Anda di halaman 1dari 9

JMIO, 2021, 2(2), 33-41

ISSN 2721-8651

ANALISA SIFAT MEKANIK UJI TARIK LOGAM PADUAN KUNINGAN 60/40


(Cu Zn), BAJA KARBON 0,4% (OIL QUENCH-TEMPER) DAN PERUNGGU
ALUMINIUM

Mechanical Properties Analysis of Tensile Testing Metal Alloy Brass 60/40 (Cu Zn),
0.4% Carbon Steel (Oil Quench-Temper) and Aluminum Bronze

Feddy Wanditya Setiawan


Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur
Jl. Brigjen H. Hasan Basri – Barito Kuala 70582
Penulis Koerspondensi: feddyws11@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengetahui hasil pengujian tarik tiga jenis logam paduan yang biasanya dijadikan
bahan berbagai komponen otomotif dan produk permesinan lainnya yaitu logam kuningan 60/40 (Cu Zn),
baja karbon 0,4% (oil quench-temper) dan perunggu aluminium. Hasil penelitian menunjukkan logam
kuningan 60/40 (Cu Zn) memiliki kekuatan luluh sebesar 186.48 N/mm2, kekuatan tarik maksimum sebesar
260.12 N/mm2 dan regangan akhir 80.13%. Perunggu aluminium memiliki kekuatan luluh sebesar 331.39
N/mm2, kekuatan tarik maksimum sebesar 488.29 N/mm2 dan regangan akhir 30.88%. Sedangkan baja
karbon 0,4% (oil quench-temper) memiliki kekuatan luluh sebesar 495.30 N/mm2, kekuatan tarik
maksimum sebesar 689.09 N/mm2 dan regangan akhir 28.06%. Perunggu aluminium jauh lebih rapuh
daripada logam kuningan karena tidak terlihat terjadinya penyusutan diameter spesimen (necking) hingga
akhir spesimen mengalami patah. Baja karbon 0,4% terlihat secara linier mengalami deformasi elastis
kemudian deformasi plastis serta terjadi penyusutan diameter spesimen sampai mendekati terjadinya patah.
Dari ketiga spesimen uji, diketahui logam kuningan memiliki tingkat keuletan tertinggi karena memiliki
deformasi plastis terbesar (fraktur ulet) atau nilai regangan akhirnya mencapai 80.13%.

Kata kunci: kekuatan luluh, kekuatan tarik maksimum, regangan, logam kuningan 60/40 (CuZn), baja
karbon 0,4% (oil quench-temper), perunggu aluminium

ABSTRACT

This study aims to determine the results of tensile testing of three types of alloys that are usually used
as materials for various automotive components and other machinery products, namely brass 60/40 (Cu
Zn), 0.4% carbon steel (oil quench-tempered) and aluminum bronze. The results showed that brass metal
60/40 (Cu Zn) had a yield strength of 186.48 N/mm2, a ultimate tensile strength of 260.12 N/mm2 and a
final strain of 80.13%. Bronze aluminum yield strength of 331.39 N/mm2, ultimate tensile strength of 488.29
N/mm2 and final strain of 30.88%. Meanwhile, 0.4% carbon steel (oil quench-tempered) has a yield strength
of 495.30 N/mm2, a ultimate tensile strength of 689.09 N/mm2 and a final strain of 28.06%. Aluminum
bronze is much more brittle than brass metal because there is no visible shrinkage in the diameter of the
specimen until the end of the specimen is fractured. 0.4% carbon steel is seen linearly undergoing elastic
deformation then plastic deformation and shrinkage of the specimen diameter until it approaches fracture.
From the three test specimens, it is known that brass metal has the highest level of ductility because it has
the largest plastic deformation (ductile fracture) or the final strain value reaches 80.13%.

