Anda di halaman 1dari 4

Kontribusi Fisika Indonesia

Vol. 13 No.3, Juli 2002

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis


dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Subowo dan Hari Subiyanto


Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS,
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya-60111
e-mail: d3mits@rad.net.id

Abstrak
Waktu penahanan pada temperatur tertentu untuk perlakuan panas artificial aging akan menentukan pengerasan
presipitasinya dan sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis paduan Al-Si. Lamanya waktu penahanan akan menghasilkan
sifat mekanis yang berbeda, sehingga dalam hal ini akan dicari lama waktu penahanan yang tepat untuk mendapatkan sifat
mekanis yang optimum.
Dengan studi literatur, maka dilakukan percobaan pada paduan Al-Si dengan perlakuan panas solution heat treatment 520 0C
dan di quenching yang dilanjutkan ke temperatur artificial aging 154 0C dengan lama waktu penahanan 1, 3, 5 dan 7 jam,
kemudian dibandingkan dengan paduan Al-Si satu hari setelah di quench pada temperatur kamar 30 0C tanpa artificial aging.
Setelah percobaan tersebut, dilakukan pengujian tarik, kekerasan, dan pengamatan terhadap perubahan struktur mikro.
Berdasarkan percobaan yang dilanjutkan dengan pengujian, maka didapatkan sebuah fenomena dimana semakin lama waktu
penahanan dari 5 hingga 7 jam terjadi peningkatan kekuatan bahan secara drastis tetapi diikuti oleh penurunan tingkat
regangannya.
Kata kunci : artificial aging, sifat mekanis, struktur mikro, perlakuan panas dan quenching.

Abstract
Holding time conducted at specified temperature determines precipitation hardening and affect mechanical properties of Al-Si
alloy. The duration of holding time produces different mechanical properties, and this research examines the most suitable
holding time to produce the best mechanical properties.
In this research, the experiment is done using Al-Si Alloy with heat solution treatment at 520 0C, and then further quenched to
artificial aging temperature of 154 0C with holding time 1, 3, 5, 7 hours. This result will be compared to Al-Si Alloy one day
quenched at temperature of 30 0C without artificial aging. After the experiment, tensile test, hardness test and micro structural
test were conducted.
The experiment results show that increasing holding time from 5 hours until 7 hours enhances strength of material test
drastically but its strain decreases.
Keywords : artificial-aging, mechanical properties, micro structure, heat solution treatment and quench.
Proses penguatan paduan Al-Si salah satunya dapat
1. Pendahuluan
dilakukan dengan pembentukan presipitasi partikel halus
Dalam rangka menghadapi pasar bebas, industri dalam struktur mikronya.
otomotif di Indonesia perlu meningkatkan kualitas
2. Tinjauan Pustaka
produknya. Seiring dengan hal tersebut maka perlu
dilakukan penelitian-penelitian agar kualitasnya dapat Aluminium merupakan logam ringan yang
dioptimalkan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan penghantar
bahan yang paling banyak dipakai dalam pembuatan listrik baik, juga tahan aus serta koefisien pemuaiannya
komponen otomotif adalah paduan Al-Si, maka dari itu rendah sehingga bahan ini sangat luas pemakaiannya.
hingga saat ini masih terus dikembangkan dan dilakukan Untuk keperluan tertentu dan meningkatkan sifat
penelitian oleh para ahli1-3). mekaniknya, harus ditambahkan unsur lain seperti Si, Mg,
Sifat coran paduan aluminium sangat dipengaruhi Cu, Zn4-5) dan diberi suatu perlakuan panas (T6),
oleh unsur paduan utamanya. Dalam paduan Al-Si, silikon Gambar 14, 5).
(Si) merupakan unsur pemadu utama dan memiliki sifat-
sifat yang baik, antara lain : fluiditas, permukaan halus, hot
shortness, tahan korosi, ringan, koefisien pemuaian kecil
serta sebagai penghantar listrik dan panas1,4). Sifat-sifat baik
(silumin) dapat diperbaiki oleh perlakuan panas dan
penambahan unsur pemadu lain seperti Mg, Cu serta Ni 4,5).

