas rumah untuk melindungi juga harus terlihat indah agar rumah
memberikan kesan nyaman untuk ditinggali.

Di zaman sekarang dengan perkembangan bangunan yang cukup tinggi pembuatan pagar
trail sini cukup banyak peminatnya untuk dijadikan sebagai pembatas rumah, dengan
banyaknya pemesanan pagar tralis zaman sekarang para pembuat pagar tralis pun semakin
kreatif membuatnya dan banyak bentuk pilihan, dan ukiran semakin beragam. Dengan
banyaknya peminat proses pengerjaannya harus teliti dari pemilihan bahan, pemotongan,
dan pengelasan harus rapi agar terkesan indah, agar memberikan kesan indah teknik
pengelasan dan pemotongan menjadi faktor penentu untuk mendapatkan hasil pagar trails yang
bagus.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana membuat pagar trails?

2. Apa saja yang harus disiapkan?

3. Bagaimana proses pengerjaannya?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan mahasiswa yang mandiri dalam menyelesaikan tugasnya

2. Memberikan pengetahuan proses pengelasan pembuatan pagar trails

3. Menjadikan mahasiswa kreatif dalam mencari informasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Las TIG

Las Tungsten Inert Gas (Las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik
ditimbulkan oleh elektroda tungsen elektroda tak terumpan, daerah pengelasan dilindungi oleh
gas lindung oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak terkontaminasi oleh udara luar. Kawat
las dapat ditambahkan atau tidak, tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja
yang akan di las.

Perangkat yang dipakai dalam pengelasan gas tungsten adalah:

1. Mesin

Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang digunakan didalam
pengelasan gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam
yang akan di las.

2. Tabung gas lindung

Tabung gas lindung adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan
helium yang digunakan did dalam mengelas gas tungsten. Tabung gas pada pengelasan
mempunyai fungsi sebagai penyimpanan gas pelindung yang digunakan sebagai proses
pengelasan. Untuk mencegah kontaminasi dari ruang welding, TIG welding menggunakan
shielding gas. Pada pengelasan ini juga menggunakan gas pelindung, yaitu gas pelindung
argon, helium, atau argon mix dengan helium. Argon merupakan yang paling umum, terutama
pada arus bolak balik. Sedangkan helium digunakan pada penetrasi las yag lebih dalam.
Pemilihan gas ini tergantung pada aplikasi. Pada saat proses pengelasan tabung gas dibuka
bersamaan dengan regulatornya kemudian gas tersebut akan disalurkan melalui selang menuju
ke welding torch.

3. Regulator gas pelindung

Regulator gas pelindung adalah katup pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam
pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukan tekanan kerja dan tekanan gas
di dalam tabung. Meskipun berbeda-beda pada nilai tekanan isinya (sisi inlet), tetapi regulator
dapat memastikan bahwa pada sisi keluaran (output), tidak akan melampaui tekanan atau
jumlah keluaran tertentu yang sudah ditetapkan/diatur sesuai kebutuhan.

4. Selang gas dan perlengkapan pengikat

Selang gas berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar las.
Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las lalu
menuju pembakar las.

3
5. Kabel elektroda dan selang

Kabel elektrodra berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu
juga aliran gas dari mesin las menuju stang las. Kabel massa berfungsi penghantar arus ke
benda kerja. Selang gas dan perlengkapannya berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung
menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung
menuju mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.

6. Stang las (Welding Torchh)

Stang las adalah alat yang digunakan untuk pegangan saat pengelasan. Dalam welding
torch terdapat beberapa komponen, seperti cemaric cup, tempat tungsten, penghantar arus
listrik, dan slang gas pelindung. Komponen yang ada di dalam welding torch terbuat dari
isolasi plastik. Torch juga mempunyai mode manual dan otomatis. Stang las berfungsi untuk
menyatukan sistem las yang penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan
proses pengelasan.

