Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM METALOGRAFI

WELDING INSPECTOR ANGKATAN 28

Nama : Akbar Antoni

Institusi : PT Pertamina (Persero)

P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

DEPOK 2020
BAB I
Pembuatan Sampel

I. Tujuan
Pada praktikum metalografi yang diadakan di Lab Material UI tanggal 16
September 2020, objek yang diamati merupakan hasil las, dimana tujuan
akhirnya diharapkan para peserta pelatihan WI dapat mengamati struktur
khas dari Weld metal, HAZ dan Base Metal dari material yang dilas.

II. Dasar Teori


Shielded Metal Arc Welding (SMAW) merupakan sebuah proses
penyambungan logam yang menggunakan energi panas untuk mencairkan
benda kerja dan elektroda (bahan pengisi). Energi panas pada proses
pengelasan SMAW dihasilkan karena adanya lompatan ion (katoda dan
anoda) listrik yang terjadi pada ujung elektroda dan permukaan material.

Pada proses pengelasan SMAW jenis pelindung yang digunakan adalah


selaput flux yang terdapat pada elektroda. Flux pada elektroda SMAW
berfungsi untuk melindungi logam las yang mencair saat proses pengelasan
berlangsung. Flux ini akan menjadi slag ketika sudah padat.

Gambar 1.1 Proses SMAW (diadaptasi dari https://google.co.id)


III. Metodologi
1. Mempersiapkan alat kerja dan benda kerja
Pada proses ini, para peserta Welding inspector diharuskan mengelas
plat baja setebal +/- 4 mm dan diberi jarak +/- 2 mm agar hasil lasan
mendapatkan penetrasi yang baik

2. Melakukan pengelasan dengan memperhatikan prosedur keselamatan


(menggunakan APD pengelasan sesuai prosedur)

3. Melakukan persiapan dan pemilihan sampel dari material lasan


(memotong , mengikir dan membersihkan sisa pekerjaan yang tidak
rapih pada benda kerja)

4. Mempersiapkan sampel untuk kemudian dilakukan preparasi sampel


IV. Alat dan Bahan

1. Bahan yang akan di las (Plat baja tebal 4mm)


2. Mesin Las beserta Elektrodanya (SMAW)
3. Gergaji
4. Kikir
5. Penjepit

V. Flowchart Proses

Persiapan alat kerja (mesin las dan elektroda) dan


persiapkan benda kerja (plat baja 4mm)

Melakukan pengelasan dengan terlebih dahulu diberikan jarak antara


dua benda kerja sekitar 2mm agar las dapat penetrasi sempurna

Memotong benda kerja dengan mempertimbangkan hasil las


terbaik untuk dijadikan sampel (sekitar 4cm)

Membersihkan sampel dengan kikir agar tidak ada


logam logam tajam disekitarnya

BAB 2
Preparasi Sampel

I. Tujuan
Mempersiapkan sampel percobaan metallografi untuk hasil pengelasan
dengan tepat dan sesuai kebutuhan, mempelajari pentingnya beberapa
macam tahapan dalam persiapan sampel percobaan metallografi, dapat
mengerti mengapa membutuhkan tahapan polishing, dan etching dalam
mempersiapkan sampel, dan lalu mengidentifikasi struktur mikro yang
dimiliki oleh logam dan paduan serta menghubungkannya dengan
mechanical properties logam dan paduan tersebut.

