Anda di halaman 1dari 9

Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No.

1, Juni 2014 : 1 - 54

PERBAIKAN KUALITAS KEKUATAN TARIK PRODUK


BALING-BALING KAPAL KUNINGAN PADA INDUSTRI
KECIL PENGECORAN LOGAM NEGARA
KALIMANTAN SELATAN
Muhammad Hasbi (1) M.Syafwansyah Effendi (1)
(1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin
Ringkasan
Industri kecil yang punya prospek cerah dan turut mewarnai pertumbuhan perekonomian
masyarakat Hulu Sungai Selatan adalah pandai besi, kipas kapal, dan kerajinan imitasi.
Berbagai jenis hasil industri itu banyak ditemui di Kecamatan Daha Selatan dan Daha Utara,
mulai dari kerajinan barang perhiasan imitasi sampai cor logam/aluminium dan kuningan.
Yang terkenal dari daerah ini adalah industri cor logam yang berasal dari daur ulang bangkai
pesawat terbang, maupun barang barang-barang bekas lainnya, seperti velg sepeda motor,
blok mesin kendaraan dll. Sentra produk pengrajin baling-baling kapal ini terdapat di desa
penggandingan dengan jumlah unit usaha sebanyak 42 unit dan kapasitas produksinya
sekitar 68.800 unit pertahun. Khususnya di Negara, produk yang dihasilkan antara lain
baling-baling kelotok (perahu motor), Namun, semua hasil industri kecil itu terbatas untuk
memenuhi pasar daerah setempat. Pemasaran ke luar kabupaten pun baru sebatas ke
Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa Timur
Seperti diketahui, bahwa sifat mekanis dari hasil coran baik aluminium maupun kuningan
tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur tuang saja, dimana waktu penuangan, temperatur
cetakan dan lain sebagainya juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mekanis
baik kekuatan puntir, tarik atau kekerasan
Metode penelitian menggunaan metode Taguchi dengan pemilihan Orthogonal Array
berdasarkan pengamatan yang diambil melalui pemilihan faktor kualitas dan level yang
sering mempengaruhi kekuatan tarik, maka Orthogonal Array yang dipakai adalah : L9(34)
Hasil peneliian yang di dapat adalah kekuatan tarik tertinggi terjadi padaTemperatur
peleburan : 970°C , Temperatur cetakannya 348°C , Menggunakan bahan tambah timah
seng 10% dan Jenis Cetakannya adalah kuningan (permanen).
Kata Kunci : Baling-baling, Kekuatan Tarik, Kuningan Taguchi

1. PENDAHULUAN Negara, produk yang dihasilkan antara lain


baling-baling kelotok (perahu motor),
Latar Belakang peralatan pertanian, peralatan dapur, dan
Industri kecil yang punya prospek cerah berbagai bentuk cinderamata dari logam.
dan turut mewarnai pertumbuhan Namun, semua hasil industri kecil itu terbatas
perekonomian masyarakat Hulu Sungai untuk memenuhi pasar daerah setempat.
Selatan adalah pandai besi, kipas kapal, dan Pemasaran ke luar kabupaten pun baru
kerajinan imitasi. Berbagai jenis hasil industri sebatas ke Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa
itu banyak ditemui di Kecamatan Daha Timur
Selatan dan Daha Utara, mulai dari kerajinan Seperti diketahui, bahwa sifat mekanis dari
barang perhiasan imitasi sampai cor hasil coran baik aluminium maupun kuningan
logam/aluminium dan kuningan. Yang terkenal tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur tuang
dari daerah ini adalah industri cor logam yang saja, dimana waktu penuangan, temperatur
berasal dari daur ulang bangkai pesawat cetakan dan lain sebagainya juga akan
terbang, maupun barang barang-barang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
bekas lainnya, seperti velg sepeda motor, blok mekanis baik kekuatan puntir, tarik atau
mesin kendaraan dll. Sentra produk pengrajin kekerasan.
baling-baling kapal ini terdapat di desa Sehingga cukup menarik untuk mengkaji
penggandingan dengan jumlah unit usaha lebih dalam serta mengindentifikasi faktor-
sebanyak 42 unit dan kapasitas produksinya faktor yang berpengaruh untuk meningkatkan
sekitar 68.800 unit pertahun. Khususnya di secara maksimal kualitas baling-baling kapal

