Anda di halaman 1dari 19

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi

Fakultas Teknoligi industry


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1
Laporan Praktikum Metalurgi 2
Preparasi Cutting Mounting Grinding
Polishing Etching Pengamatan Laporan
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Metallography adalah suatu metode untuk menyelidiki struktur dan
karakteristik logam dengan menggunakan mikroskop optis atau mikroskop elektron.
Struktur/gambar logam yang terlihat melalui mikroskop disebut mikro struktur.
Pengamatan metalografi dengan mikroskop umumnya dibagi menjadi dua yaitu
Metalografi Makro dan Metalografi Mikro. Metalografi Makro yaitu pengamatan
struktur dengan perbesaran 10-100 kali sedangkan Metalografi Mikro, yaitu
pengamatan struktur dengan perbesaran di atas 100 kali.
Karakteristik, struktural, ataupun susunan dari logam atau paduan logam
sangat perlu untuk diketahui untuk mendapatkan material yang baik sebagai bahan
konstruksi. Banyak sekali jenis logam yang digunakan pada industri-industri ataupun
untuk tujuan-tujuan lain. Dengan melakukan uji metallography, maka kita akan bisa
mengetahui kesesuaian dari material-material yang digunakan.
Pada percobaan kali ini, material yang digunakan adalah paduan besi cor
mampu tempa, besi cor kelabu, paduan aluminium, dan paduan tembaga. Diharapkan
dalam praktikum ini kami dapat memahami mengenai struktur mikro dan sifat sifat
apa yang terdapat pada masing masing paduan logam tersebut.

I.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur mikro
dan fasa fasa apa yang ada pada paduan logam tersebut.

I.3 Diagram Alir Praktikum




Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2
Laporan Praktikum Metalurgi 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Besi Tuang Kelabu



II.2 Besi Tuang Malleable
Mallable cast iron dihasilkan dari besi tuang putih atau white cast iron yang
terbuat dari besi cari panas dengen beberapa komponen kimia lainnya. Besi tuang
putih tersebut selanjutnya mangalami proses malleablizing atau pada kasus ini dapat
disebut juga annealing untuk mengubah strukturnya dari metastable carbide peralitic
matrix menjadi small roughly spherical graphite aggregates dan mengurangi kadar
karbonnya yang menghasilkan mikrostruktur yang membuat material tersebut
menjadi lebih lunak, tidak getas, ulet, dan mudah dibentuk dengan tetap menjaga
kekuatannya tetap cukup tinggi. Ada dua jenis malleable cast iron berdasarkan
mikrostrukturnya, yaitu Blackheart malleable iron dan Whiteheart malleable iron.














Gambar 2.1 Struktur Mikro Besi Tuang Malleable

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3
Laporan Praktikum Metalurgi 2
Tabel 2.2 Komposisi Paduan Besi Tuang Malleable






II.3 Paduan Alumunium
Satu logam yang banyak dipakai baik di dunia adalah Aluminium (Al).
Aluminium digunakan salah satunya di dunia industri maupun kalangan masyarakat.
Aluminium di alam ditemukan dalam bentuk bijih bauksit (bauxite ore) kemudian
mengalami beberapa proses untuk menjadi aluminium dengan kadar yang tinggi
(pure). Logam aluminium digunakan dalam keadaan paduan (alloy). Logam logam
paduan aluminium biasanya adalah tembaga, silikon, mangan, magnesium, seng,
litium. Tiap tiap campuran paduan tersebut memiliki karakteristik dan penggunaan
yang berbeda beda sehingga hal tersebut yang mendasari kodifikasi
pengelompokan aluminium. Secara garis besar paduan aluminium dikelompokkan
menjadi 2 yaitu wrought aluminum alloys dan cast aluminum alloys.


Gambar 2.2 Klasifikasi paduan Aluminium


Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4
Laporan Praktikum Metalurgi 2
II.4 Paduan Tembaga
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur
1.803 Celcius dan titik didih 2.595 C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga
sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari
berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu dalam bentuk logam
merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas
dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat,
pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga
digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida,
cat, obat-obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism
hidup dan merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat
dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya. Selain
mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi; dan
tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan radiator,
ketel, dan alat kelengkapan pemanasan.Tembaga mempunyai sifat dapat dirol,
ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat ditempa (meleable).
Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan, sedangkan
paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu. Perunggu yang
mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan galvanometer.
Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai
perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai
perhiasan dan digunakan pula pada seni patung. Kuningan dan perunggu berturut-
turut seperti yang tertera pada gambar.


Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5
Laporan Praktikum Metalurgi 2
BAB III
METODOLOGI

III.1 Standar Pengujian
Standar pengujian yang digunanakan dalam preparasi spesimen uji
metalografi ini adalah ASTM E3

III.2 Material yang Digunakan
Material yang digunakan dalam praktikum ini adalah besi cor mampu tempa,
besi cor kelabu yang berasal dari impeller pompa air, paduan alumunium, dan
paduan tembaga.

