Anda di halaman 1dari 27

MATA PELAJARAN 11 A :

DASAR DASAR PEMELIHARAAN

: Setelah mengikuti pelajaran Dasar Dasar


TUJUAN PELAJARAN
Pemeliharaan Mesin PLTU, peserta dapat
menerapkan dan melaksanakan
pemeliharaan PLTU sesuai batasan-batasan
dengan baik dan benar, sesuai standar
perusahaan yang berlaku

DURASI : 4 JP

PENYUSUN : MM

i
DAFTAR ISI
TUJUAN PELAJARAN ....................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................................... iii
DASAR DASAR PEMELIHARAAN MESIN PLTU ................................................................................................1
1. DEFINISI, TUJUAN, DAN JENIS-JENIS PEMELIHARAAN...........................................................................1
2. RENCANA PEMELIHARAAN ..................................................................................................................11
3. PROSEDUR PEMELIHARAAN ................................................................................................................13
3.1 Pemeliharaan Korektif .....................................................................................................................13
3.2 Pemeliharaan Preventif atau Periodik.............................................................................................18
3.3 Petunjuk Umum Pelaksanaan Pemeliharaan ..................................................................................22

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Aplikasi Thermografi untuk deteksi Bearing Motor .....................................................................3


Gambar 2 Hasil Oil Analysis ...........................................................................................................................4
Gambar 3 Spektrum Vibrasi ..........................................................................................................................5
Gambar 4 Spektrum MCSA ............................................................................................................................6
Gambar 5 Kurva Cost vs Effectiveness ........................................................................................................10
Gambar 6 Flow Chart Prosedur Pemeliharaan Korektif ..............................................................................15
Gambar 7 Tampilan Work Order Tracking ..................................................................................................16
Gambar 8 Flow Chart Pemeliharaan Preventif............................................................................................20
Gambar 9 Tampilan MAXIMO Pemeliharaan Preventif atau Periodik ........................................................21

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iii


DASAR PEMELIHARAAN MESIN PLTU

1. DEFINISI, TUJUAN, DAN JENIS-JENIS PEMELIHARAAN

Dalam kegiatan operasional pembangkit, salah satu aktivitas yang sangat penting untuk
dilakukan adalah pemeliharaan. Dari beberapa literatur diperoleh definisi pemeliharaan
sebagai berikut :

Pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem
peralatan agar bekerja dengan baik (Heizer,J & Render,B, 2001). Pemeliharaan adalah
sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki
fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional
dan kualitas) (Sehwarat,MS & Narang, JS, 2001) Sedangkan menurut British Standard
Glossary of Terms ( 3811:1993) Maintenance is the combination of all technical and
administrative actions, including supervision actions, intended to retain an item in, or
restore it to, a state in which it can perform a required function

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan adalah segala kegiatan berupa tindakan
teknis dan administratif yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau
memperbaiki peralatan yang ada agar bekerja sesuai standar fungsional dan kualitas
yang ditentukan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan antara lain :


Untuk memperpanjang umur dan kegunaan aset.
Untuk menjaga atau mengembalikan performa mesin.
Untuk menjamin keselamatan orang yang berada di sekitar aset ketika beroperasi.
Meningkatkan Faktor Ketersediaan (Availability Improvement)
Meningkatkan keandalan (Reliability Improvement)
Secara umum pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan
tidak terencana. Pemeliharaan terencana meliputi :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 1


a. Pemeliharaan Preventif (PM)

Definisi:

adalah kegiatan pemeliharaan terhadap komponen atau peralatan yang reguler


(rutin) dan terencana. PM terdiri dari:

Inspeksi yang terjadual


Pembersihan
Pelumasan
Penggantian atau perbaikan komponen yang dilakukan secara rutin
Kelebihan:

Meningkatkan umur pakai (life cycle) dari komponen.