Keywords : yield strength, ultimate tensile strength, strain, brass metal 60/40 (CuZn), 0.4% carbon steel
(oil quench-tempered), aluminum bronze

PENDAHULUAN 60/40 (CuZn), baja karbon 0,4% (oil quench-


temper) dan perunggu aluminium. Di industri
Dari berbagai literatur diketahui begitu sangat otomotif logam kuningan digunakan untuk
pentingnya diantara tiga bahan yang biasanya pembuatan produk seperti baut, welding guns,
dipakai dalam pembuatan komponen otomotif dan bushing arm, bearings, gears, valve body and
produk permesinan lainnya yaitu logam kuningan landing, sekrup serta komponen lainnya yang

Received: 11 December 2021 Revised: 17 December 2021 Accepted: 22 December 2021 33


menggunakan material serupa (Abdalla Saif EM, dimensi coran, sehingga mampu meningkatkan
2019). Kemudian baja karbon 0,4% (oil quench- sifat mekanik dengan baik saat proses pengerjaan
temper) terutama digunakan untuk membuat poros, dingin (cold forming) pada logam (Abdalla Saif
roda gigi, poros engkol, kopling, rantai, rel dan roda EM, 2019).
rel (Ramesh Singh, 2020). Selanjutnya dilansir dari
laman indo-makmur.com, perunggu aluminium Logam paduan dengan besi sebagai unsur
digunakan pada poros, baling-baling, impeler, dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya
komponen pompa, katup, tangki, pipa dan keran disebut baja. Kadar karbon baja antara 0,2%
logam, roda gigi, pengencang dan bantalan mesin. sampai 2,1% berat sesuai levelnya. Karbon
Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti dalam baja berfungsi sebagai unsur pengeras
untuk memperoleh hasil analisa sifat mekanik uji sehingga bisa menahan tidak terjadinya
tarik ketiga jenis logam tersebut. pergeseran kisi kristal (crystal lattice) dari atom
besi. Penambahan unsur paduan lainnya selain
Logam kuningan 60/40 (CuZn) unsur paduan karbon biasanya seperti mangan (manganese),
utamanya tembaga dan seng. Proses pembentukan krom (chromium), vanadium, dan tungsten
kuningan lebih mudah, biaya produksi murah, tahan (Tarkono, Siahaan G, dan Zulhanif, 2012).
korosi, kekuatan tinggi, konduktor panas, sifat
mampu cor dan kemampuan mesin yang baik. Diagram fasa adalah representasi grafis dari
Kuningan 60/40 adalah paduan tembaga yang fasa yang ada dalam paduan pada kondisi suhu,
terdiri dari 60% tembaga dan 40% seng dan tekanan, atau komposisi kimia yang berbeda.
memiliki mineral pengotor (miner impurities). Adanya korelasi antara temperatur dengan
Paduan ini memiliki struktur dua fasa, alfa, (α) dan perubahan fasa dalam proses pemanasan dan
beta, (β). Ilustrasi terlihat pada gambar 1 dan 2. pendinginan lambat dengan kadar karbon.
Diagram fasa besi-karbon banyak digunakan
untuk memahami berbagai fasa baja dan besi cor.
Diagram fasa besi-karbon ini diplot dengan
konsentrasi karbon menurut berat pada sumbu X
dan skala suhu pada sumbu Y. Diagram ini
merupakan dasar penjelasan dari semua proses
pengerjaan dengan perlakuan panas (Halim,
Andika WP, Wahyu BF, 2016).