7. Elektroda tungsten

Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan


pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah. Untuk pengelasan manual
biasanya ujung elektroda di grounding dengan sudut 60 sampai 90 derajat. Untuk aplikasi
mekanik, sudut ujung juga dapat menentukan bentuk busur itu sendiri, serta juga dapat
mempengaruhi profil penetrasi weld poll. Maka dari itu harus diperhatikan konsistensi pada
ujung grinding dan juga harus diperiksa kondisi antara lasan.

8. Kawat las atau welding rod

Kawat las berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang
dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair. Kawat las yang digunakan untuk
pengelasan ini ada berbagai macam, ada tipe ER 70 S, ER 308 L-16, ER 309 Mo L, ER 309
Mo L-16/17, ER 316 L-16, ER 312-16. Semua jenis welding rod ini dapat diaplikasikan pada
pengelasan material yang tahan korosi.

2.2. Kelengkapan pakaian yang harus ada saat pengelasan

Kelengkapan pakaian yang harus disiapkan saat pengelesan adalah :

1. Helm laswelding rod

Helm las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultraviolet dan sinar
infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las tidak boleh dilihat secara langsung dengan
mata telanjang jarak minimum adalah 16 meter . selain itu, bentuk helm las yang menutup
muka berguna melindungi kulit muka dari percikan api dan gas selama proses pengelasan
berlangsung. Alat keselamatan kerja ini memiliki tiga lapisan kaca yang terdiri dari satu kaca

4
las khusus dandi apit oleh dua kaca bening. Lapisan kaca luar dan dalam berfungsi melapisi
kaca khusus.

2. Pakaian kerja atau apron

Pakaian kerja berfungsi untuk melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat
dari bahan yang tidak mudah terbakar seperti kulit atau dari asbes. Arpon terdiri dari lengan
dan apron dada. Saat proses pengelasan akan ada percikan las dan panas yang dihadapi oleh
pekerja, sehingga pakaian khusus kerja las diperlukan agar melindungi bagian tubuh pekerja.
Sebagai tambahan, apron dada dan lengan berasal dari bahan kulit agar tidak jadi berlubang
jika terkena suhu panas percikan las.

3. Sarung tangan atau welding gloves

Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi pergerakan
jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung
tangan harus selalu di pakai agar tangan tidak terkena percikan bunga api atau benda panas
yang di las. sarung tangan khusus tersebut berperan seperti apron. Yaitu, sarung pelindung
tangan pekerja dari percikan las dan suhu panas saat proses pengelasan.

4. Sepatu las

Karakteristik sepatu las sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya. Sepatu las
harus terbuat dari bahan kulit dimana bagian ujungnya terdapat plat besi pelindung. Hal ini
sangat berguna untuk melindungi kaki dari benda kerja keras dan tajam yang jatuh mengenai
kaki. Selain itu, alas sepatu terbuat dari karet yang tidak licin sehingga pemakaiannya tidak
mudah terpeleset saat mengangkat benda-benda berat.

5. Masker

Masker berguna untuk menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbulkan oleh
mencairnya selaput (fluks) elektroda. Proses pengelasan juga menghasilkan asap yang
berbahaya untuk kesehatan pernafasan pekerja. Sebab asap tersebut bukan asap biasa karena
asalnya dari hasil pembakaran bahan kimia dari bahan atau material las.
6. Kacamata pelindung

Kacamata pelindung berbeda dengan kaca yang terdapat pada helm las. Kacamata las
memiliki suatu lapisan kaca bening yang berfungsi melindungi mata dari percikan terak las
sewaktu permukan las dibersihkan.

