Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PROSES FAIRING TERHADAP SIFAT MEKANIS PLAT PADA

BAGIAN LAMBUNG KAPAL

FULGENSIUS TONI
111210651

Konstruksi bagian lambung kapal harus kuat agar dapat menahan beban dari berat kapal
sendiri maupun muatan, dan juga tekanan dari luar (terutama dari air laut untuk daerah
bagian lambung kapal yang tercelup). Baja kapal yang digunakan untuk kapal harus
mempunyai kekuatan tinggi dan sesuai dengan peraturan-peraturan Biro Klasifikasi
Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Untuk mengetahui pengaruh proses
pelengkungan (fairing) pelat baja bagian sisi lambung kapal (bending) dengan bantuan
pemanasan garis (line heating), terhadap perubahan sifat mekanis baja terutama sifat
kekerasan pelat baja.
Ada hubungan perlakuan fairing pada plat baja lambung kapal terhadap kekuatan tarik dan
kekuatan kekerasan serta perubahan struktur metalografi. Berkurangnya kemampuan uji
tarik pada plat baja lambung kapal dengan perlakuan fairing lebih disebabkan oleh
perubahan membentuk yang disebabkan perlakuan fairing serta pemanasan pada titik
fairing. Pada proses line heating dan mempunyai nilai kekerasan di atas nilai kekerasan
material normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa plat baja lambung kapal yang
memperoleh perlakuan fairing dan plat baja lambung kapal yang tidak memperoleh
perlakukan fairing sama-sama mengalami korosi..

Kata Kunci : Lambung Kapal, Fairing, Sifat Mekanis

A. Pendahuluan Klasifikasi Indonesia. Baja yang


Proses fairing dengan metode line digunakan untuk bagian lambung kapal
heating, dimana satu sisi pelat searah ada dua macam yaitu baja dengan
garis sejajar diberi panas (line heating kekuatan tarik 48 kg/mm2² – 60 kg/mm²
atau pemanasan secara garis) dan serta baja dengan kekuatan tarik 50
dilakukan pendinginan dengan kg/mm² – 63kg/mm² (BKI, 2006).
menggunakan air. Namun sejauh mana Pada bagian sisi lambung kapal,
hal ini dapat mempengaruhi kekuatan terdapat pelat baja yang mengalami
pelat kapal belum banyak diketahui. proses pelengkungan untuk
Konstruksi bagian lambung kapal mendapatkan bentuk badan kapal sesuai
harus kuat agar dapat menahan beban dengan gambar rencana garis kapal
dari berat kapal sendiri maupun muatan, (body plan). Proses pelengkungan pelat
dan juga tekanan dari luar (terutama baja tersebut dilakukan dengan dua cara
dari air laut untuk daerah bagian yaitu proses fairing dingin dan fairing
lambung kapal yang tercelup). Baja pemanasan garis (fairing line heating).
kapal yang digunakan untuk kapal harus Bending adalah proses
mempunyai kekuatan tinggi dan sesuai pembentukan pelat atau profil untuk
dengan peraturan-peraturan Biro mendapatkan bentuk lengkung yang

1 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


diinginkan sesuai dengan gambar setempat menimbulkan kerusakan di
line/body plans pada bidang perkapalan sekitar titik pemanasan, dan kerusakan
atau pelengkungan disesuaikan dengan tersebut tidak dapat dihilangkan.
gambar rencana garis kapal yang Proses pemanasan garis
bersangkutan. Setiap selesai menghasilkan pelengkungan pada pelat
pelaksanaan bending biasanya lengkung baja yang disebabkan oleh pemanasan
yang tercipta tidak begitu sempurna, di pada garis desain (garis pemanasan),
mana lengkung pelat tidak sesuai diakibatkan oleh hasil perbedaan antara
dengan gambar rencana garis kapal elongasi (penguluran, pemanjangan dan
sehingga pelat lambung kapal tersebut pemuaian) antara sisi yang dipanaskan
tidak dapat mengalami proses dengan sisi belakangnya. Selain itu,
assembling. Hal ini terjadi karena pada saat pendinginan terdapat elongasi
terbatasnya fungsi alat roll bending, dan pada sisi belakang yang disebabkan oleh
untuk mendapatkan ketepatan bentuk dampak pengerutan sisi yang
lengkung sesuai dengan gambar rencana dipanaskan.
garis kapal dilakukan proses line Akibat proses pemuaian (pada
heating. saat pemanasan) dan pengerutan (pada
Line heating merupakan teknik saat pendinginan) pada pelat baja,
pemanasan yang memanfaatkan nyala seperti halnya pada proses pengelasan,
api brander untuk membuat bentuk- di mana akibat pemuaian dan
bentuk lengkung atau menghilangkan pengerutan pada waktu pengelasan
deformasi pada pelat baja. Teknik mengakibatkan terjadinya tegangan sisa
pemanasan dapat dilakukan dengan dua pada sambungan las (Wiryosumarto,
cara yaitu pemanasan garis (line 2000).
heating) dan pemanasan setempat (spot Dari uraian di atas, maka penulis
heating). Di perusahaan Dok dan tertarik untuk mengadakan penelitian
Galangan Kapal PT. Delta Oriental sebagai tugas akhir dengan judul:
Kapuas, Kota Pontianak, proses Pengaruh Proses Fairing terhadap Sifat
pembuatan bentuk-bentuk lengkung Mekanis Plat pada Bagian Lambung
kebanyakan dilakukan dengan Kapal.
menggunakan metode pemanasan garis
(line heating). Teknik pemanasan

