Disusun oleh :
FARIS ADHI WICAKSANA
NIM. 105060200111003-62
SEMINAR PROPOSAL
KONSENTRASI TEKNIK PRODUKSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh
FARIS ADHI WICAKSANA
NIM. 105060200111003 62
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir.Tjuk Oerbandono,MSc.CSE.
NIP. 19670923 199303 1 002
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini kebutuhan akan barang ataupun produk semakin meningkat,
kualitas dari suatu produk juga ditingkatkan agar memenuhi permintaan pasar
yang semakin beraneka ragam. Kebutuhan yang beragam ini mengakibatkan
semakin ketatnya persaingan antar produsen dalam menghasilkan produknya,
khususnya dalam bidang perindustrian.
Salah satu material yang saat ini banyak digunakan untuk bahan baku
dalam permesinan adalah aluminium. Sifatnya tahan terhadap korosi dan ringan
menjadi alasan sebagai bahan baku dibandingkan dengan besi atau logam logam
yang lain. Selain itu aluminium dapat dipadukan dengan logam lain dan
menghasilkan sifat yang lebih baik.
Namun seiring bertambahnya kebutuhan akan penggunaan logam dalam
hal khusus, akhirnya memaksa untuk memodifikasi material tersebut, salah
satunya adalah metal foam atau logam busa. Logam busa adalah material yang
memiliki pori di setiap bagian logamnya. Salah satu logam yang sering digunakan
adalah aluminium foam. Aluminium foam adalah material hasil rekayasa yang
ringan (1/5 kali berataluminiumpadat), memiliki kekuatan (strength) dan
kekakuan (stiffness) yang tinggi, karakteristik khusus dari material ini adalah
mempunyai kemampuan menyerap energi (dump energy) yang tinggi dari
berbagai arah pembebanan.(Agustian:2013).
Contoh aplikasi penggunaan aluminium foam ialah pada crashbox.
Biasanya dipakai pada kendaraan seperti mobil untuk menyerap energi akibat
suatu tabrakan. Saat mengalami tabrakan, maka crashbox akan hancur atau rusak
disepanjang bagian untuk menyerap energi mekanik. Sehingga dapat mengurangi
resiko kerusakan pada kendaraan apabila mengalami suatu tabrakan.
Dalam pembuatan aluminium foam terdapat berbagai macam metode salah
satunnya proses pembuatan melalui jalur cair (melt process) dengan menggunakan
metode penambahan blowing agent merupakan proses yang sederhana dan murah
jika dibandingkan dengan proses-proses lainnya. Blowing agent atau foaming
agent adalah suatu zat kimia yang digunakan untuk menghasilkan gelembung gas
melalui proses pembusaan (foaming) untuk membuat suatu struktur pori pada
berbagai material. Titanium hidryde(TiH2) dan zircomiumhidryde (ZrH2) adalah
salah satu jenis zat kimia yang sering dipakai sebagai blowing agent. Akan tetapi
zat kimia tersebut masih sulit didapatkan dipasaran dan harganya pun terlalu
mahal. (Agustian:2013)
Irawan, Akhyari, Oerbandono, (2015)meneliti pengaruh penambahan
CaCO3sebagai blowing agent terhadap porositas dan kekuatan tekan spesifik pada
aluminium foam. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa zat CaCO3 dapat
digunakan sebagai blowing agent. Porositas yang dihasilkanpada setiap prosentase
berat CaCO3 yaitu 5,69% pada 0 %, 64,94% pada 1%, 62,61% pada 3% dan
61,24% pada 5%.. Selain itu kekuatan tekan spesifik dari aluminium foam yang
dihasilkan semakin meningkat. Dengan demikian CaCO3 dapat digunakan sebagai
pengganti TiH2dan ZrH2.
Aboraia, et al. (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Production of
Aluminium Foam and The Effect of Calcium Carbonate as a Foaming Agent.