32
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

aluminium dan kuningan ini sesuai dengan 1. Menentukan faktor-faktor yang mempe-
kondisi nyata dari industri kecil yang sedang ngaruhi peningkatan kualitas kekuatan
berjalan dengan mengidentifikasi faktor-faktor tarik produk baling-baling kapal
yang berpengaruh pada peningkatan kualitas 2. Menentukan kombinasi level faktor yang
baling-baling dan mencari kombinasi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kekuat-
tepat dari faktor-faktor tersebut untuk an tarik produk propeler (baling-baling)
peningkatan kualitas tersebut kapal kuningan
Para ahli kualitas memberikan definisi
kualitas sangat beraneka ragam antara lain: Manfaat Penelitian
kualitas adalah seberapa baik produk itu Hasil Penelitian ini akan dapat memberikan
sesuai dengan spefisikasi dan kelonggaran kontribusi untuk peningkatan kualitas kekua-
yang disyaratkan oleh rancangan itu, kualitas tan tarik pada proses produksi pengecoran
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk logam produk baling-baling kapal di Industri
pemilihan proses pembuatan, latihan dan Kecil Pengecoran Logam Negara Kabupaten
pengawasan angkatan kerja, jenis sistem Hulu Sungai Selatan yang dilakukan dengan
jaminan kualitas (pengendalian proses, uji, pendekatan Metode Taguchi.
aktifitas pemeriksaan dan sebagainya) yang Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan seberapa jauh prosedur jaminan memberikan wawasan pengetahuan tentang
kualitas ini diikuti dan motivasi kerja untuk proses produksi pengecoran logam untuk
mencapai kualitas produk propeller kapal di Industri Kecil
Produk baling-baling kapal aluminium dan Pengecoran Logam Negara Kabupaten Hulu
kuningan merupakan produk utama industri Sungai Selatan yang dilakukan dengan
kecil pengecoran di Negara Kabupaten Hulu pendekatan Metode Taguchi. Sehingga
Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Bahan secara khusus dapat memberikan manfaat
pembuatan baling–baling disini adalah alumi- untuk :
nium bekas dan kuningan, melalui proses 1. Memberikan informasi tentang kombinasi
pengecoran. Pangguna produk ini adalah level yang tepat pada proses pengecoran
angkutan-angkutan sungai yang ba-nyak propeller kapal sehingga dapat digunakan
tersebar di Kalimantan Selatan khusus-nya oleh pengrajin pengecoran logam untuk
maupun dan juga daerah-daerah lainnya di meningkatkan dan menjaga kualitas
Indonesia. produksinya
Metode proses produksi baling-baling ka- 2. Menambah wawasan dan pemahaman
pal di industri kecil pengecoran Negara meru- bagi peneliti dalam merancang dan
pakan pekerjaan turun-temurun dan sudah menganalisa suatu percobaan dengan
menghasilkan kualitas produk beragam menggunakan Metode Taguchi.
terutama untuk kualitas mekanik berupa
kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan 2. METODE PENELITIAN
dan kekerasan permukaannya. Kualitas ini
akan bisa diperbaiki/ditingkatkan maksimum Variabel Penelitian
dengan melakukan identifikasi faktor-faktor Variabel yang akan diteliti untuk mengop-
utama maupun kombinasinya yang sangat timalkan respon secara serentak pada pening-
berpengaruh untuk peningkatan kualitas katan kekuatan tarik baling-baling kapal
produk baling-baling kapal ini. Hal ini sangat adalah :
menarik peneliti untuk melakukan riset 1. Variabel respon, yaitu :
perbaikan kualitas produksi ini dengan Variabel respon adalah berupa sifat
menerapkan suatu metode yaitu metode mekanik kekuatan tarik, dimana variabel ini
Taguchi. adalah yang sangat menentukan kekuatan
dari baling-baling ini terhadap efek dinamis
Perumusan Masalah gaya-gaya yang bekerja saat dioperasikan
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pada putaran tinggi.
kualitas produk propeler (baling-baling) 2. Variabel bebas, yaitu :
kapal berbahan kuningan. a. Temperatur Peleburan (940°C, 950°C,
2. Bagaimana menentukan kombinasi faktor & 970°C).
sehingga menghasilkan suatu kualitas b. Temperatur Cetakan (dipanaskan
produk yang optimal. sampai dengan 60oC, 348°C & 530°C ).
c. Bahan Tambah (Tidak dengan bahan
Tujuan Penelitian tambah & Bahan tambah timah
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai a. seng sebanyak (5% & 10%).
berikut : d. Tinggi Ladel (Sentuh).