Mengurangi kegagalan peralatan / proses
Lebih hemat sekitar 12% - 18% bila dibandingkan program pemeliharaan
reaktif

Kekurangan:

Kegagalan Catastrophic masih sering terjadi


Melibatkan banyak tenaga kerja
Pekerjaan pemeliharaan yang tidak perlu dilakukan
Potensi kerusakan karena melakukan pekerjaan yang tidak perlu.
b. Pemeliharaan Prediktif (PdM)

Definisi:

Adalah bentuk ativitas dalam mendeteksi perubahan fisik dari peralatan (gejala
kerusakan) menggunakan tools PdM, memadukan dan menggunakan semua data
diagnosa dan kinerja, sejarah kerusakan, data operasi, dan data desain yang
tersedia untuk menentukan pemeliharaan yang tepat sehingga dapat

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 2


memaksimalkan waktu operasi peralatan tanpa meningkatkan risiko kerusakan.
Kesuksesan PdM sangat ditentukan kelengkapan dan ketepatan interpretasi data

Berikut adalah beberapa metoda pemeliharaan prediktif:

Infrared Thermography
Infrared (IR) Thermography didefinisikan sebagai proses pencitraan variasi
radians Inframerah dari suatu permukaan. Pada prinsipnya, IR Thermography
akan menampilkan profil temperatur objek. IR akan mendeteksi kondisi-kondisi
atau stressor yang mengakibatkan penurunan kinerja suatu peralatan atau
desain umur pakainya.

Sebagai contoh, koneksi listrik yang korosi atau kendor akan menghasilkan citra
kedalaman temperatur yang abnormal oleh karena bertambahnya resistansi
listrik. Pada peralatan yang berputar (rotating equipment), bentuk-bentuk
perubahan friksi akan menaikkan temperatur komponen yang tercermin dalam
perubahan profil termal komponen. Gambar bawah memperlihatkan temperatur
bearing motor yang panas (ditandai dengan warna yang terang) yang diambil
dengan menggunakan kamera infrared / Infrared Thermometer.

Gambar 1 Aplikasi Thermografi untuk deteksi Bearing Motor

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 3


Oil Analysis
Oil Analysis digunakan untuk mendefinisikan 3 kondisi dasar mesin terkait
dengan lubrikasi mesin atau sistem lubrikasi. Pertama adalah kondisi dari oil:
viscosity, acidity, flashpoint, dll untuk melihat adanya kontaminan seperti
material-material korosi. Kedua adalah kondisi sistem lubrikasi, dengan menguji
kandungan air, silikon, atau kontaminan-kontaminan lain (bergantung pada
desain sistem), system integrity dari sistem lubrikasi dapat dievaluasi. Ketiga
adalah kondisi mesin itu sendiri. Dengan menganalisa partikel-partikel keausan
yang ada dalam minyak, keausan mesin dapat dievaluasi dan dilihat besarannya.

Gambar 2 Hasil Oil Analysis


Vibration Analysis
Merupakan analisa yang didasarkan pada perubahan spektrum frekuensi yang
memperlihatkan kondisi suatu peralatan. Contoh aplikasi adalah untuk monitoring
kondisi bearing.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 4


Gambar 3 Spektrum Vibrasi

Motor Current Signature Analysis (MCSA)


Motor current signature analysis meliputi analisa arus dan tegangan motor untuk
mengetahui kondisi motor.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 5


Gambar 4 Spektrum MCSA

Kelebihan Pemeliharaan Prediktif :

Meningkatkan umur operasional komponen (availability)

Memungkinkan menghilangkan tindakan-tindakan yang bersifat korektif

Mengurangi downtime peralatan atau proses

Kualitas produk yang lebih baik.

Meningkatkan kualitas pekerja dan keselamatan lingkungan

Meningkatkan moral pekerja

Menghemat energi

Lebih hemat 8% - 12% terhadap pemeliharaan preventif

Kekurangan Pemeliharaan Prediktif:

Menaikkan investasi untuk peralatan diagnostik

Menaikkan investasi untuk pelatihan staff

Potensi penghematan tidak bisa segera dilihat oleh manajemen

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 6


c. Pemeliharaan Proaktif
Definisi:

Kegiatan pemeliharaan yang yang dilakukan untuk mengurangi atau


mengeliminasi seluruh kegiatan pemeliharaan. merupakan tindak lanjut dari
problem solving yang direkomendasikan oleh Bidang Enjinering.

Tipe pemeliharaan ini dibagi menjadi :

Design-out maintenance
adalah aktivitas untuk mengeliminasi sebab pemeliharaan, penyederhanaan
pemeliharaan, atau meningkatkan performa peralatan (dari sudut pandang
pemeliharaan) dengan melakukan redesain mesin dan fasilitasnya yang rentan
terhadap gangguan, dan pekerjaan perbaikan atau penggantian memerlukan
biaya yang sangat mahal

Engineering services
termasuk di dalamnya pembangunan, modifikasi, pemindahan, pemasanganm
dan penataan ulang fasilitas.