Seluruh alat yang disebutkan untuk keselamatan dan perlindungan diri dalam kerja las
sebaiknya digunakan sebagaimana mestinya. Karena mencegah risiko kecelakaan kerja dengan
mematuhi aturan keselamatan dapat meningkatkan kemungkinan produktivitas kerja yang
lebih baik. Terlindunginya pekerja berarti melindungi kualitas kerja las

5
2.3. Proses Pengerjaan

Dalam proses pengerjaan pengelasan terdapat langkah-langkah yang harus dipersiapkan


kinerja dalam pengelasan dapat berjalan dengan maksimal :

1. Persiapan sebelum pengelasan


a. Langkah pertama dari perencanaan pelaksanaan pengelasan,
sangatlah diperlukan untuk memeriksa gambar-gambar pengelasan dan menuliskan
perintah-perintah pengelasan secara seksama. Jika terdapat beberapa pertanyaan, hal
tersebut harus didiskusikan diantar pihak-pihak yang terkait, untuk menegaskan bahwa
setiap operasional pengelasan dapat dilakukan tanpa masalah. Kualifikasi dan
keterampilan dari para insinyur dan teknisi juga harus diperiksa.
b. Metode pengelasan, perlengkapan las dan perlengkapan terkait,
serta perlengkapan pelindung.
Alat yang disiapkan seperti:
- Kabel las
- Pemegang elektroda
- Palu las
- Sikat kawat
- Dan penjepit

Bahan yang diperlukan seperti:

- Selulosa
- Kalsium karbonat (Cac03)
- Titanium dioksida (rutil)
- Kaolin
- Kalium oksida mangan
- Oksida besi
- Serbuk besi
- Silikon mangan
- Dan lain sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda untuk tiap jenis elektroda.

Perlu untuk memeriksa catu daya dan catatan pemeliharaan dari perlengkapan
pengelasandan perlengkapan lainnya, catatan perlengkapan terkait seperti pemanas, pemindah
posisi
serta pijakan serta kondisi tempat kerja untuk memastikan bahwa operasional pengelasan
dapat dilakukan dengan aman.

Perlu untuk memeriksa metode-metode kontrol. Kontrol terhadap baja dan material
pengelasan, serta pencegahan terhadap penyerapan kelembaban. Penanganan baja dan

6
elektrode las, seperti kesesuaian elektrode las terhadap bajanya. Elektrode terbungkus
dan fluks memerlukan pemeriksaan secara hati-hati dan teliti atas penanganan,
pengeringan dan kondisi penyimpanan untuk mencegah penyerapan kelembaban. Elektrode
terbungkus harus digunakan dalam waktu tertentu setelah pengeringan, jika elektrode telah
dikeringkan dibiarkan lama berada di udara terbuka, elektrode tersebut harus dikeringkan
kembali sebelum digunakan.

c. kondisi pengelasan perlu untuk memeriksa las ikat dan kondisi-kondisi


penyambungan benda kerja,
seperti posisi pengelasan pemanasan awal dan kondisi pesca pemanasan, arus las
metode penggunaan elektrode, kecepatan pengelasan, urut-urutan pengelasan, suhu
antar lajur pengelasan,jumlah lapisan rigi-rigi las dan lain-lain,
untuk melihat jika hal-hal tersebut telah sesuai.
d. Geometri kampuh perlu untuk memeriksa bentuk sambungan dan geometri kampuh
las, dan memeriksa bahwa permukaan kampuh bersih, bebas minyak, lemak, kotoran
dan kelembaban.
2. Proses pemotongan

Potong besi yang akan di sambung sesuai dengan keinginan dengan menggunakan
alat potong khusus. Untuk membuat pagar tralis dengan bentuk dan pola yang
sudah ditentukan, kita harus memotong sesuai pola yang sudah dibuat. Pada saat melakukan
pemotongan, kita harus berhati-hati pada sisi depannya yang menghadap kita terbuka, karena
suatu benda yang berputar dengan putaran cukup tinggi itu sangat berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja.

3. Proses Pengelasan

Untuk menyambungkan bagian-bagian yang sudah dipotong sesuai pola tadi kita sambung
dengan pengelasan pastikan saat mengelas, pengelasannya matang agar sambungan
menyambung dengan sempurna.

4. Finishing

Untuk mendapatkan hasil yang terluhat rapi kita haluskan hasil pengelasan tadi dengan
pengampelasan, pengampelasan dilakukan dengan grendra. Saat kita mengampelas dengan
grendra kita harus melukan dengan hati-hati, pegangan erat lakukan pengamplasan
secara perlahan.

