Anda di halaman 1dari 7

HOT PRESSING METALURGI SERBUK ALUMINIUM

DENGAN VARIASI SUHU PEMANASAN


Toto Rusianto
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Institu Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
email: toto@akprind.ac.id

ABSTRACT
Baushing could make by powder metallurgy, to achive high density compacting process in high
temperature. Wherever in high temperature the material in plastic condition. The material of bushing
using aluminum powder, and temperatur hot pressing were 100, 200 and 300 oC.
The result of the research was show that matrix of structure micro was aluminun and porosity was
black between grains structure. The porosity was decreasing so the density was creasing, the
hardness and the wear resistance were creasing with creasing hot pressing temperature. Hot pressing
with temperature more than 300 oC, could not achiv, because the device only reached that
temperature.

Keywords: bushing, hot pressing, aluminum, powder metallurgy.

INTISARI
Bushing adalah bantalan jenis silinder bercelah yang berfungsi untuk menumpu poros. Bushing
dapat dibuat dengan proses metalurgi serbuk, untuk mendapatkan proses pemadatan yang
sempurna, kompaksi dapat dilakukan pada temperatur tinggi atau Hot Presing. Pres dalam keadaan
panas akan menjadikan serbuk menjadi lebih lunak/plastis, sehingga memudahkan untuk dipadatkan.
Untuk itu pengaruh suhu pemanasan harus dapat terkontrol agar didapat produk yang homogen.
Kepadatan sangat berpengaruh sekali terhadap kekuatan dari produk yang dihasilkan. Bahan baku
yang digunakan adalah serbuk aluminium, variasi pemanasan pada saat pemadatan dengan
temperatur yang berbeda yaitu pada suhu ruang, suhu 100, 200 dan 300 oC, temperatur yang lebih
tinggi sulit dicapai karena keterbatasan alat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa foto struktur mikro terlihat bahwa aluminium berwarna putih
keabuan dan yang terlihat berwarna hitam pada struktur mikro merupakan porositas. Persentase rata-
rata porositas mengalami penurunan dengan meningkat temperatur kompaksi, dan berat jenis bahwa
bushing mengalami kenaikan dengan meningkatnya suhu hot pressing. Pada pengujian kekerasan
diketahui bahwa kekerasan bushing meningkat dan laju keausan menurun dengan meningkatnya
suhu hot pressing.

Kata kunci: bushing, hot pressing, aluminium, metalurgi serbuk.

PENDAHULUAN logam atau paduan logam dengan ukuran


Di Indonesia banyak sekali berdiri serbuk tertentu tanpa melalui proses
industri-industri besar dan kecil, dalam usaha peleburan. Energi yang digunakan dalam
pengembangan teknologi banyak upaya yang proses ini relative rendah sedangkan
dilakukan yaitu dengan menciptakan karya keuntungan lainnya antara lain hasil akhirnya
baru dengan biaya murah, memiliki daya guna dapat langsung disesuaikan dengan dimensi
yang tinggi dan ekonomis. Namun yang diinginkan yang berarti akan mengurangi
pemanfaatan dan pengetahuan tentang cara- biaya permesinan dan bahan baku yang
cara pengolahannya masih sangat kurang, terbuang. Yang menjadi masalah utama untuk
sehingga sering banyak logam bekas yang memanfaatkan hasil serbuk tersebut adalah
terbuang percuma. Sehingga kita dituntut perlakuan-perlakuan terhadap serbuk logam
untuk bisa berkreatifitas melalui pemikiran tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga
atau ide. Salah satunya dengan cara menjadi sebuah benda yang mempunyai nilai
memanfaatkan bahan logam bekas atau sudah yang tinggi.
tidak terpakai (rijek) yang dibuat menjadi Bushing adalah bantalan jenis silinder
geram atau serbuk logam. Serbuk logam bercelah yang berfungsi untuk menumpu
tersebut dapat kita olah lagi melalui proses poros berbeban, sehingga putaran atau
pengepresan dengan bantuan alat pemanas gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung
menjadi benda logam padat. secara halus dan aman. Bushing termasuk
Metalurgi serbuk merupakan proses dalam klasifikasi bantalan luncur. Bantalan
pembuatan serbuk dan benda jadi dari serbuk luncur adalah bantalan dengan gerak relatif