Dalam penelitian ini yang divariasikan yaitu kepadatan dan prosentase pemberian
kalsium karbonat (CaCO3). Material yang digunakan sebagai bahan baku
aluminium murni (99,86% Al) dan serbuk kalsium karbonat dengan kemurnian
99%. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kalsium karbonat dapat menjadi
foaming agent yang efisien untuk memproduksi aluminium foam jenis sel tertutup
dengan sifat mekanik yang dapat diterima. Densitas terendah diperoleh pada
penambahan CaCO3 sekitar 4%.Penyerapan energi meningkat seiring dengan
peningkatan kepadatan relatif.
Alizadeh et al. (2011) meneliti sifat kekakuatan tekan dan perilaku
penyerapan energy dari Al-Al2O3 foam komposit dengan menggunakan teknik
space-holder. Penguji memvariasikan fraksi volume Al2O3 dari 0%-10% dan
variasi porositas 50%, 60% dan 70%. Dari penelitian tersebut menunjukkan sifat
tekan dan perilaku penyerapan energi tergantung pada fraksi volume Al2O3 dan
porositas. Penambahan fraksi volume Al2O3 sampai 2% dapat meningkatkan
kapasitas penyerapan tegangan dan energi. Namun penambahan fraksi volume
Al2O3 2% - 10% menyebabkan penurunan tegangan tekan dan kapasitas
penyerapan energi.
Fischer (2013) meneliti pengaruh temperature tuang dan temperatur
cetakan terhadap mikrostruktur dan kekuatantekan pada open-pore aluminium
foam dengan menggunakan metode investment-cast. Penelitian ini menggunakan
bahan baku A356. Pada penelitian ini terdapat dua variasi temperature yaitu suhu
rendah pada 7000C untuk cetakan dan 6900C untuk temperatur tuang, dan suhu
tinggi pada 7500C untuk cetakan dan 7400C untuk temperature tuang. Penelitian
tersebut membandingkan dua open-porealuminium foam 10 ppi dan 15 ppi.
Hasilnya temperatur pengecorandan cetakan mempengaruhi strut diameter dan
juga kekuatan tekan dari aluminium foam. Hal ini dipengaruhi kandungan Si yang
terdapat pada A356 yang mengalami perubahan volume partikel. Selain itu
meningkatnya temperatur membuat kemampuan alir coran meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur peleburan
pada proses pembuatan alumunium foam. Dalam penelitian temperatur peleburan
divariasikan, CaCO3 digunakan sebagai blowing agent dan Al2O3 sebagai penstabil
gelembung gas. Dan akan diuji densitas dan kekuatan tekannya untuk mengetahui
perbedaan disetiap variasinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar latang belakang, permasalah yang akan akan diatasi dalam
penelitian skripsi kali ini adalah bagaimana pengaruh temperatur peleburan
terhadap densitas dan kekuatan tekan aluminium(6061) foam.
1.3 Batasan Masalah
Dalam memberikan hasil pembahasan yang lebih terarah maka perlu
adanya batasan masalah yang meliputi :
1. Menggunakan bahan baku aluminium paduan tipe 6061.
2. Proses pembuatan aluminium foam dengan melalui jalur cair (melt
process) dengan penambahan blowing agent.
3. Variasi temperatur peleburan 700C, 750C, 800C.
4. Blowing agent yang digunakan adalah serbuk CaCO3dengan fraksi
berat 3%
5. Komposisi aluminium foam : Al6061 95.5%,CaCO3 3% dan Al2O3
1,5% .
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka didapat tujuan dari penilitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh temeperatur peleburan terhadap densitas dan
kekuatan tekan aluminium (6061) foam.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui pengaruh temperatur peleburan pada aluminium foam
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi aluminium
foam dalam bidang perindustrian.
2. Mengembangkan sifat mekanikdari material agar memperoleh aluminium
foam yang memiliki kekuatan lebih baik dengan berat yang lebih ringan.
3. Dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam pengembangan lebih
lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Irawan, Akhyari, Oerbandono, (2015) meneliti pengaruh penambahan
CaCO3 sebagai blowing agent terhadap porositas dan kekuatan tekan spesifik pada
aluminium foam. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa zat CaCO3 dapat
digunakan sebagai blowing agent.Porositas yang dihasilkan pada setiap prosentase
berat CaCO3 yaitu 5,69% pada 0 %, 64,94% pada 1%, 62,61% pada 3% dan
61,24% pada 5%.. Selain itu kekuatan tekan spesifik dari aluminium foam yang
dihasilkan semakin meningkat.Dengan demikian CaCO3 dapat digunakan sebagai
pengganti TiH2 dan ZrH2.
Aboraia, et al. (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Production of
Aluminium Foam and The Effect of Calcium Carbonate as a Foaming Agent.
Dalam penelitian ini yang divariasikan yaitu kepadatan dan prosentase pemberian
kalsium karbonat (CaCO3). Material yang digunakan sebagai bahan baku
aluminium murni (99,86% Al) dan serbuk kalsium karbonat dengan kemurnian
99%. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kalsium karbonat dapat menjadi
foaming agent yang efisien untuk memproduksi aluminium foam jenis sel tertutup
dengan sifat mekanik yang dapat diterima. Densitas terendah diperoleh pada
penambahan CaCO3 sekitar 4%. Penyerapan energi meningkat seiring dengan
peningkatan kepadatan relatif.
Alizadeh et al. (2011) meneliti sifat kekakuatan tekan dan perilaku
penyerapan energy dari Al-Al2O3 foam komposit dengan menggunakan teknik
space-holder. Penguji memvariasikan fraksi volume Al 2O3 dari 0%-10% dan
variasi porositas 50%, 60% dan 70%. Dari penelitian tersebut menunjukkan sifat
tekan dan perilaku penyerapan energi tergantung pada fraksi volume Al 2O3 dan
porositas. Penambahan fraksi volume Al2O3 sampai 2% dapat meningkatkan
kapasitas penyerapan tegangan dan energi. Namun penambahan fraksi volume
Al2O3 2% - 10% menyebabkan penurunan tegangan tekan dan kapasitas
penyerapan energi.
Fischer (2013) meneliti pengaruh temperature tuang dan temperatur
cetakan terhadap mikrostruktur dan kekuatan tekan pada open-pore aluminium
10
2.2.3
11
Gambar 2.4 Ukuran sel dan densitas relatif untuk metode pembuatan metal
foamyang berbeda
Sumber: Wadley, 2002: 727
Proses pembuatan metal foam melalui kondisi cair (melt process) ini dapat
dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu mahaltetapi metal foam yang dihasilkan
12
dalam proses ini memiliki pori-pori yang besar dan tidak seragam sehingga
distribusi porinya tidak merata dan hanya bisa digunakan untuk beberapa aplikasi
tertentu.Dalam proses pembuatan logam busa atau metal foam melalui kondisi cair
(melt process) terdapat 3 metode yang dapat dipakai,yang ditunjukkan pada
gambar 2.5 berikut ini.
13
14
15
terlalu kecil atau terlalu besar maka akanmemunculkan masalah pada kemampuan
pencampuran, viskositas dari aluminium cair dan kestabilan foam yang terbentuk.
Oleh karena itu ukuran dan fraksi volume partikel blowing agent harus berada
pada rentang yang telah diperbolehkan sebagaimana yang ditunjukkan pada
gambar 2.7.
Partikel dengan ukuran lebih kecil dari 1m sulit untuk dicampur, dan
pada partikel dengan ukuran lebih besar dari 20m menyebabkan pengendapan
partikel yang berat. Fraksi volume yang rendah tidak dapat menstabilkan foam,
sedangkan fraksi volume partikel yang tinggi membuatviskositas tinggi namun
menyebabkankesulitan dalam injeksi gas. Metode ini telah banyak digunakan
untukproses
pembusaan
(foaming)
pada
material
aluminium
dan
Gambar 2.7Rentang ukuran dan fraksi volume partikel yang diperbolehkan untuk
pembuatan metal foam.
