Anda di halaman 1dari 19

Presenter:

Haizar Patrawardhana
Universitas Brawijaya
PENGARUH TEMPERATUR
PROSES HARDENING DENGAN
MEDIA OLI TERHADAP
STRUKTUR MIKRO DAN
KEKERASAN PERMUKAAN BAJA
Agenda Presentasi

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metodologi

2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Kurang Baiknya Kualitas dan


Kuantitas Industri
Salah satu faktor yang mempengaruhi
hal tersebut adalah perlakuan panas.

4
Pembatasan Masalah
• Variasi temperatur hardening dengan suhu 700 C,
825 C dan 900 C.

• Media pendingin menggunakan oli.

• Teknik yang digunakan dalam perlakuan panas adalah


Quenching

• Bahan yang digunakan adalah baja karbon sedang


dengan C 0,45%.

• Pengujian kekerasan menggunakan uji tekan rockwell.

• Pemeriksaan struktur mikro menggunakan teknik foto


mikro.

5
Manfaat Penelitian
Manfaat 1
Memberikan informasi kepada
dunia industri tentang perlakuan
panas menggunakan teknik
hardening dengan media pendingin
oli baik untuk meningkatkan
kekerasan material (baja).

Manfaat 3
Sebagai acuan dalam
Manfaat 2 mengembangkan suatu produk
yang menggunakan material baja
Sebagai acuan pengembangan
ilmu bahan di dunia industri
khususnya industri logam

6
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh temperatur dalam proses
01 hardening dengan media oli terhadap struktur mikro
permukaan baja karbon sedang.

Untuk mengetahui pengaruh temperatur dalam proses


02 hardening dengan media oli terhadap kekerasan
permukaan baja karbon sedang.

7
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka

• Baja (steel)
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya.
Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam
baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan
(manganese), krom (chromium), vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur
paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya
menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). 9
Kajian Pustaka
• Baja Karbon Rendah • Baja Karbon Sedang
Baja ini disebut baja ringan (mild stell) atau baja Baja karbon sedang mengandung karbon 0,3%-0,6% dan
perkakas, baja karbon rendah bukan baja yang kandungan karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan
keras karena mengandung karbon kurang dari sebagian dengan pengerjaan panas (heat treatment) yang
0,30%. Baja ini dapat dijadikan mur, ulir sekrup, sesuai. Proses pengerjaan panas menaikkan kekuatan baja
peralatan senjata, alat pengangkat presisi, batang dengan cara digiling. Baja karbon sedang digunakan untuk
tarik, perkakas silinder dan penggunaan yang sejumlah peralatan mesin seperti roda gigi otomotif, poros
hampir sama. bubungan, poros engkol, sekrup sungkup dan alat angkat
presisi.

• Baja Karbon Tinggi


Menurut Amanto dan Daryanto, Baja yang mengandung karbon 0,6-1,5%
dibuat dengan cara digiling panas. Pembentukan baja ini dilakukan dengan
cara menggerinda permukaanya, misalnya batang bor dan batang datar.
Apabila baja ini digunakan untuk bahan produksi maka harus dikerjakan
dalam keadaan panas dan digunakan untuk peralatan mesin-mesin berat,
batang-batang pengontrol, alat-alat tangan seperti palu, obeng, tang, kunci
mur, baja pelat, pegas kumparan dan sejumlah peralatan pertanian 10
Kajian Pustaka

• Hardening
Perlakuan panas merupakan proses yang memanaskan
bahan sampai suhu tertentu dan kemudian didinginkan
menurut cara tertentu. Tujuan pengerjaan panas adalah
untuk memberi sifat yang lebih sempurna pada bahan
(Amanto dan Daryanto, 1999: 63). Perlakuan panas
menuntut pemanasan benda kerja menuju suhu
pengerasan dan pendinginan secara cepat dengan
kecepatan pendinginan kritis (Haryadi, 2005: 2).

11
Kajian Pustaka
• Pengaruh Temperatur Proses Hardening
Temperatur proses hardening dengan media oli memiliki
pengaruh signifikan terhadap struktur mikro dan kekerasan
permukaan baja karbon sedang. Pada suhu yang tinggi, laju
pendinginan yang lebih lambat dapat menghasilkan struktur
mikro yang lebih kasar dan butiran yang lebih besar.
Transformasi austenit menjadi martensit mungkin tidak
sempurna, yang dapat mempengaruhi kekerasan permukaan
baja
• Studi Terdahulu tentang Pengaruh Temperatur Proses
Hardening dengan Media Oli
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menginvestigasi
pengaruh temperatur proses hardening dengan media oli
terhadap struktur mikro dan kekerasan permukaan baja
karbon sedang. Misalnya, penelitian oleh Sasi Kirono. (2015)
menunjukkan bahwa pada temperatur tertentu, terjadi
peningkatan kekerasan permukaan baja karbon sedang yang
diolah dengan media oli. Studi Sasi Kirono. (2015) juga
menemukan bahwa suhu proses hardening mempengaruhi
distribusi butiran martensit pada baja karbon sedang.
12
Hipotesis

01

Pemberian Heat Treatment yang tidak benar sehingga


01 membuat sifat dari material yang di gunakan tidak
sesuai dengan keinginan kita

03

13
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
• Baja S45C • Oli Sintetik
Komposisi Kimia dari Baja S45C memiliki Oli sintetik diproduksi melalui proses sintesis kimia
kandungan karbon sekitar 0,45%, dengan menggunakan bahan dasar sintetik seperti polialfaolefin
sejumlah kecil mangan (0,60-0,90%) dan silikon (PAO), ester, atau polyalkylene glycol (PAG). Proses ini
(0,15-0,35%). Komposisi kimia yang tepat dapat menghasilkan molekul-molekul yang lebih teratur dan
bervariasi tergantung pada standar atau seragam dibandingkan dengan oli mineral, yang
spesifikasi tertentu. memberikan sifat-sifat khusus.

15
Alat dan Bahan

• Dapur Listrik

• Bejana Pendingin

• Mikroskop Logam

• Digital Hardness Rockwell Testing Machine

16
Prosedur Pengujian Struktur Mikro

1. Persiapan Sampel

2. Penghalusan Permukaan

3. Pengamplasan dan Pemolesan

4. Pembersihan Sampel

5. Etching

6. Pengamatan Mikroskopik

7. Analisis Data

8. Pelaporan Hasil

17
Prosedur Pengujian Kekerasan Permukaan
1. Persiapan Sampel

2. Persiapan Mesin Uji

3. Pemilihan Skala Kekerasan

4. Penetrasi Awal

5. Penetrasi Utama

6. Pengukuran Indentasi

7. Pembacaan Nilai Kekerasan

8. Pelaporan Hasil

18
Persiapan Sampel

19

Anda mungkin juga menyukai