Gambar 1. Diagram fasa tembaga-seng (Sumber:


E. Kaprara et.al., 2013).

Gambar 2. Pengaruh kandungan Zn terhadap Gambar 3. Diagram fasa besi-karbon (Sumber:


keuletan kuningan (Sumber: Abdalla Saif EM, Cinitha.A1 et.al., 2014).
2019).
Baja karbon 0,4% (oil quench-temper)
Dalam proses paduan logam kuningan dengan memiliki kandungan karbon pada besi sebanyak
konsentrasi Zn dari 36% menjadi 40%, fasa tersebut 0,4% C, proses quenching yaitu pengerasannya
terbentuk saat perubahan fasa cair ke fasa padat dengan dipanaskan diikuti proses pendinginan
(solidification) saat cairan logam tersebut dituang. cepat menggunakan media oli kemudian
Temperatur cairan menurun drastis karena panas dipanaskan kembali melalui proses tempering,
terserap oleh cetakan dan area sekitarnya. paduannya menghasilkan sifat mekanis kuat,
Kecepatan transfer panas tergantung sifat kekerasan tinggi dan ulet. Baja karbon sedang
konduktivitas cetakan, proses pengecoran dan (medium carbon steel) mirip dengan baja karbon

34
rendah perbedaanya pada kadar kandungan Perunggu aluminium memiliki daya tahan
karbonnya yaitu dari 0,30% hingga 0,60% dan korosi yang diperoleh dari terbentuknya lapisan
kadar kandungan mangan dari 0,60% hingga alumina (aluminium oksida) tipis kokoh pada
1,65%. Proses meningkatkan kandungan karbon permukaannya yang bersumber dari campuran
menjadi sekitar 0,5% disertai peningkatan mangan Al. Lapisan ini merupakan pelindung yang
memungkinkan baja karbon sedang tersebut untuk mencegah terbentuknya karat pada material.
dilakukan pengerasan dengan proses quenching dan Unsur timah yang ditambahkan ke dalam
proses tempering (Ramesh Singh, 2020). material juga mampu meningkatkan ketahanan
terhadap korosi. Perunggu aluminium biasanya
Struktur mikro pada baja sangat mempengaruhi memiliki warna kekuningan.
sifat mekaniknya. Dengan proses perlakuan panas
struktur mikro sangat mudah berubah. Klasifikasi Perunggu aluminium paduan tembaga yang
baja berdasarkan jumlah kandungan karbonnya, mengandung 5 hingga 12% aluminium serta
yaitu baja karbon rendah atau baja ringan (mild unsur lainnya seperti nikel, silikon, mangan juga
stell) atau baja perkakas, bukan kategori baja keras, besi, memiliki daya tahan korosi, lapisan alumina
karena kandungan karbon rendah dibawah 0,3%. keras dan kuat. Perunggu aluminium memiliki
Baja karbon sedang kandungan karbon 0,3-0,6% struktur fasa tunggal (α) hingga 10% Al dan
dan baja dapat dikeraskan sebagian melalui kombinasi (β<=> α + γ) untuk lebih dari 10% Al.
perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja Quenching martensit adalah tipikal dari
karbon tinggi kandungan karbon 0,6-1,5%, dibuat perunggu, paduan aluminium dengan 10-14%
melalui proses penggilingan panas (Jaenal A, Al, yang memiliki suhu transformasi eutektoid
Helmy P dan Imam S, 2017). menjadi 565 °C (Achiṭei Dragoṣ C, dkk, 2014).

Pembuatan perunggu aluminium (aluminium Dengan penambahan aluminium akan


bronze) menggunakan macam komposisi yang meningkatkan karakteristik mekanik dan
berbeda dan banyak dipakai untuk kebutuhan mengurangi sifat plastisitas sehingga diperoleh
industri. Seringkali proses pembuatannya keunggulan dari sisi kekuatan pada perunggu
menggunakan campuran 5% aluminium hingga aluminium.
11% aluminium. Bisa juga terdapat campuran
logam lainnya diantaranya besi, nikel, mangan dan
silikon. Diantara sifat terbaik perunggu aluminium
yaitu daya tahan terhadap korosi dan kekuatannya
bila dibandingkan paduan perunggu yang lain.
Bercampurnya perunggu dengan aluminium akan
membuat kemampuan mereduksi mineral pengotor
(miner impurities) sehingga menjadikannya
tangguh, tahan aus dan tingkat korosi yang minimal
akibat pengaruh temperatur tinggi dan cuaca.
Demikian pula minimnya level reaktivitasnya
terhadap produk kimia lainnya seperti sulfur.