Sumber : Banhart,2001:566
B. Metode Penambahan Blowing Agent (AlporasTM)
Metode
alternatif
lain
yangbiasa
digunakan
untuk
proses
16
aluminiumfoam
dengan
metode
17
lahandan akan mengisi seluruh bejana. Proses foaming berlangsung pada tekanan
yang konstan. Seluruh proses ini dapat menyita waktu sekitar 15 menit untuk
kapasitas bejana sebesar 0,6m3. Setelah bejana dingin dibawah temperatur leleh,
maka busa cair akan berubah menjadi solid aluminum foam, dan kemudian
dikeluarkan dari cetakan untuk proses selanjutnya.Rata-rata pori yang dihasilkan
dari aluminiumfoam yang dibuat dengan metode ini yaitu 2-10mm dan densitas
yangdihasilkan berkisar diantara 0,18-0,24g/cm3 setelah proses pemotongan dari
blok aluminiumfoam.
C. Investment Casting
Proses
ini
merupakan
proses
pembuatan
aluminiumfoamdengan
busa
polimer
dikeluarkan
dengan
pemanasan
dan
cairan
sehingga
terbentuklah
aluminiumfoam.
Di
pasaran,
18
.3 AluminiumFoam
Aluminium (Al) merupakan salah satu logam non ferrous yang paling
banyak dijadikan sebagai bahan dasar atau matriks untuk membuat material
metalfoam dengan prosentase penggunaannya mencapai 51%. Hal ini dikarenakan
aluminium mempunyai sifat yang ringan, sifat mekanis yang baik dan suhu leburnya
lebih rendah dari logam yang lainnya sehingga dari segi biaya proses pembuatannya
cukup ekonomis dibandingkan material lain. Aluminium foam atau aluminium busa
adalah suatu jenis material baru yang memiliki struktur berpori yang dihasilkan
melalui proses pembusaan (foaming) serta memiliki nilai porositas yang tinggi,
umumnya mulai dari 70%-95%. (Babscan,2003:12).
Aluminium foam mempunyai kombinasi sifat yang unik dikarenakan
alumunium foam memiliki struktur logam berpori yang menggabungkan sifat khas
dari material selular dengan sifat logam aluminium itu sendiri. Perpaduan dari 2
sifat material yang berbeda ini membuat aluminium foam memiliki sifat yang
tidak didapatkan dari material lain ataupun perlakuan konvensional dari logam
aluminium, aluminium foam memberikan potensi yang sangat menarik untuk
diaplikasikan pada beberapa industri manufaktur, sehingga aluminium foam
banyak diteliti dan dikembangkan. Karateristik utama yang dimiliki aluminium
foam yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
industri otomotif. Fungsi utama dari aluminium foam dapat dibedakan sebagai
berikut (Banhart,2007:282):
1. Material ringan
Struktur pori yang terdapat pada aluminium foam, selain dapat
merendahkan nilai densitas (massa jenis) material juga dapat memberikan nilai
kekakuan spesifik yang lebih baik dibandingkan aluminium biasa. Aluminium
foam dapat digunakan untuk mengoptimalkan antara kekakuan terhadap berat
(kekakuan spesifik).
19
2. Penyerapan energi
Karena aluminium foammemiliki porositas yang tinggi, sehingga dapat
menyerap energi mekanik dengan kuantitas yang tinggi ketika terjadi suatu
deformasi. Material ini, juga dapat berperan sebagai penyerap energi impak,
tergantung pada percepatan saat tabrakan.Aluminiumfoam mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi daripada polymer foam sehingga untuk aplikasi tersebut, saat ini
aluminiumfoam belum dapat tergantikan.
3. Pengontrol panas dan peredam suara
Aluminium foam dapat meredam getaran dan menyerap suara dalam
kondisi tertentu. Selain itu, kelebihan dari aluminium foam adalah konduktivitas
termal rendah dan dapat menahan suhu yang tinggi.
