oleh :
Anrinal
Dosen Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Padang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan parameter perlakuan panas yang sesuai untuk
meningkatkan kekerasan Baja Pegas 55 Si 7. Peningkatan kekerasan diperoleh melalui variasi temperature
pemanasan 950oC,dan 1050oC kemudian dicelupkan kedalam media pendingin oli dengan viscositas SAE
20, SAE 50, SAE 90, dan SAE 140. Kemudian ditemper pada suhu 250oC, 350o C, dan 450 oC.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa parameter hardening yang termasuk dalam batas
kekerasan yang diizinkan adalah pemanasan pada temperature 1050oC dengan media pendingin oli SAE
140, sedangkan parameter temper yang termasuk dalam batas kekerasan yang diizinkan adalah pemanasan
pada temperatur 1050oC dengan media pendingin oli SAE 50 dan SAE 90, dan selanjutnya ditemper pada
suhu 250oC.
Abstract
The purpose of this research is to find suitable parameter of heat treatment to increase hardness of
spring steel 55 Si 7. This research was done in many variations. Heating variety were 9500C, and 10500C,
viscosity of quenching media oil variety are SAE 20, 50, 90, and 140. Tempering temperature were 250,
350 and 4500C.
The result shows that suitable parameter of hardening to increase hardness of spring steel 55 Si 7
by using Heating at 10500C with viscosity of quenching media oil SAE 140, and the suitable parameter of
hardening-tempering to increase hardness of spring steel 55 Si 7 by using Heating at 10500C, viscosity of
quenching media oil SAE 50 or SAE 90, with tempering temperature 2500C.
115
bantalan sedemikian rupa, sehingga kedudukan pegas memiliki dasar baja karbon rendah yang
rel adalah tetap, kokoh dan tidak bergeser. memiliki sifat mampu keras rendah.
Proses manufaktur merupakan kegiatan yang Maka diperlukan pemilihan jenis perlakuan
dilakukan untuk mengubah suatu design panas dan parameternya yang dapat
menjadi produk dan menghasilkan produk meningkatkan kekerasan baja pegas secara
yang dapat berfungsi sesuai dengan significant, tanpa mengurangi sifat elastik
spesifikasinya atau dapat diterima oleh yang dimilikinya, karena baja pegas ini akan
konsumen, dan mempunyai nilai ekonomis digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bagi produsen maupun konsumen (Dieter, penambat elastis rel kereta api.
1987).
116
0
tempering 250, 350, dan 450 C dengan waktu I = temperatur hardening 950 oC
tahan 2,5 jam dan kemudian dilakukan II = temperatur hardening 1050 oC
pengujian kekerasan dengan metode Brinell.
A = SAE 20
1.4. Tujuan Penelitian B = SAE 50
C = SAE 90
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan D = SAE 140
parameter hardening dan temper yang sesuai
untuk meningkatkan kekerasan baja pegas 55 1 = Temperatur temper 250 oC
Si 7. 2 = Temperatur temper 350 oC
3 = Temperatur temper 450 oC
Contoh :
1.5. Manfaat Penelitian IA1 = temperatur hardening 950 oC, dicelup
Pada oli SAE 20, dan selanjutnya
Memberikan informasi tentang parameter yang Ditemper pada suhu 250 oC
optimal untuk proses hardening dan temper
yang dapat meningkatkan kekerasan baja
pegas 55 Si 7. 2.2. Uji komposisi kimia
Co 0,0405
117
Uji Komposisi
Temper pada
250, 350, 450o C
Waktu Tahan
2,5 jam
Didinginkan pada
Udara bebas
Uji Kekerasan
Analisa Data
Kesimpulan
118
0
panas yang tepat, tegangan dalam dapat 230 C bertujuan meningkatkan kekenyalan /
dihilangkan, besar butir diperbesar atau keuletan tanpa mengurangi kekerasan
diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau (Amstead B.H, 1979).
dapat dihasilkan suatu permukaan yang Tempering
0
pada temperatur tinggi 300-
keras disekelilingi inti yang ulet. Untuk 675 C meningkatkan kekenyalan / keuletan
memungkinkan perlakuan panas yang tepat, dan menurunkan kekerasan. Temperatur
susunan kimia logam harus diketahui karena maksimum
0
dari oli yang digunakan harus
perubahan komposisi kimia, khususnya 25 C dibawah titik didih oli yang
karbon (C) dapat mengakibatkan perubahan bersangkutan (Suratman,1994).
sifat fisis (Thelning,1984).
2.4. Pengujian Kekerasan
Biasanya baja yang dikeraskan diikuti
dengan proses penemperan untuk Pengujian kekerasan yang dilakukan
menurunkan tegangan yang ditimbulkan menggunakan hardness Brinell Tester
akibat quenching karena adanya Merek Karl Frank GMBH tipe 38505
pembentukan martensit (Suratman,1994). dengan standard pengujian SII 0394 - 80.
Pengujian ini dilakukan masing masing
Tempering dilaksanakan dengan cara dengan 5 titik pada bagian dalam.
mengkombinasikan waktu dan temperatur.
