Anda di halaman 1dari 9

TURBO Vol. 7 No.2.

2018 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN:2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ.MuhammadiyahMetro URL:http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADUAN ALUMINIUM


DENGAN VARIABEL SUHU CETAKAN LOGAM (DIES) 450 DAN 500
DERAJAT CELCIUS UNTUK MANUFAKTUR POROS BERULIR
(SCREW)
Andika Wisnujati1, Chirtian Sepriansyah2

Program Studi D3 Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Email: andikawisnujati@umy.ac.id1, chirtiansepriansyah123@yahoo.com

Abstrak
Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan korosi dan
mampu alir yang baik sehingga banyak digunakan dalam aplikasi alat-alat rumah tangga,
otomotif, maupun industri saat ini. Piston bekas digunakan untuk mendapatkan unsur Si yang
cukuptinggipadapiston.Ilmupengecoranlogamterusberkembangdenganpesatdalamdunia
industri. Berbagai macam metode pengecoran telah ditemukan dan disempurnakan,
diantaranya centrifugal casting, investment casting, dan sand casting serta masih banyak lagi
metode-metodelainnya.PadapenelitianinipaduanAluminiumakandicorpada3jenisvariasi
suhucetakansehinggadenganperlakuanpanasterhadapcetakanlogam(dies)yaitu450oCdan
500oCdiharapkanmampumemperbaikisifatgetasyangadapadaAluminium.Temperaturdari
variasi pemanasan suhu cetakan logam (die casting) dapat mempengaruhi dari sifat mekanik
atau nilai kekuatan tarik dari suatu bahan dalam pembebanan dan sifat fisik atau stukturmikro
padapaduanAluminiumhasilpeleburan.Padapenelitianinidilakukanpengujiantarikdimana hasil
pengujian maksimun terjadi pada pemanasan suhu cetakan 450˚C yang menghasilkan
tegangan tarik maksimun rata-rata sebesar 774,74 N/mm2. Pengujian struktur mikro dengan
hasil metalografi diperoleh stuktur mikro silikon austenit yang berbentuk jarum dan silikon
primer yang berbentuk partikel kecil yang akan meningkatkan ketahanan ausmaterial.
Kata kunci : Aluminium, Cetakan logam (dies), Sifat Mekanik-Fisis, Paduan.

PENDAHULUAN tempat yang dilengkapi dengan heater


(pemanas). Bahan padat dicairkan sampai
Pengecoran logam merupakansalah
suhu titik cair dan dapat ditambahkan
satu ilmu pengetahuan tertua yang
campuran bahan seperti Chrome, Silikon,
dipelajariolehumatmanusiadalamindustri
Titanium, Aluminium dan lain-ain
manufaktur. Ilmu pengecoran logam terus
agarbahan menjadi lebih baik.
berkembang dengan pesat dalam dunia
industri. Berbagai macam metode Aplikasi pengecoran sangat banyak
salah satunya dalam pembuatan poros
pengecoran telah ditemukan dan
berulir (screw). Poros berulir ini terbuat
disempurnakan, diantaranya centrifugal
dari logam Aluminium. Pengaplikasian
casting, investment casting, dan sand
poros berulir (screw) bisa digunakan
casting serta masih banyak lagi metode-
industri rumahan maupun industri
metode lainnya. Pengecoran adalah
pabrikan. Seperti mesin pengupas kulit ari
membuat kompenen dengan cara
kedelai, pencacah sampah, dan lain
menuangkan bahan yang dicairkan ke
sebagainya.
dalam cetakan. Bahan ini dapat berupa
Adanya pengecoran poros berulir
metal maupun non-metal. Untuk
ini akan lebih memudahkan bagi para
mencairkan bahan diperlukan furnace
produsen rumahan dalam memproduksi
(dapur). Furnace adalah sebuah dapuratau
suatu produk lebih higienis, mudah,dan

