METALURGI FISIK
MODUL
METALOGRAFI
1. PENDAHULUAN
Metalografi adalah suatu analisa mengenai struktur logam melalui pembesaran dengan meng-
gunakan mikroskop khusus metalografi. Material keramik dan polimer dapat juga disiapkan
menggunakan teknik metalografi, yang disebut juga keramografi, plastografi dan materialo-
grafi. Melakukan analisa mikro struktur, kita dapat mengamati bentuk dan ukuran kristal
logam, kerusakan logam akibat proses deformasi, proses perlakuan panas, dan perbedaan
komposisi. Sifat-sifat logam terutama sifat mekanis dan sifat teknologis sangat dipengaruhi
oleh mikrostruktur logam dan paduannya, disamping komposisi kimianya. Metalografi sudah
membuktikan dengan luar biasa pada penggunaan peralatan metalurgi yaitu untuk produksi
dan penelitian. Awalnya, sekitar 200 tahun yang lalu Sorby seorang ahli teknik telah mengem-
bangkan dan menerapkannya terhadap setiap hasil produksi dan penelitian material. Pada
waktu itu pelajar kesulitan memahami material dengan baik sehingga menjadi tantangan bagi
metalografer atau metalurgis. Meskipun ditujukan untuk hal-hal yang sederhana. Teknik Met-
alografi aplikasinya merupakan perpaduan seni dan pengetahuan material. Praktikum metalo-
grafi ini berkonsentrasi pada teknik yang sesuai untuk visual dan dasar teknik mikroskop ca-
haya yang mempelajari makrostruktur dan mikrostruktur.
Gambar 1. Mikrostruk-
tur baja ferritik mal-
leable yang dianealing.
100x
Semua evaluasi kualitas permulaannya pada makrokstruktur menggunakan uji terencana un-
tuk survei keseluruhan daerah dalam suatu spesimen sederhana dan cara-cara dapat dipercaya.
Setelah makrostruktur material terevaluasi, penunjukan yang spesifik didapat ketika diperiksa
secara mikroskopik. Ketidaknormalan yang teramati pada spesimen dapat dipelajari dengan
mematahkan spesimen atau dengan mempersiapkan sampel untuk dipoles metalografi.
Makroetsa dapat dilakukan untuk memperoleh orientasi melintang dan memanjang sampel
misalnya untuk mempelajari efek pengerjaan panas poros, mungkin juga pengerjaan
pengerolan untuk dievaluasi kualitasnya secara cepat dan efisien yang relatif memiliki daerah
yang luas. Makroetsa secara ekstrem merupakan alat yang memiliki kemampuan dan landasan
dasar program kualitas keseluruhan
Kegagalan komponen pada suatu system (contoh: retaknya batang torak, patahnya poros, re-
taknya sudu turbin gas) tidak dikehendaki, namun kegagalan itu bisa terjadi secara
MODUL: METALOGRAFI
mendadak/tiba-tiba tanpa adanya gejala awal. Kegagalan merupakan pembelajaran yang baik
oleh karena itu mengetahui inisiasi dan pemicu kegagalan adalah penting. Pemeriksaan den-
gan metoda metalografi mampu memberikan informasi penting terhadap inisiasi dan pemicu
kegagalan. Pada sisi lain metoda metalografi juga mampu memberikan informasi lain yaitu:
1. Mengidentifikasi komposisi spesimen.
2. Mendeteksi inklusi balok-balok halus
3. Mendeteksi derajat grafitisasi
4. Memperkirakan ukuran butir
5. Memperkirakan kedalaman pengerasan
6. Mendeteksi kelebihan panas
7. Mengevaluasi kualitas
1.2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mengetahui fasa-fasa pada logam/baja dengan mengamati butir –butir
logam dipermukaan.
2. Mahasiswa dapat menentukan ukuran butir dan menganalisisnya dengan menggu-
nakan statistik
3. Mahasiswa dapat memahami informasi tentang kegagalan, komposisi, kedalaman
pengerasan serta kualitas.
2. TEORI DASAR
Gambar 2. Connect-
ing root dan fracture
surface 100x
2. Polimer termasuk kelompak bahan non logam, karena strukturnya dia bersifat elastis
atau ulet, bukan penghantar panas dan listrik yang baik. Polimer banyak digunakan
untuk isolasi, rumah tangga, mainan anak-anak. Jenis polimer yang sering digunakan
adalah Polyethylene (PE) di gunakan untuk isolasi kawat elektrik, tabung fleksibel,
botol pencet, Polypropylene (PP) digunakan untuk serabut permadani, tali temali,
Hal. 2
MODUL: METALOGRAFI
Gambar 3. Produk
polimer
Gambar 4.
Produk keramik
4. Komposit adalah gabungan dibentuk dari dua jenis atau lebih material. Contoh:
komposit gabungan metal/keramik dan polimer/keramik. Komposit digunakan karena
kombinasi sifat-sufat gabungan adalah lebih baik daripada material yang terdiri dari
satu komponen (jenis). Sebagai contoh: gabungan polimer/keramik mempunyai suatu
modulus lebih besar dibanding polimer, tetapi tidak sama rapuh seperti keramik. Dua
jenis keramik yaitu Fiber Reinforced Composites dan Particle Reinforced Composites
Gambar 5.