33
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

e. Penanganan Material (Tidak diber- tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan


sihkan & dibersihkan). permasalahan yang dibahas. Dari studi
f. Ukuran Material (Ukuran besar (real) & kepustakaan ini akan didapatkan teori
dipotong kecil-kecil). maupun metode yang tepat untuk
digunakan sebagai karangka berpikir
dalam memecahkan permasalahan serta
Diagram Alir literatur mengenai objek penelitian me-
nyangkut kualitas serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pada proses pengecoran
kuningan
3. Penetapan Karakteristik Kualitas
Setelah diketahui permasalahan yang
dihadapi serta dari studi-studi yang telah
dilakukan diatas dapat dirumuskan karak-
teristik kualitas yang diterapkan dalam
penelitian ini. Penetapan karak-teristik kua-
litas yang tepat sangat diperlukan supaya
hasil eksperimen dapat diterapkan dalam
kondisi nyata.
Dari hasil pengamatan serta informasi
yang diperoleh selama ini diketahui bahwa
karakteristik kualitas yang merupakan
variabel terikat dari proses produksi baling-
baling kapal dengan bahan baku kuningan
rongsokan ini adalah kekuatan tarik.
4. Penetapan Level Faktor
Faktor-faktor utama yang berpengaruh
tersebut diatas kemudian ditetapkan jum-
lah dan jenis levelnya. Penetapan levelnya
dilakukan dengan mempertim-bangkan
titik-titik level yang memung-kinkan mun-
culnya nilai ekstrim namun masih dapat
ditangani oleh teknologi yang ada
dilapangan
5. Pemilihan Orthogonal Array
Setelah diketahui jumlah faktor yang
berpengaruh beserta levelnya. Berikutnya
Gambar 1 Diagram alir adalah menyiapkan model desain eksper-
imen, dimana dalam hal ini meng-gunakan
metode perancangan Taguchi yang
Langkah-langkah serta identifikasi data menempatkan faktor-faktor beserta level-
variabel serta percobaan nya ke dalam Orthogonal Array. Penentuan
1. Identifikasi Masalah jenis orthogonal array yang dikehendaki
Tahapan ini merupakan tahap awal tergantung pada total derajat kebebasan
dimulainya suatu penelitian, yaitu dengan yang dikehendaki.
melakukan penelaahan terhadap objek 6. Pelaksanaan Percobaan
yang diteliti guna mencari dan menentukan Setelah dilakukan pemilihan Orthogonal
permasalahan yang muncul, kemudian Array dan penempatan faktor beserta
ditetapkan metode yang sesuai untuk levelnya ke dalam array, langkah selan-
memecahkan masalah dalam peningkatan jutnya adalah melakukan eksperimen
kualitas kekuatan tarik produk baling-baling berdasarkan Orthogonal Array tersebut.
kapal industri kecil pengecoran logam Langkah ini terdiri dari persiapan
Negara Kabupaten Hulu Sungai Selata eksperimen, mulai Persiapan peralatan
2. Studi Kepustakaan ukur sampai persiapan objek yang akan
Pada tahap studi kepustakaan dilakukan diteliti, pelaksanaan eksperimen dengan
pengumpulan informasi-informasi yang memperhatikan variabel-variabel yang
berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti serta lamanya eksperimen dan
dilaksanakan , baik dari buku panduan, pengambilan data eksperemen. Dari
literatur, artikel, jurnal, karya tulis maupun eksperimen ini akan ditempatkan semua

34
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

data-data informasi yang diperlukan untuk Orthogonal Array yang dipakai adalah : L9(34)
langkah selanjutnya pengolahan data (Belavendram, N. :90)
Keterangan :
Pengolahan Data Eksperimen L = Orthogonal Array
Pemilihan Orthogonal Array berdasarkan 9 = Jumlah percobaan kombinasi
pengamatan yang diambil melalui pemilihan 3 = Jumlah level yang digunakan
faktor kualitas dan level yang sering 4 = Jumlah Faktor yang digunakan
mempengaruhi kekuatan tarik, maka

Tabel 1 Tabel Matrik Orthogonal Array L9(34)

No Faktor Kualitas dan Level  ( Fmaks )  ( Fmaks ) Rata-Rata


A B C D Percobaan 1 Percobaan 2
1. 1 1 1 1
2. 1 2 2 2
3. 1 3 3 3
4. 2 1 2 3
5. 2 2 3 1
6. 2 3 1 2
7. 3 1 3 2
8. 3 2 1 3
9. 3 3 2 1

Keterangan

No Faktor Kualitas 1 2 3
1 Temperatur peleburan 940° 950° 970°
2 Temperatur cetakan 60° 348° 530°
3 Jenis cetakan Kuningan Tanah Liat Besi
4 Bahan tambah seng 0% 5% 10%