159
cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk variasi pemanasan suhu cetakan yaitu
mengetahui pengaruh proses pengecoran 200°C, 300°C dan 400°C. Pengujian untuk
pada paduan Aluminium bekas dengan mengetahui sifat-sifat fisis dan mekanis
penambahan unsur Ti-B 0.5% dengan pada paduan aluminium tersebut adalah
pemanasansuhucetakanlogam4500Cdan pengujian tarik, kekerasan, danmetalografi
5000C terhadap sifat fisik dan mekanik. dengan mikroskop optik. Hasil pengujian
Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh maksimum terjadi pada spesimen dengan
hasil pengecoran poros berulir dengan pemanasan suhu cetakan 200°C
penambahan Ti-B0.5%. menghasilkan tegangan tarik maksimum
sebesar 148,08 MPa, sedangkan untuk
TINJAUAN TEORITIS pengujian kekerasan vickers menghasilkan
Hasil penelitian Hafis dan Lalu angka rata-rata kekerasan sebesar 95,1
Alpan pada tahun 2016 [1] yang kg/mm². Dan untuk hasil metalografi
menganalisa penambahan unsur Ti-B diperoleh data struktur mikro bahwa
(Titanium-Boron) sebanyak 0,02 % pada dengan menggunakan variasi pemanasan
paduan Aluminium 50 % Al-50% (Al-Si) suhu cetakan dapat mempengaruhi struktur
menggunakan cetakan pasir sand casting mikro pada spesimen hasil pengecoran
pada dua jenis variasi pemanasan suhu paduan aluminium dengan penambahanTi-
cetakan yaitu 2000C dan 3000C. Pengujian B 2,5%, adapun fasa yang paling merata
yang dilakukan untuk mengetahui sifat- pembentukannya pada semua spesimen
sifat mekanis dan fisis paduan Aluminium adalah fasa Al[5].
tersebut yaitu pengujian tarik Tensile Proses pengecoran adalah suatu
Strength, Kekerasan Hardness, dan proses pembuatan yang pada dasarnya
metalografi dengan mikroskop optik. Hasil merubah bentuk logam dengan cara
pengujian maksimun terjadi pada bahan mencairkan logam, kemudian dimasukkan
paduan Al-Si dengan penambahan Ti-B ke dalarn suatu cetakan dengan dituang
0,02%dandenganpemanasansuhucetakan atau ditekan. Di dalam cetakan ini logarn
2000C menghasilkan tegangan tarik cair akan membeku dan menyusut. Produk
maksimun sebesar 618,8 N/mm2, hasil pengecoran dapat langsung dipakai
sedangkan untuk pengujian kekerasan sebagai produk akhir. Akan tetapi
(Vickers Hardness Number) menghasilkan kebanyakan masih memerlukan proses
angka kekerasan sebesar 103 kg/mm2, dan lanjut seperti proses pemotongan,
untuk hasil metalografi diperoleh data penyambungan, pembubutan, atau
stuktur yang terbentuk adalah fase perlakuan phisis atau proses penyelesaian
hypereutectic silikon yang membentukfasa lain. Didasarkan di atas jenis bahan pola
silikon primer. Fasa tersebut memberikan model cetakan dan cara penuangannya,
ketahanan aus yangtinggi. maka proses peengecoran dapatdibedakan:
Menurut Annas [2] pada 1. Proses pengecoran dengan pasir
penelitiannya pada tahun 2017 yang sebagai bahan cetakan (Sandcasting),
berjudul “Analisa Sifat Fisik Dan Mekanik 2. Proses Pengecoran sentrifugal
PorosBerulir(Screw)BerbahanDasar40% (CentrifugalCasting),
Aluminium Bekas Dan 60% Piston Bekas 3. Dengan cetakan permanen
Dengan Penambahan 2,5% Ti-B” (Permanent MoldCasting),
menunjukkan bahwa Penelitian ini 4. Cetak tekan (DieCasting),
menggunakan campuran aluminium profil 5. Pola hilang (lnvesmentCasting).
40% dan 60% piston bekas dengan Suherman [3], pada tahun 2009
penambahan unsur Ti-B (Titanium-Boron) dalampenelitiannyayangmenambahkanSr
sebanyak 2,5% sebagai penghalus butir. atau TiB terhadap struktur mikro dan
Cetakan yang digunakan adalah cetakan fluiditas pada paduan Al-6%Si-0,7%Fe
logam(diecasting)dengan3(tiga)jenis didapatkan hasil bahwapenambahan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 160


