ABSTRAK
Conveyor merupakan peranan terpenting pada pabrik kelapa sawit sebagai alat pengangkut tandan buah segar.
Untuk karakteristik yang berbeda-beda, seperti sifat-sifat fisis, sifat mekanis dan sifat kimia, maka diperlukan
suatu penanganan khusus agar setiap plate rantai conveyor tersebut dapat digunakan sesuai yang diinginkan.
Pada saat pemakain conveyor pada kegiatan proses produks pabrik kelapa sawit, Pada baja AISI 4130 dilakukan
pengerasan (hardening) untuk memperoleh sifat fisis, sifat mekanis dan sifat kimia, maka diperlukan suatu
penanganan khusus agar setiap plate conveyor tersebut dapat digunakan sesuai yang diinginkan. Plate rantai
conveyor yang digunakan pabrik kelapa sawit diharapkan memiliki umur yang lebih lama dari perencanaanya.
Dari hasil pengujian kekerasan dengan empat titik uji, dengan menggunakan gaya sebesar 3000 kg pada alat uji
keras Brinell. Baja AISI 4130 Dengan menggunakan persamaan pengujian kekerasan Brinell, maka nilai
kekerasan awal 285,071 BHN. Hasil Uji Keras dengan proses hardening dari hasil pendinginan oli SAE 40
298,387 BHN dan pendinginan air 529,76 BHN. Struktur mikro pada pengujian ini diambil dengan
menggunakan mikroskop optic dengan pembesaran 500X pada setiap specimen uji, Pada gambar visual struktur
mikro antara baja AISI 4130 sebelum hardening dan proses hardening terlihat jelas perbedaan antara ferrite dan
austenite, sementite.
Kata kunci : Conveyor, baja AISI 4130, media pendingin.
ABSTRACT
Conveyor is a most important role in the palm oil mill as a transporterof fresh fruit bunches. For
different characteristics, such as physical properties, mechanical properties and chemical properties,
it would require a special treatment so that each plate of the conveyor on the activities of the
materials and palm oil mills, on AISI 4130 steel is done hardening to obtain physical properties,
mechanical properties and chemical properties, it would require a special treatment so that each
plate of the conveyor can be used as desired. Plate chain conveyor used palm oil mill is expected to
have a longer life than a plan. From the result of hardness testing with the four-point test, using a
force of 3000 kg on hard Brinell test equipment. AISI 4130 steel by use of the Brinell hardness testing,
then the value of the initial hardness BHN 285,071. Hardware Test Result with the process of
hardening of the result of SAE 40 oil cooling 298,387 BHN and water cooling 529,76 BHN. The
microstructure in this test was taken using an optical microscope with a magnifaction 500 X on each
test specimen, on the visual image of the microstructure of AISI 4130 steel before hardening and
hardening process seem obvious difference between ferrite and austenite, sementite.
Keywords : Conveyor, AISI 4130 steel, the cooling medium.
1
1. Pendahuluan 6. Simulasi menggunakan Ansys 14.5
Latar Belakang
2
arah lintasannya dimana plat datar yang mikro.Struktur mikro pada baja karbon dipengaruhi
ditempatkan untuk menahan beban akan bergerak oleh perlakuan panas dan komposisi baja.
sesuai dengan arah putaran roll. Conveyor ini biasa Berdasarkan kandungan karbon (C), baja
digerakkan dengan rantai atau belt, atau pun karbon dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
dengan menggunakan gaya gravitasi tetapi harus a. Baja karbon rendah (low carbon steel)
juga diperhitungkan kemiringan maksimum. b. Baja karbon sedang (medium carbon steel)
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel)
2. Over Head Troley Conveyor
Pengaruh Unsur Campuran Pada Baja
Kereta jenis ini berupa kereta pengangkut yang
berjalan pada relnya yang terletak diatas dan Baja yang hanya mengandung unsur C, tidak
material yang akan dipindahkan tergantung akan memiliki sifat seperti yang diinginkan, tetapi
padanya.sebuah trolley conveyor ini biasnya terdiri dengan menambahkan unsur-unsur paduan seperti
dari beberapa trolley yang seimbang dengan relnya. Si, Mn, V, W, dan lain sebagainya dapat menolong
Rantai atau kabel power biasanya terpasang pada untuk mencapai sifat-sifat yang diinginkan.