Gambar 5. Pengaruh Al terhadap karakteristik


mekanik perunggu aluminium (Sumber: Achiṭei
Dragoṣ C et.al., 2014).

Sifat tarik suatu material menunjukkan


bagaimana material akan bereaksi saat
mengalami gaya-gaya dalam kondisi tegang
akibat beban tarik. Uji tarik adalah uji mekanik
di mana spesimen yang disiapkan dengan hati-
hati dimuat di lingkungan yang terkendali atau
mekanisme saat mengukur beban yang
diterapkan dan menentukan jarak perpanjangan
spesimen. Parameter umum untuk pengukuran
Gambar 4. Diagram kesetimbangan Cu-Al selama pengujian tarik meliputi modulus
(Sumber: globalsino.com). elastisitas, batas elastis, perpanjangan, batas
proporsional, pengurangan luas penampang,
kekuatan tarik dan kekuatan luluh.

35
Spesimen tarik adalah sampel standar
penampang dengan ujung bagian di antaranya Geometri spesimen uji tarik material logam
dimensi lebih besar sehingga mudah untuk dicekam yang digunakan seringkali sesuai ketentuan
(chuck) pada mesin uji tarik, sedangkan bagian yang American society for testing and materials
diukur memiliki penampang yang lebih kecil (ASTM). Jika spesimen atau batang uji berupa
sehingga deformasi dan kegagalan material dapat silinder (round bar) maka detail ukuran
terjadi di area yang telah ditentukan. Hasil uji tarik geometrinya ditentukan berdasarkan ASTM E8
dapat digunakan dalam pemilihan bahan untuk (standard test methods for tension testing of
rekayasa aplikasi, desain, peningkatan kualitas metallic materials). Pada Gambar 8 berikut ini,
material, bahkan untuk memprediksi sifat material ditunjukkan bentuk spesimen uji model silinder
pada pembebanan tertentu selain tegangan sesuai dengan ASTM E8.
uniaksial. Pengukuran tegangan yang cukup besar
diperlukan hingga terjadi deformasi plastis atau
tegangan tarik maksimum yang dapat ditahan oleh \
material tersebut. Keuletan material diukur
seberapa besar kemampuanya menahan deformasi
sebelum material menjadi patah saat pengujian.

Gambar 8. Geometri spesimen uji tarik


berbentuk batang silinder (Sumber: T.
Udomphol, Laboratory 3).

Dalam tabel 1 mengatur dimensi spesimen


uji tarik berbentuk batang silinder (round bar)
dengan ukuran standar dan ukuran kecil yang
proporsional.

Tabel 1. Dimensi spesimen uji tarik bentuk


batang silinder (ASTM E8)

Gambar 6. Deformasi plastis yang terjadi pada Small Size Specimens Specimen Specimen Specimen
Proportional [Dimension, 1 2 3
spesimen uji tarik (Sumber: nusatek.com). mm]
G-Gauge length 24.0 ± 0.1 16.0 ± 0.1 10.0 ± 0.1
D-Diameter 6.0 ± 0.1 4.0 ± 0.1 2.5 ± 0.1
Kemampuan sebuah struktur atau komponen R-Radius of fillet, min 6 [0.188] 4 [0.156] 2 [0.094]
untuk menahan respon perubahan bentuk, termasuk A-Length of reduced 30 [1.25] 20 [0.75] 16[0.625]
lendutan terbesar dan menyerap energi (daktilitas) section

bisa memastikan kualitas dan ketangguhan dari


desain serta spesifikasi material. Patahnya atau Pada gambar 9 menunjukkan grafik
terpecahnya bahan (fraktur logam) diukur dari hubungan tegangan versus regangan dalam
seberapa besar beban yang dapat ditahan material proses pembebanan tarik spesimen baja karbon
sebelum terjadi kerusakan saat bahan mengalami sedang dengan panjang normal sebelum uji tarik
proses peregangan. sampai spesimen patah (M. Riaz, N. Atiqah,
2016).