elemen paduan seperti Sr atau TiB sangat dahulu dan dicetak dalam cetakan pasir
signifikan mempengaruhi sifat fluiditas dengan bentuk bebas kemudian ditimbang
logam cair pada paduan Al-6%Si-0,7%Fe, dengan berat 4 kg.
terutama pada rongga cetakan yang sangat 2. Titanium Boron(Ti-B)
tipis. Penambahan Sr kedalam paduan Al- Tambahan Titanium-Boron (Ti-B)
6%Si-0,7%Fe cenderung menurunkan sifat berfungsi sebagai inokulan yaitu sebagai
fluiditas logam cair. Begitu juga dengan penghalus butir pada hasil peleburan.
penambahan TiB pada paduan Al-6%Si- Titanium-Boron (Ti-B) ini memiliki harga
0,7%Fe sifat fluiditas logam cair menjadi yang mahal, dan penggunaannya untuk
berkurang. campuran peleburan tidak banyak, akan
Supriyadi [4], pada tahun 2011 tetapi membutuhkan sedikit saja.Titanium-
menganalisa pengaruh variasi penambahan Boron yang digunakan dalam penelitian ini
Ti-B pada bahan ADC 12 menggunakan sebesar 0,5% atau 22gram.
proses pengecoran High Pressure Die
Casting (HPDC) terhadap peningkatan
kualitas bahan hasil coran sebagai bahan
sepatu rem sepeda motor. Tahapan yang
peneliti lakukan adalah pembuatan cetakan
logam, merakit cetakan logam pada mesin
HPDC, penyiapan material, peleburan,
variasi penambahan Grain refiner Ti-B,
0,04%, 0,08%, 0,12%, 0,16%, 0,2%,
0,24%, penuangan pada temperaturcetakan
2000C, temperatur tuang 7000C dan tekan Gambar 1. Ti-B (Titanium-Boron)
injeksi 7 MPa, pemeriksaan coran, analisa Alasan penggunaan unsurtambahan
kekuatan coran dengan uji tarik dan Ti-B sebesar 0,5 % adalah dikarenakan
kekerasan. Dari hasil pengamatan dan penambahan penghalus butir Ti-B
analisa pengujian didapatkan bahwa pada padapaduan Al-Si dapat mempengaruhi
penambahan Ti-B 0,08% dihasilkan bentuk pori, dimana pori tumbuh pada
kekuatan tarik sebesar 300 N/mm2 dan batas butir dan menghasilkan pori
kekerasan 78,5 HRB hasil ini merupakan berbentuk bulat,
sifat mekanik yang paling baik sehinggabentukpermukaanjadilebihhalus
dibandingkan apabila tidak mendapatkan karena ada penambahan Ti-B pada proses
penambahan inokulanTi-B. pengecoran.
Dalam penelitian ini dilakukan
METODE PENELITIAN proses pengecoran Aluminium profil dan
Alat yang digunakan dalam proses Aluminium dari piston berkas yang
penelitian ini meliputi timbangan digital, mengandung unsur silikon dengan
mesin uji tarik Servopulser dan mikroskop penambahan unsur Ti-B sebagai penghalus
optik di Universitas Gadjah Mada. butir. Pengamatan yang dilakukan adalah
Bahan-bahan yang digunakan pada stuktur mikro dan sifat mekanik yang
penelitian ini antara lain: terjadiakibatdarivariasisuhucetakan4500 C,
1. Aluminium bekas (AL-Si) dan 5000 C.
Aluminium bekas yang digunakan
adalah piston bekas yang didapat dari
bengkel bengkel otomotif atau di barang
rongsokan. Penggunaan Aluminium bekas
di dalam penelitian seberat 4 kg atau 4000
gr dimana menyesuaikan ukuran cetakan Gambar 2. Standar ASTM E8
logam. Aluminium dicairkan terlebih

161 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Spesimen yang disiapkan untuk dibingkai dengan resin dan pemolesan
pengujian berjumlah 8 sampel yaitu: dengan larutan kimia (etsa). Selanjutnya
1. Pengujian tarik 6 spesimen 3 untukhasil dilakukan pengamplasan sampai dengan
spesimen variasi suhu cetakan 450o C permukaan spesimen uji terlihat bening
dan 3 hasil dari suhu cetakan spesimen seperti cermin.
500oC.
2. Pengujian stuktur mikro 2 spesimen 1
spesimenuntuk450oCdan1untuk500o C.

