(Seminar Usul)
Oleh:
Noviyansyah
1615021026
COVER………………………………………………………………………………..i
daftar isi…………………………………………………………………………
2
I. PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1` LATAR BELAKANG.........................................................................................4
1.2 TUJUAN PENELITIAN.....................................................................................6
1.3 BATASAN MASALAH.......................................................................................7
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN...........................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................9
2.1 PENGECORAN LOGAM...................................................................................9
2.2 METODE PENGECORAN LOGAM..............................................................10
2.3 METODE PENGECORAN SAND CASTING.................................................13
2.5 ALMUNIUM.......................................................................................................15
2.6 UJI KEKERASAN.............................................................................................16
2.7 UJI IMPAK.........................................................................................................17
2.8 JENIS-JENIS METODE IMPAK.....................................................................18
III. METODE PENELITIAN..................................................................................19
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN.......................................................19
3.2 ALAT DAN BAHAN.........................................................................................19
3.3 JUMLAH SPESIMEN.......................................................................................23
3.4 PROSES PENGECORAN.................................................................................24
3.5 PERHITUNGAN................................................................................................25
3.6 PENGUJIAN.......................................................................................................27
3.7 DIAGRAM ALUR PENELITIAN....................................................................28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................35
LAMPIRAN………………………………………………………………………...30
I. PENDAHULUAN
1.1`Latar Belakang
Apabila aluminium dicampur sejumlah kecil elemen lain maka kekuatan dan
kekerasannya akan meningkat, contohnya paduan antara aluminium dan tembaga
(Al-Si-Cu). Dalam paduan Al, tembaga ditambahkan untuk meningkatkan
kekuatan material tersebut, makin tinggi kadar tembaga maka makin banyak fasa
yang terbentuk, sehingga kekerasan dan kekuatan paduan akan meningkat. Sifat
lain yang akan meningkat dengan adanya unsur tembaga di dalam paduan Al-Si-
Cu ialah sifat ketahanan korosi dan sifat ketahanan aus.
Menurut penelitian dari Murtadho (2010) membahas mengenai pengaruh
kandungan tembaga (Cu) terhadap nilai fluiditas dan struktur mikro yang
terbentuk pada paduan aluminium dengan variabel 4 %, 10 %, dan 33%.
Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa bertambahnya kandungan
tembaga akan meningkatkan fluiditas paduan aluminium yang ada. Pada
penelitian lain yang dilakukan oleh Saputra membahas analisis pengaruh
penambahan tembaga (Cu) dengan variasi (7%, 8%, 9%) pada paduan
aluminium silikon (Al-Si) terhadap sifat fisis dan mekanis. Pada penambahan
Cu 7%, unsur Al sebesar 98,65%, Si 0,30% dan Cu 0,3090%. Pada Cu 8%,
unsur Al sebesar 97,92%, Si 0,40% dan Cu 0,9350%. Pada penambahan Cu
9%, unsur Al 96,16%, Si 1,00% dan Cu 1,9290%. Hasil uji impak diketahui
bahwa semakin banyak kadar penambahan Cu ke paduan Al-Si semakin
rendah nilai impak, kemudian pada material yang mengalami proses heat
treatment, nilai impak meningkat dan semakin lama waktu tahan pada
proses heat treatment maka nilai impak semakin meningkat. Hasil uji tarik
diketahui bahwa semakin banyak penambahan Cu ke paduan Al-Si kekuatan
tarik meningkat. Kemudian material yang mengalami proses heat treatment
kekuatan tariknya semakin meningkat dan semakin lama waktu tahan pada
proses heat treatment kekuatan tariknya semakin meningkat lagi. Hasil uji
kekerasan diketahui bahwa semakin banyak penambahan Cu ke paduan Al-Si
kekerasan meningkat. Kemudian material yang mengalami proses heat
treatment kekerasannya semakin meningkat dan semakin lama waktu tahan
pada proses heat treatment kekerasannya semakin meningkat lagi.
Berdasarkan uraian teori di atas maka penelitian yang akan dilakukan yaitu
memanfaatkan barang bekas Almunium paduan dengan menambahkan
Serbuk Cu yang akan dijadikan spesimen dengan metode pengecoran dengan
tujuan paduan tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi
tembaga (Cu) terhadap sifat mekanik, mengetahui kualitas produk cor yang
dihasilkan. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh variasi campuran
Serbuk Cu terhadap kualitas hasil pengecoran dan campuran Serbuk Cu
yang paling ideal perlu dilakukan beberapa pengujian diantaranya uji
ketangguhan, uji tingkat kekerasan, dan pengamatan komposisi kimia.
Agar penelitian yang dilakukan ini dapat lebih terarah, maka penulis
membatasi ruang lingkup pembahasan pada:
1.3.1 Penambahan unsur Serbuk Tembaga (Cu) sebesar 9%, 12%, 15%.
1.3.2 Bahan penelitian adalah Almunium paduan sebagai bahan baku utama
pengecoran dengan berat gram per variasi pengujian.
1.3.3 Cetakan (molding) terbuat dari pasir cetak dan proses pendinginan
melalui udara bebas tanpa perlakuan khusus.