3. LANDASAN TEORI penurunan kekuatan dan seng juga mudah


menguap pada saat dilebur.
Logam Kuningan Paduan yang merah kekuning-kuningan
Kuningan merupakan paduan tembaga adalah paduan dengan Zn 40%, sedangkan
dengan seng yang paling banyak digunakan yang kuning kemerah-merahan adalah
karena harganya tidak mahal, mudah dibentuk paduan dengan Zn 30%. Dalam ketahanan
dan juga mudah untuk melakukan proses terhadap korosi dan aus, kurang baik
permesinan. Kuningan juga memiliki dibandingkan dengan Brons.
ketahanan terhadap lingkungan yang korosit. Paduan yang merah kekuning-kuningan
Sifat kuningan sangat bervariasi, kekuatan adalah paduan dengan Zn 40%, sedangkan
dan kekerasan bergantung pada paduan dan yang kuning kemerah-merahan adalah
proses pekerjaan dingin. Walaupun kuningan paduan dengan Zn 30%. Dalam ketahanan
memilki ketahanan yang tinggi terhadap terhadap korosi dan aus, kurang baik
korosi, ada 2 masalah utama yang harus dibandingkan dengan Brons
diperhatikan. Pada paduan kuningan memiliki Kuningan dengan ukuran butir yang kecil
kadar seng yang sangat tinggi, maka paduan akan lebih ulet dibandingkan dengan kuningan
lain yang menyusun kuningan tersebut akan yang memiliki ukuran butir besar. Tetapi
berkurang seiring dengan bertambahnya butiran besar ini memiliki permukaan yang
kadar seng lebih halus dan memerlukan sedikit proses
Surdia (1991) menjelaskan bahwa pemolesan. Campuran besi pada kuningan
kuningan adalah paduan antara Cuprum (Cu) akan memperkecil butiran dan memudahkan
dan Zinc (Zn) . Biasanya kandungan Zn untuk proses forging, tetapi sulit untuk
sampai kira-kira 40%. Kekuatan, kekerasan, melakukan proses permesinan. Penambahan
dan keuletan paduan meningkat seiring sedikit kadar silikon akan meningkatkan
dengan meningkatnya kadar seng. Kadar kekuatan, tetapi kadar silikon tinggi akan
seng yang lebih dari 40% akan menyebabkan mengakibatkan kegetasan, dan menyebabkan

35
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

reaksi dengan oksigen. Peningkatan nikel digunakan pada peralatan yang membu-
akan meningkatkan ketangguhan dan tuhkan kekuatan tarik tinggi seperti ; pembuat-
kekuatan logam. an peralatan kapal, roda gigi kecil, peralatan
Kuningan memiliki keunggulan kuat, tahan industri kimia.
aus, dan tahan korosi. Akan tetapi harga Coran kuningan dipakai untuk bagian-
kuningan jauh lebih mahal dari besi cor, baja bagian pompa, logam bantalan, bumbung,
dan aluminium. Kuningan yang mempunyai roda gidi dan sebagainya, dimana tidak
komposisi 60% tembaga dan 40% seng akan dibutuhkan sifat-sifat yang begitu baik.
mempunyai kekuatan tarik 192 Mpa, Kuningan dengan kadar Tin 1,0-1,5% disebut
kekerasan 40 Hb, titik lebur 1040 °C dan berat kuningan kapal (Naval Brass) mempunyai
jenis 8570 Kg/m³. Kuningan ini sering ketahanan tinggi terhadap korosi air garam

Tabel 2 Paduan Tembaga (Cu) Utama Tempaan

Sifat Mekanik Setelah Penganilan


Komposisi
Paduan Kekuatan Kekuatan Perpanjang Kagunaan
Kimia
tarik Mulur an (%)
Kuningan 70-30 70Cu-30Zn 32.6 11.5 60 Emas tiruan
Kuningan 60-40 60Cu-40Zn 37.8 12.0 45 Pemrosesan
logam tipis
Kuningan 61.5Cu-3,0Pb 34.3 12.6 53 Sekrup baut
Pemotongan -3,5ZN
bebas 71Cu-28Zn 32.5 9.4 65 Kondensor
Kuningan -1.0Sn
Admiralty 94.8Cu-5Sn 35.0 14.0 58 Roda
Brons Fosfor -0.25P gigi/pegas
58.5Cu-0.1SN 45.5 21.0 35 Poros baling-
Brons Mangan -39.2Zn-1Fe baling kapal
-0.3Mn Industri kimia
95Cu-5Al 36.6 15.4 65 bahan tahan
Brons Aluminium karat
Perhiasan
65Cu-17Zn 40.7 17.5 40 Cu putih
Perak German 70Cu-30Ni 40.0 17.5 45 Paduan
Cupronikel 98Cu-2Be 48.5 24.6 35 penuangan,
Brons Berlilium pegas