Gambar 5. Spesimen Uji Stuktur Mikro


Pengamatan perubahan struktur
mikro akibat pengaruh variasi suhucetakan
diamati dengan pengujian metalografiyang
dilakukan pada spesimen uji. Pengujian
stuktur mikro ini bertujuan untuk
mengamati stuktur mikro pada paduan Al-
Si + Ti-B, terutama untuk mengamati
Gambar 3. Alat Pengujian Tarik perubahan stuktur mikro dari materialyang
(Universal Testing Material) diakibatkan dari proses peleburan dengan
Kekuatan tarik merupakan bahan menggunakan variasi suhucetakan.
untuk menerima beban tarik. Pengujian
dialakukan dengan menggunakan mesin uji HASIL DAN PEMBAHASAN
tarik, dengan cara menjepit sampel dengan 1. Proses PengecoranLogam
kuat dan beban berikan secara kontinyu Pembuatan spesimen dilakukan
sampai sampel tersebut putus. dengan proses pengecoran metode die
casting atau menggunakan cetakan logam.
Bahan yang digunakan adalah piston bekas
(Al-Si) dengan penambahan unsurtitanium
boron (Ti-B). Proses pengecoran dilakukan
dengan variasi suhu cetakan yaitu: 450 0C
dan 500 0C. Logam coran dalam proses
pengecoran ini dilebur dalam tungku
dengan bahan bakar gas. Tungku ini hanya
mempunyaisaturuanganyaitudaerahkruss
untuk mencairkan logam bahantersebut.

Gambar 4. Mikroskop Optik


(Metallurgical Microscope InvertgoTipe)
Penyiapan spesimen untuk
pengujian stuktur mikro sama dengan
persiapan pengujian sebelumnya yaitu
menyiapkan spesimen uji dengan cara
memotong spesimen, karena spesimen
Gambar 6. Cetakan logam (Die Casting)
adalahhasildaricor-coranmakatidakperlu

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 162


Berikut merupakan tabel komposisi spesimen sangat kecil karena untuk
bahan peleburan yang digunakan dalam pegangan saat pengambilan gambar,
penelitian ini: diamplas, kemudian dietsa sebelum bahan
ditempatkan di bawah lensa obyektif
Tabel 1. Komposisi bahan baku peleburan
mikroskopoptik.Pengujianmikrosukturini
Komposisi Bahan
Pembuat Screw dilakukan untuk Aluminium paduandengan
Keterangan penambahan unsur penghalus butir Ti-B
Piston
Ti-B dengan variasi suhu cetakan yang
bekas
berbedayaitu4500Cdan500˚Cdenganalat uji
Gram 4000 22,5
metallurgical microscope invertgotipe.
% 100 0,05
Mutu atau kualitas dari
suatuproduk pengecoran tergantung dari
keadaan logam cair yang digunakan dalam
proses pencetakan, karena semakin baik
komposisi dari logam cair, semakin baik
mutu atau kualitas dari hasil corannya.
Semakin homogen logam cair, semakin
baik pula hasilcorannya.
Gambar 11. Stuktur mikro spesimenAl-Si
+ Ti-B dengan variasi suhu cetakan logam
4500 C dengan pembesaran 100X.

Gambar 7. Proses Peleburan Logam

Gambar 12. Stuktur mikro spesimen Al-Si


+ Ti-B dengan variasi suhu cetakan logam
5000 C dengan pembesaran 100X.
Hasil pengamatan pada pengujian
struktur mikro didapatkan bahwa terdapat
partikel silikon yang berbentuk jarum
dengan jenis struktur silikon eutektik dan
silikon primer (coarse) yang berukuran
Gambar 8. Proses Penuangan Logam Cair kecil yang didapatkan karena paduan
kedalam Cetakan pengecoran aluminium, silikon dan Ti-B.
2. Pengujian StukturMikro Pengujian Tarik
Pengamatan stuktur mikro Pengujian tarik dilakukan di
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran Laboratorium Bahan Teknik Departemen
stuktur mikro pada permukaan spesimen Teknik Mesin dan Industri, Universitas
hasil pengecoran yang telah dibuat. Gadjah Mada Yogyakarta.
Pekerjaan ini meliputi persiapan spesimen
melalu tahap pemotongan, diresin ketika

163 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


spesimen tersebut putus atau patah, sifat
mekanis logam yang demikian
menunjukkan bahwa hasil coran tersebut
tidak dapat dibentuk atau dideformasi
plastis.