.4 Mekanisme Pembentukan Pori pada Aluminium Foam
Aluminium foam memiliki pori di setiap bagiannya dan struktur porinya ini
terbentuk dari adanya gas yang terperangkap atau terjebak dalam aluminium cair
dan ikut tersolidifikasi. Proses pembusaan atau proses foaming pada pembuatan
aluminium foam dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam berdasarkan dari cara
gas tersebut dibawa ke dalam aluminium cair. Yang pertama, sumber gas internal
yaitu terbentuknya gas berasal dari dekomposisi termal serbuk blowing agent.
Yang kedua, sumber gas eksternal yaitu terbentuknya gas berasal dari luar dengan
cara meniupkan atau menyuntikkan gas melalui pipa kapiler, gas yang biasanya
digunakan yaitu gas argon, nitrogen dan oksigen. Gelembung gas yang dihasilkan
hanya pada tempat-tempat tertentu dalam aluminium cair sehingga harus
disebarkan. .
Proses pembusaan atau foaming merupakan hal terpenting dari
serangkaian proses pembuatan aluminium foam maka dari itu perlu diketahui
beberapa parameter yang mempengaruhi kualitas dan sifat dari aluminium foam
yang dihasilkan seperti atmosfir, kecepatan pemanasan dan suhu dari siklus
pembusaan termal. Teknik ex-situ dan teknik in-situ digunakan untuk mengetahui
dan mempelajari perubahan morfologi pori, ekspansi volume, perubahan
kepadatan selama proses pembusaan. Ekspansi yang terjadi pada saat proses
pembusaan (foaming) dapat diketahui melalui kurva ekspansi yang diperoleh dari
alat laser expandometer. Perilaku ekspansi volume yang berlangsung pada
20
aluminium foam dibagi menjadi empat tahap, yang dapat dilihat pada gambar 2.3
berikut ini.
1. Tahap pertama, sebelum suhu lebur dari aluminium dan atau paduannya
tercapai, terjadi ekspansi kecil yang menyerupai peningkatan volume, hal ini
terjadi juga pada aluminium cair tanpa pemberian serbuk blowing agent namun
ekspansi yang sesungguhnya baru dimulai, ketika aluminium mulai mencair
dan melunak, gas yang dilepaskan dapat mengembangkan pori-pori.
2. Tahap kedua, terjadi peningkatan volume pada aluminium cair. Volume
meningkat menjadi 2,5 kali dari volume awal.
3. Tahap ketiga, ekspansi yang terjadi lebih cepat karena suhu peleburan sudah
terlewati dan pelepasan gas lebih banyak lagi dari sebelumnya.
4. Tahap keempat, ekspansi maksimal telah tercapai dan busa hasil dari gas
mengalami pengempisan (collapses) disebabkan karena tekanan gas internal
mulai mengalami penurunan.
21
22
dekomposisinya
blowing
agent
harus
sesuai
dengan
temperatur lebur logam. Jika temperatur dekomposisi terlalu rendah maka reaksi
akan berlangsung secara cepat sehingga tidak cukup waktu untuk serbuk blowing
agent terdispersi secara merata pada cairan logam. Jika temperaturnya terlalu
tinggi maka foamakan runtuh (collapses) sebelum proses solidifikasi atau
pembekuan.
Pemilihan serbuk blowing agentjuga sangat mempengaruhi keberhasilan
dari proses pembusaan (foaming). Karakteristik dari serbukblowing agent, seperti
kemurnian, ukuran partikel, unsur-unsur paduan kimia dan perilaku paduan dan
karakteristik dekomposisi termal dari blowing agent harus dipelajari dan
diketahui.
Blowing
agent
yang
biasa
digunakan
untuk
proses
pembuatan
23
Kalsium karbonat umumnya bewarna putih dan sering di jumpai pada batu
kapur, kalsit, marmer dan batu gamping.Kalsium karbonat memiliki rumus kimia
yaitu CaCO3.Kalsium karbonat memiliki densitasyang hampir serupa dengan
aluminium yaitu sekitar 2,7g/cm3sampai 2,83g/cm3sehingga dapat terdispersi
secara baik pada aluminium cair dan telah digunakan untuk membuat metalfoam.