(Tata Surdia, 1991)

Pengertian Kualitas Menurut Taguchi hal segi umum kualitas yaitu kualitas
Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. rancangan dan kualitas kecocokan. Kualitas
Genichi Taguchi (1940) yang merupakan rancangan adalah variasi tingkat kualitas yang
metodologi dalam bidang teknik yang ber- ada pada suatu produk yang memang
tujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan disengaja, sedangkan kualitas kecocokan
proses serta dapat menekan biaya dan adalah seberapa baik produk itu sesuai
resources seminimal mungkin. Sasaran dengan spesifikasi pada kelonggaran yang
metode Taguchi adalah menjadikan produk disyaratkan oleh rancangan.
robust terhadap noise, karena sering itu sering Metode Taguchi menggunakan sepe-
disebut Robust Design. rangkat matrik khusus yang disebut
Dalam metode Taguchi digunakan matrik Orthogonal Array. Matrik standar ini
yang disebut orthogonal array untuk menen- merupakan langkah untuk menentukan jumlah
tukan jumlah eksprimen minimal yang dapat percobaan minimal yang dapat memberikan
memberikan informasi sebanyak mungkin informasi sebanyak mungkin semua faktor
semua faktor yang mempengaruhi parameter. yang mempengaruhi parameter. Bagian
Bagian terpenting dari orthogonal array terpenting dari metode Orthogolal Array
terletak pada pemilihan kombinasi level dari terletak pada pemilihan kombinasi level
variabel-variabel input untuk masing-masing variabel-variabel input untuk masing-masing
eksperimen. Menurut Taguchi (1989), ada dua percobaan

36
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

Uji Tarik dihilangkan, maka panjang batang akan


Uji tarik adalah pengujian yang diujikan kembali seperti semula.
kepada benda uji untuk mengetahui seberapa 5. Yield Point ( Batas Lumer )
besar kekuatan benda uji terhadap Jika beban yang bekerja pada batang uji
pembebanan yang akan mengakibatkan diteruskan sampai diluar batas elastis
benda uji bertambah panjang dan akhirnya maka akan terjadi secara tiba-tiba
putus perpanjangan permanen dari suatu batang
1. Tegangan (  ) uji, ini disebut “Yield Point” atau batas
Tegangan adalah gaya persatuan luas lumer. Dimana regangan meningkat
F sekalipun tidak ada peningkatan tegangan
 ( Hanya terjadi pada baja lunak ).
Ao
6. Yield Strength / Proof Stress
 = Tegangan, Nmm-2 Untuk beberapa logam paduan non ferro
F = Gaya, (N) dan baja – baja keras Yield Point sukar
Ao = Luas penampang, (mm 2) dideteksi, begitu pula batas limitnya. Oleh
karena itu dinyatakan perpanjangan non-
2. Regangan proporsional adalah misalnya 0,2 %.
Perbandingan antara pertambahan 7. Ultimate Tensile Strength (Tegangan Tarik
panjang ( L = Lu-Lo) dengan panjang Maksimum)
batang (Lo) disebut regangan Tegangan nominal maksimum yang
L ditahan oleh batang uji sebelum patah
= x100% disebut Tegangan tarik yaitu perbandingan
Lo antara beban maksimum yang dicapai
  = Regangan, satuan (mm) selama percobaan tarik dan penampang
∆L = Pertambahan panjang mula-mula, dapat dirumuskan sebagai
Lu = Panjang sesudah patah, (mm) berikut :
Lo = Panjang mula – mula, (mm) F ma ks
 t ma ks 
Ao
3. Tegangan Modulus Elastisitas (Modulus
Young)
 t = Tegangan Tarik, Nmm-2
Dalam menentukan hubungan antara Ft = Beban maksimum, (N)
beban dan regangan, penampang batang Ao = Penampang batang mula mula,
harus diketahui, dengan demikian (mm2)
Regangan yang bekerja pada batang dapat 8. Pengecilan Penampang (Kontraksi)
ditentukan Pada saat benda uji putus, luas
F penampang benda uji menjadi putus. Hal
 ini sering disebut dengan penurunan gaya
Ao
tarik, besarnya pengecilan penampang
 = Tegangan, Nmm-2
atau yang dikenal dengan kontraksi, dapat
F = Gaya, (N) dirumuskan sebagai berikut :
Ao = Luas penampang, (mm 2)
Ao  Au
Perbandingan antara Tegangan dan Re- Z X 100%
Ao
gangan elastis disebut dengan Modulus
Z = Pengecilan Penampang, (%)
Elastisitas (Modulus Young).
 Ao = Penampang batang mula-mula,
E (mm)