Produk komposit
Ferrit
Ferit Austenit ()
()
Hal. 3
MODUL: METALOGRAFI
a b
Gambar 7: Fasa Perlit kasar (a) dan perlit halus (b)
Gambar 8.
Fasa Martensit
Hal. 4
MODUL: METALOGRAFI
Hal. 5
MODUL: METALOGRAFI
3. METODOLOGI
Menentukan ukuran butir beberapa metode dapat diaplikasikan yakni: perpotongan umum,
perpotongan Heyn, perpotongan lingkaran
Hal. 6
MODUL: METALOGRAFI
Hal. 7
MODUL: METALOGRAFI
Untuk struktur fasa tunggal NL = PL, dan salah satu dari 2 metoda dapat digunakan untuk
mengestimasi G. Harga-hrga perpotongan dapat dihitung sebagai berikut:
❑
N P
N L= dan P L =
N T /M LT / M ❑
Dimana LT : panjang garis total dan M : pembesaran. Panjang perpotongan rata-rata (perpo-
tongan lineal rata-rata) L 3 mengikuti hubungan persamaan berikut:
1 1
L3 = =
N L PL
2
N A (100 X ,¿ )=0,8 ( )
M 2
100
N L1 . N L2
( )
1 /2
π
L= A
4
Hal. 8
MODUL: METALOGRAFI
Pemilihan/ Menganalisis
Etsa/etching Pengamatan mikroskop
pengambilan gambar
gambar
Hal. 9
MODUL: METALOGRAFI
Hal. 10
MODUL: METALOGRAFI
estimasi adalah Vv. Satuan persentase (%) untuk setiap daerah PP, dihitung dengan (P/
Po)x100. Po= PT Nilai rata-rata P dihitung menggunakan persamaan
∑ P∞=
: Pp=
n . Po ( 156
500 )
x 100=31,2 %
P p=
P
( )
=
156
n . Po 500
× 100=31,2 %
[ ∑ (Xi−x )2
]
1
2
Standar deviasi s=
N −1
N = jumlah pengukuran
Meskipun standar deviasi merupakan mengukur kebenaran / absolut dari data , sukar mem-
bandingkan standar deviasi ketika rata rata berbeda substansinya. Jadi standar deviasi berguna
untuk standar deviasi normal dengan pembagi 5 rata rata dan mengekspresikan nilainya dalam
persentase (%) . Perbandingan ini dinamakan Koefisien Variasi (CV) dan dihitung sebagai
berikut :
s
CV = × 100 %
X
Contoh:
7,06
CV = × 100 %=22,6
31,2
Daerah no 2
Po P/Po x 100 (Ppi−P p)
1 5 20 125,44
Hal. 11
MODUL: METALOGRAFI
2 8 32 0,64
3 8 32 0,64
4 8 32 0,64
5 6 24 51,84
6 8 32 0,64
7 5 20 125,44
8 10 40 77,44
9 10 40 77,44
10 8 32 0,64
11 9 36 23,04
12 7 28 10,24
13 9 36 23,24
14 7 28 10,24
15 10 40 77,44
16 8 32 0,64
17 8 32 0,64
18 5 20 125,44
19 11 44 163,84
20 6 24 51,84
156 947,2
( )
½
( P p . ∞ )= 947,2 =7,0606 %
19
7,0606
V= 100=22,6 %
31,2
( 2,093 ) (7,0606)
Limit kepercayaan 95% = =3,39 %
(19)(19) ½
3,39
Ketelitian relatif ¿ 100=10,9 %
31,2
Analisis statistik juga menggunakan 95% batas kepercayaan dan % ketelitian relatif.
95% batas Kepercayaan (CL) di hitung menggunakan hubungan parameter tersebut :
ts
95 % CL= 1
(N −1) 2
Dimana : nilai n’ bervariasi dengan jumlah pengukuran . Tabel berikut ini menunjukan ni-
lai n’ untuk penghitungan 95% CL.
Tabel 2. Nilai n’ untuk menghitung batas kepercayaan
Hal. 12
MODUL: METALOGRAFI
1 12,706 18 2,101
2 4,303 19 2,093
3 3,182 20 2,086
4 2,776 21 2,080
5 2,571 22 2,074
6 2,447 23 2,069
7 2,365 24 2,064
8 2,306 25 2,060
9 2,262 26 2,056
10 2,228 27 2,052
11 2,201 28 2,048
12 2,179 29 2,045
13 2,160 30 2,042
14 2,145 40 2,021
15 2,131 60 2,000
16 2,120 120 1,980
17 2,110 1,960
% ketelitian relatif (% RA) dihitung dengan membagi 95% CL dengan rata rata dan di ekspre-
sikan :
95 % CL
% RA= ×100
x
Untuk penghitungan yang banyak 10% ketelitian relatif dapat diambil. Jika kita tentukan nilai
tertinggi, atau jika nilai % ketelitian relatif yang rendah. Dari data 10.9% data yang digu-
nakan untuk mengestifikasi seberapa banyak daerah yang harus di ukur. De Hoff men-
gusulkan suatu formula sederhana untuk menghitung berapa banyak daerah N harus diukur
pada daerah spesifik tertentu pada 95% CL :
[ ]
2
200 s
N= ×
% RA P p
4. REFERENSI
3. Callister.Jr, William D. 1985. Material Science and Engineering. New York : John
Willey
Hal. 13
MODUL: METALOGRAFI
Hal. 14