24
25
dari logam nonferro. Penggunaan aluminium adalah yang kedua setelah besi dan
baja (Surdia dan Saito 1999 : 129).
Aluminium mempunyai beberapa sifat-sifat fisik yang ditunjukkan pada
Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.1 Sifat-Sifat Fisik Aluminium
26
ini dihasilkan
dengan proses
forming
untuk
27
28
kebanyakan
paduan
Aluminium
mengandung
Si,
sehingga
Al
Mg
Si
Fe
Mn
Zn
Cu
Cr
Ti
Kandungan
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
lainnya (%)
1,2
0,80
0,70
0,15
0,25
0,40
0,35
0,15
Max 0,15
29
Nilai
Density
2,70 g/cm3
Melting Point
650 0C
Thermal Expansion
23,4 x 10-6/K
Modulus of Elasticity
70 Gpa
Thermal Conductivity
166 W/m.K
Electrical Resistivity
0,040 x 106 .m
Tensile Strength
Sumber : Aalco, 2013
310 MPa
f. Paduan Al-Zn
Paduan ini lebih banyak mengandung aluminium dan merupakan
paduan yang memiliki ketahanan korosi yang baik. Dalam penggunaan biasa
diaplikasikan untuk konstruksi tempat duduk pesawat terbang, perkantoran
dan konstruksi lainnya yang membutuhkan perbandingan antara ketahanan
korosi dan berat yang tidak terlalu besar. Titik lebur dari aluminium paduan AlZn 476C - 657C.
g. Paduan Al-Mn
Mn merupakan unsur yang memperkuat aluminium tanpa mengurangi
ketahanan korosinya dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi.
Jumlah paduan yang terkandung dalam paduan ini adalah 25,3%.
.6 Densitas
Densitas (simbol: Greek: rho) adalah sebuah ukuran massa per volum.
Rata-rata kepadatan dari suatu obyek yang sama massa totalnya dibagi oleh
volume totalnya.
=
(2-1)
dengan:
m
V
30
th =
100
Cu
Fe
(2-2)
dengan:
th
= Densitas teoritis atau True Density (gr/cm3).
Al, Cu, Fe, etc= Densitas unsur (gr/cm3).
%Al, %Cu, etc
= Prosentase berat unsur (%).
Apparent density
Adalah berat setiap unit volume material termasuk cacat yang terdapat
pada material yang akan diuji (gr/cm3). Menurut ASTM B311-93 rumus dari
Apparent densityadalah:
s =w
Ws
W s(W sb W b)
(2-3)
dengan:
s
w
Ws
Wb
31
Wsb
F
A (2-5)
dengan:
C = Tegangan tekan (N/mm2).
F = Gaya aksial (N).
A = Luas penampang (mm2).
Sedangkan,
diukur dibagi dengan panjang awal spesimen, dijelaskan pada rumus dibawah ini:
=
l
l0
(2-
6)
dengan:
= Regangan (mm/mm).
32
pengaruh beban yang dikenakan padanya. Deformasi ini dapat terjadi secara
elastis dan plastis. Deformasi elastis adalah suatu perubahan yang segera hilang
kembali apabila beban ditiadakan. Sedangkan deformasi plastis yaitu suatu
perubahan bentuk yang tetap ada meskipun beban yang menyebabkan deformasi
ditiadakan.
Sifat elastis dari aluminiumfoam komersial yang beredar di pasaran pada
saat ini telah banyak dipelajari dan diteliti secara luas. Salah satu sifat teknologi
yang penting dari aluminiumfoam atau metal foam adalah kapasitas dari
penyerapan energi tekan plastis pada jumlah yang besar, setelah itu beban yang
rendah di salurkan secara konstan.
