Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM LABORATORIUM METALURGI

METALOGRAFI

Oleh:

Wimar Surya Prakarsa

C12180070

Hari praktikum : Rabu

Tanggal praktikum : 23 Oktober 2019

Jam praktikum : 07.30-10.30

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2019
BAB 1

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari struktur mikro suatu logam.


2. Dapat mengenali struktur-struktur yang tampak.
3. Mengetahui pengaruh komposisi terhadap struktur mikro suatu logam.
4. Dapat melakukan Analisa terhadap logam berdasarkan struktur mikronya.
5. Mengerti kegunaan metalografi dalam Analisa logam.

BAB II
TEORI DASAR

Metalografi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai struktur mikro


material logam. Kondisi struktur mikro suatu material sangat mudah
mempengaruhi sifat-sifat mekanisnya. Dengan pengamatan dan Analisa mikro
struktur dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi sifat suatu material.

Material Uji

Material uji (spesimen) yang diperlukan untuk pengamatan metalografi


bisa disiapkan dengan berbagai macam ukuran. Untuk meningkatkan efisiensi,
lebih baik bila spesimen berukuran lebih kecil namun bisa mewakili bagian yang
ingin diperiksa atau merupakan bagian yang ingin diteliti. Pemisahan spesimen
bisa dilakukan dengan menggunakan gergaji, roda abrasive atau dengan flame
cutting. Dianjurkan bahwa dilakukan proses pemotongan yang disertai dengan
pemberian cairan pendingin.

Bila spesimen memiliki ukuran yang kecil, tipis atau sulit untuk dipegang,
misalkan plat tipis atau kawat berukuran kecil, maka dianjurkan untuk melakukan
proses mounting. Mounting adalah penggunaan pemegang atau proses pembesaran
pemegang system.
Mounting dilakukan dengan menggunakan bahan resin atau plastic
thermosetting. Spesimen dicetakkan dengan bahan ini sehingga memiliki ukuran
yang lebih besar. Jenis bahan yang digunakan bergantung pada spesimen yang
akan diuji. Plastic thermosetting tidak cocok untuk material yang rentan terhadap
temperature atau tekanan tinggi, karena proses pengerasan plastic thermosetting
memerlukan penekanan yang disertai dengan pemanasan. Resin memiliki
keunggulan karena tidak memerlukan pemanasan atau penekanan untuk mengeras.
Plastic thermosetting yang umum digunakan adalah Bakelite atau Lucite, dimana
Lucite memiliki warna yang transparan.

Setelah spesimen dipotong dan dapat dipegang dengan mudah, maka


dilakukan penghalusan permukaan. Proses penghalusan permukaan dilakukan
dengan menggunakan amplas dan poles. Pengamplasan dilakukan dalam dua
tahap, yaitu pengamplasan kasar (grade 90-320) dan pengamplasan halus (grade
400-1200). Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan air, untuk mencegah
pemanasan, dan orientasi pengamplasan dirotasi 90º pada tiap kali penggantian
amplas, untuk mempermudah pengamatan terhadap laju pengamplasan.
Pengamplasan kasar dilakukan secukupnya sehignga lapisan yang terpengaruh
oleh proses pemotongan dapat hilang seluruhnya. Agar proses penghalusan bisa
menghasilkan permukaan yang baik, maka perlu diperhatikan lama pengamplasan
pada tiap grade dan kualitas amplas yang digunakan. Waktu pengamplasan
disarankan 2-3 kali waktu yang diperlukan untuk menghasilkan garis gores yang
seragam. Penggunaan amplas baru dengan amplas lama akan berpengaruh
terhadap kualitas permukaan dan lama waktu yang dibutuhkan. Hal ini karena
amplas lama menyebabkan permukaan spesimen mengalami pengerjaan dingin.

Setelah pengamplasan selesai, maka dilanjutkan dengan pemolesan.


