Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEKNIK PENGELASAN LANJUT

Topik : “
Menjelaskan standart pengelasan “

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Nama :
1. DICKI MAHER HENRIKUS GULTOM. (5183121037)
2. JORDI ARIF GULTOM (5203321007)
3. RESKI SIMANGUNGSONG (5192421006)
4. JOSE TRIADI PURBA (5193121024)
5. ARDY MOSES SITANGGANG (5193121023)
6. IRVAN YORDAN NABABAN (5173321028)

Dosen Pengampu : HIDIR EFENDI

Kelas : A Pendidikan Teknik Mesin

Matakuliah : Pengelasan Lanjut

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Nya lah
kami kelompok tiga (3) dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini mengenai pneumatik dan
hidrolik. Dan tidak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Bpk. Hidir Efendi,
selaku dosen pengampu yang telah membimbing dan Teman teman sekalian yang telah membantu
untuk menyelesaikan makalah ini, hingga selesai.
Penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada pembuatan
makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis.

Medan,21 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….

A. Latar nelakang……………………………………………………………………
B. Tujuan…………………………………………………………………………….
C. Manfaat…………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………

A. Standart Bahan Dasar………………………………………………………………


B. Standart Bahan Tambah……………………………………………………………
C. Standart Bahan Pekerjaan Las……………………………………...

BABII PENUTUP………………………………………………………………………..

A. KESIMPULAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Welder adalah sebutan bagi profesi keahlian di bidang pengelasan, profesi ini banyak
dibutuhkan oleh berbagai perusahaan dengan adanya banyak lowongan kerja yang terbuka
untuk profesi welder.

Welding atau Pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan metode


pemanasan atau tekanan, seorang welder disebut juga dengan “Juru Las”.

Aktifitas ini sangat sering dilakukan di berbagai proyek dan aktifitas organisasi,
perusahaan maupun umum seperti : konstruksi, engineering, fasilitas produksi, migas, properti
dan lain sebagainya.

B. Tujuan
1.Memahami spesifikasi standart pengelasan yang meliputi cara-cara pengelasan dan
pengelompokan cara-cara pengelasan
2.Memahami jenis sambungan dan kode pengelasan yang meliputi macam jenis
sambungan las dan jenis kampuh las serta macam posisi standart pengalasan
3.Mengindentifikasi bentuk-bentuk sambungan,jenis kampuh las dan ukuran kampuh las
4.Mengidentifikasi standarisasi teknisi las yang berlaku secara internasional

C. Manfaat
1. Agar mahasiswa paham tentang standart pengelasan

BAB II PEMBAHASAN

STANDART PENGELASAN
Pengelasan adalah salah satu proses yang memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi
produk logam. Dalam pembangunan gedung atau pembangunan pabrik hampir tidak mungkin tanpa
melibatkan unsur pengelasan. Di dunia indutri sudah banyak digunakan teknik pengelasan secara luas
pada penyambungan logam ataupun non logam bahan konstruksi bangunan baja atau konstruksi mesin.
Penggunaan teknologi  yang luas disebabkan oleh bangunan dan mesin yang jika dibuat dengan teknik
penyambungan maka menjadi ringan dan lebih sederhana baik dalam proses pembuatan, perawatan
amaupun perbaikan. Raung lingkup penggunaan teknik pengelasan pada bidang konstruksi sangat luas,
misalnya di bidang perkapalan, rangka baja, pipa saluran jembatan, dan lain sebagainya. Selain pada
bidang konstruksi, proses las juga dipergunakan untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat
lapisan keras pada pmesin –mesin dan perkakas, mempertebal bagian mesin atau logam yang aus dan
masih banyak lagi.
Proses Las bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi sarana sarana agar hasil kontruksi maksimal dan
lebih bagus. Maka dari itu rancangan las harus memperhatikan kesesuian sifat-sifat las yaitu kekuatan
dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan harus
dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las. Dengan menggunakan
proses pengelasan diharapkan efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan energi dan
penghematan tenaga sejauh mungkin. Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh proses pengerjaan
dan juga dipengaruhi persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan (proses penyambungan antara dua
bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas). Persiapan pemgelasan salah satunya
adalah penyiapan material harus disesuaikan dengan gambar rencana kerja yang digunakan atau  WPS
(Welding Procedure Specification). WPS adalah prosedur standar persiapan material yang dirancang
sedemikian rupa melalui pengujian-pengujian di laboratorium dan dilas oleh juru las yang profesional.
WPS ini erat kaitannya dengan cacat las, arus listrik, ketangguhan, serta retak yang pada umumnya
mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari material yang dilas. Sehingga agar hasil
pengelasan yang baik dan berkualitas maka harus diperhatikan sifat-sifat bahan nkerja yang akan dilas.
Tujuannya adanya standar pengelasan tau WPS adalah membentuk dan memperluas lingkup
pemakaian sambungan las. Sedangkan perlu dilakukan pengujian terhadap terhadap benda uji hasil
pengelasan untuk mengetahui pengaruh hasil pengelasan frekuensi tinggi pada pipa baja terhadap uji
kekerasan, struktur mikro dan uji tarik dari pengelasan.
Adapun standart bagian standart pengelasan,yaitu Standart bahan dasar,Standart bahan
tambah,Standart pekerjaan las