Proses temper tidak cukup hanya dengan 1 2
1050
sekitar 200 C kekerasannya akan menurun 250
K
119
Menurunnya nilai kekerasan dengan Dari gambar 2 terlihat suatu fenomena yang
meningkatnya kekentalan media pendingin menarik, dimana trend kekerasan yang
diduga disebabkan oleh larutnya karbida- harusnya menurun untuk temperatur
karbida ke dalam matrik austenit dan pemanasan 10500C, ternyata trend
adanya austenit sisa yang banyak. kekerasannya malah naik untuk tingkat
Dengan makin banyaknya karbida yang viskositas SAE 50 ke atas. fenomena ini
larut terlalu besar, akan terjadi peningkatan diduga merupakan pengaruh dari
ukuran butiran disertai dengan penurunan karakteristik aditif media pendingin oli yang
kekerasan, selain hal tersebut karbida yang biasanya digunakan untuk minyak pelumas,
telah larut pada temperatur austenisasi ini dan faktor-faktor lain seperti perilaku oli
lebih sedikit mendapat kesempatan untuk yang berbeda pada suhu yang berbeda
mengendap pada pendinginan oli dengan akibat adanya transfer panas dari sampel
kekentalan yang lebih rendah kepada media pendingin oli tersebut.
120
mengalami penurunan sejalan dengan Tabel 4: Perbandingan kekerasan pada
meningkatnya kekentalan media pendingin. pemanasan temperatur 9500C
setelah temper
Menurunnya nilai kekerasan dengan Sampel Kekerasan (HBN)
meningkatnya kekentalan media pendingin ID3 213
ini terlihat menunjukkan kecenderungan IB3 227
yang sama dengan perlakuan tanpa temper IC3 228
untuk temperatur pemanasan yang sama ID2 229
yaitu 9500C. IA2 233
IB2 238
Grafik antara kekerasan setelah temper dengan viscositas pad a IC2 240
heating 950
IB1 242
400
380 ID1 242
360
340
Temper IC1 249
250
320 Temper IA1 275
Kekerasan(HBN)
300 350
280 Temper IA3 378
450
260
240
Batas Bawah 383
220 Batas Atas 429
200
20 30 40 50 90 140
Viscositas (SAE)
Dari tabel 4 terlihat bahwa semua data
berada dibawah batas kekerasan yang
Gambar 3: Grafik antara Kekerasan setelah diharapkan, dan ini berarti bahwa tidak ada
Temper dengan Viscositas pada variabel perlakuan yang masuk dalam batas
Pemanasan 9500C kekerasan penambat elastik rel kereta api.
350
300 Temper
450 antara perlakuan dengan temperatur temper
2500C dan tanpa temper untuk temperatur
250
200
20 30 40 50 90 140 pemanasan yang sama yaitu 10500C
Viscositas (SAE)
121
Batas Atas 429 kekentalan SAE 90, dan dilanjutkan dengan
Dari tabel 5 terlihat bahwa hanya sampel proses temper pada temperatur 2500C.
IIB1 dan IIC1 yang berada di antara batas
bawah dan batas atas kekerasan yang 4. Kesimpulan dan Saran
diharapkan, dan ini berarti bahwa hanya
parameter pemanasan hardening pada Melalui hasil analisa dan intepretasi data
temperatur 10500C dengan media pendingin yang telah dilakukan dapat disimpulkan
oli SAE 50 dan SAE 90, dan dilanjutkan bahwa parameter yang lebih cocok untuk
dengan proses temper pada temperatur dipilih dalam rangka meningkatkan
2500C merupakan variabel perlakuan yang kekerasan baja pegas 55 Si 7 untuk bahan
memenuhi syarat. baku pembuatan penambat elastik rel kereta
api adalah :
Dengan demikian dari hasil pengujian di a. Parameter pemanasan hardening
bawah ini terlihat hubungan antara pada temperatur 10500C dengan
parameter yang optimal dengan besar sifat media pendingin oli SAE 140 tanpa
mekanik yang diharapkan. proses temper dengan tingkat
kekerasan sebesar 423 HBN.
Tabel 6: Parameter perlakuan panas yang
Sesuai dengan kekerasan yang b. Parameter pemanasan hardening
Diharapkan pada temperatur 10500C memakai
media pendingin oli SAE 50 dan
Sampel Kekerasan (HBN) dilanjutkan dengan proses temper
Batas Bawah 383 pada temperatur 2500C dengan
IIB1 386 tingkat kekerasan sebesar 386
IIC1 398 HBN.
IID 423 c. Parameter pemanasan hardening
Batas Atas 429 pada temperatur 10500C memakai
media pendingin oli SAE 90 dan
Untuk mendapatkan kekerasan yang paling dilanjutkan dengan proses temper
tinggi gunakan temperatur hardening pada temperatur 2500C dengan
10500C dengan pencelupan cepat ke dalam tingkat kekerasan sebesar 398
oli dengan tingkat kekentalan SAE140. HBN.
Akan tetapi tingginya tingkat kekerasan ini
sejalan dengan meningkatnya kegetasan dan d. Parameter yang lebih sesuai untuk
akan berdampak pada menurunnya keuletan. meningkatkan kekerasan baja pegas
55 Si 7 sebagai bahan baku
Sedangkan dengan menggunakan temperatur pembuatan penambat elastik rel
hardening 10500C dengan pencelupan cepat kereta api adalah proses hardening
ke dalam oli dengan tingkat kekentalan SAE dengan menggunakan temperatur
50 dan dilanjutkan dengan proses temper hardening 10500C, menggunakan
pada temperatur 2500C hanya dapat pencelupan cepat ke dalam media
meningkatkan sedikit kekerasan diatas batas pendingin oli dengan tingkat
bawah. kekentalan SAE 90, dan
dilanjutkan dengan proses temper
Maka pilihan parameter yang lebih cocok pada temperatur 2500C.
untuk meningkatkan kekerasan baja pegas
55 Si 7 sebagai bahan baku pembuatan
penambat elastik rel kereta api adalah
proses hardening dengan menggunakan
temperatur hardening 10500C,
menggunakan pencelupan cepat ke dalam
media pendingin oli dengan tingkat
122
Daftar Pustaka
123