Gambar 7. Hubungan tegangan-regangan pada Gambar 9. Tegangan versus regangan dalam


proses pembebanan tarik (Sumber: S K Mondal’s, pengujian tarik spesimen baja karbon sedang
2007). (Sumber: M. Riaz, N. Atiqah, 2016).

36
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk Berbagai kelebihan penggunaan logam
melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan paduan dalam dunia industri khususnya otomotif
suatu material dan juga sebagai referensi menjadikan faktor utama sebagai pertimbangan
pendukung untuk spesifikasi material. Sifat untuk melakukan analisa sifat mekanik uji tarik
mekanik yang didapat dari uji tarik meliputi : beberapa logam paduan yaitu kuningan 60/40
(Cu Zn), baja karbon 0,4% (oil quench-temper)
1. Tegangan tarik (yield strength) dan perunggu aluminium.
𝜎𝑦 = 𝑃𝑦 /𝐴𝑂 ………………………………. 1
METODE
2. Tegangan tarik maksimum (ultimate tensile Pada gambar 11 menjelaskan diagram alir
strength) penelitian analisa sifat mekanik uji tarik logam
𝜎𝑢 = 𝑃𝑢 /𝐴𝑂 ………………………………. 2 kuningan 60/40 (Cu Zn), baja karbon 0,4% (oil
quench-temper) dan perunggu aluminium.
3. Regangan (strain) Mulai
∆𝐿
𝜀 = 𝐿 X 100% …………………………... 3
𝑂
Studi Literatur
Dimana:
𝜎𝑦 = tegangan-yield (N/mm2)
Persiapan spesimen uji bentuk
𝜎𝑢 = tegangan-ultimate (N/mm2) silinder ukuran kecil proporsional
𝑃𝑦 = beban-yield (N) (dimensi ASTM E8)

𝑃𝑈 = beban-ultimate (N)
∆𝐿 = pertambahan panjang (mm)
Spesimen uji Spesimen uji Spesimen uji
𝐿𝑂 = panjang awal spesimen (mm) berbahan berbahan baja berbahan
kuningan 60/ 40 karbon 0,4% (oil perunggu
Regangan tertinggi menunjukkan nilai keuletan (Cu Zn) quench-temper ) aluminium

suatu material.

Mesin uji universal (universal testing Pengujian tarik spesimen dan


machine), sering digunakan untuk pengujian tarik hasil (tegangan-yield,
dan pengujian tekan pada bahan. Prosedur dan tegangan -ultimate, regangan)

pengaturan dalam penggunaan mesin uji dari mulai


persiapan spesimen, pemasangan spesimen pada Analisa dan
cekam (chuck), pengukuran panjang spesimen yang pembahasan

diamati, analisis dan lain lain. Jika dimesin uji


terpasang extensometer maka secara otomatis Kesimpulan
terjadi pengukuran perubahan panjang atau hasil
lainnya selama proses pengujian bahan
berlangsung. Setelah mesin dijalankan maka mulai Selesai

diterapkan peningkatan besarnya beban pada benda


uji. Selama pengujian, sistem kontrol dan perangkat Gambar 11. Diagram alir penelitian.
lunak komputer bisa merekam tahapan beban tarik
atau beban kompresi pada spesimen uji.

Gambar 10. Schematic diagram of tensile testing


machine (Sumber: C.Sabarinathan et.al., 2012).

