Abstrak
Waktu penahanan pada temperatur tertentu untuk perlakuan panas artificial aging akan menentukan pengerasan
presipitasinya dan sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis paduan Al-Si. Lamanya waktu penahanan akan menghasilkan
sifat mekanis yang berbeda, sehingga dalam hal ini akan dicari lama waktu penahanan yang tepat untuk mendapatkan sifat
mekanis yang optimum.
Dengan studi literatur, maka dilakukan percobaan pada paduan Al-Si dengan perlakuan panas solution heat treatment 520 0C
dan di quenching yang dilanjutkan ke temperatur artificial aging 154 0C dengan lama waktu penahanan 1, 3, 5 dan 7 jam,
kemudian dibandingkan dengan paduan Al-Si satu hari setelah di quench pada temperatur kamar 30 0C tanpa artificial aging.
Setelah percobaan tersebut, dilakukan pengujian tarik, kekerasan, dan pengamatan terhadap perubahan struktur mikro.
Berdasarkan percobaan yang dilanjutkan dengan pengujian, maka didapatkan sebuah fenomena dimana semakin lama waktu
penahanan dari 5 hingga 7 jam terjadi peningkatan kekuatan bahan secara drastis tetapi diikuti oleh penurunan tingkat
regangannya.
Kata kunci : artificial aging, sifat mekanis, struktur mikro, perlakuan panas dan quenching.
Abstract
Holding time conducted at specified temperature determines precipitation hardening and affect mechanical properties of Al-Si
alloy. The duration of holding time produces different mechanical properties, and this research examines the most suitable
holding time to produce the best mechanical properties.
In this research, the experiment is done using Al-Si Alloy with heat solution treatment at 520 0C, and then further quenched to
artificial aging temperature of 154 0C with holding time 1, 3, 5, 7 hours. This result will be compared to Al-Si Alloy one day
quenched at temperature of 30 0C without artificial aging. After the experiment, tensile test, hardness test and micro structural
test were conducted.
The experiment results show that increasing holding time from 5 hours until 7 hours enhances strength of material test
drastically but its strain decreases.
Keywords : artificial-aging, mechanical properties, micro structure, heat solution treatment and quench.
Proses penguatan paduan Al-Si salah satunya dapat
1. Pendahuluan
dilakukan dengan pembentukan presipitasi partikel halus
Dalam rangka menghadapi pasar bebas, industri dalam struktur mikronya.
otomotif di Indonesia perlu meningkatkan kualitas
2. Tinjauan Pustaka
produknya. Seiring dengan hal tersebut maka perlu
dilakukan penelitian-penelitian agar kualitasnya dapat Aluminium merupakan logam ringan yang
dioptimalkan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan penghantar
bahan yang paling banyak dipakai dalam pembuatan listrik baik, juga tahan aus serta koefisien pemuaiannya
komponen otomotif adalah paduan Al-Si, maka dari itu rendah sehingga bahan ini sangat luas pemakaiannya.
hingga saat ini masih terus dikembangkan dan dilakukan Untuk keperluan tertentu dan meningkatkan sifat
penelitian oleh para ahli1-3). mekaniknya, harus ditambahkan unsur lain seperti Si, Mg,
Sifat coran paduan aluminium sangat dipengaruhi Cu, Zn4-5) dan diberi suatu perlakuan panas (T6),
oleh unsur paduan utamanya. Dalam paduan Al-Si, silikon Gambar 14, 5).
(Si) merupakan unsur pemadu utama dan memiliki sifat-
sifat yang baik, antara lain : fluiditas, permukaan halus, hot
shortness, tahan korosi, ringan, koefisien pemuaian kecil
serta sebagai penghantar listrik dan panas1,4). Sifat-sifat baik
(silumin) dapat diperbaiki oleh perlakuan panas dan
penambahan unsur pemadu lain seperti Mg, Cu serta Ni 4,5).
171
172 KFI Vol. 13 No. 3, 2002
90
35
80
2
Elongation (%)
2
20 y = 0.7645x + 0.9609x + 44.661
40 Oleh perlakuan artificial aging 154 0C dengan waktu
15
30 penahanan 1 hingga 7 jam, bentuk batangan semakin lama
menjadi batangan tebal berujung tumpul, Gambar 6.
20
10
Perubahan tersebut karena pada kondisi ini dihasilkan
2
y = 0.0759x - 1.8184x + 19.264 10 energi gerak cukup besar sehingga ada kecenderungan
5 0
untuk saling menyatu. Hal inilah yang memperlihatkan
0 1 2 3 4 5 6 7
terjadinya peningkatan nilai kekerasan. Pada dasarnya
Waktu (jam)
peningkatan nilai kekerasan tersebut lebih disebabkan oleh
UTS Elongation Kekerasan HVN
adanya presipitat atom-atom Mg atau Si dalam matriknya
P l (K k HVN ) P l (UTS) P l (El i )
(Al). Atom-atom Mg atau Si tersebut pada kondisi artificial
Gambar 3. Pengaruh Waktu artificial- aging terhadap UTS, aging akan cenderung memposisikan diri terhadap atom
Regangan dan Kekerasan pelarutnya sehingga terjadi koherensi (kesamaletakan).