Shutdown improvement maintenance


salah satu tipe improvement maintenance yang dilaksanakan saat line produksi
stop total.

Kelebihan:

Program pemeliharaan yang paling efisien

Mengurangi biaya karena adanya pengurangan kegiatan pemeliharaan atau

overhaul yang tidak diperlukan.

Meminimalisir frekuensi overhaul

Mengurangi kemungkinan kegagalan peralatan yang tiba-tiba.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 7


Memungkinkan untuk fokus kegiatan pemeliharaan pada komponen-
komponen kritis.

Meningkatkan reliability komponen

Root Cause Analysis dilakukan secara korporat


Kekurangan:

Dapat memberikan biaya startup, training, maupun peralatan yang signifikan

Saving tidak bisa segera dilihat oleh manajemen.

d. Pemeliharaan Periodik
Definisi:

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik untuk semua sistem


pembangkit pada kurun waktu yang bersamaan. Pemeliharaan ini memiliki skup
yang berbeda setiap periodenya. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada
skup pekerjaan di Turbin Uap.

Siklus Pemeliharaan Periodik PLTU adalah Simple Inspection-Mean Inspection-


Simple Inspection-Serious Inspection kemudian kembali lagi ke Simple Inspection.
Interval setiap inspection adalah 8000 jam. Dengan durasi Simple Inspection
selama 30 hari, Mean Inspection selama 45 hari, Serious Inspection selama 60
hari.
Pada tahun pertama operasi, PLTU melakukan First Year Inspection (FYI) selama
30 hari. Setelah itu siklus pemeliharaan periodik PLTU sesuai dengan siklus
pemeliharaan periodik PLTU normal.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 8


Sedangkan pemeliharaan tidak terencana meliputi :

a. Pemeliharaan Reaktif/Breakdown Maintenance


Definisi:

Adalah keadaan dimana sebuah kerusakan terjadi tanpa diketahui sebelumnya,


dan kita be-reaksi untuk segera memperbaikinya. Pemeliharaan reaktif bersifat
sangat mengganggu (disruptive), paling banyak memakan biaya dan tidak efektif.
Kelebihan:

Biaya Rendah

Tidak memerlukan banyak pegawai


Kekurangan:

Biaya bertambah karena downtime peralatan yang tidak direncanakan.

Biaya pekerja bertambah, terutama jika diperlukan lembur.

Biaya mencakup juga perbaikan atau penggantian peralatan.

Berpotensi memberikan kerusakan peralatan/proses sekunder akibat

kegagalan suatu peralatan

Pemakaian sumber daya manusia yang tidak efisien

b. Pemeliharaan Run To Failure


Definisi:

Membiarkan sebuah peralatan hingga rusak berdasarkan pertimbangan yang


matang (kritikalitas, redundancy, biaya penggantian yang rendah, tidak
memberikan efek ke proteksi, keselamatan, dll).
Dengan metode ini, tidak ada tindakan pencegahan sebelum kerusakan terjadi.
Hal ini berarti setiap kerusakan memang sudah diketahui dan dikelola. Tidak ada
kerusakan yang tidak diketahui sebelumnya, dan setiap tindakan korektif memang
telah direncanakan dengan matang, hanya menunggu kapan kerusakan terjadi.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 9


Cara Sederhana Menetapkan Tipe Pemeliharaan:

Kalau peralatan kondisinya bisa dimonitor dan ada tools yang tersedia untuk
monitor, maka lakukan pemeliharaan prediktif.

Kalau peralatan tidak bisa dimonitor kondisinya atau tidak tersedia tool untuk
monitoring kondisi, maka lakukan pemeliharaan preventif

Kalau pemeliharaan preventif sulit dilakukan, atau effortnya terlalu besar


dibandingkan harga peralatan dan dampak yang ditimbulkan bila rusak, maka
biarkan dia rusak.

Kalau terjadi kegagalan berulang atau terjadi kegagalan yang tidak semestinya,
maka lakukan root cause failure analysis.

Gambar 5 Kurva Cost vs Effectiveness


Dari gambar di atas, pada awalnya jenis pemeliharaan yang dilakukan adalah reactive
maintenance. Pemeliharaan ini dari sisi efektifitas sangat rendah dan tinggi dari sisi
biaya. Untuk memperoleh kenaikan efektifitas dan penurunan biaya pemeliharaan
maka jenis pemeliharaannya harus beralih makin ke kanan.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 10


2. RENCANA PEMELIHARAAN

a. Aspek-Aspek Dalam Perencanaan

Dalam manajemen, ada 6 hal yang harus dikelola, yang dikenal sebagai 5M
+ T, yaitu: Man (SDM), Machine (Mesin), Method (Metoda), Money (Uang),
Material (Material) + Time (Waktu).