A.Standart bahan dasar


Bahan Dasar
Logam yang paling banyak digunakan sebagai bahan dasar dari keperluan industri atau non indudtri
kebanyakan adalah besi, mengapa menggunakan besi ?, disamping ditentukan oleh nilai ekonomisnya
juga yang paling penting adalah karena sifat-sifatnya yang bervariasi, yaitu bahan tersebut mempunyai
berbagai sifat dari yang paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling keras dan tajampun untuk
pisau pemotong atau dapat dibentuk apapun dengan berbagai cara pembentukan dan perlakuan.
Besi-Karbon adalah bahan dasar dari besi-baja (Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya Paramita.
1999), inilah yang sering diperdebatkan oleh masyarakat tentang keduanya, yaitu “Besi itu sendiri” dan
“Baja itu sendiri”, artinya tidak ada hubungan antara keduanya, dan dapat pula diartikan “baja itu
bukan dari besi”. Menurut penulis (penulis artikel) inilah yang perlu diluruskan, yaitu hubungan antara
besi dan baja tidak bias dipisahkan, karena baja terbuat dari bahan dasar besi-karbon. Maka berawal
dari bahan besi itulah macam-macam baja akan dibuat.
Stainless Steel atau Monel
Juga salah satu pemahaman yang sering diperdebatkan adalah antara Stainless steel dengan Monel,
masih banyak yang beranggapan bahwa monel itu adalah stainless steel yang kurang bagus, atau
stainless steel yang kurang tajam. Sebelumnya marilah kita lihat dulu bahan-bahan logam yang tahan
karat, antara lain : Cr = Chrom; Ni = Nikel; Zn = seng; timbale dan masih banyak yang lain, jika dilihat
dari unsur paduan Stainless steel adalah: Fe-Cr-Ni (dan beberapa paduan lain untuk keperluan tertentu)
sedangkan unsur paduan dari Monel adalah Ni-Cu. Dapat kita lihat dari unsur paduan diatas bahwa
bahan dari keduanya jelas berbeda dan akan menghasilkan bahan paduan yang berbeda pula. Stainless
Steel dibuat untuk keperluan yang dalam penerapannya diharapkan tidak mudah aus, kuat, tahan korosi
dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Monel dengan nama lain Tembaga Putih lebih
dipilih untuk keperluan komponen-komponen yang berhubunngan dengan kelistrikan

B.Standart bahan tambah

Bahan tambah las atau Filler Rod merupakan logam pengisi kampuh las (filler metal) atau kawat las
pada proses las GTAW / TIG. Pemilihan bahan tambah TIG tergantung dari logam dasar (base metal)
yang akan dilas. Biasanya filler rod dibuat dari logam yang komposisinya lebih unggul dibanding
logam dasar. Mengingat dalam proses pengelasan ada beberapa unsur logam yang berkurang atau
bertransformasi strukturnya sehingga berdampak pada pengurangan sifat-sifat mekanik logam.
Sehingga filler metal harus dibuat komposisinya lebih unggul agar mampu mengatasi dampak-dampak
tersebut diatas.

Ada banyak sekali bahan tambah las GTAW atau Las TIG, yang mana macamnya tergantung dari
macam logam induk yang akan dilas. Untuk memudahkan pemilihan dan me-standarkan kebutuhan
bahan tambah las GTAW maka dibuat kodefikasi. Kodefikasi bahan tambah las GTAW banyak sekali
ragamnya, karena beberapa negara maju membuat standar di negaranya masing-masing. Contoh;
Negara Amerika dengan AWS (American Welding Society)-nya, Negara Jerman dengan DIN
(Deutsche Industri Norm)-nya, Negara Jepang dengan JIS (Japan Industrie Standard)-nya.

Batang pengisi untuk las TIG diberi umpan secara manual oleh tangan yang kedua sedangkan yang
pertama memegang pembakar las (torch). Batang ini biasanya panjangnya 1 meter dan dikemas dalam
kotak (atau tabung) 5 Kg dan 10 Kg. Diameter filler rod untuk las TIG tersedia dalam ukuran standar
yaitu: 1.0, 1.2, 1.6, 2.0, 2.4, 3.2, 4.0 dan 5.0 mm.

Untuk Mengelas Baja Karbon


Kode ER70S-2, ER70S-6 dan beberapa pilihan ER70S-seri lainnya dengan angka yang berbeda di
akhir. Masing-masing mewakili resep aditif kimia dalam logam pengisi untuk mengatasi kondisi
tertentu dari logam (misalnya kotor atau bersih) atau jenis sendi yang dilas. Klasifikasi filler rod diatas
digunakan untuk mengelas pipa berdiameter kecil dan pelat baja, maupun lajur akar (root pass) pada
pengelasan pipa.
Untuk Mengelas Logam Stainless Steel
Filler rod dengan kode ER308 dan ER308L
Merupakan filler rod yang paling umum digunakan untuk mengelas stainless steel tipe 304 maupun
tipe seri 300 lainnya, yang secara luas digunakan di bidang manufaktur.