37
HASIL DAN PEMBAHASAN 𝜋 𝐷2 𝜋 42
𝐴𝑜 = = = 12,56 mm2
4 4
Berikut ini tabel dimensi masing masing
spesimen uji bentuk silinder ukuran kecil

∅4
proporsional sesuai ketentuan ASTM E8 :

Tabel 2. Dimensi spesimen uji tarik kuningan 16


60/40 (Cu Zn)

Brass 60/40 (Cu Zn) Gambar 13. Dimensi spesimen uji tarik baja
Round bar small-size proportional karbon 0,4% (oil quench-temper).
(Dimension, mm)
G-Gauge length 24.0 ± 0.1 Hasil pengujian tarik tiga jenis logam
D-Diameter 6.0 ± 0.1 paduan kuningan 60/40 (Cu Zn), baja karbon
R-Radius of fillet, min 6 [0.188] 0,4% (oil quench-temper), perunggu aluminium
A-Length of reduced section, min 30 [1.25] sebagai berikut:
Tabel 3. Dimensi spesimen uji tarik perunggu Tabel 5. Hasil pengujian tarik logam kuningan
aluminium 60/40 (Cu Zn)
Aluminium Bronze
Round bar small-size proportional Brass 60/40 (Cu Zn)
(Dimension, mm) Stress Strain
G-Gauge length 24.0 ± 0.1 F (N) ∆𝑳(𝒎𝒎)
(N/mm2) (%)
D-Diameter 6.0 ± 0.1 0 0 0 0
R-Radius of fillet, min 6 [0.188] 19 0.51 0.67 2.13
A-Length of reduced section, min 30 [1.25] 22 1.05 0.78 4.38
30 1.80 1.06 7.50
Tabel 4. Dimensi spesimen uji tarik baja karbon 48 2.05 1.70 8.54
0,4% (oil quench-temper) 963 2.63 34.08 10.96
0.4% Carbon Steel (Oil Quench-Temper) 1724 3.18 61.00 13.25
Round bar small-size proportional 3077 3.76 108.88 15.67
(Dimension, mm) 3545 4.27 125.44 17.79
3995 4.82 141.37 20.08
G-Gauge length 16.0 ± 0.1
4396 5.36 155.56 22.33
D-Diameter 4.0 ± 0.1
4683 5.83 165.71 24.29
R-Radius of fillet, min 4 [0.156]
4984 6.33 176.36 26.38
A-Length of reduced section, min 20 [0.75]
5270 6.97 186.48 29.04
5597 7.44 198.05 31.00
Luas penampang mula dari batang spesimen 5861 8.28 207.40 34.50
(mm2) untuk pengujian logam kuningan 60/40 (Cu 6058 8.55 214.37 35.63
Zn) dan perunggu aluminium, yaitu: 6173 9.13 218.44 38.04
6336 9.63 224.20 40.13
𝜋 𝐷2 𝜋 62 6663 10.62 235.77 44.25
𝐴𝑜 = = = 28,26 mm2 6675 10.93 236.20 45.54
4 4
` 6808 11.27 240.91 46.96
6909 11.82 244.48 49.25
∅6

6990 12.31 247.35 51.29


7028 12.85 248.69 53.54
7124 13.14 252.09 54.75
24 7206 13.84 254.99 57.67
7254 14.26 256.69 59.42
7292 14.92 258.03 62.17
Gambar 12. Dimensi spesimen uji tarik logam 7318 15.33 258.95 63.88
kuningan 60/40 (Cu Zn) dan perunggu aluminium. 7351 15.90 260.12 66.25
7325 16.44 259.20 68.50
7332 16.96 259.45 70.67
Sedangkan pengujian tarik spesimen baja
7236 17.55 256.05 73.13
karbon sedang dari hasil perlakuan panas memiliki 7054 18.02 249.61 75.08
model dimensi (ASTM E8) dan luas penampang 5902 18.96 208.85 79.00
(mm2) sebagai berikut: 5140 19.23 181.88 80.13