Dalam Perencanaan Pemeliharaan, sesuai dengan 6 hal di atas, kebutuhan


yang harus direncanakan adalah sbb:
Material : Material Suku Cadang, Material Umum

Alat Kerja : Special Tools dan General Tools, Maximo


Waktu : Schedule Pemeliharaan

Tenaga : Teknisi, Supervisor, dan Helper


Anggaran : Dana untuk mendukung keperluan pemeliharaan

Prosedur : Manual Book Pemeliharaan Mesin Pembangkit dan SOP

Tugas-tugas Perencanaan Pemeliharaan mencakup hal-hal sbb:


1. Persyaratan Kualitas
2. Persyaratan Lingkungan
3. Persyaratan K3

4. Prosedur-Prosedur yang berlaku


5. Ijin-ijin yang dapat dipakai

6. Estimasi / Standard-standard
7. Mengkaji ulang WR (Work Request) atau PM Master

8. Inspeksi Lapangan bila diperlukan


9. Parts dan Material
10. Status WR terkait

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 11


11. Tagging dan Isolasi

12. Tools / Perkakas


13. Manual Book, Gambar Peralatan, Electrical Wiring Diagram, P & ID
Diagram, Logic Diagram

b. CMMS (Computerized Maintenance Management System)


Definisi:

Merupakan Program Aplikasi berbasis komputer yang mampu mengolah hubungan


peralatan yang terpasang di unit dengan stok barang di gudang dan gangguan /
kerusakan yang terjadi untuk mengeluarkan lembar perintah kerja (Work Order)
secara terintegrasi. Salah satu contoh aplikasi yang digunakan adalah MAXIMO.

Kapabilitas CMMS meliputi:

Penerbitan Work Order (WO), prioritisasi, dan tracking berdasarkan equipment


atau komponen

Tracking riwayat dari seluruh WO yang diterbitkan, menjadi sortable berdasarkan


equipment, tanggal, orang (penanggungjawab, dll)

Tracking aktifitas pemeliharaan terjadual dan tak terjadual

Menyimpan prosedur-prosedur pemeliharaan (Instruksi Kerja, Standard Job, dsb)


dan seluruh informasi komponen secara terjamin

Menyimpan seluruh dokumentasi teknis atau prosedur-prosedur berdasarkan jenis


komponen

Laporan-laporan real-time reports dari aktifitas yang sedang berjalan

Penerbitan WO pemeliharaan preventif berdasarkan kalender

Tracking biaya kapital atau biaya pegawai berdasarkan komponen dan waktu
terpendek, menengah, dan terpanjang untuk closing WO

Inventory control terhadap suku cadang dan material dengan kemampuan pesan-
ulang secara otomatis

Sasaran Implementasi Program CMMS:

Job Plans (Rencana Pekerjaan)

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 12


Data Base

Pekerjaan

Database MAXIMO-ORACLE meliputi:

Definisi Kerja (Permasalahan) dan Status Menuju Kelengkapan

Deskripsi dan Histori Peralatan

Prosedur Kerja

Ketersediaan Tenaga Kerja dan Keahlian

Status Material, yang ada dan dibutuhkan

Persyaratan Kepastian dan Persyaratan Keselamatan lainnya

Work Order yang telah di-close, harus menggambarkan Pelaksanaan kerja,


mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, mengidentifikasi komponen bagian
dan material yang digunakan, mengidentifikasi kondisi yang membutuhkan kerja
tambahan, merekomendasikan perubahan atas paket kerja.

3. PROSEDUR PEMELIHARAAN

3.1 Pemeliharaan Korektif


Prosedur ini merupakan prosedur pemeliharaan berbasiskan laporan dari operator.
Prosedur secara keseluruhan digambarkan dalam flow chart sbb :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 13


PROSEDUR EKSEKUSI CORRECTIVE MAINTENANCE

Proses Proses T Continued


Keterangan Dokumen Decisi
MAXIMO Manual Process
Y

DOC /
NO URAIAN KEGIATAN Ren Har Keterangan
MAXIMO Spv Har M,L,K Teknisi Har M,L,K Spv Operasi Gudang
M,L,K