Ketika ditekan aluminiumfoam atau metal foam menunjukkan hanya
sedikit terjadi deformasi elastis sebelum akhirnya runtuh. Pada sebagian besar
runtuhnya aluminiumfoam,foam melibatkan deformasi plastis yang besar pada
dinding pori yangruntuh dan merambat pada pori-pori yang lain akibat pemberian
tegangan yang kecil dan hampir konstan. Pergerakan dislokasi pada logam akan
menyebabkan jumlah energi yang dapat diserap semakin besar.
.7.3 Hubungan Tegangan-Regangan pada AluminiumFoam
Karakteristik dari aluminiumfoam dipengaruhi oleh beberapa parameter
seperti material dasar yang digunakan, morfologi foam (bentuk dan ukuran pori)
serta densitas foam. Di antara beberapa metode pengujian mekanik yang tersedia,
pengujian tekan biasanya digunakan untuk mengetahui sifat atau karakteristik
tekan dan kemampuan menyerap energi dari aluminiumfoam.
33
34
deformasi
atau
menjadi
awal
terjadinya
retakan
sehingga
35
36
BAB III
METODE PENELITIAN
.1 Metode Penelitian
Metode penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental nyata (true experimental research) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh temperatur peleburan terhadap densitas dan kekuatan tekan
pada aluminium foam. Dengan asumsi variabel yang lain konstan. Kajian literatur
dari berbagai sumber baik dari buku, jurnal yang ada di perpustakaan maupun dari
internet juga dilakukan untuk menambah informasi yang diperlukan.
.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah
Laboratorium Pengecoran Logam, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Brawijaya, Malang.
.3 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang besarnya ditentukan sebelum penelitian.
Variabel bebas yang digunakan adalah 9 sampel penelitian dengan
temperature peleburan: 7000C, 7500C, dan 8000C
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
- Densitas Aluminium Foam.
- Kekuatan Tekan (MPa).
3. Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol adalah variabel yang besar nilainya dibuat konstan. Dalam
penelitian ini variabel terkontrolnya adalah sebagai berikut:
- Penambahan blowing agent dengan fraksi berat total 3%
- Rasio penambahan serbuk alumina (Al2O3) dengan serbuk kalsium
-
selama 2 menit.
Proses pengadukan kedua dengan menggunakan metode stir casting
dengan kecepatan 650rpm selama 2 menit.
37
38
39
prinsip
Hukum
Archimedes.
Adapun
langkah-langkah
40
Massaspesimen
Volume spesimen (3-2)
dengan:
spesimen
Massaspesimen
= Massa spesimen(gr).
41
b. Spesimen uji tekan diberikan serbuk grafit pada permukaan atas dan
bawah.
c. Spesimen uji tekan diletakkan pada crossheaduniversal testing machine.
d. Loadcell diturunkan hingga menempel pada permukaan atas spesimen.
e. Memasang alat dial gauge untuk mengetahui perpendekan yang terjadi
pada spesimen ketika load cell menekan.
f. Alat uji diatur kecepatan penekanan dan beban yang diberikan.
g. Mesin dinyalakan dengan kecepatan penekanan 2mm/menit dan dilakukan
pengamatan dengan teliti terhadap beban yang diberikan kepada spesimen
dan perpendekannya.
h. Mencatat tiap perpendekan dan beban yang diterima spesimen.
i. Pengujian dihentikan ketika spesimen mengalami deformasi sampai tebal
akhir 5mm dan dicatat beban maksimum yang diterima.
5. Pengolahan data hasil pengujian.
6. Melakukan langkah a sampai i untuk spesimen dengan variasi temperature
peleburan 700C, 750C dan 800C.