roda kemudiannya. Pada trolley ini terdapat hook Penambahan beberapa unsur paduan spesifikasi
(pengait), keranjang, atau benda lain yang bias terhadap sifat baja, antara lain :
mengangkut atau mengait benda yang akan
dipindahkan. a. Unsur Silikon (Si)
b. Unsur Mangan (Mn)
3. Skate Whell Conveyor c. Unsur Nikel (Ni)
d. Unsur Krom (Cr)
Conveyor ini mempunyai perinsip operasi yang e. Unsur Vanadium (V)
hampir sama dengan roller conveyor. Perbedaannya f. Unsur Wolfram (W)
yaitu pada roda skate-nya berputar diatas porosnya
yang berhubungan dengan frame yang digunakan Sifat – sifat Logam
untuk memindahkan beban. Aplikasinya sama
dengan roller conveyor hanya saja digunakanm Dalam penggunaannya, logam yang digunakan
untuk beban yang lebih ringan. akan mengalami gaya luar atau pembebanan. Setiap
logam mempunyai daya tahan terhadap
4. Belt Conveyor pembebanan yang berbeda-beda, perbedaan ini
ditentukan oleh sifat dari logam tersebut. Logam
Belt conveyor adalah conveyor powered paling memiliki sifat-sifat, seperti sifat mekanis, sifat fisis
sering digunakan karena mereka yang paling dan sifat kimia.
fleksibel. Produk disampaikan langsung pada sabuk
sehingga baik teratur dan tidak teratur berbentuk 1. Sifat Mekanis
objek, besar atau kecil, ringan dan berat, dapat
diangkut dengan sukses. Sistem hanya Sifat mekanis adalah kemampuan bahan untuk
menggunakan premium kualitas tertinggi belting menerima pembebanan atau untuk menahan beban
produk, yang mengurangi merenggangkan sabuk yang diterimanya baik beban statis maupun beban
dan hasil dalam pemeliharaan kurang untuk dinamis.
penyesuaian ketegangan. Belt conveyor dapat
digunakan untuk mengangkut produk dalam garis 2. Sifat Fisis
lurus atau melalui perubahan elevasi atau arah.
Dalam aplikasi tertentu mereka juga dapat Sifat fisis adalah kemampuan logam terhadap
digunakan untuk akumulasi statis atau karton. peristiwa-peristiwa fisika.
Dirancang untuk meminimalkan resiko untuk
sabuk, sambatan, dan bersih sendiri. Material yang 3. Sifat Kimia
akan dipindahkan diletak diatas permukaan belt dan
diangkut sepanjang lintasannya. Sifat kimia merupakan kemampuan dari setiap
logam terhadap reaksi-reaksi kimia.Pada umumnya
Baja Karbon sifat ini diindikasikan sebagai daya tahan terhadap
karat pada suatu logam. Secara kimia, sifat logam
Baja merupakan salah satu jenis logam ferro
dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu
dengan unsur karbon (C) 1,7%. Disamping itu baja
juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur / kecenderungan melepas elektron membentuk ion
belerang (S), fosfor (P), magnesium (Mg), silicon positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi
(Si), mangan (Mn) dan sebagainya yang jumlahnya ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-
dibatasi. Sifat baja pada umumnya sangat unsur logam cenderung melepaskan elektron
dipengaruhi oleh persentase karbon dan struktur (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan
3
unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap kekerasan brinell memakai bola baja untuk
elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar). pengujiannya, biasanya yang terbuat dari
baja chrom yang telah disepuh atau ada
juga cementite carbide, bola brinell ini tidak boleh
berdeformasi sama sekali disaat proses penekanan
Perlakuan Panas (Heat Treatment) kepermukaan logam uji. Standar dari
bola brinell yaitu mempunyai Ø 10 mm.