Abrasive yang digunakan bisa berupa pasta intan, serbuk MgO, alumina, atau
SiO2. Pemolesan dilakukan sampai semua bekas goresan amplas hilang. Setelah
pemolesan selesai, maka permukaan spesimen harus dibersihkan dari sisa-sisa
serbuk abrasive. Hal ini bisa dilakukan dengan membilas dengan air atau secara
ultrasonic.
Metode pemolesan, lama pemolesan, dan jenis abrasive yang digunakan
bergantung pada jenis paduan, fase paduan tersebut, dan tingkat kehalusan yang
diinginkan.

Intan dan alumina digunakan untuk pemolesan awal, dan SiO2 dan MgO
untk pemolesan akhir. Untuk paduan-paduan tertentu, seringkali proses pemolesan
diselingi dengan pengetsaan. Untuk metode yang tepat untuk tiap jenis logam atau
paduan, dianjurkan untuk melihat referensi, misalnya ASM Handbook Vol. 9:
Metallography and Microstructures.

Penyiapan spesimen perlu diperhatikan dengan seksama, karena akan


mempengaruhi struktur yang tampak. Seandainya terjadi keraguan terhadap
struktur yang terlihat, maka dianjurkan untuk melakukan proses pengamplasan
atau pemolesan lagi. Ketidaksempurnaan permukaan akibat goresan-goresan yang
tidak hilang akan tampak sangat jelas, terutama dengan pembesaran yang tinggi.
Kebersihan yang rendah terhadap permukaan spesimen dapat menyebabkan
munculnya struktur-struktur semu, yang merupakan pengotor, perubahan akibat
pemanasan, atau abrasif yang tersisa.

ETSA

Etsa merupakan larutan kimia yang digunakan untuk memungkinkan


pengamatan struktur mikro. Etsa bekerja dengan tiga cara, yaitu:

1. Melarutkan lapisan aliran logam yang terbentuk sebagai akibat dari proses
persiapan permukaan spesimen.
2. Membedakan struktur yang terdapat pada logam.
3. Memberikan warna pada struktur mikro sehingga mempermudah
pengenalan dan Analisa (untuk pengetsaan berwarna).

Etsa dapat membedakan struktur mikro karena perbedaan komposisi fase atau
orientasi kristal sehingga terjadi perbedaan tingkat pelarutan struktur oleh etsa
yang digunakan. Struktur yang mudah dilarutkan akan tampak gelap, karena
permukaannya menjadi tidak rata/kasar.
Jenis etsa yang harus digunakan harus bisa dipilih secara tepat. Pemilihan
etsa tergantung pada jenis material yang akan diamati serta jenis struktur yang
menjadi perhatian. Untuk beberapa paduan, seperti paduan tembaga, terdapat
beberapa macam etsa yang memiliki fungsi yang sama. Untuk hal ini, dianjurkan
untuk menggunakan etsa yang paling mudah dibuat atau disesuaikan dengan etsa
yang digunakan oleh gambar referensi. Berikut adalah beberapa etsa yang umum
digunakan :

Fe dan Paduan

1. Natal: 1-5 ml HN O3 dan 98 ml ethanol atau methanol (95% atau


absolute). Digunakan pada baja karbon untuk membedakan ferrite dengan
pearlite atau cementite, membedakan ferrite dengan martensite,
menunjukkan batas butir ferrite. Lama pengetesan: celup selama beberapa
detik sampai 1 menit.
2. Picral : 4 g asam picric, 100 ml ethanol atau methanol (95% atau
absolute), dan 4-5 tetes 17% zephiran chloride. Gunakan ethanol bisa asam
mengandung 10% atau lebih air. Untuk baja karbon yang telah mengalami
perlakuan panas, memberikan resolusi yang lebih baik daripada Nital
untuk struktur halus. Membedakan karbida. Celup selama beberapa detik
sampai 1 menit.
3. Larutan Vilella’s : 2 ml HCl, 1 g asam picric, dan 100 ml ethanol atau
methanol (95% atau absolute). Menunjukkan batas butir austenite pada
baja hasil pengerasan/tempering.