89 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 89-95


yang terjadi antara permukaan bantalan pressing dilanjutkan dengan ekstrusi. Hasil
dengan permukaan yang ditumpu berupa penelitiannya menunjukkan bahwa masih
gerak luncur (sliding). terdapat porositas dalam matrik Al, Al2O3 dapat
Untuk mendapatkan proses pemadatan terdistribusi merata. Bentuk permukaan
yang sempurna proses kompaksi dapat perpatahan adalah perpatahan dimpels.
dilakukan pada temperatur tinggi atau dikenal Disamping itu dilaporkan bahwa awal retak
dengan istilah Hot Presing. Pres dalam terjadi pada interface antara matrik dan
keadaan panas akan menjadikan serbuk penguatnya.
menjadi lebih lunak/plastis, sehingga Fitria dan Waziz (2004) meneliti serbuk
memudahkan untuk dipadatkan. Untuk itu paduan Al-9% Si hasil pengikiran. Pembuatan
pengaruh suhu pemanasan hars dapat spesimen dengan variasi tekanan kompaksi
terkontrol agar didapat produk yang homogen. 300, 400 dan 500 MPa dan variasi suhu
Kepadatan sangat berpengaruh sekali sinter 450, 500 dan 550 oC selama 2 jam
terhadap kekuatan dari produk yang dalam lingkungan gas argon. Hasil penelitian
dihasilkan. Dari penelitian yang sudah menunjukkan bahwa dengan meningkatnya
dilakukan dengan melakukan variasi tekanan kompaksi dan suhu sinter akan
pemanasan pada saat pemadatan dengan meningkatkan kekerasan dan densitas dari
temperatur yang berbeda yaitu pada suhu spesimen.
ruang, suhu 100, 200 dan 300 oC, temperatur Metalurgi serbuk adalah metode yang
yang lebih tinggi sulit dicapai karena paling umum dalam pabrikasi pembentukan
keterbatasan alat. komposit matrik logam atau komposit matrik
Tujuan yang ingin diperoleh dari keramik (Suresh, 1993). Berbagai macam
penelitian ini adalah mengetahui proses paduan aluminium yang dapat digunakan
pembuatan bushing dengan memanfaatkan sebagai matrik komposit yaitu tipe 1100,
serbuk aluminiun sebagai bahan dasarnya, 2XXX, 6XXX, 7XXX dan Al-Mg. Sedangkan
mengetahui efek suhu pemanasan pada saat sebagai penguat dapat berupa partikel seperti
kompaksi terhadap sifat fisik dan mekanisnya. SiC, Al2O3, B4C, berupa whisker SiC atau
Dimensi ukuran bushing adalah diameter luar berupa serat pendek Al2O3 (Van Den Berg,
D2= 14 mm, diameter dalam D1= 8 mm, dan 1998).
tinggi (h)= 9 mm. Bahan yang dipakai untuk
membuat serbuk aluminium. Variasi suhu Beberapa produk hanya dapat dibuat
pressing (suhu ruang) 100 ºC, 200 ºC, 300 ºC, melalui proses serbuk, produk lainnya mampu
pemanasan dan pengepresan menggunakan bersaing dengan proses lainnya karena
alat cetakan Hot Pressing Metalurgi Serbuk. ketepatan ukuran sehingga tidak diperlukan
Beban pengepresan adalah 5400 Kg. Disinter penyeleseian lebih lanjut. Ini merupakan salah
dalam oven dengan temperature 450 ºC satu keunggulan dari proses serbuk metalurgi
selama 60 menit. Pengujian yang akan serbuk dibandingkan dengan proses lainnya.
dilakukan terhadap bushing adalah pengujian keuntungan dan keterbatasan metalurgi
berat jenis, kekerasan, keausan, dan struktur serbuk, metalurgi serbuk dapat menghasilkan
mikro produk yang lebih baik dan lebih ekonomis.
Rusianto, (2005) meneliti pembuatan Dibawah ini diterangkan keuntungan dan
komposit paduan Al/Al2O3 dengan metode keterbatasan metalurgi serbuk.Proses ini
metalurgi serbuk untuk pembuatan komponen dapat menghasilkan karbida sinter, bantalan
bushing. Bahan matrik yang digunakan adalah poros dan produk bimetal yang terdiri dari
serbuk paduan Al yang diperoleh dengan lapisan serbuk logam yang berbeda.Proses ini
proses machining. Pembentukan green body dapat menghasilkan produk dengan porositas
dilakukan dengan uniaxial pressing double yang terkendali.Proses ini dapat menghasilkan
action. Variasi parameter dalam penelitian ini bagian yang kecil dengan toleransi yang ketat
meliputi penambahan serbuk Al2O3 dengan dan permukaan yang halus dalam jumlah yang
fraksi berat 0, 3, 6, dan 9 % dengan tekanan banyak dan mampu bersaing dengan
kompaksi 500 MPa. permesinan.Serbuk yang murni menghasilkan
Ejiofor dan Reddy (1997) meneliti produk yang murni pula.Proses ini sangat
komposit paduan Al (hyper-eutectoid Al)/Al2O3 ekonomis karena tidak ada bahan yang
dengan metode tuang. Hasil penelitiannya terbuang selama proses produksi.Tidak
menunjukkan bahwa penambahan 3% berat diperlukan keahlian khusus untuk menjalankan
alumina, kekerasan meningkat dari 27 BHN mesin pres dan mesin-mesin lainnya.
menjadi 37 BHN dan UTSnya dari 75 MPa keterbatasan metalurgi serbuk antara
menjadi 93 MPa. lain; serbuk logam mahal dan terkadang sulit
Mazen dan Ahmed (1998) meneliti penyimpanannya karena mudah
komposit Al/Al2O3 dengan metode PM hot terkontaminasi, alat peralatan mahal,