III.3 Peralatan dan Bahan
1. Gergaji.
2. Mesin grinding.
3. Resin dan katalist pengeras beserta cetakan dari pipa paralon.
4. Kertas gosok ukuran masing-masing 180, 240, 400, 600, 800, 1000, 1200,
1500, dan 2000
5. Air.
6. Polisher yang digerakkan dengan mesin listrik. Proses penggosokan diatas
kain beludru dengan pengolesan metal polesh (autosol) pada spesimen yang
dicuci dengan menggunakan alkohol 70%.
7. Etching reagent menggunakan nital dengan komposisi 2 ml HNO3 & 100 ml
alkohol 70%
8. Mikroskop optic dengan kamera pengambil foto mikrografi dengan kapasitas
hingga 1000x

III.4 Prosedur Pelaksanaan
a) Pemotongan Spesimen (Cutting)
Pemotongan spesimen untuk tiap material berbeda-beda karena material uji
yang didapat juga memiliki dimensi yang berbeda. Material uji berasal dari impeller
pompa air, uang logam kuningan, spesimen las, dan handle rem motor.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6
Laporan Praktikum Metalurgi 2
b) Mounting
Mounting dilakukan bila spesimen yang tersedia memiliki dimensi yang kecil
yang menyulitkan saat proses preparasi selanjutnya. Untuk itu, dengan tujuan
memudahkan handling, spesimen yang memiliki dimensi kecil di mounting dengan
resin dan katalis. Dalam praktikum ini, seluruh spesimen diberi mounting.























c) Grinding
Spesimen yang telah dipersiapkan selanjutnya digosok, penggosokan
spesimen dilakukan secara bertahap. Tahap pertama spesimen digosok menggunakan
mesin gerinda seperti pada Gambar 3.5. Setelah itupenggosokan dilanjutkan dengan
Gambar 3.1. Paduan besi tuang kelabu Gambar 3.2. Paduan tembaga
Gambar 3.3. Paduan alumunium
Gambar 3. 4. Paduan besi cor
mampu tempa

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
7
Laporan Praktikum Metalurgi 2
menggunakan kertas amplas seperti pada gambar 3.6. Penggosokan menggunakan
amplas dilakukan mulai dari grade kecil dan dilanjutkan dengan grade yang lebih
besar.
Waktu penggosokan spesimen dan grade yang digunakan disesuaikan dengan
tingkat kekerasan spesimen. Penggosokan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
terdapat bekas penggosokan yang terlalu dalam dan bekas gosokannya yang berupa
garis-garis yang sejajar harus merata pada seluruh permukaan.
Spesimen digosok dengan kertas gosok dengan grid 180, 240, 400, 600, 800,
1000, 1200, 1500 dan 2000 sambil dialiri air. Spesimen ditelungkupkan dan
digosokkan pada kertas gosok yang dialiri air. Gerakan penggosokan pada grid 180
s/d 2000 gerakan penggosokkannya menjauh dan mendekat (maju-mundur) terhadap
praktikan (penggosok). Setelah muncul garis-garis goresan yang sejajar dan merata
specimen dicuci dengan air, sebelum digosokkan pada kertas gosok dengan
kehalusan yang lebih tinggi.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, hasil gosokan dari masing
masing kehalusan yang berbeda, garis garis goresannya dibuat tegak lurus, artinya
goresan dari grid 240 goresan dengan grid 400 sedangkan goresan dari grid 400
dengan goresan grid 600 dan seterusnya.














Gambar 3.5. Proses grinding

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
8
Laporan Praktikum Metalurgi 2













d) Polishing
Setelah melalui Grinding proses sampai kehalusan grade 2000, permukaan
spesimen dicuci dengan air kemudian dikeringkan dengan soft tissue . Permukaan
spesimen yang kering dioleskan pasta metal polish (autosol) atau dicelupkan pada
autosol yang telah dilarutkan dengan air. Spesimen ditelungkupkan dan ditekan pada
piringan polish machine yang berputar dan telah dilapisi kain beludru.
Proses Polishing selesai jika bekas bekas goresan dari proses grinding
(dengan grid 2000) telah hilang dan permukaan spesimen telah halus dan mengkilap.











Gambar 3.6. Proses Penggosokan menggunakan kertas amplas
Gambar 3.7. Pengolesan Autosol

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
9
Laporan Praktikum Metalurgi 2











e) Etching
Proses etsa digunakan untuk mendapatkan gambaran yang nyata dari struktur
logam melalui mikroskop metalurgi. Dilakukan dengan cara mencelup tissue ke
larutan nital (campuran NaOH dengan HNO3 dengan perbandingan 3:1). Setelah itu
tissue yang basah tersebut di usapkan ke permukaan spesimen kurang lebih 3 kali
pengusapan. Langkah ini juga bisa diganti dengan menclupkan spesimen ke laruta
etsa selama 2-3 detik seperti pada gambar 3.9. Jika terlalu lama diusap maka
spesimen akan gosong karena korosinya terlalu dalam.
Tujuan etching adalah mengkorosikan spesimen. Korosi yang diperlukan
hanya sampai batas butir. Oleh karena itu tidak boleh terlalu lama proses
pencelupannya. Etching dapat mengkorosikan tepat sampai batas butir karena batas
butir merupakan tempat yang mempunyai tegangan yang paling tinggi sehingga
energinya paling tinggi. Setelah itu spesimen dicuci dengan air mengalir lalu
dikeringkan menggunakan hairdryer.