II. Dasar Teori


Metallografi merupakan ilmu sains dalam mempersiapkan,
mengartikan, dan menganalisa struktur mikro pada suatu metal dan
paduannya guna lebih mengerti sifat material serta kinerjanya. Metode ini
digunakan dalam mengevaluasi material metallic pada berbagai macam
bidang, termasuk didalamnya ada industri aerospace, industri mobil, dan
juga industri konstruksi. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk
memeriksa cacat yang muncul pada bagian yang telah selesai diproduksi.
Alat optis yang digunakan antara lain yaitu mikroskop (optik maupun
elektron), difraksi sinar x, dan SEM atau TEM. Pengamatan metallografi
dengan mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Pengamatan Makroskopi : Pengamatan yang perbesarannya
berkisar antara 10-100x.
2. Pengamatan Mikroskopi : Pengamatan yang perbesarannya lebih
dari 100x dan perbesarannya dilakukan sesuai dengan sifat struktur
yang akan diamati. Alat optis yang dapat digunakan adalah
mikroskop optic (1000x), SEM (hingga 50.000x), dana tau TEM
(hingga 500.000x)

Dibawah ini adalah daerah lingkup ukuran mikro struktur logam yang
umumnya diamati menggunakan mikroskop:
Berdasarkan gambar diatas, pengamatan struktur mikro berkisar antara 10 -6
cm.

Berikut merupakan ciri-ciri specimen metallografi yang siap digunakan:


1. Sampel hasil lasan yang representative (memperlihatkan tiga bagian
penting yaitu Base metal, Weld metal & HAZ).
2. Sampel telah dipotong dan permukaannya halus untuk mengurangi
permukaan logam yang terganggu akibat deformasi mekanis,
sehingga memudahkan struktur mikro dapat terlihat dengan etsa.
3. Bebas dari goresan yang diakibatkan oleh tahap polishing dan noda
akibat cairan.
4. Sampel cukup datar agar dapat dilakukan pemeriksaan
menggunakan mikroskop.

III. Metodologi dan Penelitian

a. Pemilihan sampel
Pemilihan sampel merupakan hal yang krusial dikarenakan. Pemilihan
sampel ini harus memperlihatkan hasil las yang paling sempurna
diantara keseluruhan benda kerja yang dilakukan penglelasan

b. Grinding (Mengamplas)
Akibat proses sebelumnya, permukaan sampel menjadi tidak rata,
terkorosi, dan adanya gesekan. Untuk menghilangkan semua itu,
dilakukanlah tahap grinding atau pengamplasan. Pengamplasan
dilakukan dengan dua tahap, yaitu amplas kasar dan amplas halus
dengan ukuran grit yang berbeda. Pengamplasan ini dilakukan pada
mesin amplas atau mesin grinding yang sebelumnya piringannya itu
ditambahkan air dengan alasan untuk mengurangi terjadinya kerusakan
karena panas yang timbul. Ukuran grit yang digunakan untuk amplas
kasar adalah 240 mesh, sedangkan untuk amplas halus adalah 1000
mesh. Posisi pengamplasan harus diubah dengan besar sudut 45 atau
90 dari posisi sebelumnya.

c. Polishing (Memoles)
Polishing dilakukan dengan mesin poles dengan tujuan untuk
mendapatkan permukaan sampel yang mengkilap dan halus, layaknya
kaca. Polishing dilakukan dengan memutar kain poles dengan mesin
poles. Kertas yang digunakan memiliki ukuran grit 1500 mesh. Poles
yang dilakukan menggunakan partikel alumina TiO2.

d. Etching (Pengetsaan)
Etsa digunakan untuk mempelihatkan karakteristik struktur logam
tertentu. Hal ini penting untuk dilakukan karena struktur karakteristik
yang tidak terlihat. Cara kerjanya adalah dengan pengikisan batas butir
secara selektif dengan mencelupkan sampel yang akan diuji ke dalam
larutan zat kimia. Pada percobaan kali ini menggunakan etsa kimia
hydrofluoric acid (HF).