Rusianto, Hot Pressing Metalurgi Serbuk Aluminium dengan Variasi Suhu Pemanasan 90
beberapa jenis produksi tidak dapat dibuat Pemanasan kompak mentah sampai
secara ekonomis karena keterbatasan suhu tinggi disebut sinter. Pada proses sinter,
kapasitas mesin pres dan rasio kompresi benda padat terjadi karena terbentuk ikatan-
berbagai jenis serbuk. Bentuk yang sulit atau ikatan.panas menyebabkan bersatunya
rumit tidak dapat dibuat karena selama partikel dan efektivitas reaksi tegangan
penekanan (pemampatan) serbuk logam tidak permukaan meningkat. Waktu sinter berkisar
mampu mengalir mengisi ruangan cetakan. antara 20 sampai 45 menit. Waktu pemanasan
Pada serbuk logam yang mempunyai titik cair berbeda untuk jenis logam yang berlainan dan
yang rendah seperti Timah, Timah Hitam, Zing tidak diperoleh manfaat tambahan dengan
dan Cadmium mungkin timbul kesulitan dalam diperpanjangnya waktu pemanasan.
sinter, oksida-oksida logam tersebut tidak Lingkungan sangat berpengaruh karena benda
dapat direduksi pada suhu di bawah titik cair mentah terdiri dari partikel yang kecil yang
logam tersebut. Oleh karena itu oksida tetap memiliki daerah.
ada dan akan menimbulkan kesulitan pada Sinter dari bahan serbuk logam adalah
waktu sinter dan menghasilkan produk yang suatu proses yang komplek dan sulit untuk
tidak bermutu.Beberapa jenis logam yang didefinisikan secara pasti. Dalam
halus merupakan sumber bahaya ledakan dan pendekatannya, sinter dapat didefinisakan
kebakaran.Dengan proses ini sulit sebagai proses perlakuan panas terhadap
mendapatkan kepadatan yang merata benda yang telah mengalami proses
Proses kompaksi adalah suatu proses kompaksi, biasanya didalam gas atmosfir atau
pembentukan logam dari serbuk logam gas mulia pada suatu suhu dibawah titik lebur
dengan mekanisme penekanan setelah serbuk dari bahan tertinggi dari campuran serbuk
logam dimasukkan ke dalam cetakan (die). sehingga terjadi ikatan kimia dari kumpulan
Proses kompaksi pada umumnya dilakukan partikel dan menjadi bentuk yang homogen
dengan penekanan satu arah dan dua arah. sebagai pengaruh dari kenaikan temperatur.
Pada penekan satu arah penekan atas
bergerak kebawah. Sedangkan pada dua arah, METODE PENELITIAN
penekan atas dan penekan bawah saling Bahan yang digunakan sebagai
menekan secara bersamaan dalam arah yang penelitian adalah aluminium serbuk. Kemudian
berlawanan. Jenis dan macam produk yang dilakukan kompresi dengan mekanismw
dihasilkan oleh proses metalurgi serbuk sangat seperti pada Gambar 1. Pada proses
ditentukan proses kompaksi dalam pembuatan bushing, kompaksi tekanan yang
membentuk serbuk dengan kekuatan yang dibutuhkan adalah 5400 Kg.. Variasi suhu
baik. Pada proses kompaksi serbuk meliputi pressing T (suhu ruang) 100 ºC, 200 ºC, 300
proses pengepresan suatu bentuk di dalam ºC, pemanasan dan pengepresan
cetakan (die and mauld) yang terbuat dari menggunakan alat cetakan hot pressing
baja. Tekanan yang diberikan berkisar antara metalurgi serbuk. Dimensi ukuran bussing
20 sampai 1400 MPa. yang akan dibuat adalah diameter luar D2= 14
mm, diameter dalam D1= 8 mm, dan tinggi
(h)= 9 mm,