Aluminium dan Paduannya

1. Etsa HF: 1 ml HF (48%), dan 200 ml H 2 O . untuk struktur secara umum.


Celup selama 30-45 detik atau oleskan selama 15 detik. HF melarutkan
kaca.
2. Larutan Keller’s : 3 ml HF (48%), 3 ml HCL (conc.), 5 ml HN O3 (conc.),
190 ml H 2 O . celupkan selama 8-15 detik, bilas dalam aliran air, keringkan
dengan udara panas. Jangan bersihkan permukaan dari sisa-sisa etsa.
3.

Tembaga dan Paduannya

5 g FeCl3. 5-30 ml methanol. Menggelapkan fase β dalam kuningan (α+β)


dan kuningan aluminium. Celup atau oles selama 1 detik sampai beberapa menit.
Dalam penyiapan etsa, perlu diperhatikan mengenai bahaya cairan kimia. Hal ini
penting karena kebanyakan etsa mengandung atau memerlukan cairan kimia
berupa asam atau basa konsentrat serta senyawa-senyawa yang beracun.
Diwajibkan untuk membaca terlebih dahulu keterangan yang terdapat pada botol-
botol kimia sehingga bisa menghindari kecelakaan. Penggunaan etsa harus
dilakukan sesuai dengan anjuran yang terdapat bagi tiap jenis etsa. Hal yang sama
berlaku untuk penyimpanan etsa, karena ada beberapa yang tidak stabil untuk
disimpan lama atau diperlukan dalam keadaan baru dicampur. Keterangan
lengkap mengenai jenis-jenis, penggunaan, dan penyiapan etsa dapat dilihat pada
ASTM E-407 atau buku ASM Handbook Vol. 9 : Metallography and
Microstructures.

Struktur Mikro

Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan menggunakan pembesaran


yang rendah terlebih dahulu. Hal ini untuk melihat struktur mikro secara luas. Bila
kemudian terdapat daerah yang menaril perhadtian, maka akan dilakukan
pengamatan dengan pembesaran yang lebih tinggi. Pembesaran awal umumnya
adalah 100 kali. Struktur mikro yang tampak sangat tergantung pada jenis material
yang diamati.
Baja Karbon dan Paduan

Baja karbon merupakan logam dengan unsur dasar Fe, dengan paduan
karbon tidak lebih dari 2% beratnya. Paduan lainnya yang biasanya diberikan
adalah mangan, dengan jumlah tidak lebih dari 1%. Baja karbon memiliki struktur
berupa ferrite-pearlite (hypoeutectoid) atau pearlite-cementite (hypereutectoid).
Untuk baja eutectoid (0,8% C), strukturnya adalah pearlite. Ferrite akan tampak
sebagai butir terang, pearlite sebagai butir berwarna gelap, dan cementite sebagai
butir terang. Untuk membedakan ferrite dengan cementite, biasanya dilakukan
dengan menggunakan pengujian kekerasan. Selain itu, ferrite dan cementite jarang
berada dalam struktur yang sama, kecuali sebagai pearlite dan pada baja yang
telah mengalami spheroidizing, dimana cementite akan berupa butir-butir kecil
yang dibatasi oleh garis hitam.

Untuk baja yang telah mengalami pengerasan, misalnya quenching atau


tempering, maka struktur metastabil umumnya tampak, seperti martensite dan
bainite. Bila dietsa dengan Nital atau Picral, maka martensite berwarna terang dan
bainite cenderung gelap. Terdapat berbagai jenis martensite dan bainite, dan
terkadang agak sulit untuk dikenali atau dibedakan. Martensite dapat dibedakan
dengan ferrite karena ferrite lebih terang dan berupa butir halus.