Penerimaan Job Card


Menerima Job Card dari
Asman Har (Ren Har) yang H.1.5
berisi informasi yang 1
mencakup
Prosedur
Lokasi dan aset
pemeliharaan
Lingkungan
Harian
1 Status peralatan
Fasilitas yang ada
Peralatan yang terkait
Faktor keselamatan
Sumberdaya yang
diperlukan
Suku cadang dan material
yang diperlukan

Pengecekan kebutuhan
Sparepart &Tools pada Job
Card
2
Setelah menerima Job Card
2
dari Spv Har, kemudian
mengecek kebutuhan
material dan tools yang
tertera pada Job card

Permintaan Material
Tambahan
H.8
Apabila ada kekurangan
Material yang
3
direncanakan Rendal Har,
maka Teknisi Har
membuat Manual (Desktop)
Requisition

Pengambilan material di
Prosedur
gudang Permintaan
Setelah material dipastikan 4 4 Material/ Tools
tersedia di gudang oleh Tambahaan
4 Doc
bagian pergudangan, maka
dilakukan pengambilan
Sparepart yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan
Persiapan Tools
Setelah material selesai 5
5 dipersiapkan (sudah diambil
di gudang), kemudian
dilakukan persiapan tools
Mengajukan dan
Memperoleh Ijin Kerja
6 O.12
Setelah mencetak job card,
teknisi berkewajiban untuk
6 mendapatkan ijin Doc Prosedur LOTO
pelaksanaan kerja dari
supervisor Operasi dan
memperoleh ijin Lock Out dan
Tag Out

Eksekusi Pekerjaan
Setelah spare part dan tools
selesai di persiapkan sebagai 7
7
prasyarat melakukan
pekerjaan, kemudian
dilakukan eksekusi pekerjaan

Identifikasi kebutuhan
Y
material tambahan 8
Selama masa pelaksanaan
pekerjaan dilakukan T
8
identifikasi apakah
membutuhkan material
tambahan atau tidak untuk
menyelesaikan pekerjaan
a

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 14


PROSEDUR EKSEKUSI CORRECTIVE MAINTENANCE

Proses Proses T Continued


Keterangan Dokumen Decisi
MAXIMO Manual Process
Y

DOC /
NO URAIAN KEGIATAN Ren Har Keterangan
MAXIMO Spv Har M,L,K Teknisi Har M,L,K Spv Operasi Gudang
M,L,K

Pencatatan semua informasi


yang dibutuhkan pada job 9
card
Mencatat semua temuan
kerusakan (detail kerusakan,
9 penyebab kerusakan, Doc
tindakan perbaikan,
material/spare part yg
digunakan) pada Work
Request/workbook &
kembalikan ke Spv Har

Evaluasi Hasil Pekerjaan


Berdasarkan hasil
pekerjaan yang dilakukan 10
oleh Teknisi Har M,L,K,
kemudian dilakukan
10 Doc
evaluasi hasil kerja
apakah perlu dijadikan
catatan tindak lanjut ke
Spv Har maupun
Supervisor Operasi

Verifikasi Penyelesaian
Pekerjaan
Berdasarkan hasil evaluasi
11
11 yang dilakukan, apakah
pekerjaan dinyatakan selesai
atau membutuhkan pekerjaan
tambahan.
Kebutuhan pekerjaan
tambahan
Jika membutuhkan pekerjaan H.1.5
12 tambahan maka kembalikan
ke Spv Har untuk
perencanaan pekerjaan
tambahan.

Pengetesan Hasil Kerja H.1O


Jika dinyatakan selesai maka
13
ikuti prosedur Acceptance
Test

Gambar 6 Flow Chart Prosedur Pemeliharaan Korektif

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 15


Gambar 7 Tampilan Work Order Tracking

Gambar di atas menunjukkan Tampilan Work Order. Cari Perintah Kerja (Work Order) yang
menjadi tanggung jawab anda. Contoh Cara cepat untuk mencari: Isi Bagian dan/atau
Fungsi, dan klik ikon yang bergambar bola dunia, maka akan muncul jendela yang berisi
daftar Work Order yang menjadi lingkup Bagian dan/atau Fungsi tersebut.
Informasi yang tersedia dalam tampilan WO antara lain sbb:
Work Order: Nomor dari Work Order
Location: lokasi dari peralatan yang ada dalam Equipment Field atau lokasi dimana
anda ingin bekerja. Jika WO di-generate dari PM, MAXIMO akan meng-copy lokasi
dari rekaman PM. Jika anda memasukkan identitas labor yang ada dalam field
Reported By, lokasi labor di-copy-kan dari rekaman labor.
Equipment: Peralatan (Equipment) pada mana pekerjaan dilakukan. Jika work order
di-generate dari PM, MAXIMO akan meng-copy lokasi dari rekaman PM.
Reported By: Orang yang melaporkan permasalahan atau meminta pekerjaan
pemeliharaan.
Status: Status saat ini dari WO.
GL Account: Kode GL account kemana biaya WO dibebankan.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 16