1.3.4 Pengujian yang dilakukan adalah pengujian ketangguhan impak untuk
melihat nilai kekuatan impak yang dihasilkan.
1.3.5 Pengujian yang dilakukan adalah uji kekerasan untuk melihat nilai
kekerasan yang dimiliki, pengujian menggunakan metode Rockwell.
Banyak logam yang dapat digunakan sebagai bahan pengecoran seperti logam
ferro dan non ferro. Beberapa benda yang terbuat dari metode pengcoran
diantaranya Almunium paduan, tutup silinder, velg, tromol dan lain
sebagainya. Dalam buku Teknik Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas
disebutkan keuntungan dan kerugian pembuatan benda menggunakan metode
pengecoran, keuntungan yang terdapat dari metode tersebut yaitu:
2.1.1 Tidak ada batasan ukuran/berat benda.
2.1.2 Melalui proses yang fleksibel.
2.1.3 Pilihan material yang tak terbatas.
2.1.4 Sesuai untuk keperluan produksi dan,
2.1.5 Dapat mencetak dalam bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar
maupun dalam.
2.5 Almunium
Aluminium merupakan logam yang halus dan ringan, dengan rupa ke perak
kan pudar, oleh karena kehadiran lapisan pengoksidaan yang nipis yang
terbentuk apabila terkena udara. Aluminium tak bermagnet, dan tidak
menghasilkan karat.Aluminium mempunyai kekuatan tegangan sebanyak
49 MPa dan 700MPa setelah dibentuk menjadi alloy. Wama
aluminium dengan mudah dapat diidentifikasikan dengan wama
perakyang khas, Wamanya berubah menjadi kelabu muda akibat
pembentukan oksidasi apabila diletakkan di udara. Lapisan ini pada
waktu awal terbentuk adalah berpori dan dapat diberi warna dengan
metode pelapisan. Aluminium yang didapat dalam keadaan cair dengan cara
elektrolisasi, umumnya mencapai kemumian 99,85% berat dan dengan
mengelektrolisasi kembali maka dapat dicapai kemumian 99,99%. Namun
Aluminium mumi sangat lemah dan lunak. Untuk menambah kekuatan
biasanya dipadu dengan logam lain. Aluminium paduan memiliki
berbagai kandungan atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan
minor. Unsur mayor seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur
minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag, Fe, Sn, Zr, Ti, Sn, dan lain-lain.
Unsur- unsur paduan yang utama dalam Aluminium antara lain:
2.4.1 Silikon (Si) Dengan atau tanpa paduan lainnya silikon mempunyai
ketahanan terhadap korosi. Bila bersama aluminium ia akan
mempunyai kekuatan yang tinggi setelah perlakuan panas, tetapi
silikon mempunyai kualitas pengerjaan mesin yang jelek selain itu
juga mempunyai ketahanan koefisien panas yang rendah.
2.4.2 Tembaga (Cu) Dengan unsur tembaga pada aluminium akan
meningkatkan kekerasannya dan kekuatannya karena tembaga
bisa memperhalus struktur butir dan akan mempunyai
kualitas pengerjaan mesin yang baik, mampu tempa, keuletan
yang baik dan mudah dibentuk.
2.4.3 Magnesium (Mg) Dengan unsur magnesium pada aluminium
akan mempunyai ketahanan korosi yang baik dan kualitas
pengerjaan mesin yang baik, mampu las serta kekuatannya
Cukup.
2.4.4 Nikel (Ni) Dengan unsur nikel aluminium dapat bekerja
pada temperature tinggi, misalnya Almunium paduan dan
silinder head untuk motor.
2.4.5 Mangan (Mn) Dengan unsur mangan aluminium sangat
mudah dibentuk, tahan korosi baik, sifat dan mampu lasnya baik.
2.4.6 Seng (Zn) Umumnya seng ditambahkan bersama-sama
dengan unsur tembaga dalam prosentase kecil. Dengan
penambahan ini akan meningkatkan sifat-sifat mekanik pada
perlakuan panas, kemampuan mesin.
Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan, kekerasan, serta keuletan material. Hasil uji impak juga tidak dapat
membaca secara langsung kondisi perpatahan batang uji, sebab tidak dapat
mengukur komponen gaya-gaya tegangan tiga dimensi yang terjadi pada batang
uji. Hasil yang diperoleh dari pengujian impak ini, juga tidak ada persetujuan
secara umum mengenai interpretasi atau pemanfaatannya (Dieter, 1988). Sifat
keuletan atau toughness dari suatu bahan yang tidak dapat terdeteksi
oleh pengujian lain, jika dua buah bahan akan memiliki sifat yang
mirip sama namun jika diuji dengan impak test itu akan berbeda.
Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap
pembebanan kejut (shock resistance), seperti kerapuhan yang
disebabkan oleh perlakuan panas atau sifat kerapuhan dari produk
tuangan (Casting) serta pengaruh bentuk dari produk tersebut.
