Topik : “
Menjelaskan standart pengelasan “
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nama :
1. DICKI MAHER HENRIKUS GULTOM. (5183121037)
2. JORDI ARIF GULTOM (5203321007)
3. RESKI SIMANGUNGSONG (5192421006)
4. JOSE TRIADI PURBA (5193121024)
5. ARDY MOSES SITANGGANG (5193121023)
6. IRVAN YORDAN NABABAN (5173321028)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Nya lah
kami kelompok tiga (3) dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini mengenai pneumatik dan
hidrolik. Dan tidak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Bpk. Hidir Efendi,
selaku dosen pengampu yang telah membimbing dan Teman teman sekalian yang telah membantu
untuk menyelesaikan makalah ini, hingga selesai.
Penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada pembuatan
makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….
A. Latar nelakang……………………………………………………………………
B. Tujuan…………………………………………………………………………….
C. Manfaat…………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
BABII PENUTUP………………………………………………………………………..
A. KESIMPULAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Welder adalah sebutan bagi profesi keahlian di bidang pengelasan, profesi ini banyak
dibutuhkan oleh berbagai perusahaan dengan adanya banyak lowongan kerja yang terbuka
untuk profesi welder.
Aktifitas ini sangat sering dilakukan di berbagai proyek dan aktifitas organisasi,
perusahaan maupun umum seperti : konstruksi, engineering, fasilitas produksi, migas, properti
dan lain sebagainya.
B. Tujuan
1.Memahami spesifikasi standart pengelasan yang meliputi cara-cara pengelasan dan
pengelompokan cara-cara pengelasan
2.Memahami jenis sambungan dan kode pengelasan yang meliputi macam jenis
sambungan las dan jenis kampuh las serta macam posisi standart pengalasan
3.Mengindentifikasi bentuk-bentuk sambungan,jenis kampuh las dan ukuran kampuh las
4.Mengidentifikasi standarisasi teknisi las yang berlaku secara internasional
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa paham tentang standart pengelasan
BAB II PEMBAHASAN
STANDART PENGELASAN
Pengelasan adalah salah satu proses yang memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi
produk logam. Dalam pembangunan gedung atau pembangunan pabrik hampir tidak mungkin tanpa
melibatkan unsur pengelasan. Di dunia indutri sudah banyak digunakan teknik pengelasan secara luas
pada penyambungan logam ataupun non logam bahan konstruksi bangunan baja atau konstruksi mesin.
Penggunaan teknologi yang luas disebabkan oleh bangunan dan mesin yang jika dibuat dengan teknik
penyambungan maka menjadi ringan dan lebih sederhana baik dalam proses pembuatan, perawatan
amaupun perbaikan. Raung lingkup penggunaan teknik pengelasan pada bidang konstruksi sangat luas,
misalnya di bidang perkapalan, rangka baja, pipa saluran jembatan, dan lain sebagainya. Selain pada
bidang konstruksi, proses las juga dipergunakan untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat
lapisan keras pada pmesin –mesin dan perkakas, mempertebal bagian mesin atau logam yang aus dan
masih banyak lagi.
Proses Las bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi sarana sarana agar hasil kontruksi maksimal dan
lebih bagus. Maka dari itu rancangan las harus memperhatikan kesesuian sifat-sifat las yaitu kekuatan
dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan harus
dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las. Dengan menggunakan
proses pengelasan diharapkan efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan energi dan
penghematan tenaga sejauh mungkin. Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh proses pengerjaan
dan juga dipengaruhi persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan (proses penyambungan antara dua
bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas). Persiapan pemgelasan salah satunya
adalah penyiapan material harus disesuaikan dengan gambar rencana kerja yang digunakan atau WPS
(Welding Procedure Specification). WPS adalah prosedur standar persiapan material yang dirancang
sedemikian rupa melalui pengujian-pengujian di laboratorium dan dilas oleh juru las yang profesional.
WPS ini erat kaitannya dengan cacat las, arus listrik, ketangguhan, serta retak yang pada umumnya
mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari material yang dilas. Sehingga agar hasil
pengelasan yang baik dan berkualitas maka harus diperhatikan sifat-sifat bahan nkerja yang akan dilas.
Tujuannya adanya standar pengelasan tau WPS adalah membentuk dan memperluas lingkup
pemakaian sambungan las. Sedangkan perlu dilakukan pengujian terhadap terhadap benda uji hasil
pengelasan untuk mengetahui pengaruh hasil pengelasan frekuensi tinggi pada pipa baja terhadap uji
kekerasan, struktur mikro dan uji tarik dari pengelasan.
Adapun standart bagian standart pengelasan,yaitu Standart bahan dasar,Standart bahan
tambah,Standart pekerjaan las
Bahan tambah las atau Filler Rod merupakan logam pengisi kampuh las (filler metal) atau kawat las
pada proses las GTAW / TIG. Pemilihan bahan tambah TIG tergantung dari logam dasar (base metal)
yang akan dilas. Biasanya filler rod dibuat dari logam yang komposisinya lebih unggul dibanding
logam dasar. Mengingat dalam proses pengelasan ada beberapa unsur logam yang berkurang atau
bertransformasi strukturnya sehingga berdampak pada pengurangan sifat-sifat mekanik logam.
Sehingga filler metal harus dibuat komposisinya lebih unggul agar mampu mengatasi dampak-dampak
tersebut diatas.
Ada banyak sekali bahan tambah las GTAW atau Las TIG, yang mana macamnya tergantung dari
macam logam induk yang akan dilas. Untuk memudahkan pemilihan dan me-standarkan kebutuhan
bahan tambah las GTAW maka dibuat kodefikasi. Kodefikasi bahan tambah las GTAW banyak sekali
ragamnya, karena beberapa negara maju membuat standar di negaranya masing-masing. Contoh;
Negara Amerika dengan AWS (American Welding Society)-nya, Negara Jerman dengan DIN
(Deutsche Industri Norm)-nya, Negara Jepang dengan JIS (Japan Industrie Standard)-nya.
Batang pengisi untuk las TIG diberi umpan secara manual oleh tangan yang kedua sedangkan yang
pertama memegang pembakar las (torch). Batang ini biasanya panjangnya 1 meter dan dikemas dalam
kotak (atau tabung) 5 Kg dan 10 Kg. Diameter filler rod untuk las TIG tersedia dalam ukuran standar
yaitu: 1.0, 1.2, 1.6, 2.0, 2.4, 3.2, 4.0 dan 5.0 mm.
ER309 dan ER309L
Digunakan untuk pengelasan logam induk yang berbeda (dissimilar) . Dapat menangani panas tinggi
serta memiliki ketahanan korosi yang baik
ER316 dan ER316L
Umumnya digunakan untuk bejana tekan , katup , peralatan kimia dan aplikasi dilaut. Huruf " L "
mengacu pada ekstra karbon rendah dalam batang ( kurang dari 0,8% ) , yang membantu bahkan lebih
dalam mencegah korosi .
Pekerjaan las atau Welder adalah sebutan bagi profesi keahlian di bidang pengelasan, profesi ini
banyak dibutuhkan oleh berbagai perusahaan dengan adanya banyak lowongan kerja yang terbuka
untuk profesi welder.
Welding atau Pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan metode pemanasan atau tekanan,
seorang welder disebut juga dengan “Juru Las”.
Aktifitas ini sangat sering dilakukan di berbagai proyek dan aktifitas organisasi, perusahaan maupun
umum seperti : konstruksi, engineering, fasilitas produksi, migas, properti dan lain sebagainya.
A.KESIMPULAN