7. Melakukan analisa dan pembahasan dari data-data yang diperoleh.
8. Selesai.
42
Rumusan Masalah
Studi Kasus
Penyiapan Alat dan
Bahan
Penimbangan
Aluminium seri A6061
Penimbangan serbuk
kalsium karbonat
Penimbangan serbuk
alumina (Al2O3)
Pencampuran dengan
menggunakan mesin bubut, dengan
kecepatan 240 rpm, selama 30
menit
Peleburan aluminium dan pemberian serbuk
blowing agent
43
Ya
Pembuatan spesimen uji tekan
Pengujian densitas spesimen
aluminium foam
Pengujian kekuatan tekan (MPa)
Pengolahan data
Analisa
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
44
DAFTAR PUSTAKA
Aboraia, M., Sharkawi, R. & Doheim, M.A. 2011.Production of Alumunium
Foam And The Effect Of Calcium Carbonate As A Foaming Agent.Journal
of Engineering Sciences, Assiut University.Vol. 39, No 2: 441-451.
Agustian, W. I. 2013.Pengaruh Kadar Magnesium Terhadap Ketangguhan
Alumunium Alloy Foam Yang Menggunakan CaCO3 Sebagai Blowing
Agent Dengan Uji Impak dan Foto Mikro. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Alizadeh, M., Mirzaei, M. & Aliabdi.2011. Compressive Properties And Energy
Absorption Behavior Of AlAl2O3Composite Foam Synthesized By SpaceHolder Technique. Materials and Design. 35: 419424.
Babscan, N. 2003.Ceramic Particles Stabilized Aluminum Foams.Ph.D.
Dissertation.Hungary: University of Miskolc / Materials and
LecturerMaterials and Metallurgical Engineering Faculty.
Banhart, J. 1995. Powder Metallurgical Technology for the Production of Metallic
Foams. Jerman: Fraunhofer-Institute for Applied Materials Research
Bremen.
Banhart, J. 2001. Manufacture, Characterisation and Application of Cellular
Metals and Metal Foams. Progress in Materials Science.46 (2001): 559
632.
Banhart, J. 2007. Metal Foamsfrom Fundamental Research to Applications. Hal
282-283.
Banhart, J., Babscan, N. & Leitlmeir, D. 2002.Metal Foams-Manufacturing and
Physics of Foaming. Berlin: Hahn-Meitner Institue.
Banhart, J., Lefebvre, L. P. & Dunand, D. C. 2008. Porous Metals and Metallic
Foams: Current Status and Recent Developments. Advanced Engineering
Materials.10 (9): 775787.
Duarte, I.& Oliveira, M. 2012.Aluminium Alloy Foams:Production and
Properties. Croatia: In Tech.http://www.cymat.com/PDFs/Cymat%20SAF
%20Automotive%20Applications.pdf
Fischer, S.F., Schuler, P.,Fleck, C., Buhrig-Polaczek, A. 2013. Influence of the
casting and mould temperatures on the (micro)structure and compression
behaviour of investment-cast open-pore aluminium foams.Aachen
University, Germany
45
Helmi, M.F., 2008. Pembuatan Aluminium Foam Dengan Foaming Agent CaCO3
Untuk Aplikasi Penyerap Energi Mekanik. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Irawan, Y.S., Akhyari, K.B., Oerbandono, T. 2015. Porosity and Spesific
Compressive Strength of Aluminium A6061 Foam Produced by Metal
Casting with CaCO3 as Blowing Agent. Malang: Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya
Matijasevic, B. 2006. Characterisation and optimisation of Blowing Agent for
Making Improved Metal Foams. PhD Dissertation. TU Berlin.
PT. Kalsitech Prima Surabaya, diakses pada15 April 2015
http://kalsitechprima.indonetwork.co.id/259735/ground-calcium-carbonatekalsium-karbonat.html
Srivastava, V. Cdan
Sahoo, K. L. 2007. Processing, Stabilization and
Applications of Metallic Foams. Materials Science-Poland. Vol. 25, No. 3:
733-751.
Surdia, T & Chijiiwa, K. 1976.Teknik PengecoranLogam. Jakarta: Pradnya
Paramita.
TALAT. 1999.Aluminium Foam. Eropa: TALAT.
Wadley, H.N.G. 2002. Cellular Metals Manufacturing. Advanced Engineering
Materials. Vol.4, No.10: 726-733.