Au = Penampang batang sesudah patah,
E = Modulus elastisitas, Nmm-2
 = Tegangan tarik elastisitas,
(mm)
 = Regangan, (mm)
Tinjuan Penelitian Sebelumnya Yang
4. Batas Proporsionalitas dan Batas Elastis Berhubungan Dengan Metode Taguchi
Sampai pada suatu titik yang disebut batas Özkan Kücü (2006) dalam penelitian “
proporsionalitas, Tegangan sebanding Aplication of Taguchi Methode in the
dengan regangan maka grafiknya menun- Optimization of dissolution of Ulexite in NH4Cl
jukkan garis lurus. Jika sampai pada batas Solutions dimana tujuan penelitian untuk
elastis, Tegangan tidak lagi sebanding menentukan kondisi optimal pada proses
lurus dengan regangan. Jika beban ulexite NH4Cl.

37
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

Faktor-faktor yang berpengaruh pada adalah untuk mendapat faktor-faktor pada


proses ulexite NH4Cl ini adalah temperature optimasi peningkatan kualitas kekerasan
reaksi (oC), solid to liquid ratio (g.mL-1), permukaan dan kedalaman kasus pada logam
Konsentrasi NH4Cl, ukuran partikel, dan waktu SAE 8620 dan material baja AISI 3310.
reaksi beserta kombinasi dominannya. Faktor-faktor yang dianggap mempeng-
Metode pengolahan data menggunakan aruhi peningkatan kualitas keke-rasan
Metode Taguchi, Orthogonal array dengan permukaan dan mikrostruktur logam SAE
L16(54), ANOVA, Rasio S/N dilakukan pula 8620 dan material baja AISI 3310 adalah
ekperimen awal dan eksperimen konfirmasi. Holding time, kandungan karbon, Carburizing
Pengolahan data dilaksanakan untuk temperature dan Quenching time.
mendapatkan pengaruh factor dominant Metode pengolahan data menggunakan
terhadap rata-rata dan terhadap variabilitas metode Taguchi , Orthogonal Array L9(34) ,
Hasil akhir dari penelitian ini yaitu factor- ANOVA, Rasio S/N, Robust design methode.
faktor yang berpengaruh untuk kondisi optimal Hasil akhir penelitian ini adalah indikasi
pada proses ulexite NH4Cl adalah Solid to kombinasi faktor yang mengoptimalkan kon-
liquid ratio, temperature reaksi, konsentrasi disi proses adalah : Untuk kekerasan permu-
Amonium chloride, waktu reaksi dan ukuran. kaan Holding time 210 menit, quenching time
partikel. Kombinasi factor pada kondisi 30 menit, Kandungan karbon 1110-1115 mV,
optimum pada penentukan nilai parameter carborizing temperature 870-930oC dan untuk
adalah temperature reaksi 87oC, Solid to liquid mikrostruktur, Holding time 195-210 menit,
ratio 0,05 g.ML-1, waktu reaksi 18 menit, quenching time 30 menit, kandungan karbon,
Konsentrasi Amonium chloride 4 M dan 1110-1115 mV, Carburizing temperature 870-
ukuran partikel 256  m 930oC
K. Palaniradja, N. Alagumurthi, V.
Soundararajan (2005) dalam researchnya
“Optimization of Process Variabel in Gas 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Carburizing Process; A Taguchi Study with
Esperimental Investagation on SAE 8620 and
AISI 3310 Steel’” dimana tujuan research ini Data dan Analisa Hasil Pengujian

Tabel 3. Tabel Gaya Tarik


No Faktor Kualitas dan Level Gaya ( Fmaks ) Gaya ( Fmaks )
A B C D Percobaan 1 Percobaan 2
1. 1 1 1 1 8000 N 23500 N
2. 1 2 2 2 4500 N 4500 N
3. 1 3 3 3 9000 N 9000 N
4. 2 1 2 3 14000 N 18000 N
5. 2 2 3 1 13500 N 13500 N
6. 2 3 1 2 16000 N 16100 N
7. 3 1 3 2 15500 N 13700 N
8. 3 2 1 3 15700 N 17000 N
9. 3 3 2 1 14000 N 14400 N