Pada baja paduan, terdapat berbagai variasi unsur tambahan yang dapat
dipadukan dengan Fe. Secara umum, fase yang tampak serupa dengan baja karbon
biasa, namun untuk beberapa paduan, fase austenite akan tampak. Hal ini
umumnya tampak pada baja tahan karat atau baja paduan yang memiliki kadar
nikel tinggi.

Tembaga dan Paduannya

Tembaga ditandai dengan warnanya yang cenderung kekuningan atau


kemerahan, tergantung paduannya. Fase tembaga umumnya tunggal, namun ada
beberapa paduannya yang memiliki fase ganda (α+β). Struktur paduan fase ganda
terdiri dari fase α (tembaga) dan eutectic. Paduan tembaga dengan oksigen
menghasilkan struktur yang memiliki dendrite/partikel oksida. Untuk
membedakan antara paduan tembaga yang berfase tunggal agak sulit. Hali ini
karena semuanya memiliki fase yang sama, yaitu fase α.

Aluminium

Aluminium (Al) merupakan logamyang memiliki sistem paduan yang luas


dengan berbagai jenis paduan. Hal ini menyulitkan pengenalan dan pembedaan
struktur mikro. Fase-fase yang tampak akan sangat bergantung pada jenis paduan
yang terdapat dalam logam tersebut. Selain itu, beberapa fase berada dalam
jumlah yang sangat sedikit sehingga sulit untuk dipisahkan dari fase-fase lainnya.
Meskipun demikian, terdapat beberapa fase yang dapat dengan mudah dikenali.
Salah satunya adalah keberadaan silicon (Si). Hal ini karena Si memiliki tingkat
kelarutan yang rendah dalam Al. Paduan Al-Si akan terdiri dari Si primer yang
berada dalam matriks eutectic. Pengetsaan dengan HF akan menyebabkan matriks
eutectic memiliki warna yang lebih terang daripada Si primer.

Terdapat pula beberapa fase yang memiliki warna alami sebelum


pengetsaab yang khas. hal ini berlaku untuk Si, Mg 2Si, Mg2Al3, CuAl2.
Pengamatan dapat dilakukan pada permukaan yang telah dipoles halus dan bersih,
dengan pembesaran sekitar 500 kali. Dalam menentukan fase-fase paduan
aluminium, akan sangat membantu apabila telah diketahui komposisi dari paduan
tersebut terlebih dahulu.

Diagram Fase

Dalam melakukan analisa terhadap struktur mikro suatu logam, diagram


fase merupakan alat bantu yang sangat penting. Diagram fase digunakan untuk
memperkirakan komposisi logam berdasarkan fasenya yang tampak, atau
memperkirakan strukturnya berdasarkan komposisinya yang telah diketahui
terlebih dahulu. Diagram fase menunjukkan fase-fase yang muncul sebagai akibat
dari pendinginan secara equilibrium, dan tidak cocok untuk digunakan dalam
menganalisa logam yang telah mengalami pendinginan yang non-equilibrium,
seperti quenching. Untuk menentukan struktur hasil quenching, diperlukan
diagram IT (isothermal transformation) atau CT (continuous transformation).
Perlu diingat bahwa diagram fase hanya bisa digunakan untuk sistem paduan
tertentu saja.

Diagram fase untuk sistem paduan dua unsur relative mudah untuk
diperoleh dan diterjemahkan. Diagram fase untuk sistem tiga paduan lebih
terbatas dan agak sulit diinterpretasi.

Yang lebih umum tersedia adalah potongan/irisan dari diagram fase tiga
paduan yang menghasilkan diagram fase dengan dua paduan bervariasi tetapi satu
paduan tetap.

gambar 4.1 Diagram Fase Fe-Fe3C

Dari diagram fase, dapat diketahui fase logam pada berbagai temperature
dan % kadar paduan yang dimiliki. Diagram fase untuk sistem paduan Cu-Zn dan
Al-Mn masing-masing ditunjukkan pada gambar 4.2 dan 4.3
Gambar 4.2 Diagram Fase Cu-Zn