7
DIAGRAM ALIRAN

Perlengkapan alat dan bahan


Proses pengerjaan Pemotongan
yang harus disiapkan

Merapikan bekas lasan


Finishing Pengelasan/penyambungan
dengan gurinda

Pemberian warna/cact Selesai

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengelasan adalah salah satu proses manufakturing dalam dunia teknik. Las adalah salah
satu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa
tekanan. Dalam proses pengelasan juga terdapat metode yang harus diperhatikan sebelum
bekerja. Dengan memperhatikan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja sangatlah
penting ketika bekerja langsung di lapangan, karena dapat mengurasi resiko yang tidak
diinginkan dalam bekerja.

3.2. Saran

Pengelasan harus dilakukan secara rapi agar mendapatkan hasil maksimal. Pekerjaan
pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak menyepelekan resiko sekecil apapun.
Bagi setiap engineer yang bekerja di lapangan wajib memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja contohnya dalam proses pengelasan. Oleh karna itu, makalah ini dibuat
dengan tujuan pembaca dapat memahami materi dan mengaplikasikannya dalam bekerja.
Semoga dengan makalah ini dapat menghindari resiko kecelakaan yang tidak diinginkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Aryan. 2016. Analisis sifat fisik dan mekanik bahan baja ss-400 dengan variabel arus
pengelasan shielded metal arc welding (smaw) terhadap kekuatan tarik dan mikrostruktur.
Tugas akhir, 2016. Teknik Otomotif & Manufaktur, Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta.

ESAB, 2005. consumables for manual and automatic welding. Welding handbook.

Huda, saiful, dkk. 2013. Analisa Pengaruh Variasi Arus dan Bentuk Kampuh Pada Pengelasan
Smaw Terhadap Distorsi Sudut Dan Kekuatan Tarik Sambungan Butt-Join Bajaaisi 4140.
Jurnal Teknologi, Volume 6 Nomor 2, Desember 2013, 193- 200. Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknologi lndustri, lnstitut Sains dan Teknologi Akprind. JI Kalisahak 28 Kompleks
Balapan-Tromol Pos 45.

M, sarippudin, 2013, Pengaruh Hasil Pengelasan Terhadap Kekuatan, Kekerasan Dan Struktur
Mikro Baja St 70, ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013. Universitaas islam Makassar.

Naryono,dkk. 2011. Pengaruh Variasi Kecepatan Pengelasan Pada Penyambungan Pelat Baja
Sa 36 Menggunakan Elektroda E7018Dan E7016 Terhadap Kekerasan, Struktur Mikro Dan
Kekuatan Tariknya. sintek vol 5 no 2. Departement of machine, Faculty of Engineering,
University Muhammadiyah Jakarta, Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510.

Parekke, Simon.dkk. 2014. Pengaruh Pengelasan Logam Berbeda (Aisi 1045) Dengan (Aisi
316l) Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro. J. Sains & Teknologi, Desember 2014,
Vol.3 No.2 : 191 – 198 ISSN 2303-3614. Akademi Teknik Soroako. Jurusan Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin.

Puta, dimas. 2013. Analisa Hasil Pengelasan Smaw Pada Baja Tahan Karat Feritik Dengan
Variasi Arus Dan Elektroda. Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, 2011. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Putri, fenoria. 2009. Pengaruh Besar
Arus Listrik Dan Panjang Busur Api Terhadap Hasil Pengelasan. Jurnal austenite volume 1,
nomor 2, oktober 2009. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Jl.Srijaya Negara
Bukit Besar Palembang 30139.

2 Santoso joko, 2006, pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan Tarik dan ketangguhan las
smaw dengan Elektroda e7018, sekripsi, universitas negeri semarang.

Santoso, trinova,dkk. 2015. Pengaruh Kuat Arus Listrik Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik
Dan Struktur Mikro Las Smaw Dengan Elektroda E7016. Jurnal teknik mesin, tahun 23, no. 1,
april 2015. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

10

Anda mungkin juga menyukai