IV. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam tahap preparasi sampel antara
lain adalah sebagai berikut:
 Spesimen atau sampel yang ingin diuji
 Alat kerja bangku (Gergaji dan kikir)
 Mesin grinding atau mesin poles
 Ampelas (dengan bermacam-macam nomor mesh)
 Larutan Ti O2 (untuk Polishing)
 Larutan etsa (HF dan Alkohol)

V. Flowchart Proses
Pemilihan ukuran sampel yang tepat dari suatu benda uji
studi mikroskopik (umumnya berkisar antara 5-30 mm)

Ampelas kasar menggunakan ampelas dengan


nomor mesh yang rendah (kasar)

Ampelas halus ukurannya berkisar antara 1000-


1500 mesh

Poles kasar menggunakan partikel TiO2 dengan besar


partikel sekitar 5 mikrometer

Etsa menggunakan zat kimia yang


memiliki sifat asam/basa
BAB 3
Grinding (Amplas)
I. Tujuan
Proses amplas memiliki tujuan agar sampel memiliki kesempatan untuk
mengurangi terjadinya cacat pada permukaan sampel, sehingga permukaan
menjadi rata dan halus dengan cara menggosokan sampel pada kain
abrasi/amplas. Jadi walaupun pemotongan dilakukan dengan sembarangan
yang mengakibatkan permukaan menjadi cacat atau rusak, bagian yang
rusak itu dapat diminimalisir dengan cara grinding atau amplas.

II. Dasar Teori


Akibat dari proses-proses sebelumnya, permukaan spesimen menjadi
tidak rata, terkorosi, dan adanya gesekan bahkan sampai porositas. Oleh
karena itu, untuk mengurangi hal-hal yang demikian, dilakukannya grinding
atau pengamplasan.
Prosedur ini menggunakan jenis amplas dengan ukuran mesh yang
berbeda-beda dan tahapannya adalah dimulai dari amplas yang memiliki
mesh rendah atau kasar dan bertahap hingga yang tinggi atau halus. Untuk
hasil yang memuaskan, biasanya ukuran grit yang digunakan adalah 180,
240, 400, dan 600 mesh. Ukuran kertas amplas yang sesuai dengan
tujuannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tujuan Ukuran Grit
Amplas Kasar (Coarse Abrasive) 60 mesh – 150 mesh
Amplas Halus (Fine Abrasive) 180 mesh – 180 mesh
Prosedur ini dilakukan pada mesin grinding yang telah ditambahkan air
sebelumnya dengan tujuan untuk memperkecil kerusakan akibat panas
yang timbul, selain itu juga penambahan air dapat memperpanjang masa
pemakaian kertas amplas.

Contoh bentuk amplas yang digunakan


Hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa pada prosedur ini
dapat mengeliminasi hasil amplas yang sebelumnya dengan kasat mata
adalah posisi pengamplasan harus diganti 90 dari tahapan atau proses
sebelumnya.

III. Metodologi dan Penelitian


Teknologi grinding yang dilakukan pada praktikum ini adalah dengan
sistem magnetic disc atau MD. Teknologi piringan magnetik ini merupakan
cara yang komprehensif untuk tahapan grinding dan polishing. Cara
kerjanya adalah dengan menempatkan piringan magnet tunggal pada mesin
grinding dan polishing. Dengan mesin ini, waktu untuk grinding menjadi
lebih cepat dan kertas amplas yang digunakan menjadi berkurang pula,
yaitu hanya sebanyak dua kertas amplas yang digunakan, yang terdiri dari
amplas kasar (grit 240 mesh) dan amplas halus (grit 800 mesh).
Penambahan air juga penting pada tahapan ini dengan tujuan untuk
memperkecil kerusakan akibat panas yang timbul yang dapat mengubah
struktur mikro sampel, dan juga penambhaan air mengakibatkan masa
pemakaian kertas amplas menjadi lebih panjang.