171
172 KFI Vol. 13 No. 3, 2002

Gambar 2. Skema perlakuan panas T6 paduan Al-Si


Gambar 1. Diagram Fase Al-Si dan temperatur perlakuan
panas
3. Prosedur Penelitian
α-Al memiliki sifat mampu-cor baik, namun Material dalam penelitian adalah paduan hipo
risikonya adalah penurunan sifat mekanik, terlihat pada eutektik Al-Si seri A.356.0 (JIS H 5202)7), yang
diagram fase bahwa Si dapat larut dalam α-Al walau mempunyai komposisi kimia seperti tabel-1, dan sedikit
prosentasenya terbatas, dan membentuk eutektik pada kandungan Sr, Zn, Mn.
temperatur ± 577 0C.
Pemanasan paduan Al-Si ke bawah temperatur batas Tabel 1. Komposisi kimia Al-Si seri A.356.0
kelarutan maksimal + 577 0C, mengakibatkan Si terlarut
dalam matrix α-Al secara maksimum dengan komposisi Al Si Mg Ti Fe
eutektik 12,6 % Si. Larutan padat yang terbentuk pada
temperatur tinggi dapat dipertahankan dalam keadaan 92,374 6,97 0,2713 0,1478 0,1515
supersaturated yaitu dengan pendinginan cepat
(quenching), guna mengurangi presipitasi larutan atom Material diberi perlakuan panas pelarutan (solution
yang kasar dan bersifat inkoheren, Gambar 25,6). Jika heat treatment) pada temperatur 520 0C selama 6 jam,
dilakukan pendinginan cepat sampai temperatur kamar, kemudian di quench pada media air 70 0C dengan waktu
phasa α tidak sempat membentuk phasa β karena atom Si delay 25 detik.
yang berada dalam α-Al akan terperangkap sehingga tidak Selanjutnya dilakukan pemanasan artificial aging
sempat keluar dan akhirnya tetap fasa tunggal α super (T=154 0C, variasi lama waktu penahanan adalah 1, 3, 5
jenuh. dan 7 jam).
Pemanasan ulang fasa tunggal α super jenuh akan Hasil quenching tanpa artificial aging dan yang
menghasilkan presipitat partikel halus senyawa Mg2Si. diberi artificial aging masing-masing diuji mekanis, yaitu
Presipitat tersebut terjadi akibat perlakuan age hardening uji tarik, metalografi, dan uji kekerasan. Secara skematis
yaitu pemanasan kembali di bawah temperatur batas GP proses perlakuan panasnya seperti pada Gambar 1, dan
Zone (temperatur aging), sehingga terjadi proses Gambar 2.
dekomposisi. Pertumbuhan presipitat akan meningkat 4. Hasil dan Pembahasan
seiring dengan naiknya temperatur dan waktu age
hardening. Presipitat berpartikel halus diperoleh dengan Berdasarkan data-data hasil penelitian dengan
pengaturan temperatur dan waktu aging. variabel waktu penahan yang berbeda, kekuatan tarik
Serangkaian proses di atas salah satunya dikenal maksimal (UTS, ultimate tensile strength) terjadi pada
sebagai perlakuan panas T6. Perlakuan panas T6 waktu artificial aging 7 jam yaitu sebesar 30,61 kg/mm2
merupakan cara memperbaiki sifat mekanik dengan seperti ditunjukkan pada grafik hubungan antara waktu
penguatan presipitasi partikel halus. artificial aging terhadap UTS, regangan, dan kekerasan,
Gambar 3.
KFI Vol. 13 No. 3, 2002 173

Regangan terbesar terjadi pada kondisi tanpa


artificial aging yaitu sebesar 19,72 % dan semakin lama
waktu penahanan (artificial aging) 1 hingga 7 jam,
regangan semakin menurun yaitu hingga 9,74 %. Korelasi
antara kekuatan tarik, regangan, dan metalografi, oleh
adanya perlakuan panas T6, yaitu perlakuan panas
pelarutan (solution heat treatment), quenching, dan
artificial aging, menghasilkan kesimpulan sbb : terjadi
perubahan partikel Si eutektik yang pada awalnya
berbentuk bulat kecil menjadi bulat besar, sehingga
mengakibatkan peningkatan kekuatan tarik dan penurunan
regangan.
40 100

90
35

80
2
Elongation (%)

y = 0.1022x + 0.3155x + 23.258


30
70
Kekerasan (HVN)

60 Gambar 5. Struktur paduan Al-Si (A.356.0) T6 tanpa


25
artificial-aging
50
UTS (kg/mm2)