3.5 Perhitungan
Penambahan Cu 9%
Volume Cu = 9% × 5,5 cm3
= 0,495 cm3
Massa yang dibutuhkan
M= V×ρ
= 0,495 cm3 × 8,69 gr/ cm3
= 4,3 gr
Massa Cu yang dibutuhkan untuk 5 spesimen
4,3 gr x 5 = 21,5 gr
Perhitungan untuk selanjutnya di 12% dan 15% di lampiran.
9% 12% 15%
3.6 Pengujian
Rata-rata Kekerasan HR A :
1
Xi= (n 1+ n 2+ …+…+ …)=¿
5
2. Pengujian impak
Tabel 3.4 Data uji impak
Jumla Energy
Spesimen h Luasan (A) (J) Strength (J/mm2)
Al Murni 1 80
2 80
3 80
Rata-rata
Al Cu 9% 1 80
2 80
3 80
Rata-rata
Al Cu 12% 1 80
2 80
3 80
Rata-rata
Al Cu 15% 1 80
2 80
3 80
Rata-rata
3.7 Diagram Alur Penelitian
Berikut ini diagram alur penelitian sebagai berikut :
mulai
study literatur
persiapan spesimen
uji komposisi
data hasil
kesimpulan
selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini hasil dan pembahasan dari pengujian spesimen yang telah
0.02
0.015
0.01
0.005
0
Al Murni Al Cu 9 % Al Cu 12% Al Cu 15%
Spesimen
nilai rata-rata tertinggi yaitu 0,0375 J/mm2. Jika dilihat pada grafik 4.1
Al Murni memiliki nilai ketangguhan yang lebih kecil, hal ini terjadi
elektron.
Murni dengan penambahan Cu 9%, 12% dan 15% dengan metode penambahan
Laboratorium Material Teknik Mesin UNDIP. Berikut ini grafik nilai rata-rata
30
28
26
Al Murni Al Cu 9% Al Cu12% Al Cu 15%
Spesimen
Murni dan Spesimen Al dengan penambahan Cu 9%, 12% dan 15%. Berikut
a. Al Murni
Porositas
Al
b. Al Cu 9%
Porositas
Cu
Al
c. Al Cu 12%
Porositas
Al
Cu
d. Al Cu 15%
Al Porositas
Cu
butir.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Adapun simpulan dan saran yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
5.1 SIMPULAN
a. Dari variasi paduan Cu 9%,12& dan 15% pada almunium paduan Al-Cu
ketangguhan.
c. Dari Analisis struktur mikro bahwa semakin tinggi nilai paduan Cu maka
5.2 SARAN
Dieter, G., terjemahan oleh Sriati Djaprie, 1987, Metalurgi Mekanik, Jilid 1,
edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.
Wahyuni, dkk. 2013. Uji Kekerasan dengan metode brinnel dan Rockwell.
Universitas Airlangga. Surabaya.
LAMPIRAN
Perhitungan penambahan unsur Serbuk Tembaga (Cu) sebesar 12%
Massa Al 88%
M = Massa Jenis x Volume
M
V=
ρ
Massa Al yang dibutuhkan
M= V×ρ
= V 91% × ρ
Volume 88% = 88% × 5,5 cm3
= 4,4 cm3
Massa Al yang dibutuhkan untuk 1 spesimen
M = 88% × ρ
= 4,4 cm3 × 2,7 gr/cm3
= 12,02 gr
Untuk mencetak 5 spesimen sekali lebur
= Massa 1 spesimen × 5
= 12,02 gr × 5
= 60,14 gr
Massa penyusutan 20%
= 20% × 60,14 gr
= 12,02 gr
Maka total massa Al yang dibutuhkan untuk membuat 5 spesimen
60,14 gr + 12,02 gr = 72,16 gr
Penambahan Cu 12%
Volume Cu = 12% × 5,5 cm3
= 0,66 cm3
Massa yang dibutuhkan
M= V×ρ
= 0,66 cm3 × 8,69 gr/ cm3
= 5,73 gr
Massa Cu yang dibutuhkan untuk 5 spesimen
5,73 gr x 5 = 28,6 gr
Perhitungan penambahan unsur Serbuk Tembaga (Cu) sebesar 15%
Massa Al 85%
M = Massa Jenis x Volume
M
V=
ρ
Massa Al yang dibutuhkan
M= V×ρ
= V85% × ρ
Volume 85% = 85% × 5,5 cm3
= 4,6 cm3
Massa Al yang dibutuhkan untuk 1 spesimen
M = 85% × ρ
= 4,6 cm3 × 2,7 gr/cm3
= 12,42 gr
Untuk mencetak 5 spesimen sekali lebur
= Massa 1 spesimen × 5
= 12,42 gr × 5
= 62,1 gr
Massa penyusutan 20%
= 20% × 60,14 gr
= 12,42 gr
Maka total massa Al yang dibutuhkan untuk membuat 5 spesimen
62,1 gr + 12,42 gr = 74,52 gr
Penambahan Cu 15%
Volume Cu = 15% × 5,5 cm3
= 0,82 cm3
Massa yang dibutuhkan
M= V×ρ
= 0,82 cm3 × 8,69 gr/ cm3
= 7,16 gr
Massa Cu yang dibutuhkan untuk 5 spesimen
7,16 gr x 5 = 35,84 gr