Tabel 4. Matrik Orthogonal Array L9(34) Hasil Analisa

No Faktor Kualitas dan Level  ( Fmaks ) 


( Fmaks ) Rata-Rata
A B C D Percobaan 1 Percobaan 2
1. 1 1 1 1 175,05 Nmm-2 514,22 Nmm-2 344,63 Nmm-2
2. 1 2 2 2 98,46 Nmm-2 98,46 Nmm-2 98,46 Nmm-2
3. 1 3 3 3 196,93 Nmm-2 196,93 Nmm-2 196,93 Nmm-2
4. 2 1 2 3 306,34 Nmm-2 393,87 Nmm-2 350,10 Nmm-2
5. 2 2 3 1 295,40 Nmm-2 295,40 Nmm-2 295,40 Nmm-2
6. 2 3 1 2 350,10 Nmm-2 352,29 Nmm-2 351,19 Nmm-2
7. 3 1 3 2 339,16 Nmm-2 299,78 Nmm-2 319,47 Nmm-2
8. 3 2 1 3 343,54 Nmm-2 371,99 Nmm-2 357,76 Nmm-2
9. 3 3 2 1 306,34 Nmm-2 315,09 Nmm-2 310,71 Nmm-2
Keterangan
No Faktor Kualitas 1 2 3
1 Temperatur peleburan 940° 950° 970°
2 Temperatur cetakan 60° 348° 530°
3 Jenis cetakan Kuningan Tanah Liat Besi
4 Bahan tambah seng 0% 5% 10%

38
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

Analisis Statistik Dari data sebagai mana tabel 4 apakah ada


Pengujian ANOVA dengan menggunakan saiu perbedaan dalam kekuatan tarik untuk
faktor yaitu menguji apakah ada perbedaan kesembilan kombinasi yang diuji, pengujian
dalam varian antara berbagai macam dilakukan dengan livel kepercayaan 95%.
perlakuan. Uji ANOVA satu faktor ini juga Hipotesis yang harus dilakukan dan diujia
disebut uji ANOVA desain random dalam penelitian iini adalah :
keseluruhan. Uji ini menggunakan dasar Ho : µ 1 = µ 2 = µ 3
perlakuan terhadap variabel independen
untuk menguji apakah ada perbedaan antara H1 satu atau lebih pasangan dari rata-rata
rata-rata dari perlakuan. berbeda

Tabel 5. ANOVA
Kombinasi faktor

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 107,500 13 8,269 2,646 ,180


Within Groups 12,500 4 3,125
Total 120,000 17

Jumlah kuadrat variasi antar group adalah buran : 970°C , Temperatur cetakannya
107,500 dan intergroup adalah 12,500. 348°C , Menggunakan bahan tambah
Hasil perhitungan menunjukkan nilai F timah seng 10% dan Jenis Cetakannya
hitung sebesar 2,646 dengan nilai adalah kuningan (permanen).
signifikani 0,180.
Dengan hasil tersebut diambil keputusan Saran-saran
untuk menerima H1 karena F hitung lebih Disarankan untuk penelitian selanjutnya
besar dari F tabel, dimana F hitung adalah adalah cacat cacat produksi yang dipengaruhi
5,89. Dengan demikian kesimpulan yang faktor-faktor dalam pengecoran sehgga perlu
didapat adalah bahwa rata-rata kekuatan juga untuk mengjuji mikrostrukturnya dan juga
tarik untuk sembilan kombinasi perlakuan kekuatan impaknya serta kekuata
adalah berbeda. bendingnya.