Gambar 9. Spesimen Uji Tarik


Pengujian tarik dilakukan untuk
mengetahui kekuatan serta deformasi
plastis yang terjadi pada spesimen paduan
Al-Si+Ti-B dengan variasi suhu cetakan Gambar 11. Grafik Hasil Uji Tarik
sebesar 450˚C dan 500˚C untuk bahan
Pada grafik hasil uji tarik di atas
pembuatan poros berulir (screw) dengan
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kekuatan
kapasitas maksimun 200 kN. Spesimen uji
tarik pada variabel suhu cetakan 450˚C
mengacu ASTM E8M, dengan alat uji
sebesar774,74MPadanpadavariabelsuhu
Universal Testing Machine,
cetakan logam 500˚C sebesar 516,22 MPa.
Data uji tarik tersebut di atas didapatkan
nilai tegangan tarik pada suhu cetakan
logam 450˚C lebih tinggi daripada
tegangan tarik pada suhu cetakan logam
500˚C.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi literatur,
penelitian, dan analisa serta pembahasan
data yang telah dilakukan pada proses
Gambar 10. Spesimen yang telah diuji Analisis Sifat Fisik Dan Mekanik Paduan
Tabel 2. Hasil Uji Tarik AluminiumDenganVariabelSuhuCetakan
Teg. Logam (Dies) 450˚C dan 500˚C Untuk
(∆L) P.max Reg.(ε)
Suhu (σµ) Manufaktur Poros Berulir (Screw), maka
(mm) (KN) (%) dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut:
(MPa)
0,25 19,9 0.124 812,22 1. Hasil tegangan maksimal pada
450˚ 0,05 21,9 0,024 989,70 pengujian tarik terjadi pada variabel
0,35 11.9 0,174 522,34 pemanasan suhu cetakan logam 450˚C
0,4 5,3 0,204 233,33 dengan nilai tegangan rata-rata sebesar
500˚ 0,05 18,3 0,026 840,25 774,74 MPa. Sedangkan pada
0,35 10,4 0,184 476,08 pengujian struktur mikro diperoleh
hasil berupa struktur mikro eutektik
Setelah dilakukan pengujian tarik yang berbentuk jarum dengan
dari spesimen hasil pengujian tarik dapat komposisi silikon primer yang
diamati bahwa pada spesimen hasil berbentuk partikelkecil.
peleburan coran logam dengan variasisuhu 2. Penambahan unsur titanium boron(Ti-
cetakan 450˚C dan 500˚C tersebut saat B) sebanyak 0,5% dapatmempengaruhi
dilakukan pengujian tarik tidak terdapat hasil coran sebagai penghalusbutiran
pengecilan penampang sampaibahan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 164


dan memberikan kekuatan tarik dari Bandung.
paduan logam tersebut.

REFERENSI
[1]. Andika Wisnujati , Lalu Alpan
Hafis, (2016), Analisis Sifat
Fisik Dan Mekanik Porose
Berulir (Screw) Untuk
Pengupas Kulit Ari Kedelai
Berbahan Dasar Aluminium
Bekas Dan Piston Bekas.
Yogyakarta: Jurnal Ilmiah,
D3 Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
[2]. Annas, H.A. (2017), Analisa
SifatFisik Dan Mekanik
Poros Berulir (Screw)
Berbahan Dasar 40%
Aluminium Bekas Dan 60%
Piston Bekas Dengan
Penambahan 2,5% Ti-B.
[3]. Suherman, (2009), Pengaruh
Penambahan Sr atau TiB
Terhadap Struktur Mikro
dan Fluiditas Pada Paduan
Al-6%Si-0,7%Fe, Jurnal
Dinamis Vol. II, No.4, ISSN
0216 – 7492
[4]. Supriyadi, A., Bayuseno, A.P dan
Nugroho, S., (2011),
“Pengaruh Penambahan
Grain Refiner Ti-B
Terhadap Bahan ADC12
Pada Pengecoran HPDC
Untuk Peningkatan Kualitas
Sepatu Rem Sepeda Motor
Produk IKM”, ORBITHVol.
7 No. 3 November 2011:
393-400
[5]. Waluyo, dkk (2010) Pengaruh
Temperatur Cetakan, Bentuk
Produk Dan Inokulan Ti-B
Pad Proses Pengecoran
Sentrifugal Terhadap Sifat
Fisis Dan Mekanis Paduan
Aluminium. Jurnal Teknik
Mesin, Politeknik Negeri

165 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Judul ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADUAN
ALUMINIUM DENGAN VARIABEL SUHU CETAKAN
LOGAM (DIES) 450 DAN 500 DERAJAT CELCIUS UNTUK
MANUFAKTUR POROS BERULIR (SCREW)
Jurnal Teknik Pengecoran
Volume dan Halaman Vol. 7 No.2. Hal 159-165

Tahun 2018

Penulis Andika Wisnujati


Chirtian Sepriansyah
Reviewer M. Irwan Fikry

Tanggal 23 Desember 2019


Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses
pengecoran pada paduan Aluminium bekas dengan penambahan
unsur Ti-B 0.5% dengan pemanasansuhucetakanlogam4500Cdan
5000C terhadap sifat fisik dan mekanik. Selain itu juga untuk
mengetahui pengaruh hasil pengecoran poros berulir dengan
penambahan Ti-B0.5%.