Gambar 1. Skema proses kompaksi pembentukan bushing

Peralatan hot pressing yang digunakan seperti sekelilingnya. Pres dilakukan setelah
pada Gambar 2 .Catakan terbuat dari bahan temperatur tercapai sesuai denhgan yang
baja dengan diberi pemanas pada diinginkan.

91 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 89-95


(a) suhu pressing 100 ºC

Gambar 2. Cetakan Hot Pressing Metalurgi


Serbuk

Setelah proses kompaksi spesimen


dilakukan proses sinter muffle furnance,
dengan temperatur 450 0C selama 60 menit.
Setelah proses sintering selesai, spesimen
dikeluarkan dari dalam dapur dengan
pendinginan udara. Pengujian sifat fisik
meliputi struktur mikro dan berat jenis.sedang (b) suhu pressing 200 ºC
sifat mekanis meliputi pengujian kekerasan
metode Rockwell A, dan keausan
mengunakan mesin ogoshi high speed
univaersal wear testing machine.

PEMBAHASAN
Produk hot pressing yang dihasilkan
berupa bushing seperti pada Gambar 3 ,
bushing dapat digunakan sebagai bahan
bantalan luncur pada elemen mesin.

(c) suhu pressing 300 ºC


Gambar 4 Struktur mikro alumunium hot
pressing variasi suhu kompaksi

Gambar 3. Bushing hasil pengepresan


20

Struktur Mikro 18

Pengujian struktur mikro dari benda uji 16

berupa Aluminium hot pressing, bertujuan 14


porositas (%)

untuk mengamati dan mengetahui struktur 12

mikro pada serbuk aluminium yang telah 10

8
mengalami proses pemanasan dan
6
pengepresan. Setelah dilakukan proses
4
penghalusan, pemolesan dan pengetsaan,
2
benda uji dapat diamati struktur mikronya
0
dengan mikroskop dan difoto, Gambar 4. 0 50 100 150 200 250 300 350
o
Temp. Kompresi ( C)

Gambar 5. grafik pengaruh suhu hot pressing


terhadap jumlah porositas (%)

Dari proses pengepresan dengan


suhu yang bervariasi terlihat pada
pemeriksaan struktur mikro diketahui bahwa
aluminium barwarna putih keabuan sedangkan

Rusianto, Hot Pressing Metalurgi Serbuk Aluminium dengan Variasi Suhu Pemanasan 92
yang berwarna kehitaman pada foto strukrur tersebut dapat disebabkan oleh sifat bahan
mikro adalah porositas. yang semakin plastis jika mengalami
Dapat dilihat pada struktur mikro, pemanasan, sehingga pada saat penekanan
dihitung dengan kertas milimeter blok. Pada bahan mudah mengalami perubahan bentuk
pembahasan struktur mikro bushing, (lebih mudah mengalir mengisi tempat-tempat
menunjukan bahwa semakin tinggi suhu kosong).
kompaksi maka jumlah porositas semakin
berkurang. Hal tersebut teramati dari Gambar Berat jenis
5a,5b, dan 5c. Menunjukan kepadapan dari Dari penelitian terhadap spesimen
spesimen meningkat. Hal ini menunjukkan didapat data hasil pengukuran berat jenis
bahwa semakin tinggi variasi suhu yang dengan data-data yaitu semakin rendah
digunakan pada waktu pengepresan maka porositas tentunya berat jenis menjadi
akan semakin meningkatkan kepadatan meningkat. Jumlah kekosongan atau porositas
serbuk dan akan mengakibatkan porositas dari pengamatan struktur mikro berkurang,
bushing semakin rendah. Peningkatan menyebabkan kepadatan meningkat
2,56