38
Tabel 7. Hasil pengujian tarik baja karbon 0,4%
(oil quench-temper)

0.4% Carbon Steel (Oil Quench-Temper)


Stress Strain
F (N) ∆𝑳(𝒎𝒎)
(N/mm2) (%)
0 0 0 0
2624 0.56 208.92 3.50
6221 1.08 495.30 6.75
8083 1.89 643.55 11.81
8436 2.25 671.66 14.06
8700 2.81 692.68 17.56
Gambar 14. Grafik tegangan-regangan logam 8655 3.29 689.09 20.56
kuningan 60/40 (Cu Zn). 8005 3.84 637.34 24.00
7251 4.20 577.31 26.25
Dari tabel 5 dan grafik pada gambar 14, dapat 6322 4.49 503.34 28.06
diketahui bahwa pada spesimen logam kuningan
60/40 (Cu Zn) memiliki kekuatan luluh (yield Dari tabel 6 dan grafik pada gambar 15 dapat
strength) sebesar 186.48 N/mm2, kekuatan tarik diketahui bahwa pada spesimen perunggu
maksimum (ultimate tensile strength) sebesar aluminium memiliki kekuatan luluh (yield
260.12 N/mm2 dan regangan akhir mencapai strength) sebesar 331.39 N/mm2, kekuatan tarik
80.13%. maksimum (ultimate tensile strength) sebesar
488.29 N/mm2 dan regangan akhir 30.88%.
Tabel 6. Hasil pengujian tarik perunggu
aluminium

Aluminium Bronze
Stress Strain
F (N) ∆𝑳(𝒎𝒎)
(N/mm2) (%)
0 0 0 0
104 0.54 3.68 2.25
583 1.05 20.63 4.38
1680 1.84 59.45 7.67
2940 2.10 104.03 8.75
7741 2.76 273.92 11.50
9365 3.25 331.39 13.54
10725 3.78 379.51 15.75 Gambar 16. Grafik tegangan-regangan baja
11703 4.30 414.12 17.92 karbon 0,4% (oil quench-temper).
12446 4.83 440.41 20.13
13082 5.43 462.92 22.63 Dari tabel 7 dan grafik pada gambar 16 dapat
13479 5.86 476.96 24.42 diketahui bahwa pada spesimen baja karbon
13799 6.38 488.29 26.58 0,4% (oil quench-temper) memiliki kekuatan
14033 6.83 496.57 28.46
luluh (yield strength) sebesar 495.30 N/mm2,
13186 7.41 466.60 30.88
kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile
strength) sebesar 689.09 N/mm2 dan regangan
akhir 28.06%.

Gambar 15. Grafik tegangan-regangan perunggu


aluminium.