WO Priority: Level prioritas yang digunakan untuk penjadwalan WO. Misal di UBP
Bali: Prioritas 1: Unit Trip, Prioritas 2: Menyebabkan Unit Derated, Prioritas 3: Aspek
Lingkungan, Prioritas 4: Aspek K3, Prioritas 5: WO Pemakaian BBM / Oli

Work Type: Klasifikasi dari Tipe WO. Misal di UBP Bali: CM=Corrective Maintenance,
EM=Emergency Maintenance, PM-K=Preventif Khusus, PM-P=Preventif Periodik, PM-
R=Preventif Rutin, UKU=WR dari UKU

Job Plan: Identitas dari Rencana Kerja terkait dengan work order.

Safety Plan: Identitas dari Safety Plan. Saat anda mengaitkan suatu safety plan
dengan work order, MAXIMO meng-copy-kan semua plan's hazards dan precautions,
dan informasi hazardous materials.

PM: Identitas dari PM darimana work order di-generate.

Failure Class: Kode teratas dari hirarki kegagalan.

Problem Code: Kode kegagalan paling atas dalam Hirarki kegagalan yang
diidentifikasikan dalam field Failure Class.

Originating WO: WO yang dikaitkan dengan WO tindak lanjut ini.

Has Follow-up Work?: Field YES/NO yang mengindikasikan apakah WO ini telah
berkaitan dengan WO-WO tindaklanjut.

Target Start: Tanggal WO dijadwalkan untuk dimulai.

Target Completion: Tanggal WO dijadwalkan selesai.

Scheduled Start: Tanggal dan waktu mulai pekerjaan yang dikalkulasi oleh MAXIMO
Scheduler.

Scheduled Completion: Tanggal dan Waktu penyelesaian pekerjaan yang dikalkulasi


oleh MAXIMO Scheduler.

Actual Start: Tanggal dan Waktu pekerjaan dimulai. Nilai default adalah tanggal dan
waktu berubahnya status work order ke INPRG (In Progress).

Actual Completion: Tanggal dan Waktu pekerjaan diselesaikan. Nilai default adalah
tanggal dan waktu berubahnya status work order ke COMP (Complete).

Estimated Duration: Perkiraan jumlah jam untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Remaining Duration: Jumlah jam (tersisa) perkiraan yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan pekerjaan.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 17


Supervisor: Orang yang bertanggungjawab men-supervisi pekerjaan.

Labor Group: Identitas dari Grup Labor.

Lead Craft/Person: Craft atau orang yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan.

3.2 Pemeliharaan Preventif atau Periodik


Prosedur Pemeliharaan Preventif atau Periodik digambarkan oleh Flow Chart sebagai berikut:

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 18


PROSEDUR EKSEKUSI PREVENTIVE MAINTENANCE

Pro ses Pro se T Co ntinu


Keterang Do kumen Decis
MAXIM s ed
Y io n

DOC /
NO URAIAN KEGIATAN Asma n Te knisi Spv Keterangan
MAXIMO Spv HAR Guda ng
Ha r HAR Ope ra si
1 Pe ne rima a n Job Ca rd
ole h Spv HAR
Pada langkah ini Spv
Pemeliharaan H.1.4
memperoleh jobcard
preventive maintenance 1
dari proses Perencanaan Prosedur
& Penjadwalan. Setelah Pemeliharaan
mendapatkan jobcard Doc Mingguan
maka Spv pemeliharaan
melakukan pertemuan
dengan tim pemeliharaan
mengenai pekerjaan
preventive maintenance
yang akan dilakukan
sesuai dengan yang
tertera di jobcard
2 Penyerahan job Card
pada Teknisi
Setelah melakukan rapat 2
kecil dengan teknisi
pemeliharaan, selanjutnya
supervisor pemeliharaan
menyerahkan jobcard Doc
kepada teknisi untuk
digunakan sebagai
pedoman dalam
menjalankan kegiatan
preventive maintenance.