Praktikan sedang melakukan proses pengamplasan


IV. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam tahap mounting antara lain
adalah sebagai berikut:
 Mesin amplas
 Kertas amplas
 Sampel Pengujian
 Coolant air

V. Flowchart Proses

Menyalakan mesin ampas


dengan kecepatan yang rendah

Menambahkan coolant air secara kontinu


diatas permukaan kertas amplas

Mengubah arah pengamplasan (45


atau 90 terhadap arah sebelumnya)

Mengamplas sampel dengan amplas halus


BAB 4
Polishing (Poles)

I. Tujuan
Tujuannya dilakukan polishing atau memoles adalah untuk
menghasilkan permukaan yang datar, bebas dari goresan, dan mengkilat
seperti kaca. Permukaan dengan sifat yang demikian dibutuhkan agar
dalam meneliti struktur mikro suatu material menjadi lebih akurat.

II. Teori Dasar


Polishing dilakukan dengan mesin poles yang berbentuk piringan yang
berputar dan didalamnya menggunakan gaya abrasive. Polishing ini
dilakukan demi meningkatkan sampel atau benda uji coba memiliki tampak
yang mengkilap, bening seperti kaca, halus, mencegah kontaminasi
peralatan medis, menghilangkan oksidasi, atau mencegah korosi pada pipa.
Permukaan sampel yang ingin diamati harus benar-benar halus dan rata
layaknya kaca. Hal ini dilakukan karena apabila permukaan sampel kasar
atau masih adanya gelombang, pengamatan struktur mikro akan sulit
karena cahaya yang datang dari mikroskop akan dipantulkan secara acak
oleh permukaan sampel. Berikut ilustrasinya:

III. Metodologi dan Penelitian


Mesin yang digunakan untuk memoles sama dengan mesin yang
digunakan pada tahapan grinding atau pengamplasan, yang berbeda
hanyalah kertas yang digunakan. Bahnnya adalah alumina TiO 2 dengan grit
1500 mesh. Polishing dilakukan dengan memegang bahan uji sampel dan
berbanding terbalik arahnya dengan polishing cloth.
Penulis sedang melakukan proses polishing

IV. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam tahap mounting antara lain
adalah sebagai berikut:
 Mesin poles
 Kain poles
 Sampel Pengujian
 Alumina (TiO2)

V. Flowchart Proses

Memasang kain poles pada


mesin poles

Menuangkan alumina, pada uji coba kali


ini menggunakan alumina TiO2

Menyalakan mesin dengan


kecepatan yang rendah

Meletakkan sampel pada permukaan


kain dan juga menambah alumina

Melakukan pemolesan
BAB 5
Etching (Etsa)

I. Tujuan
Metallografi etching bertujuan untuk memperlihatkan karakteristik
khusus pada logam. Hal demikian menjadi penting karena ada beberapa
karakteristik yang tidak dapat terlihat walaupun permukaan spesimen telah
halus layaknya permukaan cermin.

II. Dasar Teori


Etsa merupakan suatu proses menggunakan asam kuat yang dapat
mengikis bagian permukaan suatu logam yang tidak terlindungi. Etsa dapat
berfungsi untuk mengindentifikasi suatu fasa, untuk dislokasi perhitungan
massa jenis (etch pitting), dan dapat juga menjadi pedoman studi.
Pada sebagian besar kasus, reagen etching dibutuhkan untuk
mengembangkan struktur sampel logam sehingga struktur logam dapat
diuji dengan mikroskop metalurgi. Etchant biasanya menyerang bagian yang
memisahkan butiran sehingga butiran hasil polishing dapat dibedakan
sesuai dengan ukuran, bentuk, dan orientasinya.
Sebelum etsa dilakukan, permukaan sampel yang telah dipoles harus
dibersihkan dari segala kotoran, minyak, dan sisa-sisa hasil tahap polishing.
Etchant dengan kuantitas yang sedikit dimasukkan ke dalam cawan petri.
Sampel yang telah dimounting kemudian dicelupkan ke dalam larutan etsa.
Setelah etsa dilakukan, sampel kemudian dicuci dan dikeringkan dengan
air dan juga alcohol. Sampel yang telah dietsa, permukaannya tidak boleh
disentuh lagi oleh tangan.