2,54

2,52
Berat jenis (gr/cm 3)

2,50

2,48

2,46

2,44

2,42
sesudah sinter
subelum sinter
2,40
0 50 100 150 200 250 300 350
Temp. Kompresi (o C)

Gambar 6. Berat jenis bushing sebelum dan sesudah disinter

Dari hasil perhitungan berat jenis 25

bahwa bushing sebelum sinter suhu press


100°C hanya mempunyai berat jenis rata-rata 20

2,42 gr/cm2, untuk suhu press 200°C adalah


2,43 gr/cm2, sedangkan suhu 300 °C sebesar
Kekerasan (HRA)

15
2,45 gr/cm2. Berat jenis bushing setelah
sintering mengalami kenaikan, yaitu untuk
10
bushing suhu press 100°C mempunyai berat
jenis rata-rata 2,50 gr/cm2, untuk suhu press
200°C adalah 2,52 gr/cm2, sedangkan suhu 5

300 °C mencapai 2,54 gr/cm2. Semakin tinggi


suhu press berat jenis bushing semakin 0
meningkat. Hal ini terjadi karena semakin 0 50 100 150 200 250 300 350
Tem p. Kom paksi ( oC)
tinggi suhu yang digunakan pada waktu
pengepresan akan semakin meningkatkan Gambar 7. grafik pengaruh suhu hot pressing
kepadatan serbuk dan mengakibatkan terhadap kekerasan
porositas bushing semakin rendah, karena
porositas semakin rendah akan Dari data hasil perhitungan kekerasan
mengakibatkan berat jenis terhadap bushing bushing setelah sinter, peningkatan kekerasan
meningkat. yang terjadi setelah sintering dapat dilihat
pada Gambar 7, bahwa Bushing yang telah
kekerasan mengalami proses sintering, diuji
Pengujian dilakukan dengan mesin uji kekerasannya sehingga diketahui bahwa
kekerasan Rockwell A. Dhasil penelitian tersaji bushing hasil pengepresan dengan suhu yang
dalam bentuk grafik sebagai berikut. lebih tinggi pada metalurgi serbuk, semakin
menaikkan kekerasan bushing. Dengan
menaikkan suhu yang lebih tinggi pada saat

93 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 89-95


proses pengepresan menunjukkan bahwa juga meningkat. Hal ini menunjukan korelasi
suhu press 100 °C hanya memiliki nilai positif.
kekerasan rata-rata 17,1 HRA, untuk suhu Pengaruh suhu press meningkatkan
press 200 °C memiliki kekerasan rata-rata kepadatan, kekerasan dan ketahanan aus
19,2 HRA, sedangkan variasi suhu press 300 pada spesimen akibat pengaruh tersebut
°C memiliki kekerasan rata-rata mencapai disebabkan oleh bahan yang menjadi sifat
22,5 HRA. Semakin tinggi suhu press tingkat plastis pada suhu tinggi. Sifat plastis bahan
kekerasan semakin meningkat, dibuktikan dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan
dengan perhitungan porositas pada kekuatan tegangan tarik akibat naiknya
pembahasan struktur mikro bushing semakin temperatur bahan. Proses kompaksi
tinggi suhu press maka porositas semakin merupakan proses perubahan bentuk bahan
rendah. Hal ini terjadi karena semakin tinggi dimana bahan yang dubah bentuk, tegangan
suhu yang digunakan pada waktu yang diberikan harus melebihi dari kekuatan
pengepresan akan semakin meningkatkan bahan itu sendiri, yaitu sifat plastis bahan.
kepadatan serbuk, dan mengakibatkan Dengan menurunnya sifat platis bahan
porositas bushing semakin rendah, karena menyebabkan bahan menjadi lebih mudah
porositas semakin rendah membuat diubah bentuk. Pada penelitian ini suhu
kekerasan bushing semakin meningkat. tertinggi yang dapat dicapai hingga 300 0C,
Keausan untuk mendapatkan suhu yang lebih tinggi lagi
Dari penelitian terhadap bushing sulit dicapai karena keterbatasan alat.
didapat hasil pengukuran ketahanan aus
didapat data-data sebagai berikut :Pengujian KESIMPULAN
keausan dilakukuan dengan metode Ogoshi Dari hasil pengujian-pengujian dapat
High Speed Univaersal Wear Testing Machine. disimpulkan beberapa hasil antara lain: Pada
Hasil penelitian keausan bushing setelah foto struktur mikro terlihat bahwa aluminium
sinter, terjadi penurunan laju keausanseperti berwarna putih keabuan dan yang terlihat
pada Gambar 8. berwarna hitam pada struktur mikro
merupakan porositas. Persentase rata-rata
255
porositas mengalami penurunan dengan
meningkat Dari hasil perhitungan berat jenis
250 bahwa bushing mengalami kenaikan dengan
meningkatnya suhu hot pressing gegitu pula
Laju keausan (m m 3 /kg)