3 Ide ntifika si Ke butuha n


Ma te ria l & Tools
Bila diperlukan material
tambahan untuk T Y
3 H.8
pelaksanaan preventive
maintenance maka
dilakukan permintaan
material

4 Pengambilan Material
yang dibutuhkan
Prosedur
Setelah mendapatkan
4 Permintaan
jobcard dari supervisor 4
Material/ Tools
pemeliharaan, maka
selanjutnya teknisi
Tambahaan
pemeliharaan mengambil
material yang diperlukan
apabila diperlukan
material untuk pergantian
komponen pada
equipment.
5 Permintaan Ijin Kerja
Sebelum melaksanakan
5
pekerjaan teknisi
diharuskan untuk
mengkonfirmasi ijin kerja
ke Supervisor Operasi.
6 Pelaksanaan Pekerjaan
Apabila ijin kerja telah
didapatkan dari Spv. 6
Operasi. Maka eksekusi
preventive maintenance
dapat segera dilakukan.

7 Ide ntifika si Pe ke rja a n


Ta mba ha n
Setelah itu teknisi 7
T
melakukan pengecekan
pada equipment apakah Y
diperlukan pekerjaan
tambahan dari pekerjaan
maintenance yang telah
diselesaikan.

8 Pelaporan Temuan
Kerusakan
Apabila teridentifikasi
8 8 O.13
kerusakan lain maka
teknisi melaporkan
temuan kerusakan pada
Prosedur Pelaporan
Supervisor Pemeliharaan, a
untuk selanjutnya
Kerusakan
dilaporkan kepada
Supevisor Operasi untuk
dibuatkan IKS. b
Dan setelah itu Jobcard
sebelumnya diarahkan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 19


PROSEDUR EKSEKUSI PREVENTIVE MAINTENANCE

Proses Prose T Continu


Keterang Dokumen Decis
MAXIM s ed
Y ion

DOC /
NO URAIAN KEGIATAN Asman Teknisi Spv Keterangan
MAXIMO Spv HAR Gudang
Har HAR Operasi

9 Pencatatan hasil T Y Y
Pekerjaan b
Apabila tidak diperlukan
pekerjaan tambahan
maka teknisi langsung
a 9
mencatat feedback
pekerjaan pada jobcard.
Teknisi mencatat
informasi yang perlu
dicatat dalam jobcard
seperti :
Pemakaian material
Masalah yang ada
Suhu
Tinggi permukaan/levels
dsb

10 Review job Card dan


Pembuatan Laporan 10
MIngguan PM
Supervisor Pemeliharaan
melakukan review
terhadap semua jobcard
preventive maintenance
yang dikerjakan pada Doc
setiap minggunya dan
dituangkan dalam laporan
mingguan preventive
maintenance. Dan setelah
itu menuju proses Work
close out.

Gambar 8 Flow Chart Pemeliharaan Preventif

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 20


Gambar 9 Tampilan MAXIMO Pemeliharaan Preventif atau Periodik

Informasi yang tersedia dalam tampilan MAXIMO untuk Pemeliharaan Preventif atau
Periodik antara lain sbb:

PM : Nomor PM (Identitas PM)

Master PM? : Field Yes (Y) atau No (N) yang memberikan informasi pada anda
apakah ini suatu master PM. Master PM adalah suatu template yang
berisi informasi scheduling yang dapat anda copy untuk PM yang terkait
tersebut. Anda tidak dapat men-set field ini dari Y ke N jika PM lain
mereferensikan master PM dalam field master PM-nya. Anda tidak
dapat memasukkan suatu master PM dalam suatu hirarki, atau
menggunakannya untuk men-generate WO.

Next Job Plan:Job Plan (Rencana Kerja) berikutnya yang ada dalam sekuens Job Plan.
MAXIMO menuuapkan Job Plan ini ke WO berikutnya yang anda
munculkan (generate) dari PM. Anda dapat memodifikasi field ini jika

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 21


disana hanya ada satu Job Plan dalam suatu sekuens. Cek atau
modifikasi sekuens Job Plan dalam tab Job Plan Sequence.

Lead Time Active?:

Field Yes/No yang menyatakan apakah lead time dapat diaplikasikan


untuk PM ini. Pilih Yes (Y) untuk menetapkan bahwa lead time dapat
diaplikasikan. Y adalah nilai default untuk field ini dan
memperkenankan anda untuk meng-edit field Lead time (hari). Pilih No
(N) jika anda tidak ingin mengaplikasikan lead time. Jika anda memilih
N, anda tidak dapat mengaplikasikan lead time dengan menggunakan
field Lead time (hari) atau dengan menggunakan setting lead time yang
ada dalam kotak dialog Generate Work Order. Rekomendasi: Gunakan
field Lead time hanya pada level tertinggi dari PM (PM tanpa induk).