Gambar 4.3 Diagam Fase Al-Mn


BAB III

ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop optik tipe Examet Union 62023 (Gambar 4.4)


2. Kamera Nikon tipe FX/35 W (Gambar 4.4)
3. Mesin amplas dan kertas amplas grade 240-1000
4. Spesimen: St 42, St 60, aluminium, kuningan, tembaga

BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan spesimen dari bahan yang telah tersedia


2. Menghaluskan permukaan tiap spesimen dengan menggunakan
amplas, mulai dari grade 240 sampai dengan grade 1000.
Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan pendingin berupa air.
Naik grade apabila goresan pada permukaan telah seragam. Rotasi
orientas spesimen pada saat naik grade sehingga proses pengamplasan
bisa lebih mudah diamati. Pengamplasan lebih mudah bila dilakukan
dengan kertas amplas baru.
3. Membersihkan permukaan spesimen dengan air.
4. Menempatkan spesimen pada alas pengamatan, menurunkan alas
pengamatan lalu menepatkan alas kaca di atasnya.
5. Memposisikan lensa pembesaran 10 kali di atas tengah-tengah
spesimen lalu menekankan spesimen pada lensa sehingga permukaan
spesimen tegak lurus terhadap datangnya cahaya.
6. Menyalakan lampu mikroskop dan mengatur focus sehingga struktur
mikro logam terlihat jelas.
7. Melakukan pengamatan terhadap struktur mikro pada seluruh
penampang spesimen.
8. Melakukan pemotretan pada bagian yang menjadi pengamatan
9. Melakukan pengamatan dan pengambilan foto untuk tiap spesimen.
BAB V

HASIL PERCOBAAN

1. Alumunium

2. Tembaga
3. Baja ST 42

4. Baja ST 60
5. Kuningan
BAB VI
PENGOLAHAN DATA

Diagram fase Fe-Fe3C

ST 60 memenuhi persyaratan BKI ditinjau dari kekuatan tarik (706,47 Mpa) dan
komposisi materialnya C (0,473%),(sumber dari internet)

Keterangan =

Garis Merah merupakan garis suhu 600oC

Garis Biru merupakan komposisi karbon C= 0.473%

Lokasi berada di alfa+perlite


Diagram fase Cu-Zn

Kuningan (40%) = Biru


Tembaga (64%) = Jingga
Suhu (210°C) = Kuning
Diagram Aluminium

Garis Biru = Garis suhu 200 derajat celcius


Garis Merah = Garis 0% merupakan aluminium murni
Pada Grafik tertulis merupakan fasa alfa aluminium yang punya susunan atom
FCC
BAB VII
ANALISA DATA
1. Dari gambar referensi, kadar karbon pada St 60 lebih tinggi dibandingkan
St 42. Ini dapat dilihat dari Perlit pada St 60 lebih besar dari pada St 42.
2. Kadar tembaga pada tembaga murni lebih tinggi dibandingkan dengan
kuningan. Ini dapat dilihat dari warna pada struktur tembaga murni lebih
gelap dibandingkan dengan struktur kuningan.

BAB VIII
KESIMPULAN
Struktur mikro pada tiap material berbeda-beda. Tetapi dalam tiap struktur
mikro pasti terdapat beberapa hal yang sama, seperti batas butiran, daerah perlit
dan ferit, dan adanya pengotor (impurities). Hal tersebut dipengaruhi oleh kadar
zat yang ada didalam masing-masing material.
BAB IX
PERTANYAAN JAWABAN
1. Ukuran butir mempengaruhi kekuatan pada material. Semakin kecil
ukuran butirnya maka semakin meningkat kekuatan dan kekerasan
material.
2. Dalam setiap struktur mikro impurities. Hal ini dapat diketahui dari
gambar struktur mikro. Warna hitam yang menonjol pada gambar struktur
mikro merupakan impurities.
3. Impurities berpengaruh terhadap kekerasan, keuletan, dan ketangguhan
material.

Anda mungkin juga menyukai