245
setelah proses sinter. Pada pengujian
kekerasan diketahui bahwa kekerasan bushing
semakin meningkat dan laju keausan dari
240
hasil pengujian keausan diketahui bahwa
keausan bushing semakin menurun dengan
235 meningkatnya suhu hot pressing.

230
0 50 100 150 200 250 300 350 DAFTAR PUSTAKA
Temp, Kompaksi (o C)
Randall M. German, 1994, Powder Metallurgy
Gambar 8. Pengaruh suhu hot pressing Science. Metal Powder Industries
terhadap laju keausan Federation Princenton, New Jersey.
R. Daru Dono,2000Pengaruh Proses
Bushing dengan suhu press semakin Perlakuan Panas Aging 120 ºC
tinggi diketahui mengalami abrasi semakin Pada Metalurgi Serbuk (95 % Al – 5 %
kecil, bahwa ketahanan aus suhu Cu) Terhadap Kekerasan, Densitas,
pengepresan 100 °C mencapai 251.997 Struktur Mikro Dan Porositas. Skripsi
mm3/kg, untuk keausan rata-rata suhu Institut Sains dan Teknologi
pengepresan 200 °C adalah 242.497 mm3/kg, AKPRIND, Yogyakarta
sedangkan keausan rata-rata suhu Rusianto, T., Wildan M. W., Heru S.B.R., 2004,
pengepresan 300 °C hanya 232.389 mm3/kg. Pengaruh Penambahan Al2O3 dan
Semakin tinggi suhu press tingkat keausan Tekanan Kompaksi Pada Komposit
semakin menurun, dibuktikan dengan Al/Al2O3 Terhadap Densitas Relatif
perhitungan porositas pada pembahasan dan Kekerasan, Prosiding Seminar
struktur mikro bushing semakin tinggi suhu Nasional Perkembangan Riset dan
press yang digunakan porositas semakin Teknologi di Bidang Industri,
rendah, berat jenis meningkat dan kekerasan Yogyakarta.

Rusianto, Hot Pressing Metalurgi Serbuk Aluminium dengan Variasi Suhu Pemanasan 94
Rusianto, Toto., 2005, “Pembuatan Bushing
dari Bahan Serbuk Komposit Al/ Al2O3
dengan variasi penambahan Al2O3”
Proseding seminar nasional ReTII di
STTNas Yogyakarta. ISBN 979-
99711-0-1. Yogyakarta 11 Juni 2005
Suresh, S., Mortensen A. dan Alan N., 1993,
“Fundamentals of Metal Matrix
Composites”, Butterworth –
Heinemann, London.
Van den Berg, Mark R., 1998,”Aluminum
MMC’s-Current Status & Future
Prospect : Commercial Applications”
Prosiding dalam Al MMC Corsortium
website:www.almmc.com.
Xia, X., McQuenn H.J. dan Zhu H., 2000,
“Fracture Behavior of Particle
Reinforced Metal Matrix Composites” ,
Journal of Applied Composite
Materials, 9: pp 17-31, 2002, Kluwer
Academic Publisher Netherland.

95 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 89-95

Anda mungkin juga menyukai