2 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


B. Tujuan Penelitian tinggi dalam: kekerasan (toughness),
Tujuan dilaksanakannya ulet (ductility), mudah di las
penelitian ini adalah untuk; (weldability) dan kekuatan (strength),
“Menganalisa pengaruh proses dengan penambahan unsur vanadium,
pelengkungan (fairing) pelat baja chromium, nickle, dan niobium.
bagian sisi lambung kapal (bending) Baja karbon merupakan baja yang
dengan bantuan pemanasan garis (line mengandung unsur-unsur tertentu
heating), terhadap perubahan sifat bertujuan untuk memperoleh sifat
mekanis baja terutama sifat kekerasan mekanis yang diinginkan. Biasanya
pelat baja.”. ditambahkan unsur karbon yang
C. Karakteristik Baja Karbon merupakan elemen yang berpengaruh
Pelat baja merupakan lembaran terhadap sifat mekanisnya. Unsur
baja paduan yang terdiri dari besi dan karbon yang terdapat pada baja rendah
karbon serta unsur lainnya. Karbon pada umumnya dibawah 0,10 % dan
merupakan salah satu unsur yang baja karbon tinggi atau baja khusus
penting karena dapat mempengaruhi unsur karbonnya diatas 0,10 %. Baja
sifat kekerasan dan keuletan baja. Pada paduan rendah mengandung unsur-
industri perkapalan, baja merupakan unsur paduan sebagai elemen tambahan
logam yang banyak digunakan baik pada besi dan karbon. Unsur-unsur
dalam bentuk pelat, profil, pipa, balok, paduan tersebut dapat berupa : mangaan
batang, dan sebagainya. (Mn), nikel (Ni), kromium (Cr),
Baja yang digunakan pada industri molibden (Mo), silikon (Si) dan lain-
perkapalan memiliki kandungan karbon lain.
antara 0,14 % s/d 0,23 %, dan terdiri Pelat baja karbon tergantung pada
dari lima tingkatan baja yaitu Grade A- kadar karbon yang dikandungnya dapat
E, di mana proses pabrikasi, inspeksi diklasifikasikan menjadi tiga golongan
dan pengujian dilakukan berdasarkan yaitu (Smallman, 2000):
kondisi tertentu dan hasil akhir di Baja karbon rendah (mild and low
sertifikasi oleh biro klasifikasi carbon steel), (< 0,3 % C), atau baja
(classification societies). Baja kekuatan ringan adalah bentuk yang paling umum
tarik tinggi (high tensile steel) dibuat dari baja karena karbonnya relatif
agar memiliki sifat mekanis yang lebih rendah, sementara itu memberikan sifat-