39
Cinitha.A1 et.al., (2014). Behaviour of Heated
and Naturally Cooled Steel Tubular Joints.
National Conference on Fire Research and
Spesimen logam kuningan 60/40 (Cu Zn) Engineering. IIT Roorkee, Uttarakhand.
FiRE 2014-032.
C.Sabarinathan et.al., (2012). Experimental
Study On Tensile Behavior Of Multi Wall
Carbon Nanotube Reinforced Epoxy
Spesimen perunggu aluminium
Composites. Journal of Applied Sciences
Research. 8(7): 3253-3259.
E. Kaprara et.al., (2013). Cu-Zn Powders as
Spesimen baja karbon 0,4%
Potential Cr(VI) Adsorbents for Drinking
(oil quench-temper) Water. Journal of Hazardous Materials.
(262) 606–613.
Halim R, Andika WP, Wahyu Bawono F (2016).
Gambar 17. Spesimen hasil uji tarik logam Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Sifat
kuningan 60/40 (Cu Zn), perunggu aluminium dan Mekanis dan Struktur Mikro pada Baja AISI
baja karbon 0,4% (oil quench-temper). 4340. Jurnal Power Plant. 4 (2): 95-106.
Jaenal A, Helmy P dan Imam S (2017). Pengaruh
Berdasarkan seluruh tabel dan grafik Jenis Elektroda Terhadap Sifat Mekanik
pengujian diketahui nilai hasil pengujian tarik dari Hasil Pengelasan Smaw Baja ASTM A36.
masing-masing jenis spesimen uji. Logam kuningan Momentum, 13 (1) : 27-31.
60/40 (Cu Zn) memiliki kekuatan luluh (yield Kegunaan Paling Umum Aluminium Bronze
strength) sebesar 186.48 N/mm2, kekuatan tarik C95400. https://www.indo-
maksimum (ultimate tensile strength) sebesar makmur.com/blog/blog_detail/kegunaan-
260.12 N/mm2 dan regangan akhir mencapai paling-umum-aluminium-bronze-c95400.
80.13%. Perunggu aluminium memiliki kekuatan (diakses 05 Oktober 2021).
luluh sebesar 331.39 N/mm2, kekuatan tarik M. Riaz, N. Atiqah (2016). A Study On The
maksimum sebesar 488.29 N/mm2 dan regangan Tensile Test Properties of Medium Carbon
akhir 30.88%. Sedangkan baja karbon 0,4% (oil Steel Specimens Under Specific
quench-temper) memiliki kekuatan luluh sebesar Manufacturing Conditions. Journal of
495.30 N/mm2, kekuatan tarik maksimum sebesar Mechanical Engineering and Technology. 8
689.09 N/mm2 dan regangan akhir 28.06%. (1): 1-12.
Merdaci S, Belghoul H and Hadj M (2019).
Perunggu aluminium jauh lebih rapuh Mechanical Traction Tests of Different
daripada logam kuningan karena tidak terlihat Types of Materials Steel-Copper-Brass-
terjadinya penyusutan diameter spesimen (necking) Aluminum. International Journal of
hingga akhir spesimen mengalami patah. Baja Engineering Research And Advanced
karbon 0,4% terlihat secara linier mengalami Technology. 5 (3): 59-65.
deformasi elastis kemudian deformasi plastis serta Practical Electron Microscopy and Database (a
terjadi penyusutan diameter spesimen sampai reference for TEM and SEM students,
mendekati terjadinya patah. Dari ketiga spesimen operators, engineers, technicians, managers,
uji, diketahui logam kuningan memiliki tingkat and researchers). Retrieved from
keuletan tertinggi karena memiliki deformasi plastis https://www.globalsino.com/EM/page2000.
terbesar (fraktur ulet) atau nilai regangan akhirnya html
mencapai 80.13%. Ramesh Singh (2020). Applied Welding
Engineering Processes, Codes, and
DAFTAR PUSTAKA Standards (3rd Edition). Butterworth-
Heinemann.
Abdalla Saif EM (2019). Analysis of Structural S K Mondal’s (2007). Strength of Materials.
State of 60/40 Brass Cartridge Case (BCC) Author of Hydro Power Familiarization
after Being Exposed to High Pressure and (NTPC Ltd). p 1-429.
Temperature of Firing. Journal of Applied Tarkono, Siahaan, G. dan Zulhanif (2012). Studi
Sciences. (9): 710-724. Penggunaan Elektroda Las yang Berbeda
Achiṭei Dragoṣ C et.al., (2014). Study of Terhadap Sifat Mekanik Pengelasan SMAW
Aluminium Bronze, Mark CuAl9Mn2. Baja AISI1045. Jurnal Mechanical. 3 (2).
Tehnomus - New Technologies and Products in
Machine Manufacturing Technologies. p.172-
177.

40
Typical Standard Specimen of Tensile Test.
https://www.nusatek.com/mechanical-
testing/tensile-test.html. (diakses 31 Oktober
2021).
T. Udomphol. Laboratory 3: Tensile testing
Mechanical metallurgy laboratory 431303. p 1-
17.

41

Anda mungkin juga menyukai