Dengan Variasi Temperatur Sintering dan Waktu Tahan Sintering Terhadap Modulus Elastisitas
Sebagai Metode Alternatif Dari Proses Deep Drawing
Herryan Syahputra. 1, Dr. Widyastuti, S.Si, M.Si2, Ir. S a d i n o, MT2
1. Mahasiswa jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
2. Dosen jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
Abstrak
Cu65Zn35 merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kelongsong peluru. Material
ini memiliki sifat mekanik yang baik, diantaranya kemampuan bentuk (machinability), kemampuan tahan
korosi dan memiliki kekuatan tarik yang baik. Metode metalurgi serbuk sedang dikembangkan karena
metode ini memiliki banyak kelebihan diantaranya, efisiensi pemakaian bahan yang baik, porositas
dapat dikontrol, besar butir mudah di kontrol dan digunakan untuk pembuatan produk yang memiliki
desain yang rumit. Kontrol yang dilakukan yaitu 700, 800, 900 oC temperatur sintering dan 30, 60, 90
menit waktu tahan sintering. Dengan variabel yang ada dapat diketahui pengaruh temperatur sintering
dan waktu tahan sintering terhadap modulus elastisitas. Melalui pengujian Densitas, XRD, SEM/EDX,
dan uji modulus elastisitas. Data yang diperoleh menunjukkan, variasi temperatur dan waktu tahan
sintering yang menghasilkan nilai modulus elastisitas tertinggi yaitu temperatur 700 oC dan 30 menit
waktu tahan sintering, dimana nilai modulus elastisitas yang dihasilkan sebesar 56504.99 MPa. Sehingga
komposit Cu65Zn35 dengan metode metalurgi dapat membuat kelongsong peluru.
Keyword : metalurgi serbuk, temperatur sintering, waktu tahan sintering, modulus elastisitas
Abstract
CuZn is material which used in bullet case manufactured. This material has a good mechanical
properties, such as good machinability, corrosion resistant and has a good fatigue strength. Powder
metallurgy methods are being developed because this method has many advantages such as, the efficiency
of the use material, it can be controlled the porosity, grain size easy to control and this method used to
manufacture products that have intricate designs. Sintering Temperature and holding time has been
controlled with variation 700, 800, 900 oC and 30, 60, 90 minute. With Variables can be known effect of
sintering temperatur and holding time of modulus elasticity. Trough density testing, XRD, SEM/EDX, and
Modulus elasticity Testing. The result is sintering temperature and holding time that give the highest
modulus elasticity is 700oC and 30 minute, where the modulus elasticity is 56504.99 MPa. So Cu65Zn35
Alloy can be used as bullet case material.
Keywords : Powder Metallurgy, Sintering Temperature, Holding Time, Modulus Elasticity
Pendahuluan
Industri pertahanan dan keamanan bagi
setiap negara merupakan industri yang strategis.
Indonesia telah memiliki industri pertahanan dan
keamanan yaitu PT. PINDAD yang menghasilkan
kelongsong peluru dari salah satu dari produksinya
yang pembuatannya menggunakan proses deep
drawing. Proses deep drawing ini memiliki
kelemahan yaitu kelemahan pada aspek produksi
dan material. Kelemahan proses produksi ini
adanya kemungkinan terjadinya stress cracking
corrosion (SCC) akibat adanya tegangan sisa
karena proses deep drawing.(Stacey Clark, 1994)
Oleh karena itu dibutuhkan metode alternatif atau
proses lain dalam pembuatan kelongsong peluru ,
Start
Preparasi serbuk CuZn (65%35%)
(6.9 gr/sampel)
Kompaksi dingin
Pada cetakan 600Mpa
Sintering
700, 800, dan 900 C
Pengujian
densitas
(Green &
Sinter)
Pengujian
Identifikasi Fasa
(X-Ray
Difraction)
Pengujian
Mikrostruktur
(SEM/EDAX)
Analisa Data
dan Pembahasan
Kesimpul
an
End
Pengujian
Modulus
Elastisitas
(Spriggs)
Komposisi (%)
0.4
0.42
0.19
0.067
0.01
0.062
61.45
36.6
0.46
0.31
90
30
60
600
700
800
900
1000
CuZn
ZnO
CuO
90 mnt
7.1
6.9
700
6.7
800
6.5
900
60 mnt
30 mnt
6.3
0
50
100
90 mnt
60 mnt
30 mnt
Temperatur 700oC
Temperatur 900oC
25
20
60
15
30
90
10
600
700
800
900
porositas
25
20
700
15
800
cracking
Porositas
900
10
0
50
100
50000
700
40000
800
30000
60000
3
0
6
0
50000
40000
30000
600
700
800
900
1000
900
0
100
50
CuZn
ZnO
DAFTAR PUSTAKA
Arif Fachrudin,Muhammad. 2008. Pengaruh
Temperatur Sintering terhadap Struktur Mikro
Daerah Lamiasi Komposit Laminat Al/Al2O3Al-SiC. Surabaya: Teknik Material dan
Metalurgi
Andic, Z., et al. 2004. Influence Of Alu"mina
Content On The Sinterability Of The Cu-Al2O3
Pseudo
Alloy
(COMPOSITE).MTAEC9,38(5)245(2004)
ASM
Handbook,
1998,
Powder
Metal
Technologies
and
Applications,
ASM
International Volume 7, USA.
Fauziati, Arfina. 2010. Sintesis MMCS Cu-Al2O3
Melalui Proses Metalurgi Serbuk Dengan
Variasi Fraksi Volume Al2O3 Dan Temperatur
Sintering Sebagai Alternatif Bahan Kelongsong
Peluru. Surabaya: Teknik Material dan
Metalurgi
Feng, C. dan Clark, Stacey. 1994. Malfunction
and Failure Analysis Investigation of C26000
(Cu-30%Zn) Brass Cartridge Cases. Materials
Characterization 32:15-23
German.R.M 1984, powder metallurgy science
metal powder industries federation, priceton, Nj
Hausner, H. H. dan Mal, M. K. 1982. handbook
of powder metallurgy . New York :chemical
publishing Co. Inc
Imai, Hisashi., Kosaka, Yoshiharu., et al. 2009.
Characteristic and Machinability of lead-free
P/M Cu60-Zn40 brass alloys dispered with
graphite .Powder Technology 198 (2010) 417
421
Kang, Suk Joong-Lee. 2005. Sintering
Densification,
Grain
Growth,
and
Microstructure.Oxford: Elsevier ButterworthHeinemann
Kartika Sari, Rike. 2010. Sintesis MMCS CuAl2O3 Melalui Proses Metalurgi Serbuk Dengan
Variasi Fraksi Volume Al2O3 Dan Gaya Tekan
Kompaksi
Sebagai
Alternatif
Bahan
Kelongsong Peluru. Surabaya: Teknik
Material dan Metalurgi.
Kol. CTP Drs. Umar S. Tarmansyah, strategi
inovasi dan pengembangan iptek dan industry
pertahanan.
dephan)
(puslitbang
indhan
balitbang