3 | PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016


sifat material yang dapat diterima untuk namun keuletannya lebih rendah, sangat
banyak aplikasi namun tidak dapat kuat, yang digunakan untuk pegas dan
dikeraskan karena kandungan kawat kekuatan-tinggi, perkakas potong
karbonnya tidak cukup untuk dan sebagainya. Baja kabon tertinggi
membentuk martensit. Baja karbon (Ultra-high carbon steel) memiliki
rendah (low carbon steel) mengandung kandungan karbon 1,0 – 2,0 %, dapat
sekitar 0,05%-0,15% karbon dan baja ditempa untuk mendapatkan kekerasan.
ringan (mild steel) mengandung 0,16%- Digunakan untuk tujuan khusus seperti
0,29 % karbon karena itu tidak rapuh pisau, as roda dan tujuan non-industri
atau ulet. Baja ringan mempunyai lainnya. Baja dengan kandungan karbon
kekuatan tarik relatif rendah, tetapi lebih dari 1,20 % dibuat menggunakan
murah dan lunak; kekerasan permukaan metalurgi bubuk (powder metallurgy).
dapat ditingkatkan melalui carburizing. Baja dengan kandungan karbon di atas
Penggunaannya sebagai baja struktural 2,0 % dianggap sebagai besi paduan
bahan konstruksi kapal, konstruksi (cast iron).
kendaraan bermotor dan sebagainya. Kandungan karbon mempengaruhi
Baja karbon sedang kandungan kekuatan luluh baja karena atom karbon
karbon 0,30%-0,59 %. Memiliki sifat akan menempati kisi kristalin secara
keuletan, kekuatan dan ketahanan aus inter fusi pada body-centered cubic
yang baik; digunakan untuk komponen (BCC). Pengurangan mobilitas karbon
yang besar, untuk penempaan dan interstisial (dislokasi) memiliki efek
komponen otomotif. Ketika kandungan pengerasan pada besi. Agar
karbon naik, logam menjadi lebih keras menyebabkan dislokasi, harus
dan kuat tetapi kurang ulet dan lebih menerapkan tegangan/stres pada tingkat
sulit untuk mengelas. lebih keras dan yang cukup tinggi. Hal ini karena atom
lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon interstisial menyebabkan
karbon rendah. beberapa sel kisi BCC besi mendistorsi.
Baja karbon tinggi (0,6-0,99 %), D. Fairing
Secara umum, kandungan karbon yang Proses pemanasan garis (line
lebih tinggi menurunkan titik leleh dan heating) merupakan suatu metode yang
suhu perlawanan (temperature dilakukan untuk memperbaiki sifat
resistance) memiliki kekerasan tinggi keuletan dan ketangguhan suatu pelat

4 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


setelah ditekuk dingin. Perbaikan sifat untuk uji tarik ini harus memiliki
mekanis yang disebabkan oleh cengkeraman (grip) yang kuat dan
pemanasan pada garis desain kekakuan yang tinggi (highly stiff).
diakibatkan oleh perbedaan antara F. Desain Penelitian
elongasi (penguluran, pemanjangan, dan Penelitian ini merupakan penelitian
pemuaian) antara sisi yang dipanaskan eksperimen. Adapun yang dimaksud
dengan sisi yang belakangnya. Selain eksperimen yaitu dengan sengaja dan
itu pada saat pendinginan, terdapat secara sistematis mengadakan perlakuan
elongasi pada sisi belakang yang atau tindakan pengamatan yang
disebabkan oleh dampak pengerutan sisi dilakukan peneliti untuk melihat efek
yang dipanaskan. Proses pemanasan yang terjadi pada tindakan tersebut
garis dilakukan pada temperatur sekitar (Suharsimi Arikunto, 1993: 189).
600°C (Furunaka, 2002). Data yang diperoleh selanjutnya
E. Sifat Mekanis ditampilkan dalam bentuk tabel dan
Kekerasan adalah ketahanan diagram, yang selanjutnya menjadi
material terhadap deformasi plastik dasar untuk mengetahui pengaruh
yang diakibatkan tekanan atau goresan proses fairing terhadap sifat mekanis
dari benda lain. Pengujian kekerasan plat baja yang digunakan pada bagian
dilakukan dengan menekan sebuah lambung kapal.
indentor ke permukaan benda uji. G. Hasil dan Pembahasan
Uji tarik mungkin adalah cara 4.1.1. Hasil Pengujian Tarik
pengujian bahan yang paling mendasar.
Pengujian tarik dilakukan untuk
Pengujian ini sangat sederhana, tidak
mengetahui sifat-sifat mekanis dari
mahal dan sudah mengalami
material plat baja bagian lambung kapal
standarisasi di seluruh dunia, misalnya
sebagai material uji dalam penelitian
di Amerika dengan ASTM E8 dan
ini. Hasil pengujian tarik pada
Jepang dengan JIS 2241. Dengan
umumnya adalah parameter kekuatan
menarik suatu bahan kita akan segera
(kekuatan tarik dan kekuatan luluh),
mengetahui bagaimana bahan tersebut
parameter keliatan/keuletan yang
bereaksi terhadap tenaga tarikan dan
ditunjukkan dengan adanya prosen
mengetahui sejauh mana material itu
perpanjangan dan prosen kontraksi atau
bertambah panjang. Alat eksperimen
reduksi penampang patah dan bentuk-