Gambar 3.8. Proses polishing

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
10
Laporan Praktikum Metalurgi 2












f) Pengamatan Metallography
Spesimen yang telah di etsa selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 50x, 100x, 200x, dan 500x. Kemudian dilakukan pengambilan
(pemotretan) foto metallography. Saat pengambailan foto dicari daerah yang bagus
dan fokus untuk mempermudah pengamatan.
Gambar 3.9. Proses etching

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
11
Laporan Praktikum Metalurgi 2
BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1 Besi Tuang Kelabu
IV.2 Besi Tuang Malleable
Pada praktikum metalografi ini, spesimen yang digunakan adalah besi cor
malleable. Struktur dari besi cor malleable sesuai dengan literature ASM handbook
tampak seperti di bawah ini :















Gambar 4.1. Struktur Besi Tuang Malleable

Gambar pada literature ini digunakan untuk membandingkan dengan gambar
yang didapat saat praktikum. Gambar yang didapat saat praktikum dengan
perbesaran 50x, 100x, 200x, dan 500x adalah sebagai berikut:





Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12
Laporan Praktikum Metalurgi 2

Gambar 4.2. Struktur Besi Tuang Malleable perbesaran 50x



Gambar 4.3. Struktur Besi Tuang Malleable Perbesaran 100x

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
13
Laporan Praktikum Metalurgi 2

Gambar 4.4. Struktur Besi Tuang Malleable Perbesaran 200x




Gambar 4.5. Struktur Besi Tuang Malleable Perbesaran 500x

Berdasarkan penjelasan mengenai Struktur Besi Tuang Malleable pada BAB
Tinjauan Pustaka dan berdasarkan perbandingan antara gamabar yang didapatkan
Matriks grafit berbentuk sphere


Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
14
Laporan Praktikum Metalurgi 2
saat praktikum dengan gambar pada literatur ASM handbook, maka dapat
disimpulkan bahwa gambar struktur mikro diatas merupakan cast iron jenis
Blackheart malleable iron, karena pada strukturnya terlihat keberadaan pearlite dan
matriks matriks grafit berbentuk sphere.

IV.3 Paduan Alumunium
Pada praktikum metalografi ini, spesimen kedua yang digunakan adalah
paduan aluminium. Mikro struktur yang didapat saat praktikum adalah sebagai
berikut:


Gambar 4.6. Struktur paduan Alumunium perbesaran 5x


Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15
Laporan Praktikum Metalurgi 2

Gambar 4.7 Struktur mikro paduan alumunium perbesaran 50x


Gambar 4.8 Struktur mikro paduan alumunium 50x


Berdasarkan literatur, maka diidentifikasi bahwa material yang digunakan
untuk praktikum ini adalah paduan Aluminium Al 7075.



Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
16
Laporan Praktikum Metalurgi 2
Tabel 4.1 Komponen dari Al 7075
Component Wt. %
Al 87.1 - 91.4
Cr 0.18 - 0.28
Cu 1.2 - 2
Fe Max 0.5
Mg 2.1 - 2.9
Mn Max 0.3
Other, each Max 0.05
Other, total Max 0.15

IV.4 Paduan Tembaga

Pada praktikum metalografi ini, spesimen yang digunakan adalah paduan
tembaga. Berikut ini adalah struktur mikro dari paduan tembaga yang berasal dari
uang logam lima ratus rupiah:

Gambar 4.8 Struktur mikro paduan tembaga perbesaran 5x


Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
17
Laporan Praktikum Metalurgi 2

Gambar 4.8 Struktur mikro paduan tembaga 10x


Gambar 4.10 Struktur mikro paduan tembaga perbesaran 100x


Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa paduan yang dipakai
untuk membuat uang logam lima ratusan berupa . Struktur mikro dari paduan
alumunium tersebut kurang terlihat dikarenakan setelah dipolish, specimen tersebut

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
18
Laporan Praktikum Metalurgi 2
tidak rendam di larutan etsa.Sehingga struktur mikro dari Cu kurang terlihat
dengan jelas.




Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknoligi industry
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
19
Laporan Praktikum Metalurgi 2
BAB V
KESIMPULAN

V.1 Besi Tuang Kelabu
Pada Praktikum ini, berdasarkan gambar mikrostruktur yang didapat
diidentifikasi merupakan material paduan

V.2 Besi Tuang Malleable
Pada Praktikum ini, berdasarkan gambar mikrostruktur yang didapat, maka
dapat disimpulkan bahwa material tersebut merupakan cast iron jenis Blackheart
malleable iron.

V.3 Paduan Aluminium
Pada Praktikum ini, berdasarkan gambar mikrostruktur yang didapat
diidentifikasi merupakan material paduan Al 7075.


V.3 Paduan Tembaga
Pada Praktikum ini, berdasarkan gambar mikrostruktur yang didapat
diidentifikasi merupakan material paduan

Anda mungkin juga menyukai