2
20 y = 0.7645x + 0.9609x + 44.661
40 Oleh perlakuan artificial aging 154 0C dengan waktu
15
30 penahanan 1 hingga 7 jam, bentuk batangan semakin lama
menjadi batangan tebal berujung tumpul, Gambar 6.
20

10
Perubahan tersebut karena pada kondisi ini dihasilkan
2
y = 0.0759x - 1.8184x + 19.264 10 energi gerak cukup besar sehingga ada kecenderungan
5 0
untuk saling menyatu. Hal inilah yang memperlihatkan
0 1 2 3 4 5 6 7
terjadinya peningkatan nilai kekerasan. Pada dasarnya
Waktu (jam)
peningkatan nilai kekerasan tersebut lebih disebabkan oleh
UTS Elongation Kekerasan HVN
adanya presipitat atom-atom Mg atau Si dalam matriknya
P l (K k HVN ) P l (UTS) P l (El i )
(Al). Atom-atom Mg atau Si tersebut pada kondisi artificial
Gambar 3. Pengaruh Waktu artificial- aging terhadap UTS, aging akan cenderung memposisikan diri terhadap atom
Regangan dan Kekerasan pelarutnya sehingga terjadi koherensi (kesamaletakan).

Pada dasarnya bentuk butiran kristal kecil akan


menghasilkan daerah rintangan lebih besar untuk dapat
dilalui gerakan dislokasi atau sebaliknya. Struktur mikro
as-cast terdiri dari partikel Si eutektik berbentuk bulat
kecil, senyawa Mg2Si dengan bentuk tidak merata dan
senyawa Al5FeSi berbentuk jarum (Gambar 4).

Gambar 6. Struktur paduan Al-Si (A.356.0) T6 waktu


penahanan artificial-aging 7 jam.

Hubungan kekerasan dan kekuatan tarik, pada


senyawa Al5FeSi yang berbentuk jarum cenderung
Gambar 4. Struktur paduan Al-Si (A.356.0) as-cast. menunjukkan bahwa arah slipnya semakin sulit untuk
mengadakan gerak dislokasi. Hal ini merupakan akibat
Dengan perlakuan panas solution heat treatment gerakan dislokasinya terhalang oleh adanya penampang
kemudian diquenching tanpa artificial aging, bentuk jarum yang berbentuk jarum.
berubah menjadi bentuk batang, Gambar 5.
174 KFI Vol. 13 No. 3, 2002

Kesimpulan Daftar Pustaka


1. Proses perlakuan panas T6 sangat berpengaruh 1. Kaiser, Casting Kaiser Aluminum, 3rd ed. Oakland,
terhadap perubahan bentuk partikel Si eutektik yang California, Kaiser Aluminum and Chemichal Sales,
awalnya (as-cast) bulat kecil berubah menjadi bulat Inc., 1979.
besar dan beraglomerasi; sedangkan pada senyawa 2. Banga, T.R., Agarwal, R.L. Manghnai, T, Foundry
intermetalik Al5FeSi dari bentuk jarum berubah Engineering, Delhi; Khana Publisers Delhi, 1981.
menjadi bentuk batangan. 3. Varley, P.C., The Technology of Aluminum and Its
2. Semakin lama waktu penahanan yaitu 1 hingga 7 jam Alloys, Ohio; Press Cleveland, 1970.
pada temperatur artificial aging 154 0C terjadi 4. Kalpakjian, S, Manufacturing Process for Engineering
peningkatan kekuatan tarik 34,14 % dari 22,82 kg/mm2 Material, 3 ed, California: Addisson Wesley
menjadi 30,61 kg/mm2, penurunan regangan 49,39 % Publishing Company, Inc., 1997.
dari 19,72 % menjadi 9,98 %, dan kenaikan kekerasan 5. Dieter,G.E., Mechanichal Metallurgy, SI Metric, 1995
125 % dari 40,2 HVN menjadi 90,5 HVN 6. Metals Hand Book, 8th edition, Metalographys
3. Peningkatan sifat mekanis di atas lebih disebabkan Structures and Phase Diagrams, ASM, Metal Park,
adanya presipitat intermetalik Mg2Si dalam matrik α Ohio, 1981.
aluminium. 7. JIS Hand Book, Non-Ferrous Metal and Metallurgy,
1994.

Anda mungkin juga menyukai