5 | PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016


bentuk penampang patah. Pengujian Dari hasil pengujian di atas maka
dengan menggunakan mesin dapat disimpulkan bahwa penambahan
servopulser dan menggunakan perlakuan panas selama 2 menit dan
spesimen standar untuk pengujian tarik. penekukan sebesar 15° berpengaruh
Pengujian tarik ini bertujuan untuk terhadap kekuatan bahan uji.
mendapatkan data kekuatan tarik
4.2.Hasil Pengujian Kekerasan
maksimal atau tegangan.Dari hasil
pengujian terhadap masing-masing Kekerasan gabungan dari berbagai

bahan uji di atas maka didapatlah grafik sifat yang terdapat dalam suatu bahan

sebagai berikut: yang mencegah terjadinya suatu


deformasi terhadap bahan tersebut
50.000
40.000

40600
39.000
KEKUATAN TARIK

40.000
(𝝈_𝒕𝒓) (N/MM²)

30.000 ketika diaplikasikan suatu gaya.


35400
34.600

20.000
33.000

10.000 Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh


BAHAN 1 BAHAN 2 BAHAN 3
elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas,
Tanpa Fairing Dengan Fairing
kekuatan tensil, ductility, dan

Gambar 1 Grafik kekuatan tarik plat sebagainya. Dalam penelitian ini


baja lambung kapal tanpa pengujian kekerasan bahan dilakukan
perlakuan fairing dan dengan
perlakuan fairing menggunakan metode Rockwells.
Pengujian Rockwell menggunakan
Pada grafik 4.1 di atas bisa
indentor intan yang cukup kecil dan
dijelaskan bahwa perlakuan fairing
mempunyai bentuk geometri berbentuk
berdampak pada berkurangnya kekuatan
piramid. Beban yang dikenakan juga
tarik pada plat baja lambung kapal.
jauh lebih kecil dibanding dengan
Kekuatan tarik maksimum pada plat
pengujian brinel yaitu antara 1 sampai
baja dengan perlakuan fairing sebesar
1000 gram. Hasil penjejakan diukur
35.400 N, dan kekuatan tarik terendah
dengan mikroskop lalu dikonversikan
sebesar 33.000 N. Sedangkan plat baja
menjadi angka kekerasan.
yang tidak diberikan perlakuan fairing
Berdasarkan data hasil pengujian
diketahui memiliki kekuatan tarik
di atas, diketahui bahwa perlakuan
maksimal sebesar 40.600 N dan
fairing berpengaruh terhadap hasil uji
kekuatan tarik terendah sebesar 39.000
kekerasan plat baja lambung kapal.
N.

6 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


Dari hasil plat baja lambung analisa mikro struktur kita dapat
kapal yang tidak diberikan perlakuan mengamati bentuk dan ukuran kristal
fairing dan plat baja yang tidak logam, kerusakan logam akibat
diberikan perlakuan fairing di atas deformasi, proses perlakuan panas dan
maka diperoleh grafik sebagai berikut: perbedaan komposisi. Sifat-sifat logam
terutama sifat mekanis dan sifat
92,17

94

88,790,7
teknologis sangat mempengaruhi oleh
ROCKWELL (VH)

92
90 mikro struktur logam dan paduannya di
86,4

87

88
86 samping komposisi kimianya.
84
82 Cutting, yaitu prosedur proses
BAHAN 1 BAHAN 2 BAHAN 3
pemotongan sampel dan menentukan
Dengan Fairing Tanpa Fairing
teknik pemotongan yang tepat dalam
Gambar 4.2, Grafik kekuatan Rockwell
terhadap variasi Perlakuan pengambilan sampel metalografi
Fairing sehingga didapat benda uji yang

Pada grafik 2 di atas bisa representatif. Spesimen dipotong

dijelaskan bahwa perlakuan fairing pada menggunakan gergaji mesin sesuai

plat baja lambung kapal meningkatkan ukuran yang telah ditetapkan.