III. Metodologi dan Penelitian


Metodologi dan penelitian yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah dengan etsa kimia. Zat kimia yang digunakan adalah larutan HF. Etsa
kimia dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke dalam etsa hingga
struktur yang dibutuhkan timbul. Etsa dilakukan di dalam cawan petri atau
di dalam wadah yang sesuai dan memiliki penutup yang longgar untuk
mencegah terjadinya evaporasi larutan yang berlebih, terutama alcohol.
Wadah kaca dapat digunakan untuk semua etsa, kecuali HF, di mana
wadahnya harus terbuat dari polyethylene. Ketika sedang dilakukan
pengetsaan, sebagian besar logam kehilangan tampilan cerah yang
dimilikinya yang menunjukkan pengetsaan telah terjadi. Beberapa contoh
zat kimia yang dapat digunakan untuk pengetsaan adalah sebagai berikut:
a. Nitrid Acid (Nital): komposisinya adalah asam nitrit + alcohol 95%
(terkhusus baja karbon) untuk mendapatkan fasa pearlite dan ferrite
dari martensite.
b. Picral: komposisinya adalah asam picric + alcohol (terkhusus baja)
untuk mendapatkan fasa pearlite dan juga ferrite dari martensite.
c. Ferric chloride: komposisinya adalah ferric chloride + HCl + air untuk
melihat struktur SS, austenic nikel, dan paduan tembaga.
d. Hydrofloric acid: komposisinya adalah HF + air untuk mengamati
struktur pada aluminium serta paduannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaukan etsa kimia adalah


sebagai berikut:
a. Etsa jangan dibiarkan terlalu lama (waktu yang digunakan umumnya
adalah sebanyak 4-30 detik)
b. Setelah pengetsaan berakhir, harus segera dicuci dengan air
mengalir, selanjutnya dengan alcohol, dan dikeringkan dengan alat
pengering.

Penulis sedang melakukan pengetsaan

IV. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam tahap Etching antara lain adalah
sebagai berikut:
 Asam Nitric 2%
 Aquades
 Alkohol 98%
 Sampel Pengujian
V. Flowchart Proses
Etching

Membersihkan sampel

Melakukan pengetsaan dengan zat kimia

Mengeringkan sampel dengan alat pengering

Membersihkan sampel dengan


tissue

BAB 6
Analisa Sampel

I. Tujuan
Spesimen yang telah melwati tahap pengetsaan, lalu diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 50x. Selanjutnya hal yang dilakukan adalah
dengan mengambil atau memotret foto metallografi. Pengambilan foto
dipilih gambar yang bagus dan fokus untuk mempermudah pengamatan.
Berikut adalah hasil pengujian dengan mikroskop:

Base Metal

Weld metal & Heat Affected Zone

Dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop dapat dilihat terdapat


perbedaan susunan mikrostruktur dari material uji dimana terdapat perbedaan
dari Base metal, Weld metal dan Heat Affected Zone
BAB 7
Kesimpulan

Berdasarkan seluruh percobaan yang dilakukan, didapatkannya kesimpulan


bahwa:
 Grain size boundaries yang didapatkan dari uji sampel menunjukan perbedaan
yang signifikan antara Weld metal, HAZ dan Base metal:

 Pengujian dibawah mikroskop hanya dapat dilakukan dan diamati apabila


sampel di persiapkan dengan baik
Daftar Pustaka

Daftar pustaka yang praktikan gunakan antara lain:


 http://iitk.ac.in/mse/physicalmetallurgy/pdf/manual%20set%201.pdf
 http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-26678-2408030023-Paper.pdf
 https://ocw.mit.edu/courses/materials-science-and-engineering/3-094-
materials-in-human-experience-spring-2004/laboratories/manual_suppl.pdf
 Diktat Metalografi UI 2018

Anda mungkin juga menyukai