Metode Peneliatian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
Eksperimental
Langkah kerja - Aluminium bekas (AL-Si)
- Titanium Boron(Ti-B)
- Pengujian tarik 6 spesimen 3 untukhasil
spesimen variasi suhu cetakan 450o C
dan 3 hasil dari suhu cetakan spesimen
500oC
-Pengujian stuktur mikro 2 spesimen 1
spesimenuntuk450oCdan1untuk500o
C

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil studi literatur, penelitian, dan analisa serta
pembahasan data yang telah dilakukan pada proses Analisis Sifat
Fisik Dan Mekanik Paduan
AluminiumDenganVariabelSuhuCetakan Logam (Dies) 450˚C
dan 500˚C Untuk Manufaktur Poros Berulir (Screw)
Hasil tegangan maksimal pada pengujian tarik terjadi pada
variabel pemanasan suhu cetakan logam 450˚C dengan nilai
tegangan rata-rata sebesar 774,74 MPa. Sedangkan pada
pengujian struktur mikro diperoleh hasil berupa struktur mikro
eutektik yang berbentuk jarum dengan komposisi silikon primer
yang berbentuk partikelkecil.
Penambahan unsur titanium boron(Ti-
B) sebanyak 0,5% dapatmempengaruhi hasil coran sebagai
penghalusbutiran

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 166


Judul ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADUAN
ALUMINIUM DENGAN VARIABEL SUHU CETAKAN
LOGAM (DIES) 450 DAN 500 DERAJAT CELCIUS UNTUK
MANUFAKTUR POROS BERULIR (SCREW)
Jurnal Teknik Pengecoran
Volume dan Halaman Vol. 7 No.2. Hal 159-165

Tahun 2018

Penulis Andika Wisnujati


Chirtian Sepriansyah
Reviewer Wahyu Arif Rochman

Tanggal 23 Desember 2019


Tujuan Penelitian -Mahasiswa memahami perbedaan material dan struktural hasil paduan
Al-Si dengan Ti-B pada suhu 450o C dan 500oC
-Mahasiswa memahami hasil pengujian paduan alumunium yaitu
uji struktur mikro,tarik, dan proses peleburan
-Mahasiswa mampu memahami pengaruh penambahan unsur
Ti-B 0.5 pada pengecoran poros berulir
Metode Peneliatian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
Eksperimental dan analisa
Langkah kerja Bahan :
- Aluminium bekas (AL-Si)
- Titanium Boron(Ti-B)

Langkah Kerja :
-Proses peleburan
-Proses pencetakan
- Pengujian tarik 6 spesimen 3 untukhasil
spesimen variasi suhu cetakan 450o C
dan 3 hasil dari suhu cetakan spesimen
500oC
-Pengujian stuktur mikro 2 spesimen 1
spesimenuntuk450oCdan1untuk500oC

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil studi literatur, penelitian, dan analisa serta
pembahasan data yang telah dilakukan pada proses Analisis Sifat
Fisik Dan Mekanik Paduan
AluminiumDenganVariabelSuhuCetakan Logam (Dies) 450˚C
dan 500˚C Untuk Manufaktur Poros Berulir (Screw)
Hasil tegangan maksimal pada pengujian tarik terjadi pada
variabel pemanasan suhu cetakan logam 450˚C dengan nilai
tegangan rata-rata sebesar 774,74 MPa. Sedangkan pada
pengujian struktur mikro diperoleh hasil berupa struktur mikro
eutektik yang berbentuk jarum dengan komposisi silikon primer
yang berbentuk partikelkecil.
Penambahan unsur titanium boron(Ti-
B) sebanyak 0,5% dapatmempengaruhi hasil coran sebagai
penghalusbutiran

167 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018

Anda mungkin juga menyukai