5. PENUTUP 6. PUSTAKA

Kesimpulan 1. Belavendram, N. Quality By Design,


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pening- Taguchi Tecnics for Industrial Exsperi-
katan kualitas kekuatan tarik produk mentation, First Edition, Prentice Hall,
baling-baling kapal berbahan kuningan, London.
yaitu : 2. Drs. Daryanto. 1997. Fisika Teknik. Rineka
a. Temperatur Peleburan ( 940°C, 950°C, Cipta dan Bina Adiaksara.Jakarta.
& 970°C ). 3. Surdia M. S. Met, Ir. Tata. Prof. Dr. Kenji
b. Temperatur Cetakan (dipanaskan sam- Chijiiwa. 1980. Teknik PengecoranLogam.
pai dengan 60oC, 348°C & 530°C ). PT. Pradnya Paramitha. Jakarta
c. Bahan Tambah (Tidak dengan bahan 4. Dr. Purbayu Budi Santosa dan Ashari
tambah & Bahan tambah seng seba- 2009, Analisi Statistik Dengan Microsoft
nyak (5% & 10%). Excel dan SPSS, Penerbit Andi,
d. Tinggi Ladel (Sentuh). Yogjakarta.
e. Penanganan Material (Tidak diber- 5. Alexander, W, O, et . al, 1991, Essential
sihkan & dibersihkan). Metallurgy for Engineers, Terjemahan
f. Ukuran Material (Ukuran besar & dipo- Djaprie S. Dasar Metalurgi Untuk
tong kecil-kecil). Rekayasawan, PT. Gramedia Pustaka
2. Dari data hasil perhitungan  (Maka, Umum, Jakarta
6. Bralla, I, James, G, 1986, Hand Book of
dapat disimpulkan bahwa rata-rata
Product Design for Manufacturing, Mc
kekuatan tarik tertinggi dari 9 kombinasi, 4
faktor dan 3 level yaitu 357,76 N/mm2. Graw Hill, New York
Adalah percobaan sampel ke-8 dengan 7. Dougles C. Montgomere, 1990,
Introduction to Statistical Quality Control,
kombinasinya yaitu : Temperatur pele-
John Wiley & Sons Inc, Washingtong

39
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 1, Juni 2014 : 1 - 54

8. Erver H. S. 1988, Introduction to Physical Tesis Program Pasca Sarjana Teknik


Metallurgy, Second Edition, McGraw Hill, Industri, Institut Sepuluh Nopember.
New York 22. Palaniradja, K et , al, 2005, Optimization of
9. Gere, James, M dan Stephen P. Process Variables in Gas Carburizing
Timoshenko, 1986, Mekanika Bahan, Process, A Taguchi Study wity Experi-
Erlangga, Jakarta mental Investagation on SAE 8620 and
10. Grant , Eugene L & Leavenqorth Richard S, AISI 3310 Steel, Turkish J, Eng, Env Sci,
1989, “Pengendalian Kualitas Statistik” 29 : 279-284
Jilid 1 (Terjemahan), Edisi Keanam, 23. Ross, Philip J, 1996, Taguchi Tecniques for
Erlangga , Jakarta Quality Engineering, Second Edition,
11. Heine, Richard, W, 1982, Principles of McGraw-Hill, New York
Metal Casting, Second Edition, Mc, Graw 24. Taguchi, Genichi, 1989, Quality Engi-
Hill, New York. neering in Production System, Mc Graw Hill
12. Irwan Soejanto, 2001, Penentuan Faktor- Book Company, Singapure
faktor yang Berpegaruh Terhadap Keke-
rasan Blok Rem Kareta Api dengan Metode @Portek 2014@
Taguchi, Surabaya, Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.l
13. Jensein, Alfred dan Harry H. Chenowetrh,
1991, Kekuatan Bahan Terapan, Erlangga,
Jakarta
14. Julianingsih, Debora Anne Yang Aysia dan
Donny Soegianto . 2004. Penentuan
Komposisi Bahan Baku Optimal Produk
Kecap X Dengan Metode Taguchi. Jurnal
Teknik Industri , 6(2) : 121-133
15. Julianingsih dan Febrina Prasetyo.2003.
Penentuan Kondisi Pengolatan dan
Penyadian Bumbu Rawon Instan Bubuk
Dengan Metode Taguchi, Jurnal Teknik
Industri, 5(2) : 90-100
16. Khoei, A.R, et al, 1999 , Design
Optimisation of Aluminum Rrecylcling
Process Using Taguchi Methode, 2nd
International Conference on intelligent
Processing and Manufacturing of Material
513-518
17. Kapakjian, S, 1989, manufacturing engi-
neering adan Technology ,Addision
Wesley Publish Company, Massachusettts
18. Kücü Özkan, 2006, Application of Taguchi
Methode in the Optimization of Dissolution
of Ulexite in NH4Cl Solution, Korean J.
Chem Eng, 23 (1), :21 -27
19. Lawrence, Doyle, E, 1969, Manufacturing
Processes and Material for Engineers,
Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs, New
Jersey
20. Montgomery, Douglan C, 1991, Design and
Analysis of Exsperiment, Third Edition,
John Wiley & Sons, New York
21. Nasier Wiedha Setyanto, 2002, Identifikasi
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Penyulingan Minyak Daun Cengkih Untuk
Meningkatkan Hasil Produksi Dengan
Pendekatan Metode Taguchi di Kecamatan
Dongko Kaupaten Treggalek, Surabaya,

40

Anda mungkin juga menyukai