nilai Rockwell. Nilai kekerasan Uji Metalografi dilakukan untuk

maksimum pada plat baja perlakuan melihat terjadinya perubahan

fairing memiliki nilai Rockwell sebesar metalografi pada objek penelitian

92,77 N, dan nilai Rockwell terendah sebagai akibat dari proses-proses

sebesar 87 N. Sedangkan pada plat baja eksperimen yang telah diterimanya.

lambung kapal tanpa perlakuan fairing Pada spesimen las metalografi yang

nilai Rockwell tertinggi sebesar 88,7 N diamati adalah pada parent metal,

dan nilai Rockwell terendah sebesar daerah HAZ, dan weld metalnya.

86,4 N. Pengamatan metalografi

4.3.Metalografi dilakukan dengan tujuan untuk melihat


struktur mikro pada baja laterit sebelum
Analisa struktur adalah analisa
dan setelah dilakukan pengujian.
mengenai struktur logam melalui
Pengamatan metalografi pada baja
pembesaran dengan menggunakan
laterit sebelum penelitian dilakukan
mikroskop khusus metalografi. Dengan
untuk mengetahui kondisi awal dari

7 | PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016


material sebelum mengalami 3
pembebanan dan terkena media korosif.
Pengamatan metalografi dilakukan
dengan menggunakan mikroskop optik.
Pengamatan metalografi pada plat
Berdasarkan hasil uji metalografi
baja hasil pengujian dilakukan untuk
di atas, diketahui bahwa setiap sampel
mengetahui karakteristik korosi pada
baik yang memperoleh perlakuan
material uji. Dari pengamatan
fairing maupun sampel yang tidak
diharapkan dapat diketahui mekanisme
memperoleh perlakuan fairing masih
korosi pada material uji atau material uji
terdapat banyak titik-titik korosi.
tahan terhadap lingkungan. Pengamatan
Hasil penelitian juga
metalografi dilakukan melalui
menunjukkan proses fairing (bending
pemilihan letak sampel yang
line heating) sisi luar sumbu netral
memperoleh perlakuan fairing dan
mengalami beban tarikan dan sisi dalam
sampel yang tidak memperoleh
mengalami beban tekan maka, akan
perlakuan fairing.
berpengaruh terhadap bentuk butir hasil
Berikut hasil pengujian
proses bending, di mana pada sisi luar
metalografi dengan metode tanpa etsa
bentuk butir menjadi lebih lonjong
pada pembesaran 20 kali:
memanjang karena beban tarik dan sisi
Bahan Tanpa Dengan
bagian dalam bentuk kristalnya menjadi
Uji Perlakuan Perlakuan
Fairing Fairing termampatkan karena beban tekan.
1
Sehingga plat baja yang diberikan
perlakuan fairing mampu membentuk
plat baja lambung kapal menjadi bentuk
lengkung juga memperbaiki struktur
atom yang berubah saat terjadi proses
2
pemanasan dan penekukkan ke dalam.
4.2.Pembahasan
4.2.1 Uji Tarik
Berdasarkan hasil uji dijelaskan
bahwa perlakuan fairing berdampak
pada berkurangnya kekuatan tarik pada

8 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


plat baja lambung kapal. Kekuatan tarik beban sehingga akan mengakibatkan
maksimum pada plat baja dengan perubahan bentuk pada benda berupa
perlakuan fairing sebesar 35.400 N, dan pertambahan panjang dan pengecilan
kekuatan tarik terendah sebesar 33.000 serta bila diteruskan akan
N. Sedangkan plat baja yang tidak mengakibatkan patahan pada bahan.
diberikan perlakuan fairing diketahui Pengujian tarik dilaksanakan dengan
memiliki kekuatan tarik maksimal mesin pengujian tarik Servopulser yang
sebesar 40.600 N dan kekuatan tarik selama pengujian akan mencatat setiap
terendah sebesar 39.000 N. kondisi bahan sampai terjadinya
tegangan ultimate, juga sekaligus akan
Hasil Uji
menggambarkan diagram tarik dari
42.000,00
Kekuatan Tarik (𝝈_𝒕𝒓)

40.000,00 benda uji.