ER309 dan ER309L
Digunakan untuk pengelasan logam induk yang berbeda (dissimilar) . Dapat menangani panas tinggi
serta memiliki ketahanan korosi yang baik

ER316 dan ER316L
Umumnya digunakan untuk bejana tekan , katup , peralatan kimia dan aplikasi dilaut. Huruf " L "
mengacu pada ekstra karbon rendah dalam batang ( kurang dari 0,8% ) , yang membantu bahkan lebih
dalam mencegah korosi .

Untuk Mengelas Logam Aluminium


Filler rod dengan kode ER4043;
Digunakan untuk mengelas paduan aluminium seri 6000, bersama dengan sebagian besar paduan cor
lainnya. Cocok digunakan untuk mengelas komponen otomotif seperti rangka , poros penggerak, dan
rangka sepeda.
ER5356 Merupakan filler rod paduan aluminium magnesium yang baik dugunakan untuk mengelas
paduan aluminium cor dan tempa. Umumnya direkomendasikan untuk pengelasan paduan aluminium
seri 5000 atau 6000 .

C.Sandart Pekerjaan Las

Pekerjaan las atau Welder adalah sebutan bagi profesi keahlian di bidang pengelasan, profesi ini
banyak dibutuhkan oleh berbagai perusahaan dengan adanya banyak lowongan kerja yang terbuka
untuk profesi welder.
Welding atau Pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan metode pemanasan atau tekanan,
seorang welder disebut juga dengan “Juru Las”.
Aktifitas ini sangat sering dilakukan di berbagai proyek dan aktifitas organisasi, perusahaan maupun
umum seperti : konstruksi, engineering, fasilitas produksi, migas, properti dan lain sebagainya.

> Proses Welding atau Pengelasan


Proses pengelasan bisa dibagi menjadi dua katagori utama, yaitu pengelasan fusi dan
pengelasan padat. Berikut pengertiannya :
Pengelasan fusi adalah proses pengelasan menggunakan panas untuk melebur permukaan yang
akan disambung, ada operasi yang menggunakan logam pengisi dan ada juga yang tanpa logam
pengisi.
Pengelasan padat adalah proses pengelasan yang proses penyambungannya menggunakan
panas dan atau tekanan, tetapi tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa adanya
penambahan logam pengisi.
Pengelasan fusi tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
pengelasan busur (arc welding, AW)
pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW)
pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW)
proses pengelasan lebur yang lain
SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
GMAW (Gas Metal Arc Welding)
GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
OAW (Oxyasitelene Arc Welding)
BRAZING
Sebagai contoh detail kami paparkan mengenai pengelasan busur sebagaimana berikut :
Pengelasan Busur
Pengelasan Busur adalah pengelasan fusi dimana penyatuan logam dicapai dengan
menggunakan panas dari busur listrik.
Cara kerja Pengelasan Busur :
Elektrode disentuhkan dengan benda kerja dan secara cepat dipisahkan dalam jarak yang
pendek
Panas yang dihasilkan menyebabkan gas pada celah mengalami ionisasi (disebut plasma)
Plasma akan berfungsi sebagai penghantar listrik, sehingga pada celah tersebut terjadi
pelepasan muatan listrik secara kontinu yang menghasilkan busur listrik
Energi listrik dari busur dapat menghasilkan panas dengan suhu 10.000 o F (5500o C) atau
lebih, cukup panas untuk melebur logam
Genangan logam cair, terdiri atas logam dasar dan logam pengisi (bila digunakan), terbentuk di
dekat ujung elektrode
Kebanyakan proses pengelasan busur, logam pengisi ditambahkan selama operasi untuk
menambah volume dan kekuatan sambungan las
Karena logam pengisi dilepaskan sepanjang sambungan, genangan las cair akan membeku
dalam jaluran yang berombak
Pergerakan elektrode relatif terhadap benda kerja dapat dilakukan secara manual atau dengan
bantuan peralatan mekanik (pengelasan mesin, pengelasan automatik, pengelasan robotik)
Kelemahan bila pengelasan busur dilakukan secara manual, kualitas las sangat tergantung
kepada ketrampilan pengelas
 
Selama proses pengelasan Las Busur Listrik, temperatur busur mencapai lebih dari 5.500 °C,
temperatur tersebut mampu melelehkan ujung logam inti elektroda, yang lebur dengan logam
induk (parent metal).
Penyalut elektroda berfungsi untuk melindungi sekeliling busur dan membentuk deposit
menyelimuti bead, yang terpisah dan membentang diatas kampuh Las.

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN

Standart pengelasan merupakan teori atau pengetahuan tentang LAS atau


PENGELASAN tentang penyambungan logam dengan cara mencairkan Sebagian logam induk
dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang continu.Dengan demikian istilah pengelasan disebut (Welding)
yang artinya pengelasan

Anda mungkin juga menyukai