Perlakuan panas atau heat treatment adalah
proses pemanasan dan pendinginan material yang Analisa Ansys
terkontrol dengan maksud merubah sifat fisik untuk
tujuan tertentu. Secara umum proses perlakuan Ansys adalah program paket yang dapat
panas adalah sebagai berikut : memodelkan elemen hingga untuk menyelsaikan
masalah yang berhubungan dengan mekanika,
1. Pemanasan material sampai suhu tertentu termasuk didalam nya masalah statik, dinamik,
dengan kecepatan tertentu pula analisis struktual (baik linier maupun non linier),
masalah perpindahan panas, masalah fluida dan
2. Mempertahankan suhu untuk waktu tertentu juga masalah yang berhubungan dengan akustik
sehingga temperaturnya merata dan elektromagnetik.
4
lebih panas dari bagian dalam sehingga dapat Kekerasan Spesimen baja AISI 4130 yang
diperoleh struktur-struktur yang merata. dipanaskan pada temperatur 850 dan
4. Pengujian Kekerasan menggunakan media pendinginan oli SAE 40 pada
Pengujian kekerasan ini dilakukan dengan alat titik 1,2,3 dan 4 diperoleh nilai BHN seperti yang
uji kekerasan brinell, pengujian ini dilakukan terlihat pada tabel dibawah :
dengan cara:
1. Permukaan material dihaluskan dengan cara Tabel 2 Nilai BHN Baja AISI 4130
diampelas, dengan urutan ampelas No. 200 Dengan Pendinginan Menggunakan Oli SAE 40
– 400 – 600 – 800 – 1000 – 1500. No Suhu AISI Beban D d Kekerasan
2. Setelah diampelas pada permukaan ºC (F) (mm) (mm) (BHN)
spesimen dipoles sampai mengkilap. (Kg)
3. Memasang/meletakkan specimen pada 1 850 4130 3000 10 3,60 285,071
dudukan alat uji. 2 850 4130 3000 10 3,60 285,071
4. Menentukan besar pembebanan sebesar 3 850 4130 3000 10 3,40 321,305
1500 kg. 4 850 4130 3000 10 3,50 302,104
5. Tahan tuas setelah jarum pembebanan pada Rata-rata 298,387
beban 1500 kg dengan waktu30 detik
6. Menekan tombol untuk menggerakkan
penginjak (indentor). Kekerasan Spesimen baja AISI 4130 yang
7. Mengukur bekas injakan (indentor) dengan
mistar yang dilihat pada lensa pembesar. dipanaskan pada temperatur 850 dan
8. Menentukan nilai kekerasan dari diameter menggunakan media pendinginan air pada titik
bekas injakan sesuai dengan rumus atau 1,2,3 dan 4 diperoleh nilai BHN seperti yang
table nilai kekerasan mikro. terlihat pada tabel dibawah :
4. Analisa Data Dan Pembahasan Tabel 3 Nilai BHN Baja AISI 4130
Dengan Pendinginan Menggunakan Air
Hasil Uji Kekerasan Tanpa Proses Hardening No Suhu AISI Beban D d Kekerasan
ºC (F) (mm) (mm) (BHN)
Dari hasil pengujian kekerasan dengan empat titik (Kg)
uji, dengan menggunakan gaya sebesar 3000 kg 1 850 4130 3000 10 2,70 514,490
pada alat uji keras Brinell. Baja aisi 4130 dengan 2 850 4130 3000 10 2,70 514,490
menggunakan persamaan pengujian kekerasan
3 850 4130 3000 10 2,65 534,470
Brinell, maka nilai BHN pada baja AISI 4130
4 850 4130 3000 10 2,60 555,610
sebelum di hardening (spesimen awal) dapat
Rata-rata 529,765
diperoleh :
Dari hasil uji kekerasan tanpa proses hardening dan
dengan proses hardening yang ada di tabel maka
dimana: BHN = nilai kekerasan brinell dapat diperlihatkan dalam bentuk grafik seperti
P = beban yang diterapkan (kg) dibawah ini
D = diameter bola (mm)
d = diameter lekukan (mm)
5
Gambar 1. Grafik Nilai Kekerasan Baja AISI 4130
pada tiap specimen uji.
Properti Simulasi
Tegangan 969.78N/mm2 Gambar 4. Total Deformation
Regangan 4.6666×10-9 mm
Defleksi 0.014403 m
Tabel 4 Hasil simulasi Ansys 14.5 5. Kesimpulan Dan Saran
6
Saran
6. Daftar Pustaka