38.000,00
36.000,00 Dalam hal ini berkurangnya
(N/mm²)

34.000,00
32.000,00
30.000,00
kekuatan tarik pada plat baja lambung
Tanpa Dengan kapal lebih disebabkan oleh perubahan
Fairing Fairing
Bahan Uji bentuk akibat perlakuan fairing serta
pemanasan pada titik fairing. Terlihat
Gambar 3, Grafik rata-rata kekuatan pula dari pengujian metalografi jika
tarik plat baja lambung kapal diamati dari bentuk dan struktur butiran
tanpa perlakuan fairing dan
dengan perlakuan fairing logam tidak beraturan sehingga
membentuk suatu ketahanan maksimum
Dari hasil pengujian di atas maka
baik dalam bentuk kekerasan maupun
dapat disimpulkan bahwa penambahan
keuletan pada material hasil yang
perlakuan panas selama 2 menit dan
diberikan perlakuan.
penekukan sebesar 15° selama
Dari hasil pengujian tarik
perlakuan fairing berpengaruh terhadap
menunjukkan adanya mulur yang tinggi
kekuatan bahan uji.
secara langsung berpengaruh terhadap
Dalam uji tarik selain untuk
kekuatan tarik dari suatu bahan uji
mengetahui kekuatan tariknya, uji tarik
tersebut sehingga menyebabkan
juga digunakan untuk melihat kekuatan
beberapa cacat coran. Cacat coran itu
mulur dari masing-masing bahan uji.
sendiri adalah kerusakan atau kesalahan
Pembebanan tarik dilakukan secara
yang terjadi pada bahan uji yang
terus menerus dengan menambahkan

9 | PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016


menyebabkan defect, sehingga hal beban utama yang digunakan. Penguji
tersebut harus diminimalisir. Pada menggunakan skala C (HRC) dalam
pengujian tarik ada beberapa spesimen pengujian ini. Untuk HRC
yang mengalami cacat cor misrun hal menggunakan beban 150 kg dan dengan
ini disebabkan oleh proses pengecoran menggunakan indentor intan (diamond)
atau proses penuangan bahan yang telah berupa kerucut yang sudut puncaknya
dilebur yang kurang sempurna. 120o.
4.2.2 Uji Kekerasan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan fairing pada plat baja
Proses pengujian kekerasan
lambung kapal meningkatkan nilai
logam dapat diartikan sebagai
Rockwell. Nilai kekerasan maksimum
kemampuan suatu bahan terhadap
pada plat baja perlakuan fairing
pembebanan dalam perubahan yang
memiliki nilai Rockwell sebesar 92,77
tetap, ketika gaya tertentu diberikan
N, dan nilai Rockwell terendah sebesar
pada suatu benda uji. Harga kekerasan
87 N. Sedangkan pada plat baja
bahan tersebut dapat dianalisis dari
lambung kapal tanpa perlakuan fairing
besarnya beban yang diberikan terhadap
nilai Rockwell tertinggi sebesar 88,7 N
luasan bidang yang menerima
dan nilai Rockwell terendah sebesar
pembebanan.
86,4 N.
Di sini penguji memakai
91
pengujian kekerasan dengan Dengan
ROCKWELL (VH)

90 Fairing;
menggunakan metode pengujian 89
89,99

Rockwell. Pada cara Rockwell 88 Tanpa


Fairing;
pengukuran langsung dilakukan oleh 87
87,37
86
mesin, dan mesin langsung Tanpa Fairing Dengan Fairing
menunjukkan angka kekerasan dari BAHAN UJI

bahan yang diuji. Cara ini lebih cepat


dan akurat. Nilai kekerasan dari Gambar 4, Grafik rata-rata nilai kekerasan
plat baja lambung kapal tanpa
pengujian Rockwell ini ditentukan oleh fairing dan dengan perlakuan
perbedaan kedalaman penembusan fairing
Dengan cara Rockwell dapat digunakan Plat baja yang diberikan
beberapa skala, tergantung pada perlakuan line heating (fairing)
kombinasi jenis indentor dan besar