Master PM : Master PM yang dapat digunakan untuk memperbaharui (update)


informasi scheduling PM saat ini.

Override Master PM Updates?

Field Yes / No yang mengindikasikan apakah informasi schedule PM


dapat di-update oleh Master PM-nya. Jika Field ini diset ke Y, informasi
schedule PM yang aktif saat ini akan menimpa global schedule updates
dari master PM-nya. Perubahan-perubahan schedule master PM tidak
mempengaruhi PM ini. Jika field ini diset ke N, informasi schedule PM
yang aktif saat ini tidak akan menimpa global schedule updates dari
master PM-nya. Anda dapat mengaplikasikan Master PMs schedule
updates ke PM ini.

3.3 Petunjuk Umum Pelaksanaan Pemeliharaan


Secara umum, urutan kegiatan pemeliharaan spesifik meliputi hal-hal sbb:

o Identifikasi Permasalahan

o Mengumpulkan Data-data

o Merencanakan: Alat-alat Kerja dan Keselamatan, Part / Material, Rencana Pekerjaan


(Scheduling), Referensi seperti: Wiring Diagram, P & ID Diagram, Logic Diagram,
Standard Setting, Prosedur / Instruksi Kerja, dll.

o Melakukan kegiatan pemeliharaan yang diperlukan:

Pembongkaran (Dismantling)

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 22


Pemasangan Kembali (Re-Assembling)

Pengukuran, Pengujian dan Adjustment

o Evaluasi dan Pelaporan

Identifikasi Permasalahan

Untuk melakukan Identifikasi Permasalahan, lakukan langkah-langkah sbb :

a. Periksa Catatan Awal Pemeliharaan (Work Order dari Operator, atau laporan
pemeriksaan oleh petuuap pemeliharaan).

b. Dari catatan, simpulkan pada grup fungsi mana permasalahan terjadi

Mengumpulkan Data

a. Catat / Print Out Alarm atau Event Log beserta kode-kode identifikasi dari fabrikan
yang muncul pada Human Machine Interface atau indikator lainnya.

b. Catat proteksi yang kerja

c. Catat peralatan-peralatan pada grup fungsi terkait yang abnormal

d. Catat langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh operator: tindakan reset, dll.

Merencanakan Pekerjaan

a. Rencanakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan beserta kompetensinya.

b. Rencanakan Alat-alat yang meliputi alat-alat kerja (spesifik menurut bidang masing-
masing: mesin, listrik, kontrol & instrument) dan alat-alat keselamatan: Helm, Safety
Shoes, dll

c. Rencanakan Part / Material yang diperlukan

d. Rencanakan dokumen-dokumen referensi:

Dokumen Wajib untuk Pemeliharaan Mesin: P & ID, Standard Setting,


Instruksi Kerja, Lembar Pengujian

Dokumen Wajib untuk Pemeliharaan Listrik: Electrical Wiring Diagram,


Standard Setting, Instruksi Kerja, Lembar Pengujian

Dokumen Wajib untuk Pemeliharaan Kontrol & Instrumen: P & ID, Logic
Diagram, Standard Setting, Instruksi Kerja, Lembar Pengujian

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 23


Pelaksanaan Pemeliharaan

a. Lakukan Pengukuran awal pada peralatan berdasarkan data-data yang telah


dikumpulkan (WO, Catatan Pemeliharaan) dengan berpedoman pada Instruksi Kerja
yang berlaku, Standard Setting. Catat dalam Lembar Pengukuran/Pengujian

b. Berikan kesimpulan atas hasil pengukuran

c. Lakukan Perbaikan atau Dismantling, Reassembling jika diperlukan berdasarkan


petunjuk fabrikan.

d. Lakukan Pengukuran/Pengujian, Adjustment untuk menyatakan kelaikan operasi.

Evaluasi dan Pelaporan

Mencakup: kesimpulan hasil pekerjaan dan pengujian/pengukuran akhir (acceptable /


not acceptable), item-item yang tertunda (pending item), rekomendasi, dll.

Format sesuai standard yang berlaku di perusahaan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 24

Anda mungkin juga menyukai