10 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


mempunyai nilai kekerasan di atas nilai misrun proses penuangan dari hasil
kekerasan material normal. Hal ini peleburan sangat berpengaruh terhadap
dikarenakan pada proses bending line ada atau tidaknya cacat cor misrun ini.
heating pada kelengkungan yang Maka dari itu dalam proses penuangan
dihasilkan lebih besar. sehingga sisi harus teliti dan juga harus diperhatikan
bagian luar mengalami beban tarik lebih dari kecepatan proses penuangan agar
besar. suhu tetap terjaga.
Naiknya nilai kekerasan plat 4.2.3 Uji Metalografi
baja yang diberikan perlakuan fairing
Pengambilan sampel dilakukan
lebih disebabkan terjadinya pemadatan
dengan cara memotong sampel dengan
struktur lempengan plat pada salah satu
menggunakan alat potong plat baja pada
sisi yang diberikan pemanasan serta
bagian yang terkena beban paling kecil
pelengkungan yang berdampak pada
dan bagian baja laterit yang terkena
naiknya nilai kekerasan pada lempengan
beban paling besar. Bagian yang akan
baja tersebut.
diamati pada sampel adalah melalui
Misrun adalah cacat yangg
tebal material. Dengan melihat melalui
terjadi karena logam cair tidak mengisi
tebal material diharapkan dapat
seluruh rongga cetakan sehingga bahan
diketahui apakah terjadi degradasi
uji menjadi tidak lengkap atau ada
material, adanya pitting akibat
bagian yang kurang dari bahan uji. Hal
pemberian tegangan pada material, atau
ini disebabkan oleh beberapa hal
korosi yang terjadi selama pengujian.
misalnya ketidakseragaman bahan uji
Sampel uji yang telah dipotong
sehingga mengganggu aliran dari logam
kemudian dilakukan preparasi untuk
cair, kemudian bahan uji terlalu tipis,
melihat struktur yang terjadi selama
temperatur terlalu rendah, kecepatan
proses penelitian. Tahapan dalam
penuangan yang terlalu lambat, lubang
preparasi sampel untuk melihat struktur
angin yang kurang pada cetakan,
material uji yaitu :
penambah (riser) yang tidak sempurna,
1. Proses mounting pada sampel uji
ukuran saluran masuk, runner dan
yang telah dipotong dengan ukuran
sprue, penempatan saluran masuk yang
2,5 x 2,5 cm2 dengan menggunakan
kurang tepat, persebaran saluran masuk
castable mounting. Proses mounting
yang tidak merata. Jadi pada cacat cor
ini berguna untuk memudahkan

11 | PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016


dalam memegang sampel saat penekukkan dengan pemanasan (line
dilakukan pengamplasan. heating) menjadikan struktur atom plat
2. Proses pengamplasan pada sampel baja lebih baik dibandingkan plat baja
uji yang telah di mounting untuk tanpa perlakuan fairing.
menghaluskan permukaan material .
dengan menggunakan kertas amplas H. Kesimpulan
(SiC) grid 800, 1000, 1200. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
3. Proses pemolesan permukaan kesimpulan sebagai berikut:
material yang akan diamati dengan 1. Ada hubungan perlakuan fairing
menggunakan media poles titanium pada plat baja lambung kapal
oksida (TiO2). Pemolesan dilakukan terhadap kekuatan tarik dan
untuk mendapatkan permukaan kekuatan kekerasan serta perubahan
material yang halus dan kilap. struktur metalografi.
4. Proses pengamatan material uji 2. Berkurangnya kemampuan uji tarik
dengan menggunakan mikroskop pada plat baja lambung kapal
optik dan merekam gambaran pada dengan perlakuan fairing lebih
material setelah proses pengujian. disebabkan oleh perubahan
5. Proses pengukuran degradasi membentuk yang disebabkan
material setelah pengujian dengan perlakuan fairing serta pemanasan
menggunakan measuring pada titik fairing, Kekuatan tarik
microscope. Pengukuran panjang maksimum pada plat baja dengan
retak ini dilakukan untuk melihat perlakuan fairing sebesar 35.400 N,
apakah material uji mengalami dan kekuatan tarik terendah sebesar
perubahan selama proses pengujian. 33.000 N. Sedangkan plat baja yang
Hasil pengujian menunjukkan tidak diberikan perlakuan fairing
bahwa plat baja lambung kapal yang diketahui memiliki kekuatan tarik
memperoleh perlakuan fairing dan plat maksimal sebesar 40.600 N dan
baja lambung kapal yang tidak kekuatan tarik terendah sebesar
memperoleh perlakukan fairing sama- 39.000 N.
sama mengalami korosi. Hasil 3. Nilai kekerasan maksimum pada
penelitian juga menunjukkan bahwa plat baja perlakuan fairing memiliki
plat baja yang diberikan perlakuan nilai Rockwell sebesar 92,77 N, dan

12 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014


nilai Rockwell terendah sebesar 87 plat baja lebih baik dibandingkan
N. Sedangkan pada plat baja plat baja tanpa perlakuan fairing.
lambung kapal tanpa perlakuan I. Saran
fairing nilai Rockwell tertinggi 1. Dalam penelitian ini belum
sebesar 88,7 N dan nilai Rockwell membahas pengaruh perlakuan
terendah sebesar 86,4 N. Terlihat fairing terhadap perubahan
pula dari pengujian metalografi jika komposisi pada bahan uji, sehingga
diamati dari bentuk dan struktur disarankan dalam penelitian
butiran logam tidak beraturan selanjutnya dapat dilakukan uji
sehingga membentuk suatu komposisi.
ketahanan maksimum baik dalam 2. Untuk memperoleh hasil pengecoran
bentuk kekerasan maupun keuletan yang baik, disarankan bagi peneliti
pada material hasil coran selanjutnya agar menyesuaikan
4. Pada proses line heating dan diameter dan panjang cawan lebur,
mempunyai nilai kekerasan di atas sehingga dalam proses penuangan
nilai kekerasan material normal. Hal dapat diperoleh hasil yang baik.
ini dikarenakan pada proses bending
line heating dan bending dingin J. Daftar Pustaka
pada kelengkungan yang dihasilkan Anderson, J.C. 2003. Material Science
lebih besar. sehingga sisi bagian luar for Engineers. Nelson
Thotnes. Cheltenham.
mengalami beban tarik lebih besar
5. Hasil pengujian menunjukkan ASTM Standars. 2003. Metals Test
methods and Analitical
bahwa plat baja lambung kapal yang
Prosedures. Volume 03 01,
memperoleh perlakuan fairing dan Asab. Niko, Steel Welding
plat baja lambung kapal yang tidak Consumable Manufacture
elektroda Las, Jakarta.
memperoleh perlakukan fairing
sama-sama mengalami korosi. Hasil Furunaka JICA SV Team, 2002,
”Fairing Work Guide Work”,
penelitian juga menunjukkan bahwa
Plambang.
plat baja yang diberikan perlakuan
H.Kuscu, I. Becenen, M. Sahin,2008,
penekukkan dengan pemanasan (line
Evaluation of Temperature
heating) menjadikan struktur atom and Properties at Interface of
AISI 1040 Steel Joined by

13 | PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016


Friction Welding, Assembly of Production Engineering,
Automation, Vol 28, pp.308- National Institute of
316 Technology, Tamilnadu,
India, pp. 1-10
M. Kimura, Masahiro Kusaka, Kenji
SEO and Akiyoshi Fuji, Stolarski T. A. MSc, PhD, DSc, DIG,
2004,Properties of Low Ceng,2000 Tribology in
Carbon Steel Joint byLow Machine Design, MIMechE
Heat Input Friction Welding Oxford Auckland Boston
Method, Department of Johannesburg Melbourne
Mechanical and System New Delhi,pp.103-109
Engineering, Graduate School
Specimen preparation and testing
of Engineering, University of
Hyogo, Kitami, Hokkaido, options for metals using
Japan, Doc.III-1290-04, pp.1- materials testing machines
10. from Zwick,. htm
#_Materials_Testing_Machin
M. Sahin, 2005, An Investigation into es, 21 Nopember 2010
Joining of Austenitic-
Wiryosumarto Harsono, Prof. Dr.
Stainless Steel (AISI 304)
with Friction Welding, Ir.,Toshie Okumura, Prof.
Idustrial Lubrication DR. 2008. Teknologi
Pengelasan logam, PT pradya
Tribology, Volume 55,
pp140-145 pramita, Jakarta.

Narli Ebru, Sari¨OZ Kadir, 2003,


“TheAutomated Fairing of
Ship Hull Lines Using
Formal Optimisation
Methods”, Istanbul Technical
University, Faculty of Naval
Architecture and Ocean
Engineering, Istanbul,
TURKEY

P. Sathiya,S. Aravindan and A. Noorul


Haq, 2004, Friction Welding
of Austenitic Stainless steel
and Optimization of Weld,
Department of Mechanical
Engineering, J.J.College of
Engineering & Technology,
Tamilnadu, India Department

14 | PROGRAM STUDI S FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014

Anda mungkin juga menyukai